Tadabbur Al-Quran Hal. 322
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
- Al Qur'an Indonesia Tajwid.
- Al-Anbiya' ayat 1 :
اِقْتَرَبَ لِلنَّاسِ حِسَابُهُمْ وَهُمْ فِيْ غَفْلَةٍ مُّعْرِضُوْنَ ۚ
Telah semakin dekat kepada manusia perhitungan amal mereka, sedang mereka dalam keadaan lalai (dengan dunia), berpaling (dari akhirat).
- Tafsir Al Muyassar Al-Anbiya' ayat 1 :
Sudah dekat waktu perhitungan manusia atas perbuatan yang telah mereka lakukan. Kendati demikian, orang-orang kafir hidup dalam keadaan lalai dari hakikat ini, lagi berpaling dari peringatan tersebut.
- Hadis Sahih Al-Anbiya' ayat 1 :
Dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw, beliau bersabda, Kiamat terjadi sementara seseorang sedang memeras unta perahan, belum juga wadahnya sampai ke mulutnya hingga kiamat terjadi. Dua orang saling berjual beli baju, belum juga keduanya berjual beli hingga kiamat terjadi. Dan seseorang memperbaiki telaganya, belum juga ia kembali hingga kiamat terjadi (HR Muslim, Sahih Muslim, Juz 4, No. Hadis 2954, 1412 H/1991 M: 2270)
- Tafsir Ath Tabari :
Kami membenarkan rasul-rasul Kami yang telah didustakan oleh umat-umat mereka. Mereka menanyakan ayat-ayat (bukti-bukti), maka Kami mendatangkan pada mereka apa yang mereka minta, akan tetapi mereka mendustakannya dan bersikeras untuk mengingkari kenabian setelah didatangkan berbagai tanda kekuasaan Tuhan mereka.
Kami ancam mereka dengan kehancuran disebabkan kekufuran mereka terhadap Tuhannya setelah datang bukti yang mereka minta. Sebagaimana firman-Nya, ..Tetapi barangsiapa kafir di antaramu setelah (turun hidangan) itu, maka sungguh, Aku akan mengazabnya dengan azab yang tidak pernah Aku timpakan kepada seorang pun di antara umat manusia (seluruh alam). (0S Al-Māidah, 5: 115) dan firman-Nya yang lain, Dan janganlah kamu mengganggunya dengan gangguan apa pun yang akan menyebabkan kamu segera ditimpa (azab).
(QS Hūd, 11: 64) dan ayat-ayat serupa yang menerangkan ancaman-ancaman Allah Swt. setelah datangnya bukti kenabian.
Firman-Nya, 4..Maka Kami selamatkan mereka.. Maka Kami selamatkan para rasul ketika umat-umat mereka bersikukuh untuk mendustakannya setelah terdapat bukti-bukti. ...Dan orang-orang yang Kami kehendaki.. Mereka adalah para pengikut rasul-rasul, yaitu orang-orang yang telah membenarkan dan beriman kepadanya. "...Dan Kami binasakan orang-orang yang melampaui batas. Kami telah membinasakan orang-orang yang telah melampaui batas atas diri mereka sendiri karena kekufuran mereka terhadap Tuhan.
Qatadah berkata mengenai firman-Nya, ..Kami binasakan orang-orang yang melampaui batas. A-Musrifün (yang melampauí batas) adalah Al-Musyrikün (orang-orang musyrik). (At-Tabari, Jāmiul Bayāni An Ta wili Ayil Qurāni, Juz 16, 1422 H/2001 M: 231).
