بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Jumat, 26 Juli 2024

Tadabbur Al Quran Hal.389

Tadabbur Al-Quran Hal. 389
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Al-Qasas ayat 39 :

وَاسْتَكْبَرَ هُوَ وَجُنُوْدُهٗ فِى الْاَرْضِ بِغَيْرِ الْحَقِّ وَظَنُّوْٓا اَنَّهُمْ اِلَيْنَا لَا يُرْجَعُوْنَ

Dan dia (Fir‘aun) dan bala tentaranya berlaku sombong, di bumi tanpa alasan yang benar, dan mereka mengira bahwa mereka tidak akan dikembalikan kepada Kami.

- Tafsir Al Muyassar Al-Qasas ayat 39 :

Fir'aun dan bala tentaranya di bumi Mesir menolak mempercayai dan mengikuti ajakan Musa tanpa alasan yang haq, mereka mengira bahwa mereka tidak akan dibangkitkan setelah kematian mereka.

- Riyāduş Şālihin :

Dari 'Aisyah Ra., ia berkata, Rasulullah Saw. bersabda, "Apabila Allah menghendaki kebaikan pada diri pemimpin, maka Allah akan menjadikan baginya menteri yang jujur. Apabila ia lupa, maka ia akan mengingatkannya dan apabila ia ingat, maka ia akan membantunya. Apabila Allah menghendaki selain itu (keburukan) pada diri seorang pemimpin, maka Allah jadikan baginya menteri (pembantu) yang buruk. Apabila ia lupa, maka ia tidak mengingatkannya, dan apabila ia ingat maka ia tidak membantunya". (HR Abu Dāwud)
Hadis di atas memberikan faedah:
(a) Adanya sekelompok orang saleh (menteri) di sekitar pemimpin mereka yang memberikan petunjuk dalam melaksanakan tugas dan membantunya sebagai bukti pertolongan Allah Swt.  dan rida-Nya. Oleh karena itu, Allah memberikan pertolongan untuk menegakkan keadilan.
(b) Ancaman bagi pemimpin yang mengangkat menteri yang buruk karena hal itu akan menyebabkan terjadinya kerusakan dan kelaliman.
(Dr. Muştafā Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis Sālihina, Juz 1, 1407H/1987 M: 559-560).

- Hadis Nabawi :

Dari Muhamad bin Jubair bin Mutim, dari bapaknya, ia berkata, "Ada seorang wanita datang menemui Nabi Saw., lalu beliau memerintahkan wanita itu agar kembali di lain waktu. Lalu wanita itu bertanya, "Seandainya aku datang nanti tapi tidak menemukan baginda?" Wanita itu sepertinya berkata tentang ematian (khawatir bila menjemput beliau). Maka Nabi Saw. bersabda, Jika kamu tidak menemukan aku lagi, maka temuilah Abu Bakar." (HR Al-Bukhāri, Sahihu'l Bukhāri, Juz 3, No. Hadis, 3659, 1422 H: 8).

- Hadis Qudsi :

Dari Anas bin Malik, Rasulullah Saw. bersabda, "Akan keluar dari neraka empat orang yang kemudian dihadapkan kepada Allah Swt., lalu Allah memerintahkan agar mereka dibawa ke neraka, lalu salah satu dari mereka menoleh dan berkata, "Wahai Tuhanku! Sungguh aku telah berharap ketika Engkau mengeluarkan aku dari neraka, Engkau tidak mengembalikan aku ke dalamnya," maka Allah berfirman, "Kami tidak akan mengembalikanmu kedalamnya." (HR Ahmad, Isāmuddin As-Sabābati, Jāmiu'l Ahādisil Qudsiyyati, Jilid 2, t.t: 493).

- Hadis Motivasi QS 28: 32 :

Dari Abu Sa'id bahwa lbnu Sayyad bertanya kepada Rasulullah tentang debu surga. Beliau menjawab: "Debu halus putih (seharum) kesturi murni." (HR Muslim, 2928)

- HADIS NIAGA QS AI-Qasas, 28: 34 :

Juru Bicara (Marketing) yang Pandai Dari Abdullah bin Umar , bahwa Rasulullah bersabda: "Seorang muslim adalah seseorang yang muslim lainnya selamat dari gangguan lisan dan tangannya." (HR Bukhari, 10). Ada seorang laki-laki yang bertanya kepada Rasulullah "Siapakah orang muslim yang paling baik?" Beliau menjawab: "Seseorang yang muslim lainnya selamat dari gangguan lisan dan tangannya." (HR Muslim, 64)

- AMAL NIAGA :

1. Teruslah mengasah diri dan melatih kemampuan public speaking dan berdialog dalam melakukan lobi dengan pihak lain, terutama dengan rekan bisnis atau konsumen. Hal ini sangat diperlukan, terutama dalam beberapa acara penting, seperti seminar, forum bisnis, dan sebagainya.
2. Jagalah lisan Anda. Janganlah mengucapkan kata-kata keji, kotor, dan kasar.
Lisan adalah cerminan dari diri seseorang. Pengaruh lisan memungkinkan seseorang berbicara tentang yang telah lalu, yang sedang terjadi, dan yang akan terjadi. Berbeda dengan tangan, pengaruh tangan tidak seluas pengaruh lisan.

- Tadabbur Surah Al-Qashash Ayat 29-35 :

Ayat 29-35 meneruskan kisah Musa dalam episode berikutnya, yakni pasca kontrak kerjanya dengan Nabi Syuaib dan kepulangannya ke Mesir.  Saat Nabi Musa dan istrinya sampai dekat bukit Tur dalam perjalanan mereka menuju  Mesir, Musa dipanggil Allah dan diajak bicara. Allah memberikan padanya dua mukjizat, yakni tongkat bisa menjadi ular besar dan tangannya bisa mengeluarkan warna putih, tapi bukan penyakit.  Dua mukjizat itu yang akan dibawa Musa kepada Fir’aun dan para pembesarnya yang fasik itu, sebagai bukti bahwa ia adalah Rasul Allah.

Sebagai manusia, Musa takut dibunuh Fir’aun dan para pembesarnya karena sebelumnya ia membunuh seseorang dari suku Qibtiyah. Lalu, Musa meminta kepada Allah agar  mengikutkan saudaranya Harun yang lebih fasih lidahnya daripada Musa, dalam misi risalah Tauhid untuk membantu dan membenarkannya. Alasannya, Musa khawatir mereka akan  menuduhnya pembohong dan menolak dakwahnya. 

Kemudian Allah mengabulkan permintaan Musa dan jadikan Harun untuk memperkuat dakwahnya serta menjamin akan memberikan kekuatan kepada merejka berdua agar mereka tidak akan pernah bisa disakiti Fir’aun dan para pengikutnya. Melalui mukjizat-mukjizat yang akan Allah berikan, Musa dan Harun dipastikan akan memenangkan percaturan tersebut. Maka Musa dan Harun berdakwah tanpa henti.

Selasa, 23 Juli 2024

BEDA ADZAB KUBUR DAN FITNAH KUBUR

Tematik (211)
---------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

BEDA ADZAB KUBUR DAN FITNAH KUBUR

Bisa jadi ada yang belum tahu perbedaaan antara adzab kubur dan fitnah kubur. Adzab kubur adalah siksa di alam kubur sedangkan fitnah (ujian) kubur adalah pertanyaan malaikat Mungkar dan Nakir kepada ahli kubur.

Syaikh Abdul Aziz Ar-Rajihiy menjelaskan,

ﻓﺎﻟﻌﺬﺍﺏ ﺃﻥ ﻳﻌﺬﺏ ﺍﻹﻧﺴﺎﻥ ﻭﻳﻀﺮﺏ ، ﻭﻳﻔﺘﺢ ﻟﻪ ﺑﺎﺏ ﻣﻦ ﺍﻟﻨﺎﺭ ، ﻭﺍﻟﻔﺘﻨﺔ : ﺍﻻﺧﺘﺒﺎﺭ ﻭﺍﻻﻣﺘﺤﺎﻥ ، ﻓﻴﺄﺗﻲ ﻧﻜﻴﺮ ﻭﻣﻨﻜﺮ ﻳﺒﺘﻠﻴﺎﻧﻪ ﻭﻳﺨﺘﺒﺮﺍﻧﻪ ﺑﺎﻟﺴﺆﺍﻝ : ﻣﻦ ﺭﺑﻚ؟ ﻣﺎ ﺩﻳﻨﻚ؟ ﻭﻣﻦ ﻧﺒﻴﻚ؟ ﺛﻢ ﺗﺄﺗﻲ ﺍﻟﻌﻘﻮﺑﺔ ﺑﻌﺪ ﺫﻟﻚ ، ﻓﻴﻔﺘﻦ ﺑﺎﻟﺴﺆﺍﻝ ﺛﻢ ﻳﻌﺬﺏ ، ﻓﺎﻟﻌﺬﺍﺏ ﺷﻲﺀ ﻭﺍﻟﻔﺘﻨﺔ ﺷﻲﺀ 

“#Adzab_kubur_yaitu_diadzab, dipukulnya manusia dan dibukakan (diperlihatkan) pintu neraka. #Fitnah_kubur_adalah_ujian, di mana malaikat Nakir dan Mungkir menguji dengan memberikan pertanyaan: ‘Siapa Rabb-mu, Apa agama-mu dan siapa Nabi-mu’, lalu memberikan hukuman setelahnya (apabila tidak bisa menjawab). Adzab kubur dan fitnah kubur adalah suatu hal yang berbeda.” [Syarh Sunnah Al-Barbahary]

Seorang mukmin bisa menjawab pertanyaan dengan “qaulus tsabit”, sedangkan orang kafir dan munafik tidak bisa menjawab dan diadzab. 

Inilah yang dimaksud dengan firman Allah.

ﻳُﺜَﺒِّﺖُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺍﻟَّﺬِﻳﻦَ ﺁﻣَﻨُﻮﺍ ﺑِﺎﻟْﻘَﻮْﻝِ ﺍﻟﺜَّﺎﺑِﺖِ ﻓِﻲ ﺍﻟْﺤَﻴَﺎﺓِ ﺍﻟﺪُّﻧْﻴَﺎ ﻭَﻓِﻲ ﺍﻵﺧِﺮَﺓِ ﻭَﻳُﻀِﻞُّ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﺍﻟﻈَّﺎﻟِﻤِﻴﻦَ ﻭَﻳَﻔْﻌَﻞُ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻣَﺎ ﻳَﺸَﺎﺀُ

‘Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di Akhirat. Dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memerbuat apa yang Dia kehendaki’ [QS. Ibrahim: 27].

Hendaknya tidak kita samakan antara menjawab pertanyaan fitnah kubur dengan menjawab pertanyaan biasa, walaupun kita hapal jawabannya, belum tentu kita mampu menjawab. Misalnya saja dalam perkara dunia:

▪️Kita tahu jawabannya sebelum wawancara, tetapi karena sangat ketakutan dan tegang, kita menjawab salah atau tidak tepat saat wawancara atau ujian lisan

▪️Terkadang di luar ruangan wawancara/introgasi kita menghapal dengan mudah, tapi tatkala masuk ruangan dan bertemu dengan penguji, tiba-tiba “blank” dan lupa semua jawabannya

Hadits mengenai fitnah kubur yang terkenal yaitu hadits dari sahabat al-Barra bin ‘Azib Radhiyallahu anhu , Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

ﻓَﻴَﺄْﺗِﻴﻪِ ﻣَﻠَﻜَﺎﻥِ ﻓَﻴُﺠْﻠِﺴَﺎﻧِﻪِ : ﻓَﻴَﻘُﻮﻟَﺎﻥِ ﻟَﻪُ : ﻣَﻦْ ﺭَﺑُّﻚَ ؟ ﻓَﻴَﻘُﻮﻝُ : ﺭَﺑِّﻲَ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻓَﻴَﻘُﻮﻟَﺎﻥِ ﻟَﻪُ : ﻣَﺎ ﺩِﻳﻨُﻚَ ؟ ﻓَﻴَﻘُﻮﻝُ : ﺩِﻳﻨِﻲَ ﺍﻟْﺈِﺳْﻠَﺎﻡُ ﻓَﻴَﻘُﻮﻟَﺎﻥِ ﻟَﻪُ : ﻣَﺎ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺑُﻌِﺚَ ﻓِﻴﻜُﻢْ ؟ ﻓَﻴَﻘُﻮﻝُ ﻫُﻮَ ﺭَﺳُﻮﻝُ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﺻَﻠَّﻰ ﺍﻟﻠَّﻪُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻭَﺳَﻠَّﻢَ ﻓَﻴَﻘُﻮﻟَﺎﻥِ ﻟَﻪُ : ﻭَﻣَﺎ ﻳُﺪْﺭِﻳْﻚَ ؟ ﻓَﻴَﻘُﻮﻝُ : ﻗَﺮَﺃْﺕُ ﻛِﺘَﺎﺏَ ﺍﻟﻠَّﻪِ ﻓَﺂﻣَﻨْﺖُ ﺑِﻪِ ﻭَﺻَﺪَّﻗْﺖُ ﻓَﻴُﻨَﺎﺩِﻱ ﻣُﻨَﺎﺩٍ ﻓِﻲ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀِ : ﺃَﻥْ ﻗَﺪْ ﺻَﺪَﻕَ ﻋَﺒْﺪِﻳﻔَﺄَﻓْﺮِﺷُﻮﻩُ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ‏( ﻭَﺃَﻟْﺒِﺴُﻮﻩُ ﻣِﻦَ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ ‏) ﻭَﺍﻓْﺘَﺤُﻮﺍ ﻟَﻪُ ﺑَﺎﺑًﺎ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟْﺠَﻨَّﺔِ , ﻗَﺎﻝَ : ﻓَﻴَﺄْﺗِﻴﻪِ ﻣِﻦْ ﺭَﻭْﺣِﻬَﺎ ﻭَﻃِﻴﺒِﻬَﺎ ﻭَﻳُﻔْﺴَﺢُ ﻟَﻪُ ﻓِﻲ ﻗَﺒْﺮِﻩِ ﻣَﺪَّ ﺑَﺼَﺮِﻩِ ﻗَﺎﻝَ ﻭَﻳَﺄْﺗِﻴﻪِ ﺭَﺟُﻞٌ ﺣَﺴَﻦُ ﺍﻟْﻮَﺟْﻪِ ﺣَﺴَﻦُ ﺍﻟﺜِّﻴَﺎﺏِ ﻃَﻴِّﺐُ ﺍﻟﺮِّﻳﺢِ ﻓَﻴَﻘُﻮﻝُ : ﺃَﺑْﺸِﺮْ ﺑِﺎﻟَّﺬِﻱ ﻳَﺴُﺮُّﻙَ ﻫَﺬَﺍ ﻳَﻮْﻣُﻚَ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻛُﻨْﺖَ ﺗُﻮﻋَﺪُ , ﻓَﻴَﻘُﻮﻝُ ﻟَﻪُ : ﻣَﻦْ ﺃَﻧْﺖَ , ﻓَﻮَﺟْﻬُﻚَ ﺍﻟْﻮَﺟْﻪُ ﻳَﺠِﻲﺀُ ﺑِﺎﻟْﺨَﻴْﺮِ , ﻓَﻴَﻘُﻮﻝُ : ﺃَﻧَﺎ ﻋَﻤَﻠُﻚَ ﺍﻟﺼَّﺎﻟِﺢُ , ﻓَﻴَﻘُﻮﻝُ : ﺭَﺏِّ ﺃَﻗِﻢِ ﺍﻟﺴَّﺎﻋَﺔَ ﺣَﺘَّﻰ ﺃَﺭْﺟِﻊَ ﺇِﻟَﻰ ﺃَﻫْﻠِﻲ ﻭَﻣَﺎﻟِﻲ

