بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Rabu, 05 Juli 2023

Tadabbur Al-Quran Hal. 314

Tadabbur Al-Quran Hal. 314
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Ta ha ayat 40 :

اِذْ تَمْشِيْٓ اُخْتُكَ فَتَقُوْلُ هَلْ اَدُلُّكُمْ عَلٰى مَنْ يَّكْفُلُهٗ ۗفَرَجَعْنٰكَ اِلٰٓى اُمِّكَ كَيْ تَقَرَّ عَيْنُهَا وَلَا تَحْزَنَ ەۗ وَقَتَلْتَ نَفْسًا فَنَجَّيْنٰكَ مِنَ الْغَمِّ وَفَتَنّٰكَ فُتُوْنًا ەۗ فَلَبِثْتَ سِنِيْنَ فِيْٓ اَهْلِ مَدْيَنَ ەۙ ثُمَّ جِئْتَ عَلٰى قَدَرٍ يّٰمُوْسٰى

(Yaitu) ketika saudara perempuanmu berjalan, lalu dia berkata (kepada keluarga Fir‘aun), ‘Bolehkah saya menunjukkan kepadamu orang yang akan memeliharanya?’ Maka Kami mengembalikanmu kepada ibumu, agar senang hatinya dan tidak bersedih hati. Dan engkau pernah membunuh seseorang, [513] lalu Kami selamatkan engkau dari kesulitan (yang besar) dan Kami telah mencobamu dengan beberapa cobaan (yang berat); lalu engkau tinggal beberapa tahun di antara penduduk Madyan [514], kemudian engkau, wahai Musa, datang menurut waktu yang ditetapkan,

- [513] Yang terbunuh ialah seorang bangsa Qibthi yang berkelahi dengan seorang Bani Israil sebagaimana yang dikisahkan dalam surah Al Qashash ayat 15.

- [514] Nabi Musa alaihissalam datang ke negeri Madyan untuk melarikan diri, disana beliau dinikahkan oleh Nabi Syu'aib alaihissalam dengan salah seorang puterinya dan beliau menetap disana selama beberapa tahun.

- Tafsir Al Muyassar Ta ha ayat 40 :

Kami telah anugerahkan kepadamu, ketika saudara perempuanmu berjalan mengikutimu, kemudian ia berkata kepada orang-orang yang mengambilmu: Maukah kalian aku tunjukkan kepada orang yang bisa merawatnya dan menyusuinya untuk kalian? Maka Kami mengembalikanmu kepada ibumu, setelah kamu berada di tangan fir'aun, agar hatinya senang karena kamu selamat dari tenggelam dan pembunuhan, serta tidak bersedih atas kehilanganmu.

Kamu pernah membunuh laki-laki Qibthi (Mesir) tanpa sengaja membunuhnya, lalu Kami menyelamatkanmu dari kesusahan perbuatanmu dan takut dibunuh. Kami telah mengujimu, lalu kamu keluar dalam keadaan ketakutan ke penduduk Madyan, lalu kamu berdiam di tengah mereka beberapa tahun lamanya. Kemudian, kamu datang dari Madyan pada waktu yang telah Kami tetapkan untuk mengutusmu, yaitu kedatangan yang selaras dengan ketetapan dan kehendak Allah. Urusan itu seluruhnya kepunyaan Allah Tabaraka wa Ta'ala.

- Kisah Nabi & Rasul :

Setelah Allah Swt. memberi Nabi Musa As, dua mukjizat, beliau diperintah untuk menunjukkannya kepada Fir'aun dan pembesarnya.

Setelah itu Musa As. pun menemui istrinya lalu mereka kembali berjalan menuju Mesir, hingga mereka tiba pada waktu malam. Kemudian Musa As. bertamu ke rumah ibunya (Harun As.), tetapi ia tidak mengenal mereka, begitu pula mereka tidak mengenalinya. Maka datanglah Harun As. seraya bertanya kepada ibunya (tentang orang yang bertamu itu). lbunya mengabarkan bahwa orang ini adalah tamu. Maka Harun As. pun mempersilahkan Musa As. dan mempersilakan makan bersamanya. Lalu Harun As. bertanya, "Siapa Anda sebenarnya?"

