بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Kamis, 13 Juli 2023

Tadabbur Al-Quran Hal.317

Tadabbur Al-Quran Hal. 317
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Ta ha ayat 81 :

كُلُوْا مِنْ طَيِّبٰتِ مَا رَزَقْنٰكُمْۙ وَلَا تَطْغَوْا فِيْهِ فَيَحِلَّ عَلَيْكُمْ غَضَبِيْۚ وَمَنْ يَّحْلِلْ عَلَيْهِ غَضَبِيْ فَقَدْ هَوٰى

Makanlah dari rezeki yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu, dan janganlah melampaui batas, yang menyebabkan kemurkaan-Ku menimpamu. Barangsiapa ditimpa kemurkaan-Ku, maka sungguh, binasalah dia.

- Tafsir Al Muyassar Ta ha ayat 81 :

Makanlah dari rizki Kami yang baik, dan janganlah melampaui batas padanya dengan menzalimi satu sama lain, lalu kalian ditimpa kemurkaan-Ku. Barangsiapa ditimpa kemurkaan-Ku, maka sesungguhnya ia akan binasa dan merugi.

- Hadis Sahih Ta ha ayat 81 :

Dari Amr bin Syu'aib, dari ayahnya, dari kakeknya, dia berkata, "Rasulullah Saw. bersabda, Makanlah, minumlah, bersedekahlah, dan berpakaianlah dengan tidak merasa bangga, sombong dan berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah senang melihat jejak nikmat-Nya ada pada hamba-Nya (HR Ahmad, Musnadul Imam Ahr 324 bin Hanbal, Juz 11, No. Hadis 6708, 141 H/1996 M: 312)

- Kisah Nabi & Rasul :

Ketika Allah membinasakan Fir'aun dan menyelamatkan Bani Isrāil, mereka berkata, "Ya Musa! Berilah kami kitab sebagaimana engkau janjikan kepada kami". Kemudian Musa As. meminta kitab itu kepada Tuhannya, maka Allah memerintahkannya untuk saum selama tiga puluh hari, bersuci, membersihkan pakaian, dan mendatangi gunung (gunung Thursina) untuk berbicara dengan-Nya dan diberikan kitab. Lalu Musa As. pun saum selama tiga puluh hari, hari pertamanya ialah awal bulan Zulkaidah. Kemudian setelah itu ia pergi ke gunung dan menyerahkan Bani Isrāil kepada Harun As.

Pada saat Musa menuju gunung itu, bau mulutnya tidak disenangi Ailah, maka Musa pun bersiwak dengan dahan kayu Kharnub. Lalu Allah mewahyukan, "Apa engkau tidak mengetahuinya bahwa bau mulut yang saum itu lebih baik daripada wangi kesturi?" Setelah itu ia diperintahkan untuk melaksanakan saum selama sepuluh hari, maka Musa As. pun melaksanakannya pada sepuluh hari Zulhijah. Sempurnalah waktu yang ditentukan Tuhannya itu menjadi empat puluh hari. Pada waktu malam-malam sepuluh terakhir itulah terjadinya penyesatan Bani Israil. Tiga puluh hari sudah berlalu, sedangkan Musa belum kembali kepada mereka.

Harun As. berkata, "Wahai Bani Isrāil! Sesungguhnya tidak dihalalkan bagi kamu sekalian seluruh ganimah (rampasan perang), begitu juga dengan perhiasan-perhiasan yang kalian dapati dari Qibthi (kaum Firaun, penduduk asli Mesir) adalah ganimah juga. Oleh karena itu, buatlah oleh kalian lubang dan simpanlah perhiasan-perhiasan itu di situ hingga Musa kembali, dan lihatlah apa yang dia putuskan." Waktu itu ma, ada juga yang mengatakan, dari Bani Israil. la membawa segenggam tanah yang ia ambil dari bekas telapak kuda tunggangan Jibril, lalu ia melemparkannya ke dalam lubang (yang berisikan perhiasan-perhiasan itu) maka berubahlah perhiasan-perhiasan itu menjadi seekor (patung) anak sapi yang bertubuh dan bersuara.

Ada juga yang berkata, "Sesungguh-datanglah Sāmiri, ia berasal dari ahli Bajarnya perhiasan itu dilebur terlebih dahulu ke dalam api hingga mencair, kemudian Samiri menaburkan tanah itu ke dalamnya, maka jadilah anak sapi yang bertubuh dan bersuara." Pendapat lain mengatakan, "Sesungguhnya Samiri membuat patung anak sapi itu selama tiga hari, kemudian ditaburkanlah tanah itu, maka berdirilah menghadap Sāmiri sambil bersuara. Tatkala mereka melihatnya, Samiri pun mengatakan kepada mereka, ..Inilah Tuhan kamu dan Tuhan Musa tetapi dia (Musa) telah lupa. (QS Tahā, 20: 88). la meninggalkannya di sini tetapi ia mencarinya."

Kemudian mereka pun mengelilingi anak sapi itu kemudian menyembahnya. Maka Harun As. mengatakan kepada mereka, "Wahai kaumku! Sesungguhnya kalian telah disesatkan olehnya (Sāmiri), Tuhan kalian Itu hanyalah Ar-Rahmān (Yang Maha Pengasih), ikutilah aku dan taatilah perintahku." Maka sebagian mereka menaatinya dan sebagian yang lain malah mengingkarinya. (Ibnul Ašir Al-Jazari, A-Kāmil fit Tarikhi, Jilid 1: 145-146).