Kemudian dua malaikat mendatanginya dan mendudukannya, lalu keduanya bertanya, “Siapakah Rabbmu ?” Dia (si mayyit) menjawab, “Rabbku adalah Allâh”. Kedua malaikat itu bertanya, “Apa agamamu?”Dia menjawab: “Agamaku adalah al-Islam”.
Kedua malaikat itu bertanya, “Siapakah laki-laki yang telah diutus kepada kamu ini?” Dia menjawab, “Beliau utusan Allâh”.
Kedua malaikat itu bertanya, “Apakah ilmumu?” Dia menjawab, “Aku membaca kitab Allâh, aku mengimaninya dan membenarkannya”.
Lalu seorang penyeru dari langit berseru, “HambaKu telah (berkata) benar, berilah dia hamparan dari surga, (dan berilah dia pakaian dari surga), bukakanlah sebuah pintu untuknya ke surga.
Maka datanglah kepadanya bau dan wangi surga. Dan diluaskan baginya di dalam kuburnya sejauh mata memandang. Dan datanglah seorang laki-laki berwajah tampan kepadanya, berpakaian bagus, beraroma wangi, lalu mengatakan, “Bergembiralah dengan apa yang menyenangkanmu, inilah harimu yang engkau telah dijanjikan (kebaikan)”. Maka ruh orang Mukmin itu bertanya kepadanya, “Siapakah engkau, wajahmu adalah wajah yang membawa kebaikan?” Dia menjawab, “Aku adalah amalmu yang shalih”. Maka ruh itu berkata, “Rabbku, tegakkanlah hari kiamat, sehingga aku akan kembali kepada istriku dan hartaku”.

Pertanyaan ini juga dilontarkan kepada orang kafir, sebagaimana yang dijelaskan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam :

ﻭَﻳَﺄْﺗِﻴﻪِ ﻣَﻠَﻜَﺎﻥِ ﻓَﻴُﺠْﻠِﺴَﺎﻧِﻪِ ﻓَﻴَﻘُﻮﻟَﺎﻥِ ﻟَﻪُ : ﻣَﻦْ ﺭَﺑُّﻚَ؟ ﻓَﻴَﻘُﻮﻝُ : ﻫَﺎﻩْ ﻫَﺎﻩْ ﻟَﺎ ﺃَﺩْﺭِﻱ ﻓَﻴَﻘُﻮﻟَﺎﻥِ ﻟَﻪُ : ﻣَﺎ ﺩِﻳﻨُﻚَ ؟ ﻓَﻴَﻘُﻮﻝُ : ﻫَﺎﻩْ ﻫَﺎﻩْ ﻟَﺎ ﺃَﺩْﺭِﻱ ﻓَﻴَﻘُﻮﻟَﺎﻥِ ﻟَﻪُ ﻣَﺎ ﻫَﺬَﺍ ﺍﻟﺮَّﺟُﻞُ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﺑُﻌِﺚَ ﻓِﻴﻜُﻢْ ؟ ﻓَﻴَﻘُﻮﻝُ : ﻫَﺎﻩْ ﻫَﺎﻩْ ﻟَﺎ ﺃَﺩْﺭِﻱ ﻓَﻴُﻨَﺎﺩِﻱ ﻣُﻨَﺎﺩٍ ﻣِﻦَ ﺍﻟﺴَّﻤَﺎﺀِ ﺃَﻥْ ﻛَﺬَﺏَ ﻓَﺎﻓْﺮِﺷُﻮﺍ ﻟَﻪُ ﻣِﻦَ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ﻭَﺍﻓْﺘَﺤُﻮﺍ ﻟَﻪُ ﺑَﺎﺑًﺎ ﺇِﻟَﻰ ﺍﻟﻨَّﺎﺭِ ﻓَﻴَﺄْﺗِﻴﻪِ ﻣِﻦْ ﺣَﺮِّﻫَﺎ ﻭَﺳَﻤُﻮﻣِﻬَﺎ ﻭَﻳُﻀَﻴَّﻖُ ﻋَﻠَﻴْﻪِ ﻗَﺒْﺮُﻩُ ﺣَﺘَّﻰ ﺗَﺨْﺘَﻠِﻒَ ﻓِﻴﻪِ ﺃَﺿْﻠَﺎﻋُﻪُ ﻭَﻳَﺄْﺗِﻴﻪِ ﺭَﺟُﻞٌ ﻗَﺒِﻴﺢُ ﺍﻟْﻮَﺟْﻪِ ﻗَﺒِﻴﺢُ ﺍﻟﺜِّﻴَﺎﺏِ ﻣُﻨْﺘِﻦُ ﺍﻟﺮِّﻳﺢِ ﻓَﻴَﻘُﻮﻝُ : ﺃَﺑْﺸِﺮْ ﺑِﺎﻟَّﺬِﻱ ﻳَﺴُﻮﺀُﻙَ ﻫَﺬَﺍ ﻳَﻮْﻣُﻚَ ﺍﻟَّﺬِﻱ ﻛُﻨْﺖَ ﺗُﻮﻋَﺪُ , ﻓَﻴَﻘُﻮﻝُ : ﻣَﻦْ ﺃَﻧْﺖَ ﻓَﻮَﺟْﻬُﻚَ ﺍﻟْﻮَﺟْﻪُ ﻳَﺠِﻲﺀُ ﺑِﺎﻟﺸَّﺮِّ ﻓَﻴَﻘُﻮﻝُ : ﺃَﻧَﺎ ﻋَﻤَﻠُﻚَ ﺍﻟْﺨَﺒِﻴﺚُ ﻓَﻴَﻘُﻮﻝُ ﺭَﺏِّ ﻟَﺎ ﺗُﻘِﻢِ ﺍﻟﺴَّﺎﻋَﺔَ

Kemudian ruhnya dikembalikan di dalam jasadnya. Dan dua malaikat mendatanginya dan mendudukannya. Kedua malaikat itu bertanya, “Sipakah Rabbmu?” Dia menjawab: “Hah, hah, aku tidak tahu”.
Kedua malaikat itu bertanya, “Apakah agamamu?” Dia menjawab, “Hah, hah, aku tidak tahu”.
Kedua malaikat itu bertanya, “Siapakah laki-laki yang telah diutus kepada kamu ini?”Dia menjawab: “Hah, hah, aku tidak tahu”.
Lalu penyeru dari langit berseru, “HambaKu telah (berkata) dusta, berilah dia hamparan dari neraka, dan bukakanlah sebuah pintu untuknya ke neraka.” Maka panas neraka dan asapnya datang mendatanginya. Dan kuburnya disempitkan, sehingga tulang-tulang rusuknya berhimpitan.
Dan datanglah seorang laki-laki berwajah buruk kepadanya, berpakaian buruk, beraroma busuk, lalu mengatakan, “Terimalah kabar yang menyusahkanmu ! Inilah harimu yang telah dijanjikan (keburukan) kepadamu”. Maka ruh orang kafir itu bertanya kepadanya, “Siapakah engkau, wajahmu adalah wajah yang membawa keburukan?” Dia menjawab, “Aku adalah amalmu yang buruk”. Maka ruh itu berkata, “Rabbku, janganlah Engkau tegakkan hari kiamat”. [Lihat Shahîhul Jâmi’ no: 1672]

Rabu, 17 Juli 2024

Tadabbur Al Quran Hal. 388

Tadabbur Al-Quran Hal. 388
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.
- Al-Qasas ayat 27 :

قَالَ اِنِّيْٓ اُرِيْدُ اَنْ اُنْكِحَكَ اِحْدَى ابْنَتَيَّ هٰتَيْنِ عَلٰٓى اَنْ تَأْجُرَنِيْ ثَمٰنِيَ حِجَجٍۚ فَاِنْ اَتْمَمْتَ عَشْرًا فَمِنْ عِنْدِكَۚ وَمَآ اُرِيْدُ اَنْ اَشُقَّ عَلَيْكَۗ سَتَجِدُنِيْٓ اِنْ شَاۤءَ اللّٰهُ مِنَ الصّٰلِحِيْنَ

Dia (Syekh Madyan) berkata, “Sesungguhnya aku bermaksud ingin menikahkan engkau dengan salah seorang dari kedua anak perempuanku ini, dengan ketentuan bahwa engkau bekerja padaku selama delapan tahun dan jika engkau sempurnakan sepuluh tahun maka itu adalah (suatu kebaikan) darimu, dan aku tidak bermaksud memberatkan engkau. Insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang yang baik.”

- Tafsir Al Muyassar Al-Qasas ayat 27 :

Bapaknya menjawab: Saya ingin menikahkanmu dengan salah satu dari kedua anak perempuanku, dengan syarat kamu mau bekerja untukku menggembala ternakku selama delapan tahun sebagai upahnya. Bila kamu menggenapkannya menjadi sepuluh tahun, maka itu adalah kebaikan darimu, saya tidak ingin memberatkanmu dengan menetapkan sepuluh tahun. Kamu akan mendapatiku Insya Allah termasuk orang-orang yang shalih dalam bergaul dan
memenuhi apa yang aku janjikan.

- Hadis Sahih Al-Qasas ayat 27 :

Darı Sahl bin Sa'd ka bahwa ada seorang wanita datang kepada Rasulullah Saw. dan berkata, "Wahai Rasulullah, aku datang untuk menghibahkan diriku untukmu Maka, Rasulullah Saw: mengamat wanita itu dengan cermat darn setelah itu belau menundukkan kepala Ketika wanita itu melihat, bahvwa beliau belum nemberikan putusan apa apa terhadaprya, iapun duduk. Tiba-tiba berdırilah seorang laki-laki dari sahabat belau dan berkata.
"Wahai Rasulullan, biia Anda tak berhasrat pada wanita itu, maka nikatkanlah aku dengannya Dan seterusnya. IHR Bukhāri, Sahih Bukhar, Juz 3, No. Hadis 5126, 1422H 369)

- Riyāduş Şālihin :

Dari Abu Sa'id al-Khudri Ra., ia berkata Rasulullah Saw. bersabda, "Tidaklah (boleh) seorang laki-laki melihat aurat laki-laki, dan perempuan melihat aurat perempuan dan tidaklah (boleh) seorang laki-laki bersatu dengan laki-laki lain dalam satu baju. Dan tidaklah (boleh) seorang wanita bersatu dengan wanita lain dalam satu baju." (HR Muslim)
Hadis di atas memberikan faedah tentang larangan memandang aurat laki-laki, yaitu antara pusar sampai lutut. Begitu pula aurat perempuan, yaitu seluruh badannya kecuali telapak tangan dan muka. Larangan ini berlaku untuk sesama jenis. (Dr. Muştafā Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis Sālihina, Juz 2, 1407 H/1987 M: 1118-1119).

- Hadiš Nabawi :

Dari Sahl bin Sa'd Ra., sesungguhnya ada seorang wanita datang kepada Rasululah Saw. dan berkata, "Wahai Rasulullah, aku datang untuk menghibahkan diriku untukmu." Maka Rasulullah Saw. mengamati wanita itu dengan cermat dan setelah itu beliau menundukkan kepala. Ketika wanita itu melihat, bahwa beliau belum memberikan putusan apa-apa terhadapnya, ia pun duduk. Tiba-tiba berdirilah seorang laki-laki dari sahabat beliau dan berkata,"Wahai
Rasulullah, bila Anda tak berhasrat pada wanita itu, maka nikahkanlah aku dengannya." Dan seterusnya. (HR Al-Bukhāri, Sahih Bukhāri, Juz 3, No. Hadis 5126: 369, 1422H)

- Hadiš Qudsi :

Dari Abu Hurairah, dari Nabi Saw., beliau bersabda, "Tatkala Allah menciptakan manusia, Dia menulis dalam kitab-Nya yang Dia sendirilah yang menulis terhadap diri-Nya, dan itu diletakkan-Nya di sisi-Nya di atas Arsy, "Sesungguhnya rahmat-Ku lebih mendominasi kemurkaan-Ku." (HR A-Bukhari) (lsāmuddin Aş-Sabābati, Jāmiul Ahādisil Qudsiyyati, Jilid 2, t.t: 477-478).

