بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Sabtu, 08 Juli 2023

Tadabbur Al-Quran Hal.315

Tadabbur Al-Quran Hal. 315
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Ta ha ayat 56 : 

وَلَقَدْ اَرَيْنٰهُ اٰيٰتِنَا كُلَّهَا فَكَذَّبَ وَاَبٰى

Dan sungguh, Kami telah memperlihatkan kepadanya (Fir‘aun) tanda-tanda (kebesaran) Kami semuanya [517], ternyata dia mendustakan dan enggan (menerima kebenaran).

- [517] Yang dimaksud dengan "tanda-tanda" disini ialah tanda-tanda kenabian Musa alaihissalam. Pada pertemuan antara Nabi Musa dan Fir'aun ini, yang diperlihatkan baru dua tanda, yaitu tongkat Nabi Musa berubah menjadi ular dan tangan beliau menjadi bercahaya.

- Tafsir Al Muyassar Ta ha ayat 56 :

Sesungguhnya Kami telah memperlihatkan kepada Fir'aun tanda-tanda dan keterangan-keterangan Kami seluruhnya yang menunjukkan atas Uluhiyyah Kami dan kekuasaan Kami, serta kebenaran risalah Musa, lalu ia mendustakannya dan menolak menerima kebenaran.

- Tafsir At-Tabari :

Makna firman Allah Swt. ini, makanlah oleh kalian, wahai manusia, semua yang Tayyib (baik) yang telah Kami keluarkan bagi kalian (dari bumi), dengan perantara hujan yang telah Kami turunkan dari langit ke permukaan bumi, berupa buah-buahannya dan makanannya, serta makanan pokok kalian. Peliharalah oleh kalian apa yang telah menjadi rezei dan makanan pokok bagi binatang tunggangan dan hewan ternak kalian.

... Sungguh, pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah Swt.).... Artinya, bahwasanya apa yang telah Aku sifatkan pada ayat ini merupakan kehendak Tuhan kalian dan besarnya kekuasaan-Nya yang menjadi dilalah (petunjuk) dan tanda-tanda keesaan Tuhan kalian, tidak ada Tuhan bagi kalian selain-Nya. ..Bagi orang-orang yang berakal. Yaitu, ahlul hija wal uqul (orang-orang yang diberi akal). Allah Swt. mengkhususkan penyebutannya (penyebutan orang-orang yang berakal), karena hal itu merupakan tanda-tanda kebesaran-Nya bagi orang yang diberi akal. Mereka adalah ahli tafakkur (berpikir dan pandai menimbang, serta ahli tadabbur (memahami) dan pandai mempelajar.
(At-Tabari, Jāmiu'l Bayāni 'An Ta wili Ayl Qur'ani, Juz 16, 1422 H/2001 M: 86).

Riyāduş Şālihin :

Dari lbnu 'Abbas Ra., dia berkata, "Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung adalah ucapan Ibrāhim As. ketika dilemparkan ke api. Juga diucapkan oleh Nabi Saw. ketika orang-orang kafir berkata, 'Sesungguhnya manusia telah mengumpulkan pasukan untuk menyerang kamu, karena itu takutlah kepada mereka, maka perkataan itu menambah keimanan mereka dan mereka menjawab, 'Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung." (HR AI- Bukhāri-Muslim).

Hadis di atas memberikan beberapa faedah:

(a) Keutamaan tawakal kepada Allah Swt., terlebih lagi dalam kondisi tertindas.
(b) Mengikuti jejak para Nabi Saw.  orang-orang yang mendekatkan diri kepada Allah Swt. dengan cara berdoa dan tawakal.
(Dr. Mustafā Sa'id AI-Khin, Nuzhatul Muttagina Syarhu Riyādis salihina, Juz 1, 1407 H/1987 M: 110-111).

- Hadis Nabawi :

Dari Abu Hurairah Ra., dari Nabi Saw.,beliau bersabda, "Sungguh seorang hamba akan mengucapkan sebuah kalimat yang diridai Allah, suatu perkataan yang tidak disadarinya, namun dengan kalimat itu Allah mengangkatnya beberapa derajat. Dan sungguh, seorang hamba akan mengucapkan sebuah kalimat yang dibenci oleh Allah, suatu kalimat perkataan yang tidak disadarinya, namun dengannya Allah melemparkannya ke dalam neraka," (HR AL-Bukhari, A-Jamiu As-Sahih Lil Bukhāri, Juz 4, No. Hadiš 6478: 187).