- Riyadus Shalihin :
Dari lbnu Abbas Ra., dia berkata, pada suat hari aku pernah berada di belakang Rasulullah Saw., beliau bersabda, "Hai ananda, sesungguhnya aku akan mengajarimu beberapa kalimat. Jagalah Allah, niscaya Dia menjagamu, jagalah Allah, niscaya kau menemukan-Nya di hadapanmu. Bila kau meminta, mintalah pada Allah, dan bila kau meminta pertolongan, mintalah kepada Allah. Ketahuilah seandainya umat bersatu untuk memberimu manfaat, mereka tidak akan memberi manfaat apa pun selan yang telah ditakdirkan Allah Swt. untukmu, dan seandainya mereka bersatu untuk membahayakanmu, mereka tidak akan membahayakanmu sama sekali kecuali yang telah
ditakdirkan Allah Swt. padamu. Pena-penavtelah diangkat dan lembaran-lembaran telah kering' (maksudnya takdir telah dicatat)," (HR Tirmiżi).
- Hadiš Nabawi :
Dari Amr bin Syu'aib, dari bapaknya, dari kakeknya, dia berkata, Rasulullah Saw. bersabda, "Makanlah, minumlah, bersedekahlah, dan berpakaianlah dengan tidak merasa bangga dan sombong serta berlebih-lebihan." (HR Ahmad, Musnad Imam Ahmad,
Jilid 11, No. Hadis 6695, 1420 H/1999 M:294; Sahih Bukhāri, juz 7, 1400 H: 141).
- Hadis Qudsi :
Dari Anas Ra., dia me-marfu'-kannya, (Nabi Saw. bersabda), "Sesungguhnya Allah Swt. berfirman kepada seorang penduduk neraka yang paling ringan siksaannya, "Seandainya kamu memiliki sesuatu dari kekayaan bumi, apakah kamu akan menggunakannya untuk menebus dirimu?" Orang itu menjawab, Ya.' Lalu Allah Swt. berfirman, "Sungguh Aku dahulu meminta darimu sesuatu yang lebih ringan dari itu, tepatnya saat kamu berada di dalam perut ibumu, yaitu agar kamu tidak menyekutukan-Ku, namun kamu enggan dan tetap berbuat syirik." (HR AI-Bukhāri dan Muslim). (Mulla Ali Al-Qarí, A-Ahādisu1 Qudsiyyatul Arba iniyyah, Juz 3: 235).
- Penjelasan Surah Al-Anbiya Ayat 1-10 :
Ayat 1-10 surah Al-Anbiya’ ini menjelaskan beberapa hal penting berikut:
Hari kiamat sudah dekat, namun manusia lalai karena tenggelam dalam kehidupan dunia dan menghindar dari mengimaninya.
Bila dibacakan ayat-ayat Al-Qur’an, me-reka mendengarkannya sambi bermain-main dan hati mereka dilalaikan kehidupan dunia.
Kaum kafir Mekah menuduh Rasul Saw. sebagai tukang sihir, wahyu yang diturunkan Allah dalam sihir, hasil mimpi dan untaian syair belaka, karena mereka lihat Muhammad Saw. hanyalah manusia biasa.
Allah memerintahkan Rasul Saw. untuk mengingatkan mereka bahwa Dia mengetahui ucapan tersebut karena Allah itu Maha Melihat dan Maha Mendengar.
Permintaan kaum kafir agar Rasul Saw. bisa membuktikan kerasulannya dengan memperlihatkan mukjizat kebe-saran Allah seperti para rasul sebelum Beliau tidak dapat diterima. Betapa banyak mukjizat Allah waktu itu diperlihatkan, namun kaum para rasul itu tetap saja kafir pada Allah dan kepada mereka. Betapa banyak negeri yang telah Allah hancurkan, karena tidak mau beriman kepada Allah dan para rasul mereka.
Semua rasul Allah itu adalah dari kalangan lelaki yang diberi wahyu. Mereka manusia biasa, makan dan juga mati. Allah buktikan janji-Nya dengan menyelamatkan orang-orang yang beriman dan membinasakan orang yang kafir pada-Nya dan kepada para rasul-Nya. Sungguh Al-Qur’an itu diturunkan Allah kepada Muhammad Saw. dan di dalamnya penuh pelajaran. Mengapa manusia tidak memahaminya?