- Hadis Motivasi QS 28: 25 :

Dari Abu Hurairah Rasulullah bersabda: "Iman itu ada tujuh puluh lebih atau enam puluh lebih cabang. Yang paling utama adalah perkataan, Lã iläha illallähu (tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Alah), Dan yang paling rendah adalah menyingkirkan gangguan dari jalarn. Dan malu itu adalah sebagian dia berkata, dari iman." (HR Muslim, 35)

- HADIS NIAGA QS AI-Qasas, 28: 26 :

Jārah (Sewa) dalam Islam

Dari Aisyah , dia mengatakan bahwa Rasulullah dan Abu Bakar menyewa (mengupah) seorang penunjuk jalan yang mahir dari Bani Ad-Dail kemudian dari Bani Abdu bin Adi. (HR Bukhari, 2263)

"Tiga orang yang akan menjadi musuh-Ku pada hari Kiamat: (1) seseorang memberikan janji kepada -Ku lalu dia mengkhianatinya, (2) seseorang yang menjual orang merdeka lalu dia memakan hartanya, dan (3) seseorang yang menyewa pekerja untuk menunaikan kewajibannya, (tetapi) dia tidak memberi upahnya." (HR Bukhari, 2227) 

- AMAL NIAGA :

ljärah adalah pemilikan manfaat seseorang berupa jasa atau suatu barang dengan memberi imbalan, Hendaklah barang atau jasa yang disewakan serta upahnya jelas. Demikian pula lama (waktu) penyewaan dan jenis pekerjaannya, Menurut syariat, janganlah melakukan järah dalam perbuatan dosa dan maksiat. seperti berzina, berjudi, mabuk, dan lainnya. Pilihlah orang yang amanah, redibel, dan memiliki kapasitas. Berilah upah secepatnya setelah pekerjaan selesai atau sesuai dengan kesepakatan upah akan diberikan. Dosa besar bagi yang menunda-nunda bahkan tidak membayar upah seseorang. Mereka akan menjadi musuh Allah pada hari Kiamat.

- Tadabbur Surah Al-Qashash Ayat 6-13

Ayat 6-13 meneruskan kisah Musa dan Fir’aun dan bagaimana Allah mengatur skenario penyelamatan bani Israil dan penghancuran Fir’aun dan para pembesarnya sebagai berikut :       

1. Allah wahyukan kepada ibu Musa jika ia  takut keselamatan anaknya dari pembantaian Fir’aun, maka hanyutkan saja Musa yang baru lahir itu ke laut. Allah akan mengembalikannya kembali dan menjadikannya seorang rasul.
2. Lalu, bayi  yang benama “Musa” dipungut keluarga Fir’aun agar kelak menjadi musuh dan kesedihan bagi mereka. Kemudian istri Fir’aun, Asiah merayunya agar bayi tersebut menjadi anak kesayangan mereka dan agar tidak dibunuh karena bisa saja suati saat nanti memberikan manfaat kepada mereka atau dijadikan saja anak angkat dan masyarakat juga tidak menyadarinya.
3. Hati ibu Musa menyesal atas perbuatannya. Nyaris ia menceritakan peristiwa itu kalau tidak Allah kuatkan hatinya agar ia menjadi orang yang beriman kepada-Nya. Untuk itu, ibu Musa menyuruh saudara perempuan Musa untuk  mengikuti dari jauh ke mana arah hanyutnya Musa, sedangkan  masyarakat tidak menyadarinya.      
4. Melalui usulan saudara perempuannya pada keluarga Fir’aun, Musa Allah kembalikan kepada ibunya untuk disusui. Begitulah cara Allah menenangkan hatinya  dan membuktikan janji-Nya adalah benar dan ditepati. Skenario Allah yang menjadi fakta besar sejarah ini  termasuk bukti kekuasaan Allah. Sayang sekali, kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.

Kamis, 11 Juli 2024

MEMAHAMI MACAM-MACAM TAKDIR

Tematik (210)
---------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

MEMAHAMI MACAM-MACAM TAKDIR

Sebagai seorang muslim, pasti tidak asing dengan yang namanya takdir. Tapi tahukah Anda kalau takdir itu bermacam-macam? Berikut macam-macam takdir yang harus kita ketahui.

MACAM-MACAM TAKDIR

Para ulama menjelaskan ada empat macam takdir, yaitu:

● Takdir Azali
● Takdir ‘umri
● Takdir Sanawi
● Takdir Yaumi.

Berikut penjelasannya:

1.Takdir Azali
Yaitu takdir yang ditulis dalam lauhil mahfudz 50.000 tahun sebelum penciptaan langit dan bumi. Takdir azali ini adalah takdir yang merupakan takdir utama yang pasti terjadi bagi semua mahkluk.

Allah berfirman,

أَلَمْ تَعْلَمْ أَنَّ اللَّهَ يَعْلَمُ مَا فِي السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ ۗ إِنَّ ذَٰلِكَ فِي كِتَابٍ ۚ إِنَّ ذَٰلِكَ عَلَى اللَّهِ يَسِيرٌ

Apakah kamu tidak mengetahui bahwa sesungguhnya Allah mengetahui apa saja yang ada di langit dan di bumi? Bahwasanya yang demikian itu terdapat dalam sebuah kitab (Lauh Mahfuzh) Sesungguhnya yang demikian itu amat mudah bagi Allah”. (Al-Hajj/22 : 70)

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

كَتَبَ اللهُ مَقَادِيْرَ الْخَلاَئِقِ، قَبْلَ أَنْ يَخْلُقَ السَّمَاوَاتِ وَاْلأَرْضَ، بِخَمْسِيْنَ أَلْفَ سَنَةٍ، قَالَ: وَعَرْشُهُ عَلَى الْمَاءِ

Allah menentukan berbagai ketentuan para makhluk, 50.000 tahun sebelum menciptakan langit dan bumi. “Beliau bersabda, “Dan adalah ‘Arsy-Nya di atas air.” (HR. Muslim)

2. Takdir ‘umri
Yaitu takdir yang ditulis malaikat ketika meniupkan roh ke dalam janin.

Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda

إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِيْ بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِيْنَ يَوْمًا، ثُمَّ يَكُوْنُ فِي ذَلِكَ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يَكُوْنُ فِيْ ذَلِكَ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ، ثُمَّ يُرْسَلُ الْمَلَكُ، فَيَنْفُخُ فِيْهِ الرُّوْحَ، وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ، بِكَتْبِ رِزْقِهِ، وَأَجَلِهِ، وَعَمَلِهِ، وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيْدٌ

Sesungguhnya salah seorang dari kalian dikumpulkan penciptaannya dalam perut ibunya selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal darah seperti itu pula (empat puluh hari), kemudian menjadi segumpal daging seperti itu pula, kemudian Dia mengutus seorang Malaikat untuk meniupkan ruh padanya, dan diperintahkan (untuk menulis) dengan empat kalimat: untuk menulis rizkinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagia(nya).” (HR. Bukhari Muslim)

3. Takdir Sanawi
Takdir yang berlaku tahunan dan ditulis kejadian setahun ke depan setiap malam lailatul qadar.

Allah berfirman,

فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ

Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah.” [Ad-Dukhaan/44 : 4]

Allah juga berfirman,

تَنَزَّلُ الْمَلَائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ سَلَامٌ هِيَ حَتَّىٰ مَطْلَعِ الْفَجْرِ

Pada malam itu turun para Malaikat dan juga Malaikat Jibril dengan izin Rabb-nya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar.” [Al-Qadr/97 : 4-5]

4.Takdir Yaumi
Yaitu takdir yang berlaku harian.

Allah Ta’ala berfirman,

كُلَّ يَوْمٍ هُوَ فِي شَأْنٍ

Setiap waktu Dia dalam kesibukan.” [Ar-Rahmaan/55 : 29]

Perlu diperhatikan bahwa di antara empat takdir ini, takdir utamanya adalah takdir azali yang tertulis di lauhil mahfudz, sedangkan tiga takdir yang lainnya (‘umri, sanawi, dan yaumi) adalah takdir yang bisa merubah. Perhatikan kalimat berikut:

● Perubahan takdir (‘umri, sanawi dan yaumi) ini tertulis dalam takdir azali di lauhil mahfudz.

Contohnya: bisa saja dalam takdir ‘umri tertulis dia seorang yang celaka, tetapi karena dia bersungguh-sungguh mencari hidayah, maka ia menjadi orang yang beruntung. Perubahan takdir ‘umri ini tertulis dalam lauhil mahfudz.

Ini juga yang dimaksud dengan takdir bisa dirubah dengan doa.

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ﻻ ﻳﺮﺩ ﺍﻟﻘﺪﺭ ﺇﻻ ﺍﻟﺪﻋﺎﺀ

Tidaklah merubah suatu takdir melainkan doa.” [HR. Al Hakim, hasan]

Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullah menjelaskan bahwa takdir yang berubah tersebut berkaitan dengan doa, beliau berkata:

الدعاء من أسباب رد القدر المعلق ، والقدر يكون معلقا ويكون مبتوتا ، فإذا كان قدرا معلقا

Doa termasuk sebab merubah takdir yang mu’allaq (bergantung pada sebabnya). Takdir itu ada yang mu’allaq dan ada yg telah tetap, sama sekali tidak berubah.”

Syaikh Al-‘Utsaimin rahimahullah menjelaskan bahwa perubahan takdir dan doa tersebut juga tertulis dalam takdir azali lauhil mahfudz. Beliau berkata:

لكنه في الحقيقة لا يرد القضاء؛ لأن الأصل أن الدعاء مكتوب وأن الشفاء سيكون بهذا الدعاء، هذا هو القدر الأصلي الذي كتب في الأزل

Pada hakikatnya takdir (azali) tidak berubah, karena doa tersebut sudah tertulis (dilauhil mahfudz) bahwa kesembuhan karena adanya doa, inilah takdir asli yang tertulis dalam takdir azali.” [Majmu’ Fatawa wa Rasail 2/93]

Itulah sedikit pembahasan tentang macam-macam takdir. Semoga bermanfaat.

Jumat, 05 Juli 2024

Pria Dayyus Menurut Islam

One Day One Hadits (312)
------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Pria Dayyus Menurut Islam

عن ابن عمر رضي الله عنهما أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: ( ثَلَاثَةٌ قَدْ حَرَّمَ اللَّهُ عَلَيْهِمْ الْجَنَّةَ مُدْمِنُ الْخَمْرِ وَالْعَاقُّ وَالدَّيُّوثُ الَّذِي يُقِرُّ فِي أَهْلِهِ الْخَبَثَ) رواه أحمد (5372) من حديث ابن عمر ، وصححه الألباني في "صحيح الجامع".

Dari Ibnu Umar radhiyallahu anhuma,  sesungguhnya Rasulullah shallallahu alahi wa sallam bersabda : Tiga yang telah Allah haramkan baginya Syurga : orang yang ketagih arak, si penderhaka kepada ibu bapa dan Si Dayus yang membiarkan maksiat dilakukan oleh ahli keluarganya" ( Riwayat Ahmad )dari hadist Ibnu Umar dan dishahihkan Al-albani di"shahihil jami'. "

Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:

1. Dari hadist di atas, kita dapat memahami bahawa maksud lelaki DAYYUS adalah suami atau bapa yang langsung tiada perasaan risau dan ambil pusing dengan siapa isteri dan anaknya bersama, bertemu, malah sebagiannya membiarkan saja isterinya dan anak perempuannya dipegang dan dipeluk oleh sembarang lelaki lain.

2. Pernah juga diriwayatkan dalam hadith lain, soal yang sama dari sahabat tentang siapakah dayyus, lalu jawab Nabi:-

قالوا يا رسول الله وما الديوث قال من يقر السوء في أهله

Artinya : Apakah dayus itu wahai Rasulullah ?. Jawab Nabi : Yaitu seseorang ( Pria) yang membiarkan kejahatan ( zina, buka aurat, bergaul bebas ) dilakukan oleh ahlinya ( isteri dan keluarganya)

3. Ulama Islam juga bersepakat untuk mengkategorikan dayyus ini dalam bab dosa besar, sehingga disebutkan dalam satu athar :

لَعَنَ اللَّهُ الدَّيُّوثَ ( وَاللَّعْنُ مِنْ عَلَامَاتِ الْكَبِيرَةِ فَلِهَذَا وَجَبَ الْفِرَاقُ وَحَرُمَتْ الْعِشْرَةُ)

Artinya : Allah telah melaknat lelaki dayyus ( laknat bermakna ia adalah dosa besar dan kerana itu wajiblah dipisahkan suami itu dari isterinya dan diharamkan bergaul dengannya) (Matalib uli nuha, 5/320 )
Walaupun ia bukanlah satu fatwa yang terpakai secara meluas, tetapi ia cukup untuk menunjukkan betapa tegasnya sebahagian ulama dalam hal kedayyusan lelaki ini.

4. Bergembiralah sang suami yang mendapatkan isteri solehah dan anak-anak yang baik kerana suami tidak lagi sukar untuk mengelakkan dirinya dari terjerumus dalam lembah kedayyusan. Ini karena tanpa sembarang campur tangan dan nasihat dari sang suami, isteri dan anak-anak sudah pandai menjaga aurat,keluarga dan dirinya.

Tema hadist yang berkaitan dengan Al-qur'an :

1. Yakni amalkanlah ketaatan kepada Allah dan hindarilah perbuatan-perbuatan durhaka kepada Allah, serta perintahkanlah kepada keluargamu untuk berzikir, niscaya Allah akan menyelamatkan kamu dari api neraka.Yakni amalkanlah ketaatan kepada Allah dan hindarilah perbuatan-perbuatan durhaka kepada Allah, serta perintahkanlah kepada keluargamu untuk berzikir, niscaya Allah akan menyelamatkan kamu dari api neraka.

