بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Jumat, 11 September 2020

5 Pembatalan Wudhu

Surabaya,  12 September 2020
Tempat : Home
Judul : Lima Pembatal Wudhu


Pembatal pertama: 
Kencing, buang air besar, dan kentut


Dalil bahwa kencing dan buang air besar merupakan pembatal wudhu dapat dilihat pada firman Allah Ta’ala,


أَوْ جَاءَ أَحَدٌ مِنْكُمْ مِنَ الْغَائِطِ

“Atau kembali dari tempat buang air (kakus).”[1] Yang dimaksud dengan al ghoith dalam ayat ini secara bahasa bermakna tanah yang rendah yang luas.[2] Al ghoith juga adalah kata kiasan (majaz) untuk tempat buang air (kakus) dan lebih sering digunakan untuk makna majaz ini.[3]


Sedangkan dalil bahwa kentut (baik dengan bersuara atau pun tidak) membatalkan wudhu adalah hadits dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,


“Shalat seseorang yang berhadats tidak akan diterima sampai ia berwudhu.” Lalu ada orang dari Hadhromaut mengatakan, “Apa yang dimaksud hadats, wahai Abu Hurairah?” Abu Hurairah pun menjawab,


“Di antaranya adalah kentut tanpa suara atau kentut dengan suara.”[5] Para ulama pun sepakat bahwa kentut termasuk pembatal wudhu.[6]


Pembatal kedua: 
Keluarnya mani, wadi, dan madzi


Apa yang dimaksud mani, wadi dan madzi?

Wadi adalah sesuatu yang keluar sesudah kencing pada umumnya, berwarna putih, tebal mirip mani, namun berbeda kekeruhannya dengan mani. Wadi tidak memiliki bau yang khas.


Sedangkan madzi adalah cairan berwarna putih, tipis, lengket, keluar ketika bercumbu rayu atau ketika membayangkan jima’ (bersetubuh) atau ketika berkeinginan untuk jima’. Madzi tidak menyebabkan lemas dan terkadang keluar tanpa terasa yaitu keluar ketika muqoddimah syahwat. Laki-laki dan perempuan sama-sama bisa memiliki madzi.[7]


Madzi dan wadi najis. Sedangkan mani -menurut pendapat yang lebih kuat- termasuk zat yang suci. Cara mensucikan pakaian yang terkena madzi dan wadi adalah dengan cara diperciki. Sedangkan mani cukup dengan dikerik.


Jika keluar mani, maka seseorang diwajibkan untuk mandi. Mani bisa membatalkan wudhu berdasarkan kesepakatan para ulama dan segala sesuatu yang menyebabkan mandi termasuk pembatal wudhu.[8]

Madzi bisa membatalkan wudhu berdasarkan hadits tentang cerita ‘Ali bin Abi Tholib. ‘Ali mengatakan,


“Aku termausk orang yang sering keluar madzi. Namun aku malu menanyakan hal ini kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallm dikarenakan kedudukan anaknya (Fatimah) di sisiku. Lalu aku pun memerintahkan pada Al Miqdad bin Al Aswad untuk bertanya pada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lantas beliau memberikan jawaban pada Al Miqdad, “Cucilah kemaluannya kemudian suruh ia berwudhu”.”[9]

Sedangkan wadi semisal dengan madzi sehingga perlakuannya sama dengan madzi.


Pembatal ketiga: 
Tidur Lelap (Dalam Keadaan Tidak Sadar)


Tidur yang membatalkan wudhu adalah tidur lelap yang tidak lagi dalam keadaan sadar. Maksudnya, ia tidak lagi mendengar suara, atau tidak merasakan lagi sesuatu jatuh dari tangannya, atau tidak merasakan air liur yang menetes. Tidur seperti inilah yang membatalkan wudhu, baik tidurnya dalam keadaan berdiri, berbaring, ruku’ atau sujud. Karena tidur semacam ini yang dianggap mazhonnatu lil hadats, yaitu kemungkinan muncul hadats.

Sedangkan tidur yang hanya sesaat yang dalam keadaan kantuk, masih sadar dan masih merasakan merasakan apa-apa, maka tidur semacam ini tidak membatalkan wudhu. Inilah pendapat yang bisa menggabungkan dalil-dalil yang ada.

Di antara dalil hal ini adalah hadits dari Anas bin Malik,


“Ketika shalat hendak ditegakkan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berbisik-bisik dengan seseorang. Beliau terus berbisik-bisik dengannya hingga para sahabat tertidur. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun datang dan shalat bersama mereka.”[11]


Qotadah mengatakan bahwa ia pernah mendengar Anas berkata,


“Para sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah ketiduran kemudian mereka pun melakukan shalat, tanpa berwudhu lagi.” Ada yang mengatakan, “Benarkah engkau mendengar hal ini dari Anas?” Qotadah, “Iya betul. Demi Allah.”[12]

Pembatal keempat: Hilangnya akal karena mabuk, pingsan dan gila. Ini berdasarkan ijma’ (kesepakatan para ulama). Hilang kesadaran pada kondisi semacam ini tentu lebih parah dari tidur.[13]


Pembatal kelima: 
Memakan daging unta.


