Tadabbur Al-Quran Hal. 316
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
- Al Qur'an Indonesia Tajwid.
- Ta ha ayat 72 :
قَالُوْا لَنْ نُّؤْثِرَكَ عَلٰى مَا جَاۤءَنَا مِنَ الْبَيِّنٰتِ وَالَّذِيْ فَطَرَنَا فَاقْضِ مَآ اَنْتَ قَاضٍۗ اِنَّمَا تَقْضِيْ هٰذِهِ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَا ۗ
Mereka (para pesihir) berkata, “Kami tidak akan memilih (tunduk) kepadamu atas bukti-bukti nyata (mukjizat), yang telah datang kepada kami dan atas (Allah) yang telah menciptakan kami. Maka putuskanlah yang hendak engkau putuskan. Sesungguhnya engkau hanya dapat memutuskan pada kehidupan di dunia ini.
- Tafsir Al Muyassar Ta ha ayat 72 :
Para penyihir berkata kepada Fir'aun: Kami tidak akan mengutamakanmu, lalu menaatimu dan mengikuti agamamu, daripada bukti-bukti nyata yang dibawa Musa yang menunjukkan atas kebenarannya, kewajiban mengikutinya, dan menaati Rabb-nya. Kami tidak akan mengutamakan ketuhanan (Rububiyyah) palsumu dibandingkan rububiyyah Allah yang telah menciptakan kami. Maka lakukanlah apa yang hendak kamu lakukan terhadap kami. Sesungguhnya kekuasaanmu hanyalah dalam kehidupan dunia ini saja. Apa yang kamu lakukan terhadap kami hanyalah azab yang akan berakhir dengan berakhirnya kehidupan dunia.
- Riyadus Salihin :
Dari 'Umar bin Khațtab Ra., ia berkata, "Ketika kami sedang duduk bersama Rasulullah Saw., datang seorang laki-laki (Jibril). Dia bertanya kepada Nabi Saw., "Kabarkanlah kepadaku tentang ihsan?" Beliau menjawab, "Kamu menyembah Allah seakan-akan kamu melihatNya, maka jika kamu tidak melihatNya, maka sesungguhnya Dia melihatmu." (HR Muslim).
Hadis di atas memberikan faedah, bahwa setiap manusia hendaknya mempunyai sikap selalu merasa diawasi oleh Allah Swt., dan selalu merasakan bahwa Allah Swt. hadir setiap saat. (Dr. Mustafa Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis Salihina, Juz 1, 1407 H/1987 M: 91-94).
- Hadis Nabawi :
Dari Abu Sa'id Ra., dia berkata, Rasulullah Saw. bersabda, "Penduduk neraka yang memang mereka adalah penghuninya, tidak mati dan hidup di dalamnya. Namun orang-orang yang dibakar api karena dosa-dosa mereka atau karena kesalahan mereka maka Allah mematikan mereka, sampai ketika mereka telah menjadi arang, dizinkan untuk mendapatkan syafaat. Maka mereka didatangkan (dikeluarkan dari neraka) satu kelompok, satu kelompok, lalu mereka tumbuh di sungai-sungai surga. Dikatakan, "Wahai penduduk surga, siramlah mereka.' Maka mereka pun tumbuh sebagaimana tumbuhnya bij-bjan yang di aliran sungai."
Abu Sa'id berkata, "Seorang laki-laki berkata, Waktu itu, seakan-akan Rasulullah Saw. telah berada di pedalaman." (HR Ahmad, Musnadul Imām Ahmad Bin Hanbal, Tahqiq: Syu'aib Al-Arnaut, Jilid 17, t.t.: 59-60).
- Hadis Qudsi :
Dari Huzaifah, dari Nabi Saw., beliau bersabda, "Sebelum kalian ada seseorang yangbberburuk sangka dengan amalannya, lalu dia berkata kepada keluarganya, Apabila aku mati, ambillah jasadku, lalu sebarkan (abu) ku di laut pada saat hari sangat panas. Saat ia mati, keluarganya melaksanakan pesan itu. Lalu Allah Swt. menyatukannya dan berfirman padanya, 'Apa yang membuatmu melakukan hal itu?" Orang itu menjawab, 'Aku tidak melakukan hal itu kecuali karena takut kepada-Mu. Maka Allah Swt. mengampuninya." (HR Al-Bukhāri) (Syaikh Mustafa Al-Adawy. Sahihu'l Ahādisi'l Qudsiyyati: 42).