یَـٰۤأَیُّهَا ٱلَّذِینَ ءَامَنُوا۟ قُوۤا۟ أَنفُسَكُمۡ وَأَهۡلِیكُمۡ نَارࣰا وَقُودُهَا ٱلنَّاسُ وَٱلۡحِجَارَةُ عَلَیۡهَا مَلَـٰۤىِٕكَةٌ غِلَاظࣱ شِدَادࣱ لَّا یَعۡصُونَ ٱللَّهَ مَاۤ أَمَرَهُمۡ وَیَفۡعَلُونَ مَا یُؤۡمَرُونَ

Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.
[Surat At-Tahrim 6]

2. Yakni mereka bercerai berai dan tidak akan bertemu lagi untuk selama-lamanya, apakah keluarga mereka dimasukkan ke dalam surga, sedangkan mereka sendiri masuk ke dalam neraka ataukah keluarga mereka sama-sama menjadi penghuni neraka, semuanya sama saja. Sekalipun sama-sama di neraka, mereka tidak dapat berkumpul dan tiada kebahagiaan bagi mereka.

 قُلۡ إِنَّ ٱلۡخَـٰسِرِینَ ٱلَّذِینَ خَسِرُوۤا۟ أَنفُسَهُمۡ وَأَهۡلِیهِمۡ یَوۡمَ ٱلۡقِیَـٰمَةِۗ أَلَا ذَ ٰ⁠لِكَ هُوَ ٱلۡخُسۡرَانُ ٱلۡمُبِین

Katakanlah: "Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat". Ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.
[Surat Az-Zumar 15].

Selasa, 02 Juli 2024

JANGAN LUPA BEKAL AKHIRATMU BRO‼

Tematik (209)
---------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

JANGAN LUPA BEKAL AKHIRATMU BRO‼

TAKWA, BEKAL TERBAIK 

Sobat Hijrah, jika kita travelling apalagi jauh pasti kita akan siapkan perbekalan. Sobat Hijrah, tahukah perjalanan yang paling panjang dalam kehidupan ?

Kehidupan itu sendiri. Kita dari Allah Ta'ala dan kan kembali pada- Nya. Allah pun menyuruh kita untuk menyiapkan bekal di dunia ini.

وَتَزَوَّدُوْا فَاِنَّ خَيْرَ الزَّادِ التَّقْوٰىۖ

"Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa.”  
[QS. Al-Baqarah : 197].

HAKIKAT TAKWA 

Sobat Hijrah, Allah Ta'ala menyuruh kita untuk bertakwa kepada-Nya :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ حَقَّ تُقٰىتِهٖ وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وَاَنْتُمْ مُّسْلِمُوْنَ

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar -benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam.”  
[QS. Ali Imran : 102].

Para ulama menjelaskan definisi takwa, seorang Ulama tabi’in Thalaq bin Habib berkata bahwa takwa adalah :

"Taqwa adalah mengamalkan ketaatan kepada Allah dengan cahaya Allah (dalil), mengharap ampunan Allah, meninggalkan maksiat dengan cahaya Allah (dalil), dan takut terhadap adzab Allah.”  
[Siyar A’lamin Nubala, 8/175].

HATI, SUMBER KETAKWAAN 

Sobat Hijrah, mungkin kita bertanya-tanya jika ingin bertakwa kepada Allah Ta'ala, dari mana kita memulainya ?
 
Jawabnya adalah dari hati kita, kita mulai memperbaiki hati. Nabi shallallahu'alaihi wa sallam bersabda,

"Taqwa itu ada di sini, sembari menunjuk dada beliau, beliau mengucapkan tiga kali."  
[HR. Muslim No. 2564].

Beliau shallallahu alaihi wa sallam juga bersabda,  
 
"Ketahuilah bahwa di dalam jasad ada segumpal darah. Kalau ia baik maka seluruh jasad menjadi baik, dan kalau ia rusak maka seluruh jasad menjadi rusak. Ketahuilah, segumpal darah itu adalah hati.”  
[HR. Bukhari No. 52].

MINTA KEPADA ALLAH HATI YANG BERTAKWA 

Sobat Hijrah yang dirahmati Allah, setiap keinginan dan cita-cita kita, jangan lupa kita memintanya kepada Allah Azza wa Jalla.  
Tak terkecuali cita-cita untuk menjadi orang bertakwa.  
Apa ada doa yang bisa kita baca ?
Ada! Berikut ini do'a yang diajarkan Rasulullah shallallahu'alaihi wa sallam :

"Allahumma aati nafsii taqwaahaa, wa zakkihaa, anta khoiru man zakkaahaa, anta waliyyuhaa wa maulaahaa."

[Ya Allah, berikanlah ketakwaan di hatiku dan sucikan dia karena sesungguhnya Engkau adalah sebaik-baik zat yang dapat menyucikannya. Engkau adalah pemilik dan penjaganya.”  
[HR. Muslim]

BERTAKWA PERLU ILMU 

Sobat Hijrah, satu hal penting yang menjadi modal bertakwa adalah ilmu, kenapa ?
 
Bagaimana seseorang mau menjalankan perintah Allah Ta'ala dan menjauhi larangan-Nya jika dia tidak berilmu tentang yang mana perintah dan yang mana larangan Allah? Nabi shallallahu"alaihi wa sallam bersabda :

"Barangsiapa yang Allah kehendaki mendapatkan seluruh kebaikan, maka Allah akan memahamkan dia tentang agama.”  
[HR. Bukhari dan Muslim].

BERTEMAN DENGAN ORANG-ORANG BAIK 

Sobat Hijrah yang dirahmati Allah, teman akan memberi pengaruh yang sangat penting. Tak terhitung orang yang berubah karena temannya, baik semakin baik atau semakin buruk. Maka agar kita bisa sukses untuk menempuh jalan takwa ini, pilihlah teman-teman yang baik. Allah memerintahkan orang beriman untuk bertakwa dan mencari teman yang baik.  
Allah Azza wa Jalla berfirman :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَكُوْنُوْا مَعَ الصّٰدِقِيْنَ

"Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar.”  
[QS. At-Taubah : 119].

BERAMAL SALIHLAH, ANDA AKAN BERTAKWA 

Sobat hijrah, realisasi dari takwa selanjutnya adalah beramal salih. Ada banyak sekali amal salih yang diperintahkan pada kita, karenanya kita mesti tahu mana yang prioritas kita kerjakan. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda :

"Tidak ada seorang pun dari kalian kecuali nanti akan diajak bicara oleh Rabb-nya, tanpa ada seorang penerjemah antara dia dengan Rabb-nya. Lalu ia memandang ke arah kanannya namun ia tidak melihat kecuali amal yang telah dilakukannya. Ia juga memandang ke arah kirinya, namun ia tidak melihat kecuali amal yang telah dilakukannya. Dan ia memandang ke depannya, namun ia tidak melihat kecuali neraka di hadapan wajahnya. Maka jagalah diri kalian dari neraka walaupun dengan bersedekah sepotong belahan kurma.”  
[HR. Al-Bukhari dan Muslim].

JAUHI YANG HARAM‼ 

Sobat Hijrah, poin penting sekaligus realisasi dari sifat takwa selanjutnya adalah menjauhi yang haram. Bahkan pengertian takwa secara khusus adalah menjauhi yang haram, menjauhi yang dibenci oleh Allah. Allah 'Azza wa Jalla berfirman : 

"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.”  
[QS. Al-Maidah : 2].

Imam As Sa’di dalam tafsirnya mengatakan :

Al Birr/kebaikan : segala sesuatu yang mencakup apa yang dicintai dan diridhai Allah Ta'ala, baik amal lahiriah atau batiniah.

At Taqwa : segala sesuatu yang mencakup meninggalkan apa yang dibenci oleh Allah Ta'ala dan Rasul-Nya, baik amalan batin atau lahiriah.

Sobat Hijrah, satu hal yang perlu diperhatikan dari meninggalkan larangan ini, bahwa kita harus totalitas dalam meninggalkan larangan-larangan Allah 'Azza wa Jalla dan Rasul-Nya.

JALAN KELUAR DARI PERMASALAHAN BAGI ORANG YANG BERTAKWA 

Sobat Hijrah, Allah Ta'ala tidak akan menyia-nyiakan amal hamba-Nya. Ketika mereka bertakwa kepada Allah Ta'ala, maka Allah pun akan membalas ketakwaan mereka dengan kebaikan yang besar.  
Di antaranya Allah berikan mereka jalan keluar dari permasalahan mereka. Allah Azza wa Jalla berfirman :

"Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya. dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.”  
[QS. At-Talaq : 2-3].

HAPPY ENDING UNTUK ORANG BERTAKWA 

Sobat Hijrah yang disayangi Allah Ta'ala, di antara keutamaan orang bertakwa, Allah akan jadikan akhir yang baik baginya. Walaupun jalan terjal berliku, penuh onak dan duri harus dia hadapi di awal perjalanan, namun ujungnya adalah keindahan Allah Azza wa Jalla berfirman :

قَالَ مُوْسٰى لِقَوْمِهِ اسْتَعِيْنُوْا بِاللّٰهِ وَاصْبِرُوْاۚ اِنَّ الْاَرْضَ لِلّٰهِ ۗيُوْرِثُهَا مَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِيْنَ

"Musa berkata kepada kaumnya : Mohonlah pertolongan kepada Allah dan bersabarlah; sesungguhnya bumi (ini) kepunyaan Allah; dipusakakan-Nya kepada siapa yang dihendaki-Nya dari hamba-hamba-Nya. Dan kesudahan yang baik adalah bagi orang-orang yang bertakwa”.”  
[QS. Al-A’raf : 128].

Allah 'Azza wa Jalla juga berfirman :

وَأْمُرْ اَهْلَكَ بِالصَّلٰوةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَاۗ لَا نَسْـَٔلُكَ رِزْقًاۗ نَحْنُ نَرْزُقُكَۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوٰى

"Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa.”  
[QS. Thaha : 132].

SURGA BAGI ORANG YANG BERTAKWA 

Sobat Hijrah yang dimuliakan Allah, balasan bagi orang bertakwa yang ditunggu seluruh hamba Allah Ta'ala adalah surga di akhirat nanti. Bahkan surga itu disiapkan untuk mereka yang bertakwa.  
Allah 'Azza wa Jalla berfirman :

وَسَارِعُوْٓا اِلٰى مَغْفِرَةٍ مِّنْ رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمٰوٰتُ وَالْاَرْضُۙ اُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِيْنَۙ

"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.”  
[QS. Ali Imran : 133].

Demikian pembahasan kita, semoga Allah Azza wa Jalla senantiasa memberi taufik.

Minggu, 30 Juni 2024

Tadabbur Al-Quran Hal. 386

Tadabbur Al-Quran Hal. 386
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Al-Qasas ayat 9 :

وَقَالَتِ امْرَاَتُ فِرْعَوْنَ قُرَّتُ عَيْنٍ لِّيْ وَلَكَۗ  لَا تَقْتُلُوْهُ ۖعَسٰٓى اَنْ يَّنْفَعَنَآ اَوْ نَتَّخِذَهٗ وَلَدًا وَّهُمْ لَا يَشْعُرُوْنَ

Dan istri Fir‘aun berkata, “(Dia) adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya, mudah-mudahan dia bermanfaat kepada kita atau kita ambil dia menjadi anak,” sedang mereka tidak menyadari.

- Tafsir Al Muyassar Al-Qasas ayat 9 :

Manakala istri Fir'aun melihat Musa, Allah menanamkan kecintaan ke dalam hatinya kepadanya. Dia berkata kepada Firaun: Anak ini akan menjadi sumber kebahagiaanku dan kebahagiaanmu, janganlah membunuhnyam siapa tahu kita bisa mendapatkan kebaikan darinya atau menjadikannya sebagai anak, sementara Fir'aun dan bala tentaranya tidak mengetahui bahwa kebinasaan mereka ada di tangan anak tersebut.

- Hadis Sahih Al-Qasas ayat 9 :

Dari Abu Musa Al-Asy 'arı Re, ta berkata, "Rasulullah Saw bersabda, Manusia yang sempurna darí kalangan laki-laki sangat banyak. namun tidak ada tanusia sempurna di katangan wanita selain Maryam binti imran, Aisyah, dan istri Firaun Keutamaan Aisyah terhadap wanita-wanita lain, bagaikan keutamaan makanan Sarid dibandingkan seluruh makanan lain (Sarid adalah sejenis makanan yang terbuat dari daging dan roti yang dibuat bubur dan berkuah)" HR Bukhari, Sahihul Bukhäri, Jilid 3, Ne Hadis 3/69, 1400 H: 35).