- Hadis Qudsi :

Dari Zaid bin Khalid Al-Juhaini bahwasanya dia berkata, "Rasulullah Saw. memimpin kami salat subuh di Hudaibiyyah, pada suatu malam sehabis turun hujan. Setelah selesai, beliau Saw. menghadapkan wajahnya kepada orang banyak lalu bersabda, 'Tahukah kalian apa yang sudah difirmankan oleh Rabb kalian? Orang-orang menjawab, Allah dan rasul-Nya lebih mengetahui. Beliau Saw. bersabda, (Allah Swt. berfirman), Di pagi ini ada hamba-hamba-Ku yang beriman kepada-Ku dan ada yang kafir. Orang yang berkata, Hujan turun kepada kita karena karunia Allah dan rahmat-Nya', maka dia adalah yang beriman kepada-Ku dan kafir kepada bintang-bintang. Adapun yang berkata, (Hujan turun disebabkan) bintang ini atau tu, maka dia telah kafir kepada Ku dan beriman kepada bintang-bintang.
(HR AI-Bukhāri). (Syaikh Mustafa Al-Adawy Sahihu'l Ahādišil Qudsiyyati: 26).

- Penjelasan Surah Thaha Ayat 38-51 :

Ayat 38-51 menjelaskan berbagai nikmat Allah kepada Nabi Musa sebelum diangkat sebagai Rasul seperti, saat ibunya melemparkannya ke sungai, kemudian diambil musuhnya sendiri dan musuh Allah, yakni Fir’aun. Allah mencintai Musa dan selalu mengawasi kehidupannya. 

Allah tunjukkan saudara perempuannya jalan untuk sampai ke istana Fir’aun dan mampu meyakinkan keluarga Fir’aun untuk menyerahkan Musa agar disusui seorang wanita. Wanita tersebut adalah ibunya sendiri. Begitulah cara Allah mengembalikan Musa kepada ibunya agar ia tenang. Allah selamatkan Musa setelah membunuh seseorang di Mesir sampai tinggal di Madyan beberapa tahun. Allah ciptakan Musa untuk menjadi rasul-NYa. Sebab itu, ia ditugaskan mendakwahkan Tauhid kepada Fir’aun yang sudah menjadi thaghut.

Sebagai manusia, Musa takut berdakwah kepada Fir’aun karena Fir’aun akan menyiksanya. Lalu Allah menjamin untuk mengontrolnya. Tugas Musa berdakwah kepada Fir’aun, menyelamatkan Bani Israel dari jajahan Fir’aun. Jaminan keselamatan bagi yang mengikuti petunjuk Allah dan rasul-Nya dan azab Allah bagi yang menolaknya. Fir’aun marah kepada Musa dan Harun karena tidak mau mengakuinya sebagai tuhan. Tuhan itu yang membeberi rezeki dan petunjuk bagi makhluk-Nya.

- Hadis Motivasi QS 20: 54 :

Dari Abu Mas'ud Al-Anşari dia berkata. "Ketika salat. Rasulullah memegang
pundak kami lalu bersabda: 'Janganlah kalian berselisih hingga hati kalian akan berselisih. Hendaklah yang di belakangku orang yang paling paham, kemudian orang yang di bawahnya, kemudian orang yong di bawahnya'." (HR lbnu Majah. 976)

- HADIS NIAGA QS Tähā, 20: 54 :

Makanan yang Halal dan Baik

Dari Abu Hurairah , dia berkata, Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya, Allah Mahabaik dan tidak menerima, kecuali yang baik. Dan sesungguhnya, Allah telah memerintahkan kepada kaum mukmin dengan sesuatu yang Allah perintahkan pula kepada para rasul. Maka Allah memerintahkan para rasul agar memakan makanan yang baik-baik dan mengerjakan amal saleh."

Kemudian, Rasulullah menyebutkan seseorang yang melakukan perjalanan panjang dalam keadaan dirinya kusut dan kotor. Dia menengadahkan kedua tangannya ke langit seraya berdoa, "Wahai Rabb-ku, wahai Rabb-ku." Namun, makanannya haram, minumannya haram, dan pakaiannya haram, dan kenyang dengan sesuatu yang haram. Lalu, bagaimana mungkin doanya akan dikabulkan? (HR Muslim, 1015 )

- AMAL NIAGA :

Makanan halal adalah makanan yang tidak mengandung darah, daging babi,
bangkai, dan disembelih atas nama Allah. Oleh karena itu, niagawan muslim diwajibkan untuk membaca doa sebelum makan agar dalam setiap suapan makanan yang masuk ke tubuhnya mendapat ridha Allah.