Tematik (151)
---------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
PERBEDAAN MANHAJ DAN MADZHAB
● MANHAJ
Adalah metode/cara dalam menjalankan agama islam, cuma satu manhaj yang benar, yaitu yang mengacu pada syariat Al Qur'an dan As Sunnah ( Warisan Nabi ﷺ ).
Sebagaimana sabda beliau ﷺ :
تَرَكْتُ فِيْكُمْ أَمْرَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا : كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ
“Aku tinggalkan kepada kamu dua perkara, kamu tidak akan tersesat selamanya selama kamu berpegang dengan kedua-duanya, yaitu kitab Allah (Alquran) dan Sunahku.”
(HR Al-Hakim)
Sesuai dengan tuntunan nabi ﷺ yang dijalankan oleh 3 generasi awal terbaik muslimin yaitu para sahabat, para taabi'iin dan para taabi'ut taabi'iin.
Generasi terbaik umat ini adalah para sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka adalah sebaik-baik manusia. Lantas disusul generasi berikutnya ( Taabi'iin ), lalu generasi berikutnya ( Tabi'ut taabi'iin ).
Tiga kurun ini merupakan kurun terbaik dari umat ini. Dari Imran bin Hushain radhiyallahu ‘anhuma, bahwa dia mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
خَيْرَ أُمَّتِـي قَرْنِي ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُونَهُمْ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ
“Sebaik-baik umatku adalah pada masaku. Kemudian orang-orang yang setelah mereka (generasi berikutnya), lalu orang-orang yang setelah mereka.”
(Shahih Al-Bukhari, no. 3650)
Mereka adalah orang-orang yang paling baik, paling selamat dan paling mengetahui dalam memahami Islam. Mereka adalah para pendahulu yang memiliki keshalihan yang tertinggi.
Karenanya, sudah merupakan kemestian bila menghendaki pemahaman dan pengamalan Islam yang benar merujuk kepada mereka.
Mereka adalah orang-orang yang telah mendapat keridhaan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mereka pun ridha kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sebagaimana Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ
“Dan orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama ( masuk Islam ) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.”
(At-Taubah: 100)
Manhaj ini disebut manhaj Ahlus sunnah wal jama'ah atau Manhaj as salaafu as shaalih ( orang-orang terdahulu 3 generasi terbaik Nabi ﷺ )
● MADZHAB
Adalah kumpulan fiqih, yaitu hukum-hukum rinci dalam agama islam yang tidak tercantum secara literal dalam syari'at.
Madzhab-madzhab ini disusun berdasarkan syari'at oleh para ulama yang sangat faham syaria'at.
Ada empat madzhab yang secara umum diakui kebenarannya dalam manhaj Ahlus sunnah wal jama'ah/manhaj salafus shalih ( 3 generasi terbaik ) yaitu :
1. Madzhab Hanafi, disusun oleh Imam Abu Hanifah.
2. Madzhab Maliki, disusun oleh Imam Malik bin Anas.
3. Madzhab Syaafi'i, disusun oleh Imam Muhammad bin Idris As Syaafi'i.
4. Madzhab Hambali, disusun oleh Imam Ahmad bin Hambal.
Keempatnya hidup di generasi yang berbeda-beda, walau Imam Ahmad sempat berguru pada Imam Muhammad bin Idris As Syaafi'i,
Imam Muhammad bin Idris As Syaafi'i sempat berguru kepada Imam Malik bin Anas,dan
Imam Malik bin Anas sempat sekali berdialog dengan Imam Abu Hanifah.
Mereka memiliki kesamaan sikap, yaitu masing-masing mengatakan :
" Ini adalah usaha terbaik saya dalam menyusun fiqih-fiqih ini sebagai tuntunan bagi ummat, bila dikemudian hari apa yang saya susun ditemukan menyelisihi syari'at, maka silahkan tinggalkan dan ambil yang sesuai syari'at.