- Penjelasan Surah Thaha Ayat 65-76 :
Ayat 65-76 meneruskan kisah pertarungan Musa dengan para tukang sihir Fir’aun. Para penyihir itu disuruh Musa memulai aksi sihir mereka. Lalu, tali-tali yang mereka lemparkan seakan menjadi ular yang merayap. Sebagai manusia, Musa merasa takut. Ketika itu Allah wahyukan kepada Musa agar tidak takut dan segera lemparkan tongkat yang ada di tangannya karena Allah akan jadikan tongkat tersebut ular besar yang akan menelan semua ular palsu para penyihir itu. Tidak akan ada seorang pun penyihir itu yang menang.
Setelah ular-ular mereka ditelan ular besar yang berasal dari tongkat Nabi Musa, maka para penyihir Fir’aun pun kalah dan mereka sujud tersungkur dan mendeklarasikan keimanan pada Allah.
Kejadian tersebut menyebabkan Fir’aun syok dan murka serta mengancam mereka dengan hukuman berat, yakni disalib di pohon-pohon kurma. Tanpa diduga, jawaban mereka sangat berani dan tegas: Silakan hukum kami dengan apa saja. Anda hanya bisa menghukum kami di dunia. Kami beriman kepada Allah agar kami meraih ampunan-Nya atas dosa-dosa kami yang begitu banyak dan besar. Di akhirat nanti, para pembangkang Allah akan masuk neraka Jahanam, kekal selamanya. Orang beriman dan beramal saleh masuk surga Adn yang mengalir di bawahnya berbagai sungai. Balasan bagi orang yang bersih dari syirik.
- Hadis Motivasi QS 20: 72 :
Dari Buraidah dari Rasululiah . beliau
bersabda: "Hakim itu ada tiga: satu orang di surga dan dua orang berada di neraka. Yang berada di surga adalah seorong laki-lakl yang mengetahui kebenoran lalu menghukumi dengannya. Seorang laki-laki yong mengetahui kebenoran lalu berlaku zalim dalam berhukum maka dia berada di neraka dan orang yang memberikan keputusan untuk
manusia di atas kebodohan maka dia berada di neraka." (HR Abu Dawud. 3573)
- HADIS NIAGA QS Tähā, 20: 72 :
Memutuskan yang Dipilih (Disukai)
Dari lbnu Umar Rasulullah bersabda: "Apabila ada dua orang melakukan
transaksi jual-beli, setiap mereka (mempunyai) hak khiar (pilihan yang terbaik) selama mereka belum berpisah dan mereka masih berkumpul atau salah satu pihak memberikan hak khiarnya kepada pihak yang lain. Namun, jika salah satu pihak memberikan hak khiar kepada yang lain lalu terjadi jual-beli, jadilah jual-
beli itu. Dan jika mereka telah berpisah sesudah terjadi jual-beli itu, sedangkan
salah seorang di antara mereka tidak (meninggalkan) jual-belinya, jual-beli telah terjadi (juga)." (HR Bukhari, 2112; Muslim, 1531)
- AMAL NIAGA :
1. Ajaran Islam yang adil selalu memperhatikan hubungan antar manusia, khususnya jika menyangkut permasalahan harta dan proses perpindahannya.
Janganlah seseorang tergesa-gesa dalam melakukan transaksi atau mem-
batalkannya agar tidak ada rasa sesal.
2. Untuk mengatasi timbulnya penyesalan atau yang semisal, syariat Islam memberikan hak pilih antara menggagalkan atau melangsungkan transaksi. Hak pilih ini dikenal dengan khiar.
- AMAL NIAGA :
1. Seorang niagawan dan orang yang ingin merasakan indahnya taat dan takwa hendaknya menjaga kewajiban lalu memperbanyak amalan-amalan nāfilah (sunah).
2 Apabila Anda sudah melaksanakan amal saleh, janganlah bersikap ujub. Amal yang ikhlas akan mengantarkan seseorang ke dalam rahmat Allah.
3 Amal saleh adalah bukti ketaatan kepada perintah Allah. Jika seseorang melaksanakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya, Allah akan mendatangkan rahmat-Nya.