- Riyadus Salihin :

Dari Abu Hurairah Ra., dia berkata, Nabi Saw. bersabda, "Barang siapa yang taat kepadaku, berarti dia telah taat kepada Allah dan barang siapa yang bermaksiat kepadaku, berarti dia telah bermaksiat kepada Allah. Dan barang siapa yang taat kepada pemimpin, berarti dia telah taat kepadaku dan barang siapa yang bermaksiat kepada pemimpin, berarti dia telah bermaksiat kepadaku." (HR AI-Bukhari-Muslim).

Hadis di atas memberikan faedah tentang penegasan wajibnya taat kepada pemimpin selama bukan maksiat, karena hal tersebut merupakan bagian ketaatan kepada Allah Swt. dan Rasul-Nya. (Dr. Mustafa sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyadis Salihina, Juz 1, 1407 H/1987 M: 554-555).

- Hadis Nabawi :

Dari lbnu Abbās Ra., dia berkata, "Ketika samiri sedang membuat patung anak sapi, Harun As. datang kepadanya seraya bertanya, "Apa yang kamu buat?" Saāmiri menjawab, Sesuatu yang bermanfaat dan tidak membahayakan. Lalu Harun As. berdoa, Ya Allah! Berikanlah kepadanya apa yang ia minta, Tatkala Harun As. pergi, Sāmiri berdoa, Ya Allah! Aku memohon kepada-Mu agar dia melenguh, maka dia pun melenguh.

Dan apabila dia sujud, ia melenguh. Apabila dia bangkit, ia melenguh. "Hal itu karena doa Harun As." (HR A-Hakim, Al-Mustadrak alas Sahihain, 1417 H/1997 M, Juz 2, No Hadis, 3311: 383).

Hadis ini bukan sabda Nabi Saw., tetapi pernyataan seorang sahabat. Al-Hakim mengatakan, "Hadis ini şahih sesuai dengan syarat Imam Muslim. Namun para ulama Hadis mengatakan bahwa apa yang disahihkan Al-Hākim tidak bisa diterima sebelum disetujui Imam AŻ-Zahabi,

- Nasihat & Pelajaran :

Adalah satu kebatilan apa yang dinyatakan oleh Samiri setelah selesai membuat patung anak sapi itu, "Inilah Tuhan kamu dan Tuhan Musa, Musa telah lupa bahwa Tuhannya bersama kita, ia pergi untuk mencarinya padahal Tuhannya ada di sini". Tidak mungkin Allah dapat dibandingkan dengan hewan, bintang atau setan yang mereka anggap sebagai Tuhan. Allah Swt. telah memberitahukan bahwa patung anak sapi itu tidak dapat berbicara, tidak dapat memberi jawaban, tidak bisa mendatangkan manfaat, tidak dapat menolak madarat, dan tidak dapat memberikan petunjuk. Mereka menjadikannya sebagai sesembahan, padahal dengan cara seperti itu mereka telah menzalimi diri mereka sendiri dan mereka pun menyadari bahwa apa yang dicita-citakan merupakan kesesatan dan kebodohan. (Abu'l Fida Al-Qurasyi, Qisasu Anbiya, 1417 H/1977 M: 469-470).

- Penjelasan Surah Thaha Ayat 77-87 :

Ayat 77 - 79 meneruskan kisah kesombongan Fir’aun terhadap kebenaran yang dibawa Nabi Musa dan Harun. Kendati para tukang sihirnya sudah beriman melihat kebesaran dan kekuasaan Allah, Fir’aun tetap saja membangkang dan ingin membunuh Musa dan para pengikutnya.  

Allah wahyukan kepada Musa agar segera  membawa lari para pengikutnya di malam hari ke arah laut merah yang akan dibelah agar Musa dan para pengikutnya bisa melewatinya dengan selamat. Sebab itu tidak perlu takut akan disusul Fir’aun dan pasukannya karena  mereka akan ditenggelamkan di sana. Di sanalah peristiwa tragis kehidupan Fir’aun akan berakhir. Fir’aun hanya bisa menyesatkan kaumnya dan tidak membantu mereka mendapat petunjuk Allah dan bahkan menghalangi mereka agar beriman kepada Musa dan Allah Tuhan Pencipta mereka.    
 
Ayat 80-87 mengingatkan Bani Israil akan berbagai nikmat yang Allah berikan kepada mereka. Di antaranya, Allah selamatkan mereka di Laut Merah dari kejaran Fir’aun, dapat makanan dari surga dan sebagainya. Sebab itu, jangan sekali-kali menyekutukan Allah karena kemusyrikan itu amat dimurkai-Nya. Namun, mental mereka sudah rusak akibat jajahan Fir’aun atas mereka berabad dan mereka tetap tidak mau menauhidkan Allah. Samiri, sahabat mereka mengajak mereka membuat patung anak sapi dari perhiasan emas yang mereka bawa dari Mesir. Musa sangat marah atas perilaku syirik mereka tersebut.

- Hadis Motivasi QS 20: 84 :

Dari Aisyah, dia berkata. "Aku mendengar Rasulullah bersabda: "Barang siapa yang mencari keridaan Alah sekalipun memperoleh kebencian manusia, Allah akan mencukupkan dia dari kebergantungan kepoda manusia.

Barang siapa yang mencari keridaan manusia dengan mendatangkan kemurkaan dari Allah maka Allah akan menjadikarnnya bergantung kepada manusia'" (HR Abu Dawud, 4023)

- HADIS NIAGA QS Tähã, 20: 84 :

Bergegas Melakukan Kebaikan

Dari Abu Hurairah dia berkata, Aku mendengar Rasulullah bersabda:
"Amal seseorang tidak akan memasukkan seseorang ke dalam surga." "Engkau juga tidak, wahai Rasulullah?" tanya beberapa sahabat. Beliau menjawab: "Akupun tidak. Itu semua hanyalah karena karunia dan rahmat Allah." (HR Bukhari,5673; Muslim, 2816)