Musa As. menjawab, "Saya Musa As." Maka keduanya pun berpelukan. Pendapat lain mengatakan, "Sesungguhnya Musa As. ditinggalkan oleh Allah Swt. selama tujuh hari, setelah itu Allah Swt. berfirman, ...Wahai Musa! Penuhilah (seruan Tuhanmu) pada apa yang telah dibicarakan kepadamu. Musa As. berkata, ..Ya Tuhanku, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah untukku urusanku, lepaskanlah kekakuan dari lidahku.... Kemudian Allah Swt. memerintah Musa As. untuk menemui Firaun. Sedangkan keluarganya tetap berada di tempatnya. Mereka tidak tahu apa yang mesti dilakukan. Hingga akhirnya lewat sekelompok pengembala dari Madyan karena ia mengenal mereka. Maka mereka pun membawanya kembali ke Madyan. Dan mereka menetap di rumah Syu'aib As. hingga sampai kepada mereka berita Musa As. setelah kejadian pembelahan laut.
Adapun Musa As., ia berangkat menuju ke Mesir dan Allah Swt. mewahyukan kepada Harun As. dengan memberitahukan kepulangan Musa As. dan memerintahkan kepadanya agar menemuinya. Maka Harun As. pun keluar dari Mesir lalu keduanya bertemu. Musa As. berkata, "Ya Harun! Sesungguhnya Allah telah mengutus kami kepada Firaun, pergilah bersama kami untuk menemuinya." Harun As. menjawab,Kami mendengar dan kami akan taat. Kemudian setelah itu, saat malam tiba keduanya pergi untuk menemui Fir'aun.

Ketika keduanya sudah berada di depan pintu Fir'aun, diketuknya pintu itu. Fir'aun berkata kepada penjaga pintu itu, "Siapa yang sudah berani mengetuk pintuku pada saat-saat seperti ini?" Lalu dibukanya pintu kemudian Fir'aun pun berbicara kepada keduanya. Maka Musa As. mengatakan kepadanya, "Sungguh, kami berdua adalah utusan Tuhanmu." (lbnul Ašir AI-Jazari, A-Kāmil fit Tārikhi, Jilid 1: 138-139).

- Riyadus Salihin :

Abu Hurairah Ra, berkata, Rasulullah Saw. bersabda, "Allah Swt. berfirman, 'Kemuliaan adalah sarung-Ku dan kesombongan adalah selendang-Ku. Barang siapa menentang-Ku, maka Aku akan mengazabnya." (HR Muslim)

Hadis di atas memberikan faedah bagi setiap orang yang menampakkan kemuliaan dan kesombongan, maka ia berhak mendapatkan azab, karena keduanya tidak layak dimiliki oleh manusia yang hakikatnya lemah.
(Dr. Mustafā Sa'id A-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis Şālihina, Juz 1, 1407 H/1987 M: 523). 

- Hadis Nabawi :

Ummul Mukminin Aisyah Ra. pernah mendengar seseorang yang bertanya kepada sejumlah orang yang tengah mengadakan perjalanan haji, "Siapakah seorang saudara yang paling mempercayai saudaranya?" Orang-orang itu terdiam, tidak ada seorang pun yang menjawab. Lalu Aisyah berkata kepada orang-orang yang berada di sekitar tandunya, "Dia itu Musa bin Imran, ketika ia memohon bagi saudaranya Harun (untuk diangkat menjadi seorang nabi). Maka Alah Swt. mewahyukan kepadanya. Allah berfirman, "Dan Kami telah menganugerahkan sebagian rahmat Kami kepadanya, yaitu (bahwa) saudaranya, Harun, menjadi seorang Nabi. (Abu'l Fida A|-Qurasyi, Qisasu'l Anbiyā, 1417 H/1977 M:399). 

- Nasihat & Pelajaran :

Dikatakan bahwa Nabi Musa As. memiliki kekurangan dalam berbicara, disebabkan saat ia masih kecil pernah memakan kerikil yang diberikan Fir'aun. Setelah semakin dewasa Musa As. pernah berdoa agar kekurangan yang dideritanya itu dapat dihilangkan sebagian, cukup agar kata-katanya dapat dimengerti oleh orang lain. la tidak meminta untuk dihilangkan kekurangannya itu seluruhnya. Hasan Basri Ra. berkata, "Para rasul hanya memohon sesuai dengan keperluan mereka saja. Karena itulah kekurangan pada lidah Nabi Musa As. masih tersisa."