- Kisah Nabi & Rasul :

Sebelum kelahiran Musa As., Fir'aun dalam tidurnya bermimpi melihat api yang datang dari arah Baitul Maqdis hingga meliputi rumah-rumah Mesir. Api itu membakar (penduduk) Qibti namun tidak menyentuh Bani Israil. Api itu pun membebaskan rumah-rumah Mesir. Kemudian Firaun mengundang para penyihir, ahli nujum, dan paranormal. la menanyakan kepada mereka tentang arti mimpinya itu. Mereka berkata, "Akan terlahir dari negeri ini seseorang yang akan menundukkan Baitul Muqadas, yang akan membawa Bani Israil, dan penyebab kehancuran Mesir. Mendengar semua itu, Fir'aun memerintahkan kepada Bani Israil agar tidak ada seorang anak laki-laki pun yang dilahirkan kecuali disembelih dan membiarkan anak-anak perempuan. Selain itu, Fir'aun pun memerintahkan supaya perempuan-perempuan yang sedang hamil disiksa hingga melahirkan. Namun ketetapan Allah tidak dapat dihindari. Allah telah menetapkan kematian orang-orang tua Bani Isrāil. Melihat kondisi seperti itu, pemimpin-pemimpin Qibti mendatangi Fir'aun dan mereka membicarakannya. Mereka berkata, "Sesungguhnya kaum mereka itu telah terkena kematian dan hampir-hampir saja semua pekerjaan itu ditangani oleh anak-anak kami yang masih muda-muda, anak-anak yang masih kecil dibunuh sedang yang tua-tua mulai tidak ada? Seandainya engkau memutuskan untuk membiarkan (hidup) sebagian dari anak laki-laki mereka." Maka, Fir'aun pun memutuskan dan memerintahkan supaya memberi selang setahun, yaitu anak-anak yang terlahir pada tahun itu dibunuh dan membiarkan pada tahun berikutnya. Pada saat tahun terhadap kelonggaran, yaitu tahun saat anak-anak yang terlahir dibiarkan hidup, lahirlah Harun. Sedangkan Musa, ia dilahirkan pada tahunsebelumnya, yaitu tahun pembunuhan seluruh anak-anak. Tatkala ibunda Musa melahirkan Musa, ia bersedih hati karenanya. Maka Allah mengilhamkan kepada ibunda Musa ... Susuilah dia (Musa), dan apabila engkau khawatir terhadapnya, maka hanyutkanlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah engkau takut dan jangan (pula) bersedih hati, sesungguhnya Kami akan mengembalikannya kepadamu, dan menjadikannya salah seorang rasul. Kemudian ibunda Musa memanggil tukang kayu. Dibuatlah bagi Musa sebuah peti dimana alat pembukanya itu dari bagian dalam. Setelah selesai, Musa pun diletakkan di dalam peti itu dan dihanyutkanlah di sungai. Setelah peti kayu yang berisi Musa itu ditemukan oleh pelayan istri Firaun dan dibawa ke hadapan Firaun, Asiyah istri Fir'aun berkata, ..Dia adalah penyejuk mata hati bagiku dan bagimu. Janganlah kamu membunuhnya. Berkatalah Firaun, "Penyejuk hati itu hanya bagimu, adapun saya tidak membutuhkan dia. (lbnul Ašir Al-Jazari, AF Kāmil fit Tārikhi, Jilid 1: 131-132). M

- Riyāduş şālihin :

Abu Bakar As Siddiq Ra. berkata, "Aku melihat telapak kaki orang-orang musyrikin berada di atas kami, ketika kami sedang berada di dalam gua. Lalu aku berkata kepada Rasulullah Saw., Ya Rasulullah, seandainya salah seorang dari mnereka melihat ke bawah, niscaya ia akan melihat kita di dalam gua ini. Maka Beliau berkata, Wahai Abu Bakar, tidakkah engkau sadar jika ada dua orang, sesungguhnya Allah adalah yang ketiganya." (HR AI-Bukhari Muslim).

Hadiš di atas memberikan faedah:
(a) Kewajiban yakin kepada Allah Swt. dan memberikan ketenteraman kepada umat, serta pertolongan setelah mencurahkan kemampuan ketika jiwa manusia terancam.
(b) Pertolongan Allah Swt. pada para Nabi, pemimpin, dan para pengikutnya. Sebagaimana Allah Swt. berfirman, Sesungguhnya Kami akan menolong rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia dan pada hari tampilnya para saksi (hari kiamat). (QS Gāfir, 40: 51).
(c) Keberanian Rasulullah serta ketenangan hati dan jiwa beliau.
(Dr. Mustafa Sa'id A-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis Şālihina, Juz 1, 1407H/1987 M:115-116).

- Hadis Nabawi :

Dari Abu Musa Al-Asy'ari Ra., ia berkata "Rasulullah Saw. bersabda, "Manusia yang sempurna dari kalangan laki-laki sangat banyak, namun tidak ada manusia sempurna di kalangan wanita selain Maryam binti Imran, Aisyah, dan istri Fir aun. Keutamaan Aisyah terhadap wanita-wanita lain, bagaikan keutamaan makanan Sarid dibandingkan seluruh makanan lain (Sarid adalah sejenis makanan yang terbuat dari daging dan roti yang dibuat bubur dan berkuah)." (HR Al Bukhāri, Şahihul Bukhāri, Jilid 3, No. Hadis 3769, 1400 H: 35).

- Nasihat & Pelajaran :

Setelah Firaun mendengar takwil mimpinya dari para dukun, penyihir, dan ahli nujum, ia berusaha keras mencegah lahirnya Musa. la mengutus beberapa orang laki-laki dan bidan-bidan untuk berkeliling memeriksa yang sedang hamil walau mereka sudah mengetahui waktu-waktu kelahiran dari para wanita itu. Maka, tidaklah seorang wanita melahirkan anak laki-laki kecuali dibunuh pada waktu itu juga. Namun takdir berkata, "Wahai raja yang bertindak sewenang-wenang, yang tertipu dengan pasukan yang banyak, kemampuan yang luar biasa, dan kekuasaan yang sangat luas, sungguh Yang Mahaagung yang tidak bisa dikalahkan dan tidak bisa dihalangi, dan tidak bisa dihindari keputusan-Nya telah menetapkan keputusan; inilah anak yang kamu cegah kelahirannya. Sungguh karenanya kamu telah membunuh jiwa-jiwa yang tidak terhitung jumlahnya. Tidak ada yang mengurusnya kecuali di rumahmu dan di dalam kamarmu sendiri. Tidaklah ia makan kecuali dari makananmu sendiri dan tidaklah ia minum kecuali dari minumanmu sendiri. Di dalam istanamu dan kamulah yang akan mengangkatnya (sebagai anak),. yang akan mendidiknya dan membesarkannya, sedangkan kamu tidak mengetahui rahasia di balik makna semua itu. Kemudian setelah besar nanti di tangannyalah kehancuranmu, baik di dunia maupun diakhirat nanti, karena pengingkaranmu terhadap kebenaran nyata yang ia bawa dan pendustaanmu terhadap apa yang diwahyukan kepadanya supaya kamu dan seluruh makhluk mengetahui bahwa Tuhan pengurus langit dan bumi adalah yang melakukan apa yang Dia kehendaki. (Abul Fidā Al-Qurasyi, Qisasu Anbiyā, 1417 H/1977 M: 379-380).

- Hadis Motivasi QS 28: 9 :

Dari Anas dia berkata, "Rasulullah bersabda: Dijadikan kesenanganku dari dunia ada pada perempuan dan minyak wangi. dan dijadikan penyejuk hatiku ada dalam salat." (HR Nasa'i. 3939)

- HADIS NIAGA QS AI-Qasas. 28: 12 :

Kafālah dalam Islam

Dari Salamah bin Al-Akwa bahwasanya telah dihadapkan kepada Rasulullah jenazah seorang laki-laki untuk disalatkan. Rasulullah bertanya: "Apakah dia mempunyai utang?" Sahabat menjawab, "Tidak." Maka beliau menyalatkannya. Kemudian dihadapkan lagi jenazah lain. Rasulullah pun bertanya: "Apakah dia mempunyai utang?" Sahabat menjawab, "Ya." Rasulullah berkata: "Salatkanlah temanmu itu." Sementara itu, beliau sendiri tidak mau menyalatkannya. Lalu Abu Qatadah berkata, "Aku menjamin utangnya, wahai Rasulullah." Maka Rasulullah pun menyalatkan jenazah tersebut. (HR Bukhari, 2295)

- AMAL NIAGA :

Dalam akad kafālah, penjamin dapat menerima imbalan (fee) sepanjang tidak memberatkan. Kafālah dengan imbalan bersifat mengikat dan tidak boleh dibatalkan secara sepihak. Rukun kafālah, di antaranya: (a) pihak penjamin (kafi), (b) pihak orang yang berutang (aşil, makfül 'anhu), (c) pihak yang berpiutang (makfül lahu), dan (d) objek penjaminan (makfül bihi). Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi perselisihan di antara para pihak dan tidak tercapai kesepakatan melalui musyawarah, penyelesaiannya dilakukan melalui Badan Arbitrase Syariah.

- Tadabbur Surah An-Naml Ayat 89-93 :

Ayat 89-93 dari surat An-Naml  ini menjelaskan beberapa hal berikut:

1. Siapa yang datang kepada Allah pada hari kiamat nanti membawa iman dan amal saleh maka akan dibalas dengan balasan yang lebih baik dan mendapat keamanan saat kiamat terjadi. Siapa yang membawa kekafiran, kemusyrikan dan kemunafikan maka akan dijerumuskan muka mereka ke dalam neraka. Itulah balasan yang setimpal. 
2. Allah memeritahkan Rasul Saw. agar menyembah-Nya,  Tuhan Pencipta Mekah dan Pemilik segala sesuatu, berserah diri pada-Nya dan membacakan Al-Qur’an kepada manusia. Hidayah itu urusan Allah. Dia akan perlihatkan ayat-ayat Kebesaran-Nya kepada manusia dan Dia tidak lengah terhadap apa saja yang mereka lakukan.

- Tadabbur Surah Al-Qashash Ayat 1-5 :

1. Ayat 1-5 dari surat Al-Qashash ini menjelaskan bahwa  ayat-ayat Al-Qur’an itu sangat jelas. Melalui Al-Qur’an, Allah ceritakan kisah Musa dan Fir’aun untuk kaum mukmin. Karakter Fir’aun itu ialah merasa tinggi (sombong) di atas muka bumi, memecah belah kaumnya, menindas segolongan dari mereka, membantai anak-anak laki-laki dan membiarkan hidup anak perempuan. Fir’aun itu benar-benar sebagai perusak di atas muka bumi. 
2. Allah tidak rela bila ada manusia memperbudak dan menindas masnusia lainnya. Sebab itu, Dia hendak memberikan nikmat-Nya kepada kaum Musa yang tertindas itu dan menjadikan mereka para pemimpin dan pewaris bumi, jika mereka siap menjalankan sistem-Nya.

Sabtu, 29 Juni 2024

Ujub Sebab Kebinasaan

One Day One Hadits (311)
------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Ujub Sebab Kebinasaan

عن عبد الله ابن عمر –رضي الله عنهما- قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم،
ثَلاَثُ مُهْلِكَاتٍ : شُحٌّ مُطَاعٌ وَهَوًى مُتَّبَعٌ وَإعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ

Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu anhuma berkata, bersabda rasulullah shallallahu alaihi wasallam :
“Tiga perkara yang membinasakan, rasa pelit yang ditaati, hawa nafsu yang diikui dan ujubnya seseorang terhadap dirinya sendiri” (HR at-Thobroni dalam Al-Awshoth no 5452 dan dishahihkan oleh Syaikh Al-Albani dalam as-shahihah no 1802)

Pelajaran yang terdapat didalam hadits :

1. 'Ujub…, bangga dengan amalan yang telah kita lakukan.., bangga dengan ilmu yang telah kita miliki…, bangga dengan keberhasilan dakwah kita.., bangga dengan kalimat-kalimat indah yang kita rangkai…, dst…??!!

2. Orang yang ujub merasa bahwa dirinya paling tinggi dihadapan manusia yang lain… bahkan merasa dirinya lebih tinggi di sisi Allah.., namun pada hakikatnya dialah orang yang paling rendah dan hina di sisi Allah.

3. Bukankah ujub juga menggugurkan amalan sebagaimana riyaa’..??
Bukankah ujub juga menyebabkan pelakunya terjerumus dalam neraka jahannam sebagaimana riyaa’…?
Bukankah ujub juga merupakan salah satu bentuk syirik kecil sebagaimana riya’…??

Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata :

وَكَثِيرًا مَا يَقْرِنُ النَّاسُ بَيْنَ الرِّيَاءِ وَالْعُجْبِ فَالرِّيَاءُ مِنْ بَابِ الْإِشْرَاكِ بِالْخَلْقِ وَالْعُجْبُ مِنْ بَابِ الْإِشْرَاكِ بِالنَّفْسِ وَهَذَا حَالُ الْمُسْتَكْبِرِ فَالْمُرَائِي لَا يُحَقِّقُ قَوْلَهُ : { إيَّاكَ نَعْبُدُ } وَالْمُعْجَبُ لَا يُحَقِّقُ قَوْلَهُ : { وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ } فَمَنْ حَقَّقَ قَوْلَهُ : { إيَّاكَ نَعْبُدُ } خَرَجَ عَنْ الرِّيَاءِ وَمَنْ حَقَّقَ قَوْلَهُ { وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ } خَرَجَ عَنْ الْإِعْجَابِ وَفِي الْحَدِيثِ الْمَعْرُوفِ : { ثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ : شُحٌّ مُطَاعٌ وَهَوًى مُتَّبَعٌ وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ }

“Dan sering orang-orang menggandengkan antara riyaa’ dan ujub. Riyaa termasuk bentuk kesyirikan dengan orang lain (yaitu mempertujukan ibadah kepada orang lain-pen) adapun ujub termasuk bentuk syirik kepada diri sendiri (yaitu merasa dirinyalah atau kehebatannyalah yang membuat ia bisa berkarya-pen). Ini merupkan kondisi orang yang sombong. Orang yang riyaa’ tidak merealisasikan firman Allah إيَّاكَ نَعْبُدُ “Hanya kepadaMulah kami beribadah”, dan orang yang ujub tidaklah merealisasikan firman Allah وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ “Dan hanya kepadaMulah kami memohon pertolongan”. Barangsiapa yang merealisasikan firman Allah إيَّاكَ نَعْبُدُ maka ia akan keluar lepas dari riyaa’, dan barangsiapa yang merealisasikan firman Allah  وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ maka ia akan keluar terlepas dari ujub” (Majmuu’ Al-Fataawaa 10/277).
3- Ibnul Qoyyim rahimahullah menukilkan perkataan seorang salaf, “Sesungguhnya seorang hamba benar-benar melakukan sebuah dosa, dan dengan dosa tersebut menyebabkan ia masuk surga. Dan seorang hamba benar-benar melakukan sebuah kebaikan yang menyebabkannya masuk neraka. Ia melakukan dosa dan dia senantiasa meletakkan dosa yang ia lakukan tersebut di hadapan kedua matanya, senantiasa merasa takut, khawatir, senantiasa menangis dan menyesal, senantiasa malu kepada Robb-Nya, menunudukan kepalanya dihadapan Robbnya dengan hati yang luluh. Maka jadilah dosa tersebut sebab yang mendatangkan kebahagiaan dan keberuntungannya. Hingga dosa tersebut lebih bermanfaat baginya daripada banyak ketaatan…
Dan seorang hamba benar-benar melakukan kebaikan yang menjadikannya senantiasa merasa telah berbuat baik kepada Robbnya dan menjadi takabbur dengan kebaikan tersebut, memandang tinggi dirinya dan ujub terhadap dirinya serta membanggakannya dan berkata : Aku telah beramal ini, aku telah berbuat itu. Maka hal itu mewariskan sifat ujub dan kibr(takabur) pada dirinya serta sifat bangga dan sombong yang merupakan sebab kebinasaannya…” (Al-Wabil As-Shoyyib 9-10)

Tema  hadits yang berkaitan dengan Al Qur'an :

1. Mayoritas manusia tidak mengetahui tentang hal-hal buruk yang bisa menggugurkan amalan-amalan kebajikan. 

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تَرْفَعُوا أَصْوَاتَكُمْ فَوْقَ صَوْتِ النَّبِيِّ وَلا تَجْهَرُوا لَهُ بِالْقَوْلِ كَجَهْرِ بَعْضِكُمْ لِبَعْضٍ أَنْ تَحْبَطَ أَعْمَالُكُمْ وَأَنْتُمْ لا تَشْعُرُونَ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu sedangkan kamu tidak menyadari (QS Al-Hujuroot : 2)

2. Allah Subhanahu wata'ala mencela orang yang 'ujub

 أَلَمْ تَرَ إِلَى الَّذِينَ يُزَكُّونَ أَنْفُسَهُمْ بَلِ اللَّهُ يُزَكِّي مَنْ يَشاءُ وَلا يُظْلَمُونَ فَتِيلاً 

Apakah kamu tidak memperhatikan orang yang menganggap dirinya bersih. Sebenarnya Allah membersihkan siapa yang dikehendaki-Nya dan mereka tidak ]dianiaya sedikit pun.[An nisa:49].