Pernyata,an lain dari mereka adalah HADITS SAHIH adalah Madzhabku, semuanya berkomitmen untuk berada dalam syari'at.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda pula dalam hadits Al-Irbadh bin Sariyah radhiyallahu ‘anhu yang diriwayatkan Ahlu Sunan dan dishahihkan At-Tirmidzi rahimahullahu:
إِنَّهُ مَنْ يَعِشْ مِنْكُمْ بَعْدِي فَسَيَرَى اخْتِلَافًا كَثِيرًا فَعَلَيْكُمْ بِسُنَّتِـي وَسُنَّةِ الْـخُلَفَاءِ الرَّاشِدِينَ الْـمَهْدِيِّينَ مِنْ بَعْدِي تَمَسَّكُوا بِهَا وَعَضُّوا عَلَيهَا بِالنَّوَاجِذِ، وَإِيَّاكُمْ وَمُحْدَثَاتِ الْأُمُورِ فَإِنَّ كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ
“Sesungguhnya kalian akan hidup setelahku, kalian akan mendapati banyak perselisihan. Maka, pegang teguh sunnahku dan sunnah khulafa ar-rasyidin yang mendapat petunjuk setelahku. Pegang teguh sunnah dan gigit dengan gerahammu. Dan hati-hatilah dari perkara yang diada-adakan, karena setiap bid’ah itu sesat.”
(HR. At-Tirmidzi no. 2676) [Lihat Majmu’ah Al-Fatawa,1/4]
Sesungguhnya peribadahan umat islam hanya dengan menta'ati Allaah dan ta'at terhadap Rasul-Nya. Tidak ada ibadah kecuali yang telah Allaah Subhanahu wa ta'aalaa wajibkan dan mengikuti apa yang Nabi'Nya contohkan. Selain dari itu, maka yang ada hanyalah kesesatan dari jalan-Nya.
Untuk hal ini Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
مَنْ عَمِلَ عَمَلاً لَيْسَ عَلَيْهِ أَمْرُناَ فَهُوَ رَدٌّ
“Barangsiapa melakukan satu amal yang tidak ada dasar perintah kami, maka tertolak.”
(Shahih Al-Bukhari no. 2697 dan Shahih Muslim, 1718)
Maka, keta'atan terhadap Allah Subhanahu wa ta’aala dan Nabi-Nya merupakan poros kebahagiaan seseorang, juga merupakan tempat kembali yang selamat yang seseorang tak akan merasa bingung darinya.
Adapun ancaman yang diberikan Allah Subhanahu wa ta' aala terhadap orang-orang yang memilih jalan-jalan selain jalan yang ditempuh 3 generasi terbaik nabi ( ahlus sunnah wal jama'ah/salaafus shalih ), menunjukkan wajibnya setiap muslim berpegang teguh dengan cara pemahaman mereka, Allah Subhanahu wa ta' aala berfirman:
وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَى وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّى وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ وَسَاءَتْ مَصِيرًا
“Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.”
(An-Nisa’: 115)
sesungguhnya tidak ada kebahagiaan bagi para hamba, tidak ada pula keselamatan di hari kembali nanti (hari kiamat) kecuali dengan ittiba’ (mengikuti) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
تِلْكَ حُدُودُ اللهِ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ يُدْخِلْهُ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا وَذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ. وَمَنْ يَعْصِ اللهَ وَرَسُولَهُ وَيَتَعَدَّ حُدُودَهُ يُدْخِلْهُ نَارًا خَالِدًا فِيهَا وَلَهُ عَذَابٌ مُهِينٌ
“(Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barangsiapa taat kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar. Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan.”
(An-Nisa’: 13-14)
Sungguh Allah Subhanahu wa ta’aala telah menyempurnakan agama islam ini setelah wafatnya Nabi ﷺ dan telah menunjukkan manusia dalam rangka untuk beribadah kepada-Nya hanya dengan mengikuti apa yang Nabi-Nya telah ajarkan.
Sebaik-baik perkata'an adalah kitaabullaah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Muhammad Rasuqlullaah ﷺ .