Tadabbur Al-Quran Hal. 320
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
- Al Qur'an Indonesia Tajwid.
- Ta ha ayat 114 :
فَتَعٰلَى اللّٰهُ الْمَلِكُ الْحَقُّۚ وَلَا تَعْجَلْ بِالْقُرْاٰنِ مِنْ قَبْلِ اَنْ يُّقْضٰٓى اِلَيْكَ وَحْيُهٗ ۖوَقُلْ رَّبِّ زِدْنِيْ عِلْمًا
Maka Mahatinggi Allah, Raja yang sebenar-benarnya. Dan janganlah engkau (Muhammad) tergesa-gesa (membaca) Al-Qur'an sebelum selesai diwahyukan kepadamu [525], dan katakanlah, “Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku. ”
- [525] Nabi Muhammad sallallahu alaihi wa sallam dilarang oleh Allah menirukan bacaan Jibril alaihissalam kalimat demi kalimat sebelum Jibril selesai membacakannya, agar beliau dapat menghafal dan benar-benar memahami ayat yang diturunkan itu.
- Tafsir Al Muyassar Ta ha ayat 114 :
Maka Mahasuci Allah dan Mahatinggi, serta Mahasuci dari segala kekurangan, Raja yang menguasai kekuasaan-Nya dengan segala wewenang, yang bertindak terhadap segala sesuatu, Yang Mahabernar, jani-Nya benar, ancaman-Nya benar, dan segala sesuatu dari-Nya adalah benar. Janganlah tergesa-gesa, wahai Rasul, dengan mendahului Jibril dalam membaca Al Qur'an sebelum ia selesai darinya, dan katakanlah: Wahai Rabb-ku, tambahkanlah ilmu kepadaku di samping ilmu yang telah Engkau ajarkan kepadaku.
- Asbabul Nuzul Ta ha ayat 114 :
Ibnu abi Hatim meriwayatkan dari as-Suddi bahwa dahulu apabila Jibril turun membawa wahyu, Nabi saw meletihkan dirinya karena menghafalnya sehingga beliau mengalami kepayahan karena khawatir jibril naik ke langit sebelum beliau menghafalnya. Maka Allah menurunkan ayat ini.
- Riyadus Salihin :
Dari Abu Hurairah Ra., dia berkata, Rasulullah Saw. telah bersabda, "Sesungguhnya Allah memiliki kecemburuan dan orang mukmin juga mermiliki kecemburuan. Kecemburuan Allah adalah apabila seorang mukmin mengerjakan apa yang diharamkan oleh Allah." (HR Al-Bukhāri-Muslim).
Hadis di atas memberikan faedah tentang dijauhkannya perkara yang haram, karena melakukan hal yang diharamkan akan menyebabkan Allah Swt. marah karena cemburu. (Dr. Mustafa Sa'id AI-Khin, Nuzhatu Muttaqina Syarhu Riyadis Salihina, Juz 1 1407 H/1987 M: 96-97),
- Hadis Nabawi :
Abu Hurairah Ra., dari Nabi Saw., beliau bersabda, "Sesungguhnya di dalam surga ada sebatang pohon, yang seorang pengendara kuda harus berjalan di bawah naungannya selama tujuh puluh, -atau beliau menyebutkan seratus tahun, dan itu adalah pohon khuldi." Hajjaj menyebutkan, "Atau selama seratus tahun pohon khuldi."
Aku bertanya kepada Syu'bah, "Apakah itu pohon khuldi?" Maka ia menjawab, "Di dalamnya tidak ada pohon kecuali pohon itu." (HR Ahmad, Musnadul lmām Ahmad Bin Hanbal, Tahqiq: Syu'aib Al-Arnaut, Jilid 15: 537).
- Hadis Qudsi :
Dari Abu Hurairah Ra., dia berkata, Nabi Saw. bersabda, "Rabb kalian telah berfirman, Kalau saja hamba-hamba-Ku taat kepada-Ku, niscaya Aku akan menyiram mereka dengan hujan di waktu malam, dan Aku akan menerbitkan matahari kepada mereka di waktu siang, serta Aku tidak akan memperdengarkan suara halilintar kepada mereka." Rasulullah Saw. bersabda, "Sesungguhnya berbaik sangka kepada Allah Swt. termasuk beribadah kepada Allah Swt. dengan baik." Dan Rasulullah Saw bersabda, "Perbaharuilah iman kalian Maka ditanyakan kepada beliau, Bagaimana kami memperbaharui iman kami, waha Rasulullah? Beliau Saw. bersabda, Perbanyaklah mengucapkan; Lã llāha illallah. (HR Ahmad, ArRaudatu/ Bahiyyatu fi Syarh Ahadisi'l Qudsiyyatil Arbainiyyati, Juz 3 199).
- Penjelasan Surah Thaha Ayat 114-125 :
Ayat 114 menjelaskan bahwa yang menurunkan Al-Qur’an itu adalah Allah, Raja yang Mahatinggi lagi Hak. Sebab itu, Allah menegur Rasul Saw. agar tidak tergesa-gesa membaca Al-Qur’an sebelum selesai diwahyukan dan meminta kepada Allah agar ilmunya ditambah.
Ayat 115-125 menjelaskan kelicikan setan menggoda Adam. Kendati Adam melanggar perintah Allah, namun ia tetap dipilih Allah menjadi khalifah-Nya dan menerima tobatnya, karena kesalahan yang dikakukan Adam bukan karena kesombongan dalam hatinya, melainkan tertipu bujuk rayu Iblis. Iblis menjebaknya dengan kata-kata yang sepintas terlihat benar dengan bernaung di balik kata “pohon kekal” dan “kerajaan yang tidak akan pernah hancur’. Lalu Adam dan istrinya tertipu.
Hikmah di balik kesalahan Adam itu ialah Allah menunaikan janji-Nya untuk menjadikan Adam sebagai khalifah-Nya di bumi. Dalam kehidupan di dunia, anak cucu Adam akan menghadapi berbagai ujian dari Allah untuk menguji siapa di antara mereka yang bertakwa kepada-Nya dan siapa yang durhaka pada-Nya.
Agar manusia tidak tersesat, Allah memberi mereka hidayah (petunjuk) yang termuat dalam Kitab-Kitab-Nya, termasuk Al-Qur’an. Siapa yang tidak mengamalkan isi Al-Qur’an, akan menghadapi kehidupan yang sempit dan dihimpun di Mahsyar dalam keadaan buta. Lalu, mereka bertanya kenapa mereka saat itu buta.