Selanjutnya, Nabi Musa As. memohon seorang pembantu dari pihak keluarganya, yaitu Harun As. Allah Swt. mengabulkannya dengan menjadikan Nabi Harun As. sebagai pembantu dalam dakwahnya. Semua ini tidak lain karena Musa As. mendapatkan penghargaan yang luar biasa dari Tuhannya.
(Abul Fida A-Qurasyi, Qisaşu'l Anbiya, 1417 H/1977 M: 398-399).

- Penjelasan Surah Thaha Ayat 38-51 :

Ayat 38-51 menjelaskan berbagai nikmat Allah kepada Nabi Musa sebelum diangkat sebagai Rasul seperti, saat ibunya melemparkannya ke sungai, kemudian diambil musuhnya sendiri dan musuh Allah, yakni Fir’aun. Allah mencintai Musa dan selalu mengawasi kehidupannya. 

Allah tunjukkan saudara perempuannya jalan untuk sampai ke istana Fir’aun dan mampu meyakinkan keluarga Fir’aun untuk menyerahkan Musa agar disusui seorang wanita. Wanita tersebut adalah ibunya sendiri. Begitulah cara Allah mengembalikan Musa kepada ibunya agar ia tenang. Allah selamatkan Musa setelah membunuh seseorang di Mesir sampai tinggal di Madyan beberapa tahun. Allah ciptakan Musa untuk menjadi rasul-NYa. Sebab itu, ia ditugaskan mendakwahkan Tauhid kepada Fir’aun yang sudah menjadi thaghut.

Sebagai manusia, Musa takut berdakwah kepada Fir’aun karena Fir’aun akan menyiksanya. Lalu Allah menjamin untuk mengontrolnya. Tugas Musa berdakwah kepada Fir’aun, menyelamatkan Bani Israel dari jajahan Fir’aun. Jaminan keselamatan bagi yang mengikuti petunjuk Allah dan rasul-Nya dan azab Allah bagi yang menolaknya. Fir’aun marah kepada Musa dan Harun karena tidak mau mengakuinya sebagai tuhan. Tuhan itu yang membeberi rezeki dan petunjuk bagi makhluk-Nya.

- HADIS NIAGA QS Tähā, 20: 40 :

Akad Kesanggupan Mengganti Utang Orang Lain (Kafālah)

Dari Jabir dia berkata, Ada seorang laki-laki di antara kami meninggal dunia lalu kami memandikannya, menutupinya dengan kapas, dan mengkafaninya. Kemudian, kami mendatangi Rasulullah dan menanyakan apakah beliau akan mensalatkannya. Beliau melangkah beberapa langkah kemudian bertanya: "Apakah dia mempunyai utang?" Kami menjawab, "Dua dinar." Lalu beliau kembali. Kemudian Abu Qatadah menanggung utang tersebut. Ketika kami mendatanginya, Abu Qatadah berkata, "Dua dinar itu menjadi tanggunganku." Lalu Rasulullah bersabda: "Betul-betul engkau tanggung dan mayit itu terbebas darinya." Dia menjawab, "Ya." Lalu beliau mensalatkannya. (HR Ahmad, 14127; Abu Dawud, 3343; Nasai, 1962)

- AMAL NIAGA :

Kafālah (jaminan) merupakan salah satu ajaran Islam. Wahbah Zuhaili mencatat hikmah tasyri dari kafālah adalah memperkuat hak, merealisasikan sifat tolong-menolong, mempermudah transaksi dalam pembayaran utang. harta, dan pinjaman sehingga orang yang memiliki hak mendapatkan ketenangan terhadap utang yang dipinjamkan kepada orang lain atau benda yang dipinjam.

- Hadis Motivasi QS 20: 40 :

Dari Sahal bin Sa'ad , dia berkata. "Rasulullah bersabda: 'Barang siapa menjamin yang ada di antara dua jambangnya (lisan) dan yang di antara kedua kakinya (kemaluan) untukku, aku menjamin surga baginya'." (HR Tirnizi, 2408)