Selasa, 25 Juni 2024

Tadabbur Al-Quran Hal. 385

Tadabbur Al-Quran Hal. 385
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- An-Naml ayat 89 

مَنْ جَاۤءَ بِالْحَسَنَةِ فَلَهٗ خَيْرٌ مِّنْهَاۚ وَهُمْ مِّنْ فَزَعٍ يَّوْمَىِٕذٍ اٰمِنُوْنَ

Barangsiapa membawa kebaikan, maka dia memperoleh (balasan) yang lebih baik daripadanya, sedang mereka merasa aman dari kejutan (yang dahsyat) pada hari itu.

- Tafsir Al Muyassar 

Barangsiapa yang datang dengan mentauhidkan Allah, iman kepada-Nya dan beribadah hanya kepada-Nya semata serta amal-amal shalih di hari kiamat, maka dia mendapatkan pahala yang besar di sisi Allah yang lebih baik dan lebih utama darinya, yaitu surga. Mereka juga aman dari ketakutan yang paling besar.

- Hadis Sahih (ayat 89-90) 

Dari Abu Hurairah Ra., Rasululah Saw. bersabda, "Barangsiapa mengajak kepada hidayah, maka ia akan mendapat pahala sebanyak pahala yang diperoleh orang orang yang mengikutinya tarpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Sebaliknya barangsiapa mengajak kepada kesesatan, maka ia dkan mendapat dosa sebanyak yang diperoieh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun." (HR Muslim) (An-Nawawi, Riyadus Sāihin Ne. Hartis 174, 2010 M: 73)

- Riyāduş şālihin 

Dari Abu Hurairah Ra., Rasulullah Saw. bersabda, "Barangsiapa mengajak kepada hidayah, maka ia akan mendapat pahala sebanyak pahala yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi pahala mereka sedikit pun. Sebaliknya, barangsiapa mengajak kepada kesesatan, maka ia akan mendapat dosa sebanyak yang diperoleh orang-orang yang mengikutinya tanpa mengurangi dosa mereka sedikit pun." (HR Muslim).

Hadis tersebut memberikan beberapa faedah:
(a) Orang yang menjadi sebab perbuatan dan orang yang langsung melakukan perbuatan itu, memiliki kesamaan dalam hasil, baik siksa ataupun pahala.
(b) Sudah sepantasnya apabila seorang muslim memperhatikan akibat suatu amal, lalu berusaha untuk berbuat baik agar menjadi contoh yang baik.
(c) Kewajiban bagi seorang muslim supaya mewaspadai ajakan-ajakan buruk dan menghindari perkawanan dengan orang yang buruk, karena ia akan dimintai pertanggungjawaban amalnya.
(d) Penyebab kebaikan dilipatgandakan pahalanya dan penyebab kejelekan dilipatgandakan siksaannya.
(Abu Usamah Salim bin 'idul Hilali, Bahjatun Nāzirina Syarhu Riyādis sālihina, Jilid 1 t.t.: 262).

Hadiš Nabawi 

Dari Abdullah bin Amr, ia berkata, "Rasulullah Saw. berkata kepadaku, Wahai AbduIlah bin Amru, hendaklah kamu puasa dahr, yaitu engkau puasa tiga hari dalam setiap bulannya.' Dia berkata, Kemudian Nabi membaca ayat, Barangsiapa beramal dengan satu kebaikan, maka baginya sepuluh yang semisalnya. Dia berkata, 'Sesungguhnya aku mampu untuk melakukan yang lebih banyak dari itu. Beliau bersabda, "Berpuasalah kamu sebagaimana puasa yang dilakukan Danwud, dia puasa sehari dan berbuka sehari." (HR Ahmad, Musnadul Imām Ahmad Bin Hanbal, Jilid 11, No. Hadiš, 6914, 1420H/1999 M: 512). kepada hamba-Ku dan katakan kepadanya,
Apakah kehidupan yang engkau inginkan? Jika engkau menginginkan kehidupan, maka letakkanlah tanganmu di atas bulu sapi, maka setiap bulu yang tertutup oleh tanganmu, dengannya engkau akan mendapatkan tambahan satu tahun Musa berkata, Lalu apa setelah itu? Malaikat maut berkata, Kematian. Musa berkata, Maka segerakanlah, lalu ia berdoa, "Ya Allah, dekatkanlah kuburku dengan tanah suci sejauh lemparan batu." (HR Muslim). (Isāmuddin Aş-Sabābati, Jāmiu'lAhādisil Qudsiyati, Jilid 2, t.t: 209).

- HADIS NIAGA 

Dari Abu Hurairah , Rasulullah bersabda: "Setiap perbuatan anak Adam akan dilipatgandakan; satu kebaikan dengan sepuluh kebaikan yang sama hingga tujuh ratus kali lipat. Allah berfirman: 'Kecuali puasa karena dia milik-Ku dan Aku yang membalasnya. Dia (orang yang berpuasa) meninggalkan syahwat dan makanannya karena Aku.' Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan, yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh, bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada

- AMAL NIAGA  QS An-Naml, 27: 89 

Seorang muslim yang berbuat kebaikan akan mendapat balasan dengan pahala yang berlipat ganda. Hal ini sebagai motivasi dalam islam agar setiap muslim senantiasa berbuat kebaikan. Sebaiknya para niagawan muslim bisa memberikan reward atau penghargaan lebih kepada karyawan yang berprestasi atau yang memberi kontribusi besar sehingga perusahaannya bisa terus eksis dan meraih banyak keuntungan. bau minyak kasturi." (HR Bukhari, 1904; Muslim, 1151)

- Hadis Motivasi QS 27: 92 

Dari Muawiyah bin Al-Hakam As-Sulan, dia berkata. Rasulullah Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya, salat kita ini tidak pantas ada ucapan sesuatu pun dari pembicaraan manusia. Salat adalah bertasbih, bertakbir, dan membaca Al-Qur'an." (HR Nasa'i, 1218)

- Tadabbur Surah An-Naml Ayat 89-93 

Ayat 89-93 dari surat An-Naml  ini menjelaskan beberapa hal berikut:

1. Siapa yang datang kepada Allah pada hari kiamat nanti membawa iman dan amal saleh maka akan dibalas dengan balasan yang lebih baik dan mendapat keamanan saat kiamat terjadi. Siapa yang membawa kekafiran, kemusyrikan dan kemunafikan maka akan dijerumuskan muka mereka ke dalam neraka. Itulah balasan yang setimpal. 

2. Allah memeritahkan Rasul Saw. agar menyembah-Nya,  Tuhan Pencipta Mekah dan Pemilik segala sesuatu, berserah diri pada-Nya dan membacakan Al-Qur’an kepada manusia. Hidayah itu urusan Allah. Dia akan perlihatkan ayat-ayat Kebesaran-Nya kepada manusia dan Dia tidak lengah terhadap apa saja yang mereka lakukan.

- Tadabbur Surah Al-Qashash Ayat 1-5

Ayat 1-5 dari surat Al-Qashash ini menjelaskan bahwa  ayat-ayat Al-Qur’an itu sangat jelas. Melalui Al-Qur’an, Allah ceritakan kisah Musa dan Fir’aun untuk kaum mukmin. Karakter Fir’aun itu ialah merasa tinggi (sombong) di atas muka bumi, memecah belah kaumnya, menindas segolongan dari mereka, membantai anak-anak laki-laki dan membiarkan hidup anak perempuan. Fir’aun itu benar-benar sebagai perusak di atas muka bumi. 

Allah tidak rela bila ada manusia memperbudak dan menindas masnusia lainnya. Sebab itu, Dia hendak memberikan nikmat-Nya kepada kaum Musa yang tertindas itu dan menjadikan mereka para pemimpin dan pewaris bumi, jika mereka siap menjalankan sistem-Nya.

Selasa, 18 Juni 2024

Tadabbur Al Quran Hal. 384

Tadabbur Al-Quran Hal. 384
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- An-Naml ayat 85 :

وَوَقَعَ الْقَوْلُ عَلَيْهِمْ بِمَا ظَلَمُوْا فَهُمْ لَا يَنْطِقُوْنَ

Dan berlakulah perkataan (janji azab) atas mereka karena kezaliman mereka, maka mereka tidak dapat berkata.

- Tafsir Al Muyassar An-Naml ayat 85 :

Kalimat siksa berlaku atas mereka di sebabkan oleh kezaliman mereka dan pendustaan mereka. Mereka sama sekali tidak bisa menyodorkan hujjah yang dengannya mereka bisa membela diri dari azab yang menimpa mereka.

- Riyāduş Şālihin :

Dari Hisyam bin Hakim bin Hizam, sesungguhnya ia pernah melewati beberapa orang petani di Syam yang dijemur di terik matahari dan minyak dicurahkan di atas kepala mereka. Kemudian Hisyam bertanya, "Mengapa mereka ini dihukum?" Mereka menjawab, "Mereka disiksa karena masalah pajak." Hisyam berkata, 'Aku bersaksi sesungguhnya saya pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda, "Sesungguhnya Allah akan menyiksa
orang-orang yang menyiksa orang lain di dunia." Maka, Hisyam menemuinya dan menyampaikan hadis tersebut kepadanya. Akhirnya, Umair menyuruh untuk membebaskan para petani tersebut. (HR Muslim).

Hadiš ini memberikan faedah:
(a) Ancaman karena menyiksa orang lemah dan orang miskin tanpa hak.
(b) Para sahabat mencontoh Rasulullah Saw. dalam amar ma'ruf nahi munkar.
(c) Peringatan kepada orang yang zalim dikarenakan perbuatan zalimnya.
(Dr. Mustafā Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis Şālihina, Juz 2, 1407H/1987 M: 1103).

- Hadiš Nabawi :

Dari Khabbab bin Al Arat, ia berkata, "Kami mengadu kepada Rasulullah Saw. ketika beliau sedang berbantalkan kain selimut beliau di bawah naungan Ka'bah, 'Tidakkah baginda memohon pertolongan bagi kami? Tidakkah baginda berdoa memohon kepada Allah untuk kami?" Beliau bersabda, Ada seorang laki-laki dari umat sebelum kalian, lantas digalikan lubang untuknya dan ia diletakkan di dalamnya, lalu diambil gergaji.
kemudian diletakkan gergaji itu di kepalanya lalu dia dibelah menjadi dua bagian namun hal itu tidak menghalanginya dari agamanya. Tulang dan urat di bawah dagingnya disisir dengan sisir besi, namun hal itu tidak menghalanginya dari agamanya. Demi Allah, sungguh urusan (Islam) ini akan sempurna hingga ada seorang yang mengendarai kuda berjalan dari Sana ia menuju Hadramaut tidak ada yang ditakutinya melainkan Allah
atau kambing tidak khawatir terhadap serigala. Akan tetapi, kalian sangat tergesa-gesa." (HR Al-Bukhari, Sahihu'l Bukhāri, Juz 4, No. Hadis, 3612, 1400 H: 201).

- Hadiš Qudsi :

Dari Jundab bin Abdullah, dia berkata, Rasulullah Saw., bersabda, Ada seseorang di antara umat sebelum kalian menderita luka-luka tapi dia tidak sabar, lalu dia mengambil sebilah pisau kemudian memotong tangannya yang mengakibatkan darah mengalir dan tidak berhenti hingga akhirnya dia meninggal dunia. Lalu Allah Swt. berfirman, 'Hamba-Ku mendahuIui Aku dengan membunuh dirinya. Oleh  karena itu Aku haramkan baginya surga.
(HR Al-Bukhari) (Mustafa bin Adawi, As-Sahihul Musnadu Minal Ahādisil Qudsiyyati, t.t: 132).

- Hadis Motivasi :

Dari Sahl bin Muadz bin Anas, dari bapaknya bahwa Rasulullah bersabda: "Barang siapa mengajarkan suatu ilmu. dia akan mendapatkan pahala orang yang mengamalkannya tanpa mengurangi pahala orang yang mengamalkannya sedikit pun." (HR lbnu Majah, 240)

- HADIS NIAGA QS An-Naml, 27: 86 :

Bergerak dan Bekerja Memenuhi Kewajiban Manusia pada Waktu Siang Dari lbnu Mas'ud , dia berkata, "Mencari rezeki yang halal merupakan kewajiban setelah kewajiban (yang lainnya)" (HR Baihaqi, 5271).