Dalilnya adalah hadist dari Jabir bin Samuroh,


“Ada seseorang yang bertanya pada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Apakah aku mesti berwudhu setelah memakan  daging kambing?” Beliau bersabda, “Jika engkau mau, berwudhulah. Namun jika enggan, maka tidak mengapa engkau tidak berwudhu.” Orang tadi bertanya lagi, “ Apakah seseorang mesti berwudhu setelah memakan daging unta?” Beliau bersabda, “Iya, engkau harus berwudhu setelah memakan daging unta.”[14]


Semoga yang kami sajikan ini bermanfaat. Masih ada beberapa permasalahan lagi yang perlu dibahas, semacam masalah tidur, menyentuh kemaluan dan menyentuh perempuan. Insya Allah akan kami sajikan dalam postingan tersendiri masing-masing dari pembahasan tadi. Semoga Allah selalu beri kemudahan.

Semoga Allah beri taufik


https://rumaysho.com/959-pembatal-pembatal-wudhu.html

3 Perkara Mendatangkan Iman

Surabaya,  10 September 2020
Tempat : Home
Judul : 3 Perkara Mendatangkan Iman


A.  3 Perkara yang mendatangkan iman

      1. Mencintai Allah dan rosul melebihi segalanya. 

          - sholat tepat waktu. 

          - mengamalkan sunnah nabi

     2. Cinta karena Allah

            - mencintai orang karena solehnya. 

     3. Benci kekufuran setelah Allah diberi petunjuk.

 

B.  UCAPKANLAH! 

* Rezeki lambat 9

          'Astaghfirullah'

* Ditimpa kesedihan

          ‘Laa haula wa laa quwwata illaa billah’. 

* Takut pada suatu kaum

           ‘Hasbunallah wa ni’mal wakiil’.

* Kagum terhadap sesuatu

           ‘Maa syaa’allah, laa quwwata illaa billah’. 

* Dikhianati

           ‘Wa ufawwidhu amrii ilaallah, innaallaha bashiirun bil ‘ibaad’.

* Ditimpa kegundahan hati 

           ‘Laa ilaaha illaa Anta, Subhaanaka innii kuntu minadz dzolimiin.’

Selasa, 08 September 2020

Adab Menuntut Ilmu

Surabaya,  9 September 2020
Tempat : Home
Judul : Adab Menuntut Ilmu


A. 10 adab menuntut ilmu

     1. Niat karena Allah. 

     2. Selalu berdoa. 

          - Doa sebelum belajar

Rodlittu billahirobba, wabi islamidina, wabimuhammadin nabiyyaw warasulla, robbi zidnii ilmaa warzuqnii fahmaa.

Artinya: "Kami ridho Allah Swt sebagai Tuhanku, Islam sebagai agamaku, dan Nabi Muhammad sebagai Nabi dan Rasul, Ya Allah, tambahkanlah kepadaku ilmu dan berikanlah aku pengertian yang baik".

     3. Selalu bersungguh-sungguh. 

     4. Menjauhi maksiat. 

          - menjauhkan dari penghalang belajar, misal hp. 

     5. Selalu rendah

          - tidak sombong artinya menolak kebenaran. 

     6. Memperhatikan penjelasan

          - selalu mencatat.

          - konsentrasi.

          - bertanya bila tidak paham.

     7. Diam menyimak

          - tidak ngobrol

          - tidak berbicara sendiri

     8. Menghafalkan.

     9. Mengamalkannya.

     10. Mendakwahkannya. 

            - membagikan ke orang lain yang belum paham. 


Minggu, 06 September 2020

Syirik Dalam Cinta

Surabaya,  6 September 2020
Tempat : Jami' Mekkah
Judul : Syirik dalam Cinta (tauhid)
 

A. Pengantar

     * Perbedaan rasa cinta :

        a. Orang beriman yaitu para sahabat cinta Allah melebihi segala-galanya. 

        b. Orang kafir memiliki rasa cinta sama antara Allah dan berhala. 

        c. Orang musyrikin zaman dulu memiliki rasa cinta pada Allah ketika ada musibah. 

        d. Orang musyrikin zaman sekarang memiliki rasa cinta pada berhalanya baik dalam keadaan susah maupun gembira.

     * Cintai yang salah zaman sekarang, antara lain :

            - Mencintai para ulama/kyai lebih mencintai daripada Allah.

            - Menziarahi kubur nabi melebihi mengunjungi kabah.

     * Ujian zaman sekarang yaitu cinta pada dunia melebihi cinta daripada Allah.

     * Manusia diciptakan untuk mempersiapkan bekal akherat. Antara lain :

        a. Harus tahu untuk apa diciptakan manusia? (beribadah pada Allah)

         b. Belajar ilmu agama untuk apa? (diamalkan dan didakwahkan) 

         c. Bekal apa setelah kita mati? (amal) 

     * Jenis cinta / mahabah :

        1. Cinta karena Allah.

             - kesempurnaan tauhid.

