Tadabbur Al-Quran Hal. 324
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
- Al Qur'an Indonesia Tajwid.
- Al-Anbiya' ayat 31 :
وَجَعَلْنَا فِى الْاَرْضِ رَوَاسِيَ اَنْ تَمِيْدَ بِهِمْۖ وَجَعَلْنَا فِيْهَا فِجَاجًا سُبُلًا لَّعَلَّهُمْ يَهْتَدُوْنَ
Dan Kami telah menjadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh agar ia (tidak) guncang bersama mereka, dan Kami jadikan (pula) di sana jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk.
- Tafsir Al Muyassar Al-Anbiya' ayat 31 :
Kami telah menciptakan gunung-gunung di bumi untuk mengokohkannya hingga tidak bergoncang. Dan Kami jadikan jalan-jalan yang luas di permukaannya, dengan harapan manusia dapat tertunjukkan kepada penghidupan mereka, dan mentauhidkan Pencipta mereka.
- Mu'jam Al-Anbiya' ayat 31 :
فِجَاجًا
Faija: Al-Faju jamaknya Fijajun, yaitu daerah yang mengepung dua gunung. Kata ini di pergunakan juga untuk (menunjukkan) jalan yang sangat luas. Firman Allah,.mereka datang dari segenap penjuru yang jauh. (OS Al-Haji. 22: 27), .dan Kami jadikan (pula) di sana jalan-jalan yang luas.. (QS Al-Anbiya, 21:31). Sedangkan Al-Fajaju adalah dua lutut yang saling berjauhan. (Ar- Ragib Al-Asfahani, Mujam Mufradati Alfazi Al Qurani, 1431 H/2010 M: 281)
- Riyadus Salihin:
Dari Abu Zar Ra., dia berkata, Nabi Saw. bersabda, "Dilihatkan kepadaku segala amal umatku, yang baik dan yang buruk.
Maka aku mendapatkan di antara kebaikan amal umatku adalah membuang rintangan yang mengganggu di jalanan. Dan aku mendapatkan dalam amal jelek umatku adalah meludah di masjid tanpa dikubur." (HR Muslim)
Hadis tersebut memberikan beberapa faedah:
(a) Banyaknya jalan menuju amal saleh meskipun amal tersebut kecil di hadapan manusia, seolah-olah hal tersebut tidak diperhatikan, seperti menyingkirkan duri di jalan.
(b) Dorongan untuk mengerjakan hal yang bermanfaat bagi manusia dan mendatangkan kemaslahatan umat serta menjauhi setiap bahaya dan yang mengakibatkan kerusakan.
(Dr. Muştafā Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis Şālihina, Juz 1, 1407H/1987 M:150).
- Hadiš Nabawi :
Dari Abu Hurairah Ra., ia mendatangi Nabi Saw. seraya berkata, "Sesungguhnya jika aku melihatmu, hatiku terasa tenang dan mataku sejuk, maka beritakanlah kepadaku segala sesuatu."
" Beliau Saw. bersabda, "Segala sesuatu Allah Swt. ciptakan dari air," Abu Hurairah Ra. berkata, "Beritakan kepadaku tentang sesuatu yang jika aku amalkan, maka aku akan masuk surga."
Beliau Saw. bersabda, "Sebarkanlah salam, berikan makanan, sambunglah silaturrahim, dan salatlah di saat manusia tidur, maka engkau akan masuk surga dengan selamat." (HR Ahmad, Musnadul Imām Ahmad Bin Hanbal, Tahqiq: Syu'aib Al-Arnaut, Jilid 14, No. Hadiš: 8295: 49),
- Hadis Qudsi :
Dari Abu Zar Ra., Nabi Saw. meriwayatkan firman Allah Swt. yang berbunyi, "Hai hamba-Ku, sesungguhnya Aku telah mengharamkan diri-Ku perbuatan zalim, dan itupun Aku haramkan di antara kalan. Oleh karena itu, janganlah kamu saling menzalimi!
Hai hamba-Ku, kamu sekalian berada dalam kesesatan, kecuali orang yang telah Aku beri petunjuk. Oleh karena itu, mohonlah petunjuk kepada-Ku, niscaya Aku akan memberikannya kepadamu! Hai hamba-Ku, kamu sekalian berada dalam kelaparan, kecuali orang yang telah Aku beri makan.
Oleh karena itu, mintalah makan kepada-Ku, niscaya Aku akan memberimu makan!
Hai hamba-Ku, kamu sekalian telanjang dan tidak mengenakan sehelai pakaian, kecuali orang yang Aku beri pakaian. Oleh karena itu, mintalah pakaian kepada-Ku, niscaya Aku akan memberimu pakaian Hai hamba-Ku, kamu sekalian senantiasa berbuat salah pada malam dan siang hari. sementara Aku akan mengampuni segala dosa dan kesalahan. O/eh karena itu mohonlah ampunan kepada-Ku, niscaya Aku akan mengampunimu!" (HR Muslim).
(Mulla Ali Al-Qari, A-Ahādisu'l QudsiyatuT Arba'iniyyah, Juz 1: 82).
- Penjelasan Surah Al-Anbiya' Ayat 25-35 :
Ayat 25-35 menjelaskan beberapa prinsip dasar tauhid yang diturunkan Allah kepada para rasul-Nya dan juga kepada Rasul Muhammad Saw.
Semua Rasul mendapat wahyu dari Allah. Inti ajaran wahyu itu adalah mengesakan atau menauhidkan Allah dan perintah menyembah dan beribadah hanya kepada Allah.
Banyak manusia yang menuduh Allah memiliki anak wanita dari kalangan malaikat. Padahal malaikat itu hamba-hamba yang dimuliakan Allah. Mereka tidak pernah mendahului ucapan Allah dan melakukan semua perintah Allah. Allah mengetahui apa saja yang dilakukan para malaikat itu. Mereka tidak bisa memberikan syafaat kecuali kepada orang yang diridai Allah. Malaikat juga sangat berhati-hati berbicara karena takut pada Allah.
Siapa pun yang mengakui dirinya menjadi tuhan selain Allah, maka balasannya adalah neraka Jahanam. Itulah balasan orang zalim, seperti yang dialami Fir’aun.
Peristiwa Big Bang (Dentuman Besar) adalah cara Allah memisahkan antara bumi dan langit. Semua makhluk hidup Allah ciptakan dari air. Namun orang-orang kafir tetap tidak mau beriman dan mengakui Allah, karena mereka menyombongkan diri dan akal.
Bumi yang terhampar, gunung yang menjadi pasak bumi dan langit yang terpelihara, malam dan siang silih berganti, mata hari dan bulan yang beredar di porosnya, semuanya adalah ayat-ayat kebesaran dan ketauhidan Allah. Semuanya bertasbih kepada Allah (berjalan sesuai sistem Allah). Sayang, orang-orang kafir tidak kunjung dapat petunjuk karena berpaling dari ayat-ayat Allah.
Allah telah memutuskan bahwa semua yang bernyawa pasti merasakan kematian, termasuk para nabi dan rasul. Cobaan itu bisa berupa keburukan dan juga kebaikan. Beruntunglah orang yang sabar dan bersyukur.