- AMAL NIAGA :

1. Seorang niagawan muslim hendaknya merenungkan dan mengevaluasi setiap peluang dan kesempatan yang didapat.
2. Seorang niagawan muslim tidak boleh menganggap profesinya hanyalah passion. Jadikanlah ia sebagai bagian dari kewajiban agama setelah kewajiban beribadah lain. Hal ini supaya dalam pelaksanaannya, seorang niagawan selalu menyadari bahwa semuanya akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.
3. Niatkan aktivitas mencari nafkah yang Anda lakukan semata-mata karena Allah. "Sungguh, tidaklah engkau menginfakkan nafkah dengan tujuan mengharapkan wajah Allah (pada hari kiamat), kecuali kamu akan mendapatkan ganjaran pahala, sampai pun makanan yang kamu berikan kepada istrimu." (HR Bukhari, 56)

- Tadabbur Surah An-Naml Ayat 77-88 :

Ayat 77-79 meneruskan ayat sebelumnya tentang Al-Qur’an. Al-Qur’an itu adalah petunjuk hidup dan rahmat bagi manusia, termasuk  Bani Israil. Allah akan memutuskan perkara manusia dengan hukum-Nya, karena Dia Mahaperkasa lagi Mengetahui. Dalam menghadapi kekufuran manusia Allah meminta Rasul Saw. dan umatnya untuk bertawakal hanya pada-Nya.

Ayat 80-87 menjelaskan: 

1. Rasul Saw. tidak akan mampu menyadarkan orang yang mati dan buta hatinya serta tidak mau mendengarkan Al-Qur’an. Hanya orang yang meyakini ayat-ayat Al-Qur’an yang akan mendapat  hidayah dan mau mendengarkannya.
2. Di antara ciri kiamat besar, Allah keluarkan makhluk melata dari bumi yang bersaksi manusia sebelumnya banyak yang tidak yakin pada ayat-ayat Allah. 
3. Di Padang Mahsyar nanti, kaum kafir akan dibagi berkelompok-kelompok. Mereka akan ditanya kenapa mereka kafir padanya dan mereka tidak bisa bicara. 
4. Allah ciptakan malam  untuk istirahat dan siang itu terang adalah ayat Kekuasaan-Nya. 
5. Saat sangkakala pertama ditiup, semua makhluk akan mati.

Ayat 88  menjelaskan gunung-gunung itu berarak bagaikan awan. Ciptaan Allah itu amat sempurna. Dia Maha Mengetahui.

Rabu, 12 Juni 2024

Khawarij Qa'diyah Lebih Berbahaya Dari Khawarij Muharibah

Tematik (207)
---------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Khawarij Qa'diyah Lebih Berbahaya Dari Khawarij Muharibah

Khawarij itu ada 2 macam :

1. Muharibah
2. Qa'diyyah

1. Khawarij "Muharibah" adalah khawarij yang mudah mengkafirkan umat muslim, mengkafirkan pemerintah dengan semua jajarannya. Mereka (Khawarij Muharibah) selain mudah mengkafirkan, mereka juga mengangkat senjata, memberontak, memerangi dan menumpahkan darah kaum muslimin.

Khawarij Muharibah ini ada 2 macam :

Jenis pertama: Khawarij Muharibah yang mempunyai organisasi yang jelas diketahui, mungkin untuk berhubungan dengannya. Pemerintah boleh untuk mendebat mereka dan diskusi dengan mereka dengan dalil-dalil sebagaimana yang dilakukan amirul mukminin Ali bin Abi Thalib radhiyallahu 'anhu, khalifah keempat dari khulafaur rasyidin. Semoga Allah meridhai mereka semua. Beliau waktu itu mengirim sepupunya, Abdullah bin Abbas radhiyallahu 'anhu, kepada Khawarij negeri Nahrawan. Beliau mendebat mereka sampai mengalahkan mereka. Sampai orang yang kembali ke pangkuan khilafah Ali bin Abi Thalib berjumlah ribuan orang. (Yang tidak kembali diperangi).

Jenis kedua: Khawarij Muharibah yang tidak mempunyai organisasi, tetapi berupa gerombolan-gerombolan, atau mereka punya organisasi tapi tersembunyi (gerakan bawah tanah). Mereka ini tidak perlu didebat. Bahkan kalau mereka bisa ditangkap oleh pemerintah mereka diberi hukuman.

2. Khawarij Qa'diyah, yaitu orang-orang yang memprovokasi untuk berontak penguasa muslim, baik dengan terang-terangan atau dengan sembunyi-sembunyi.

--- Secara terang-terangan, maka mereka menyebut person-person Pemerintah nama-namanya, menyebarkan kekeliruan Pemerintah, mencela dan menyebarkannya di publik, di berbagai macam acara dan berbagai macam media.

--- Secara isyarat, mereka tidak menyebut person penguasa atau pegawainya. Tetapi mereka memakai bahasa isyarat dengan ungkapan-ungkapan yang mereka gunakan untuk memprovokasi melawan penguasa yang sah atau para pegawainya.

Mereka disebut qa'diyah, karena mereka tidak mengangkat senjata, mereka hanya duduk berdiam. (Qa'id artinya duduk).

Sebenarnya khawarij qa'diyah ini bibit (embrio) khawarij Muharibah.

Di antara ciri-ciri Khawarij qa'diyah adalah sebagaimana yang dijelaskan oleh Al Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah dalam Hadyus Saari halaman 483:

ﻭﺍﻟﻘَﻌَﺪﻳﺔ ﺍﻟﺬﻳﻦ ﻳُﺰَﻳِّﻨﻮﻥ ﺍﻟﺨﺮﻭﺝَ ﻋﻠﻰ ﺍﻷﺋﻤﺔ ﻭﻻﻳﺒﺎﺷِﺮﻭﻥ ﺫﻟﻚ

"Al Qa'diyah adalah kelompok yang memprovokasi massa untuk memberontak penguasa sedang mereka tidak terlibat langsung dalam pemberontakan tersebut".

Di kitab beliau yang lain beliau rahimahullah menjelaskan: "Kelompok Al-Qa'd adalah salah satu sekte kelompok Al- Khawarij yang mereka dahulu tidak pernah terlihat melakukan pemberontakan dengan senjata. Namun mereka selalu berupaya menentang para penguasa yang zhalim atau penguasa yang kejam semaksimal kemampuan mereka, dan mengajak (umat) kepada paham mereka. Bersama dengan itu mereka selalu mempropagandakan penentangan".
(Tahdzibut Tahdzib VIII/114) 19).

Fadhilatusy Syaikh Shalih As Sadlaan menerangkan : "Sebagian saudara-saudara kita melakukan hal itu dengan niat baik. Mereka beranggapan bahwa pembangkangan itu hanyalah dengan senjata saja. Padahal pembangkangan itu tidak hanya dilakukan dengan senjata atau dengan tindakan-tindakan anarkis yang sudah dikenal luas. Bahkan pembangkangan lewat kata-kata lebih berbahaya daripada pembangkangan dengan senjata. Karena pembangkangan dengan senjata hanyalah perpanjangan dari pembangkangan lewat kata-kata".
(Muraja'at fi Fiqhil Waqi' As Siyasi, hal 88).

Sesungguhnya membakar emosi masyarakat dan memprovokasi mereka berontak terhadap penguasa atau pegawainya, inikah pokok perbuatan khawarij dan peperangan mereka.

Semoga yang sedikit ini mudah dipahami dan bermanfa'at untuk kita semua

Barakallahu fiikum

Minggu, 09 Juni 2024

Tadabbur Al Quran Hal. 383

Tadabbur Al-Quran Hal. 383
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- An-Naml ayat 65 :

قُلْ لَّا يَعْلَمُ مَنْ فِى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ الْغَيْبَ اِلَّا اللّٰهُ ۗوَمَا يَشْعُرُوْنَ اَيَّانَ يُبْعَثُوْنَ

Katakanlah (Muhammad), “Tidak ada sesuatu pun di langit dan di bumi yang mengetahui perkara yang gaib, kecuali Allah. Dan mereka tidak mengetahui kapan mereka akan dibangkitkan.”

- Tafsir Al Muyassar :

Dan tanyakanlah kepada mereka: Siapa yang mulai menciptakan makhluk dan mematikannya bila Dia berkehendak, kemudian mengembalikannya? Siapa yang memberi mereka rizki kepada kalian dengan menurunkan hujan dari langit, dan dari bumi dengan menumbuhkan tanaman dan lainnya? Adakah sesembahan lain selain Allah yang bisa melakukan hal itu? Katakanlah: Berikanlah bukti kalian bila kalian adalah orang-orang yang benar dalam klaim kalian bahwa Allah memiliki sekutu dalam kerajaan dan ibadah.

- Hadis Sahih (ayat 65) :

Dari Ibnu Umar Ra. dari Nabi Saw. Beliau bersabda, "Kunc-kunci kegaiban itu ada lima: tidak mengetahuinya selain Allah, tidak ada yang mengetahui kandungan Surut (gugur berkurang) selain Allah, tidak ada yang mengetahui apa yang terjadi esok selai Allah, tidak ada yang mengetahui seorang pun kapan hujan itu datang selain Allah, tidak ada satu jwa pun yang tahu di bumi mana kita mati selain Allah. dan tidak ada yang mengetahui kapan hari kiamat terjadi selain Allah." (HR Bukhar, Sahihul Bukbari, Jilid 3, No. Hadıs 4351. 1400 H 35; An-Nasair 7728).

- Riyāduş Şālihin :

Dari Hużaifah Ra. dan Abu Zar Ra., mereka berkata, "Apabila Nabi Saw. hendak tidur, beliau membaca, 'Bismika Allāhumma Ahyā wa Amūtu (Dengan nama-Mu Ya Allah, aku hidup dan aku mati), Dan apabila bangun tidur, beliau mengucapkan, A-Hamdulillähillażi Ahyāna Ba'da Mã Amātana wailaihi Nusyür (Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah mematikan kami, dan kepada-Nya tempat kembali)." (HR AI-Bukhari).
Hadis di atas memberikan faedah tentang anjuran membaca doa di atas sebelum tidur sebagaimana Nabi Saw. contohkan. (Dr. Mustafā Sa'id A-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis Sālihina, Juz 2, 1407H/1987 M: 998). B

- Hadiš Nabawi :

Dari Imrān bin Huşain Ra., dia berkata, "Serombongan orang dari Bani Tamim datang menemui Nabi Saw., lalu beliau berkata, "Wahai Bani Tamim, bergembiralah. Mereka berkata, 'Anda telah memberikan kabar gembira kepada kami. Oleh karena itu berilah kami (sesuatu). Seketika itu wajah beliau berubah. Kemudian datanglah penduduk Yaman menemui beliau Saw., lalu beliau Saw. berkata, "Wahai penduduk Yaman, terimalah kabar gembira, jika Bani Tamim tidak mau menerimanya. Mereka berkata, Kami siap menerimanya. Maka Nabi Saw. mulai berbicara tentang penciptaan makhluk dan al-'Arsy. Tiba-tiba datang seseorang seraya berkata, Wahai 'Imrān, untamu lepas.' Seandainya aku tidak berdiri
(untuk mengejar unta)." (HR Al-Bukhāri, Al-Jāmiu Sahih Bukhāri, Juz 2, No. Hadis, 3190: 418).

- Hadiš Qudsi :

Dari Abu Hurairah Ra., dari Nabi Saw. yang beliau riwayatkan dari Rabbnya Swt., Allah Swt. berfirman, "Kesombongan adalah selendang-Ku dan kebesaran adalah sarungKu, maka barangsiapa mengambil salah satunya, Aku akan melemparkannya ke dalam neraka." (HR Ahmad, Abu Dāwud, dan Ibnu Mājah). (Mulla Ali A-Qāri, A-Ahādiśu Qudsiyyatu'l Arba'iniyyah, Juz 2: 122).

- HADIS NIAGA :

Perintah untuk Berjalan di Bumi dan Menjalin Relasi Dari Umar bin Khathab dia berkata, Aku mendengar Rasulullah bersabda: "Seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, Dia akan memberikan kepada kalian rezeki, sebagaimana Dia telah memberi rezeki kepada seekor burung yang pergi dalam keadaan perut kosong kemudian pulang dalam keadaan perut berisi" (HR Tirmizi, 2344)

- AMAL NIAGA :

Seorang niagawan harus memperbanyak relasi dan memperluas jaringan koneksinya. Cakupan relasi tidak hanya mengandalkan regional. Akan tetapi, harus diperluas sampai setaraf internasional. Bacalah karakter orang dari berbagai daerah, wilayah, pulau, atau negara. Kemudian jadikanlah bahan pertimbangan dan pembelajaran. Contohnya, jika memiliki relasi dari negara yang mayoritas penduduknya muslim, kita bisa menawarkan produk-produk muslim/muslimah untuk diniagakan di negara tersebut.

- Hadis Motivasi :

Dari Abu Sa'id AI-Khudri . dia berkata. Rasulullah bersabda: "Apabila salah seorang dari kalian ragu dalam saatnya dan tidak mengetahui berapa rakaat dia salat. tiga ataukah empat rakaat maka buanglah keraguan dan ambillah yang pasti (yaitu yang sedikit), Kemudian sujudlah dua kali sebelum memberi salam. Jika ternyata dia salat lima rakaat maka sujudnya telah menggenapkan salatnya. Dan jika ternyata salatnya memang empat rokaat maka kedua sujudnya itu adalah sebagai penghinaan bagi setan." (HR Muslim. S71)

- Tadabbur Surah An-Naml Ayat 64-76 :

Ayat 64-66 meneruskan empat pertanyaan sebelumnya : Siapakah yang memulai penciptaan manusia dan mengulangi ciptaan tersebut sehingga terjaga kelestarian manusia di atas bumi sampai kiamat nanti, serta memberi mereka rezeki dari langit melalui hujan dan sebagainya. Masih adakah yang berhak disekutukan dengan Allah? Menyekutukan Allah itu tentulah tidak beralasan. Tidak ada yang mengetahui rahasia langit dan bumi kecuali Allah. Manusia tidak tahu kapan mereka dibangkitkan. Kaum kafir tidak mengetahui tentang kiamat, meragukannya dan buta terhadap tanda-tandanya yang begitu nyata..