             - engkau mencintai sesuatu yang juga dicintai Allah.  misal cinta puasa, zakat.

        2. Cinta yang alami (tobii).

             - cinta pada anak, istri, negeri.

             - tidak berpengaruh dengan tauhidnya.

             - diperbolehkan. 

        3. Cinta pada selain Allah juga cinta pada selain Allah. 

             - menggugurkan tauhid. 

               * Dalil  "Tidak diperbolehkan cinta yang melebihi atau sama dengan Allah."

B. Pertanyaan

     * Penggunaan emoji di sosial media dihindari. 

     * Bersumpah diharuskan nama Allah, misal demi Allah. 

     * Musik dilarang dalam perdagangan. 

     * Hoby diperbolehkan asal tugas utama sudah dilakukan, misal sholat. 

     * Cintai pada Allah harus mengikuti sunnah nabi, yaitu meninggalkan kesyirikan. 

     * Beda syirik kecil dan syirik kecil, antara lain :

        - syirik besar menggugurkan amal sedangkan syirik kecil tidak menggugurkan amal.

        - syirik besar kekal di neraka sedangkan syirik kecil ada balasan tapi tidak kekal di neraka dan peluang masuk surga. 

         - syirik besar menjadikan kafir.

Mana Air Mata Taubatmu Dulu?

 Surabaya,  6 September 2020
Tempat : Jami' Mekkah
Judul : Mana air mata taubatmu dulu? 


A. Pengantar

     * Keutumaan menghadiri majelis taklim :

1. Ketenangan bathin.

2. Limpahkan rahmatnya.

3. Dinaungi para malakaikat. 

4. Nama disebutkan didalam arsy.

     * Ilmu harus terus di morjaah (diulang-ulang).

B. Taubat

     * 3 hal dalam kehidupan antara lain :

1. Nikmat dari Allah

2. Musibah dengan sabar

     - Unsur iman ada 2 hal :

       a. Syukur

       b. Sabar

3. Dosa dengan cara istighfar.

     * Tobat harus dilakukan seumur hidup kita karena selalu melakukan dosa.

     * Kewajiban bertobat diperuntukan bagi :

        a. Orang mukmin.

             - contoh berlebih-lebihan antara lain bersepeda sampai jam 2 malam. 

            - Al Quran An Nur : 21, Hadits nabi saw "Aku bertobat sehari 70 kali".

        b. Orang kafir

             - Al maidah 74.

             - Orang kafir masuk Islam semua masa lalu akan dihapus. 

             - Toha 73-74 pada Firaun, ambil pelajaran kita tidak tahu akhir hidup manusia.

             - An Nisa 145-146 tentang orang munafik letaknya neraka paling bawah kecuali bertobat.

             - Jangan menilai orang dari awal hidupnya.

C. Makna Tobat

     * Arti tobat dalam bahasa, artinya kembali kepada Allah, meninggalkan dosa (Ibnu Faris) 

     * Arti tobat dalam istilah artinya seorang menyesal atas apa yang terjadi pada masa lampau dan meninggalkan dalam masa akan datang dan brtitikad tidak mengulangi lagi (Ibnu Koyim)

     * Syarat tobat antara lain :

1. Ikhlas

2. Menyesal

3. Melepaskan dari dosa serta sarananya. 

4. Berazam kuat, bertekat sungguh-sungguh. 

5. Bila ada kaitannya dengan makhluk wajib dikembalikan.

    - Jika menimbulkan keburukan lebih baik disedekahkan. 

     * Tobat adalah ibadah wajib yang tidak boleh ditunda-tunda, termasuk berbuat baik.

     * Tobat adalah ibadah yang paling dicintai Allah. 

     * Keutamaan tobat :

1. Sebab kecintaan Allah (Al Baqoroh:222)

2. Sebab dimasukkan kedalam surga.

3. Malaikat mendoakan orang-orang bertaubat (Qs 42:7). Yaitu manusia yang minta ampun (taubat) pada Allah. 

4. Salah satu kunci rizki (Qs. Nuh). 

5. Menjadikan Allah senang/gembira. Seperti seorang pengembala menemukan domba yang telah hilang. 

6. Allah akan mengganti keburukan dengan kebaikan (Al Furqon : 70).

     * Istiqomah setelah tobat itu penting.

     * Tindakan yang bisa membantu istiqomah :

1. Ikhlas karena Allah. 

2. Terus bersungguh-sungguh. 

3. Pendek angan-angan, ingat akherat. 

4. Belajar tentang adab (Allah, nabi, guru), akhlak, etika dan aqidah

    - adab terhadap guru yaitu murid wajib dulu dari guru.

5. Menyibukkan diri dari hal-hal bermanfaat. 

6. Berteman dengan yang baik karena urusan akherat.

7. Berdoa sama Allah. 

D. Pertanyaan

     * Ghibah mudah tapi tidak ngerti ancamannya, yaitu ghibah seperti memakan bangkai saudaramu. 

     * Ilmu tidak bisa didapat dengan bersantai.