Ayat 65-75 menjelaskan: 

1. Kaum kafir itu meragukan peristiwa kebangkitan Manusia. Mereka menganggapnya cerita dongeng karena sudah dijanjikan pada umat terdahulu. Kalau mereka melakukan penelitian, mereka akan tahu apa akibat buruk yang  dialami oleh umat sebelumnya yang menginkarinya. 
2. Allah melarang Rasul Saw. agar tidak sedih terhadap orang-orang kafir itu dan tidak panik terhadap makar yang mereka lakukan. 
3. Orang-orang kafir menantang Rasul Saw. terkait azab yang dijanjikan kepada mereka. Boleh jadi azab itu sudah dekat. Kalaulah bukan karena karunia Allah, pastilah mereka sudah disiksa dengan ucapan itu. Dia Maha Mengetahui apa yang disembunyikan hati manusia. Segala sesuatu sudah tercatat di Lauhul Mahfuz.
4. Ayat 76 menjelaskan Al-Qur’an itu menceritakan perilaku Bani Israel, termasuk masalah-masalah yang mereka perselisikan seperti tentang Nabi Isa dan sebagainya. 

Kamis, 06 Juni 2024

Adab Bertetangga

Tematik (206)
---------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Adab Bertetangga

Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa ada interaksi dengan manusia lainnya. Maka, kehadiran tetangga dalam kehidupan sehari-hari seorang muslim sangat dibutuhkan. Allah Ta’ala berfirman,

وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَبِذِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينِ وَالْجَارِ ذِي الْقُرْبَى وَالْجَارِ الْجُنُبِ

Artinya: “Beribadahlah kepada Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh.” (QS. An Nisa: 36).

Nabi shallallahu ‘alaihi wassallam juga bersabda,

مَا زَالَ يُوصِينِى جِبْرِيلُ بِالْجَارِ حَتَّى ظَنَنْتُ أَنَّهُ سَيُوَرِّثُهُ

Artinya: “Jibril senantiasa bewasiat kepadaku agar memuliakan (berbuat baik) kepada tetangga, sampai-sampai aku mengira seseorang akan menjadi ahli waris tetangganya” (HR. Al Bukhari no.6014).

Agama Islam menaruh perhatian yang sangat besar kepada pemeluknya dalam segala hal dan urusan. Mulai dari bangun tidur hingga akan tidur lagi, semua tidak luput dari ajarannya. Tak terkecuali dalam masalah adab. Berikut ini diantara adab-adab seorang muslim kepada tetangganya yang patut kita perhatikan.

Menghormati Tetangga dan Berperilaku Baik Terhadap Mereka
Diriwayatkan oleh sahabat Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwasanya: Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda,

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ فَلْيُكْرِمْ جَارَهُ

Artinya: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka hendaklah ia memuliakan tetangganya” (Muttafaq ‘alaih).

Berkata Al-Hafizh (yang artinya): “Syaikh Abu Muhammad bin Abi Jamrah mengatakan, ‘Dan terlaksananya wasiat berbuat baik kepada tetangga dengan menyampaikan beberapa bentuk perbuatan baik kepadanya sesuai dengan kemampuan. Seperti hadiah, salam, wajah yang berseri-seri ketika bertemu, memperhatikan keadaannya, membantunya dalam hal yang ia butuhkan dan selainnya, serta menahan sesuatu yang bisa mengganggunya dengan berbagai macam cara, baik secara hissiyyah (terlihat) atau maknawi (tidak terlihat).’” (Fathul Baari: X/456).

Kata tetangga mencangkup tetangga yang muslim dan juga yang kafir, ahli ibadah dan orang fasik, teman dan lawan, orang asing dan penduduk asli, yang memberi manfaat dan yang memberi mudharat, kerabat dekat dan bukan kerabat dekat, rumah yang paling dekat dan paling jauh. Demikian yang dikatakan oleh Ibnu Hajar rahimahullahu dalam al-Fath (X/456).

Bangunan Rumah Kita Jangan Mengganggu Tetangga
Usahakan semaksimal mungkin untuk tidak menghalangi mereka mendapatkan sinar matahari atau udara. Kita juga tidak boleh melampaui batas tanah milik tetangga kita, baik dengan merusak ataupun mengubah, karena hal tersebut dapat menyakiti perasaannya.

Dan termasuk hak-hak bertetangga adalah tidak menghalangi tetangga untuk menancapkan kayu atau meletakkannya di atas dinding untuk membangun kamar atau semisalnya. Sebagaimana telah dijelaskan oleh Rasul kita shallallahu ‘alaihi wassallam yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,

لاَ يَمْنَعْ أَحَدُكُمْ جَارَهُ أَنْ يَغْرِزَ خَشَبَةً فِى جِدَارِهِ

Artinya: “Janganlah salah seorang di antara kalian melarang tetangganya menancapkan kayu di dinding (tembok)nya” (HR.Bukhari (no.1609); Muslim (no.2463); dan lafazh hadits ini menurut riwayat beliau; Ahmad (no.7236); at-Tirmidzi (no.1353); Abu Dawud (no.3634); Ibnu Majah (no.2335); dan Malik (no.1462)).

Akan tetapi, diperbolehkannya menyandarkan kayu ke dinding tetangga dengan beberapa syarat,
pertama, tidak merusak atau merobohkan dinding tembok;
kedua, dia sangat membutuhkan untuk meletakkan kayu itu di dinding tetangganya;
ketiga, tidak ada cara lain yang memungkinkan untuk membangun selain menyandarkan kepada tembok tetangga.

Apabila salah satu atau sebagian dari ketentuan di atas tidak dipenuhi maka tetangga tidak boleh memanfaatkan bangunan dan menyandarkannya kepada tembok tetangganya karena akan menimbulkan mudharat yang telah terlarang secara syari’at, “Tidak boleh memberi bahaya dan membahayakan orang lain” (HR. Ibnu Majah (no.2340); dan Syaikh Al-Albani menshahihkannya (no.1910,1911)).

Memelihara Hak-hak Tetangga, Terutama Tetangga yang Paling Dekat
Diantara hak tetangga yang harus kita pelihara adalah menjaga harta dan kehormatan mereka dari tangan orang jahat baik saat mereka tidak di rumah maupun di rumah, memberi bantuan kepada mereka yang membutuhkan, serta memalingkan mata dari keluarga mereka yang wanita dan merahasiakan aib mereka.

Adapun tetangga paling dekat memiliki hak-hak yang tidak dimiliki oleh tetangga jauh. Hal ini dikutip dari pertanyaan ibunda ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Aku bertanya, ‘Wahai Rasulullah, aku memiliki dua tetangga, manakah yang aku beri hadiah?’ Nabi menjawab,

إِلَى أَقْرَبِهِمَا مِنْكَ باَباً

‘Yang pintunya paling dekat dengan rumahmu’” (HR. Bukhari (no.6020); Ahmad (no.24895); dan Abu Dawud (no.5155)).

Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam memerintahkan hal tersebut, diketahui bahwa hak tetangga yang paling dekat lebih didahulukan daripada hak tetangga yang jauh. Diantara hikmahnya adalah tetangga dekatlah yang melihat hadiah tersebut atau apa saja yang ada di dalam rumahnya, dan bisa jadi menginginkannya. Lain halnya dengan tetangga jauh. Selain itu, sesungguhnya tetangga yang dekat lebih cepat memberi pertolongan ketika terjadi perkara-perkara penting, terlebih lagi pada waktu-waktu lalai. Demikian penjelasan Al Hafizh dalam Fathul Baari (X/361).

Tidak Mengganggu Tetangga
Seperti mengeraskan suara radio atau TV, melempari halaman mereka dengan kotoran, atau menutupi jalan bagi mereka. Seorang mukmin tidak dihalalkan mengganggu tetangganya dengan berbagai macam gangguan.

Dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu disebutkan adanya larangan dan sikap tegas bagi seseorang yang mengganggu tetangganya. Rasulullah shallallahu ‘alahi wassalam menggandengkan antara iman kepada Allah dan hari Akhir, menunjukkan besarnya bahaya mengganggu tetangga. Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda,

مَنْ كَانَ يُؤْمِنُ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ فَلَا يُؤْذِ جَارَهُ

Artinya: “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir maka janganlah dia mengganggu tetangganya’”(HR. Bukhari (no.1609); Muslim (no.2463); dan lafazh hadits ini menurut riwayat beliau, Ahmad (no.7236); at-Tirmidzi (no.1353); Abu Dawud (no.3634); Ibnu Majah (no.2335); dan Malik (no.1462)).

Dan dalam Hadits lainnya, Abu Syuraih radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda,

وَاللَّه لَا يُؤْمِنُ وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ وَاللَّهِ لَا يُؤْمِنُ قِيلَ وَمَنْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الَّذِي لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَايِقَهُ

Artinya: “Demi Allah, tidak beriman. Demi Allah, tidak beriman. Demi Allah, tidak beriman. “Sahabat bertanya, “Siapa wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Yang tetangganya tidak aman dari keburukannya” (HR. Bukhari (no.6016)).

Dalam riwayat Abu Hurairah disebutkan bahwa shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda:

لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ

Artinya: “Tidak masuk surga orang yang tetangganya tidak aman dari keburukannya” (HR. Muslim (no.46); Ahmad (no.8638); Al Bukhari (no.7818)).

Jangan Kikir untuk Memberikan Nasehat dan Saran kepada Mereka
Sudah seharusnya kita mengajak mereka agar berbuat yang ma’ruf dan mencegah yang mungkar dengan bijaksana (hikmah) dan nasehat baik, tanpa maksud menjatuhkan atau menjelek-jelekan mereka. Disebutkan dalam hadits yang diriwayatkan dari Tamim bin Aus Ad Dari radhiyallahu ‘anhu bahwa Nabi shallallahu ‘alahi wassallam bersabda, “Agama itu nasehat.” Kami (para shahabat) bertanya, “Untuk siapa wahai Rasulullah?” Beliau menjawab,

لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُولِهِ وَلأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ

Artinya: “Untuk Allah, Kitab-Nya, rasul-Nya, para pemimpin kaum muslimin dan seluruh kaum muslimin” (HR. Muslim (no.55); Ahmad (no.16493); an-Nasa’I (no.4197); dan Abu Dawud (no.4944)).

Dan nasehat untuk seluruh kaum muslimin adalah termasuk tetangga kita. Tujuannya untuk memberikan kebaikan kepada mereka, termasuk mengajarkan dan memeperkenalkan kepada mereka perkara yang wajib, serta menunjukkan mereka kepada al-haq (kebenaran). Hal ini dijelaskan dalam Kasyful Musykil mim Hadits ash-Shahihain karya Ibnul Jauzi (IV/219).

Memberikan Makanan kepada Tetangga
Rasulullah shallallahu ‘alahi wassalam bersabda kepada Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu,

يَا أَبَا ذَرٍّ إِذَا طَبَخْتَ مَرَقَةً فَأَكْثِرْ مَاءَهَا وَتَعَاهَدْ جِيرَانَكَ

Artinya: “Wahai Abu Dzar, apabila kamu memasak sayur (daging kuah) maka perbanyaklah airnya dan berilah tetanggamu” (HR. Muslim). Adapun tetangga yang pintunya lebih dekat dari rumah kita agar lebih didahulukan untuk diberi.

Bergembira ketika Mereka Bergembira dan Berduka ketika Mereka Berduka
Kita jenguk tetangga kita apabila ia sedang sakit, kita tanyakan kehadirannya apabila ia tidak ada, bersikap baik apabila kita menjumpainya, dan hendaknya sesekali kita undang mereka untuk datang ke rumah kita. Hal-hal seperti itu mudah membuat hati mereka luluh dan akan menimbulkan rasa kasih sayang kepada kita. Karena sebaik-baik manusia adalah yang akhlaknya paling baik. Hal ini berdasarkan sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wassallam dan beliaulah manusia yang memiliki akhlak paling terpuji, “Sebaik-baik kalian adalah yang paling baik akhlaknya” (HR. Bukhari (no.6035); Ahmad (no.6468); dan at-Tirmidzi (no.1975)).

Tidak Mencari-cari Kesalahan Tetangga
Hendaknya kita tidak mencari-cari kesalahan tetangga kita. Jangan pula bahagia apabila mereka keliru, bahkan seharusnya kita tidak memandang kekeliruan dan kealpaan mereka.

Sabar Atas Perilaku Kurang Baik Mereka
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda (yang artinya): “Ada tiga kelompok manusia yang dicintai Allah, … Disebutkan diantaranya: “Seseorang yang mempunyai tetangga, ia selalu disakiti (diganggu) oleh tetangganya, namun ia sabar atas gangguannya itu hingga keduanya dipisah boleh kematian atau keberangkatannya” (HR. Ahmad dan dishahihkan oleh Al-Albani).

Ketika kita berinteraksi dengan manusia, pasti ada suatu kekurangan atau perlakuan yang kurang baik dari sebagian mereka kepada sebagian yang lainnya, baik dengan perkataan maupun perbuatan. Maka orang yang terzhalimi disunnahkan menahan marah dan memaafkan orang yang menzhaliminya. Allah Ta’ala berfirman,

وَالَّذِينَ يَجْتَنِبُونَ كَبَائِرَ الْإِثْمِ وَالْفَوَاحِشَ وَإِذَا مَا غَضِبُوا هُمْ يَغْفِرُونَ

Artinya: “Dan (bagi) orang-orang yang menjauhi dosa-dosa besar dan perbuatan-perbuatan keji, dan apabila mereka marah mereka memberi maaf” (QS. Asy-Syuura: 37).

Dan juga Allah Ta’ala berfirman,

وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ

Artinya:“Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan” (QS. Ali ‘Imran:134).

Firman Allah “Dan orang-orang yang menahan amarahnya” yaitu apabila mereka diganggu oleh orang lain sehingga mereka marah dan hati mereka penuh dengan kekesalan yang mengharuskan mereka membalasnya dengan perkataan dan perbuatan, akan tetapi mereka tidak mengamalkan konsekuensi tabi’at manusia tersebut (tidak membalasnya). Bahkan mereka menahan amarah lalu bersabar dan tidak membalas orang yang berbuat jahat kepadanya. Wallahu musta’an