بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Senin, 31 Oktober 2022

Tadabbur Al-Quran Hal. 253

Tadabbur Al-Quran Hal. 253
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.
- Ar-Ra'd ayat 31 :

وَلَوْ اَنَّ قُرْاٰنًا سُيِّرَتْ بِهِ الْجِبَالُ اَوْ قُطِّعَتْ بِهِ الْاَرْضُ اَوْ كُلِّمَ بِهِ الْمَوْتٰىۗ بَلْ لِّلّٰهِ الْاَمْرُ جَمِيْعًاۗ اَفَلَمْ يَا۟يْـَٔسِ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اَنْ لَّوْ يَشَاۤءُ اللّٰهُ لَهَدَى النَّاسَ جَمِيْعًاۗ وَلَا يَزَالُ الَّذِيْنَ كَفَرُوْا تُصِيْبُهُمْ بِمَا صَنَعُوْا قَارِعَةٌ اَوْ تَحُلُّ قَرِيْبًا مِّنْ دَارِهِمْ حَتّٰى يَأْتِيَ وَعْدُ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَا يُخْلِفُ الْمِيْعَادَ ࣖ

Dan sekiranya ada suatu bacaan (Kitab Suci) yang dengan itu gunung-gunung dapat digoncangkan, atau bumi jadi terbelah, atau orang yang sudah mati dapat berbicara, (itulah Al-Qur'an). Sebenarnya segala urusan itu milik Allah. Maka tidakkah orang-orang yang beriman mengetahui bahwa sekiranya Allah menghendaki (semua manusia beriman), tentu Allah memberi petunjuk kepada manusia semuanya. Dan orang-orang kafir senantiasa ditimpa bencana disebabkan perbuatan mereka sendiri atau bencana itu terjadi dekat tempat kediaman mereka, sampai datang janji Allah (penaklukkan Mekah). Sungguh, Allah tidak menyalahi janji.

- Asbabun Nuzul Ar-Ra'd ayat 31 :

At-Tabrani dan lainnya meriwayatkan dari ibnu abbas, dia berkata: mereka berkata kepada Rasulullah,"kalau benar yang kamu katakan, perlihatkanlah kepada kami para leluhur kami yang telah mati agar kami bicara dengan mereka, juga ratakan gunung mekah ini yang mengurung kita". Maka turunlah ayat ini.

Ibnu abi hatim dan binu mardawaih meriwayatkan dari Athiyah al-aufi. Mereka mengatakan kepada Nabi saw," dapatkah kamu menggerakkan gunung-gunung mekah hingga melebar dan kami dapat bercocok tanam disana atau mengelilingi bumi seperti sulaiman yang mengelilingi bumi dengan menunggangi angin atau menghidupkan yang mati seperti Isa?maka Allah menurunkan ayat ini.

- Tafsir Al Muyassar Ar-Ra'd ayat 31 :

Allah menolak orang-orang kafir yang meminta diturunkan mukjizat-mukjizat yang nyata kepada Nabi, seraya mengatakan kepada mereka: Sekiranya ada bacaan (kitab suci) yang bisa dibaca, lalu dengan bacaan itu gunung-gunung hilang dari tempatnya, bumi terbelah menjadi
sungai-sungai, atau orang yang sudah mati dapat hidup dan berbicara karenanya (sebagaimana permintaan mereka kepadamu) niscaya Al Qur'an inilah, yang disifati dengan hal itu bukan selainnya. Dan meski demikian mereka tidak beriman kepadanya. Bahkan, kepunyaan Allah semata-lah
segala urusan berkenaan dengan mukjizat dan selainnya.

Apakah orang-orang mukmin itu tidak mengetahui bahwa seandainya Allah menghendaki, niscaya semua penduduk bumi beriman dengan tanpa mukjizat? Orang-orang yang kafir senantiasa ditimpa musibah disebabkan kekafiran mereka, seperti terbunuh dan tertawan dalam berbagai
peperangan yang dilakukan kaum muslimin, atau bencana itu menimpa dekat tempat tinggal mereka, sehingga
datang janji Allah berupa kemenangan atas mereka. Sesungguhnya Allah tidak menyalahi janji-Nya.

Minggu, 30 Oktober 2022

Amalan Dan Keutamaan Di Bulan Zulkaidah

One Day One Hadits (216)
------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Amalan Dan Keutamaan Di Bulan Zulkaidah

عن أبي بكره رضي الله عنه قال، قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ

Dari Abu Bakrah radliallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sesungguhnya zaman berputar sebagai mana ketika Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun ada dua belas bulan. Diantaranya ada empat bulan haram (suci), tiga bulan berurutan: Dzul Qo’dah, Dzulhijjah, dan Muharram, kemudian bulan Rajab suku Mudhar, antara Jumadi Tsani dan Sya’ban.” (HR. Al Bukhari & Muslim)

Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:

1. Dalam hadits ini, telah menerangkan bulan-bulan dalam syariat Islam yang berjumlah dua belas bulan, empat bulan haram(suci) diantaranya adalah bulan Zulkaidah.

2. Zulkaidah yang bertepatan dengan 1 Juni 2022. Terdapat sejumlah amalan dan keutamaan bulan Zulkaidah atau dikenal juga dengan bulan Dzulqa'dah.

3. Bulan ke-11 dalam penanggalan Islam ini termasuk merupakan waktu yang dimuliakan oleh Allah. Bulan ini kerap terlupakan oleh banyak orang karena hampir tak ada momen yang kerap dirayakan umat Islam.

4. Namun, inilah yang justru menjadi kelebihan bulan Zulkaidah.
Keutamaan bulan Zulkaidah yang paling utama adalah bulan yang termasuk dalam bulan haram.

5. Zulkaidah merupakan satu dari empat bulan yang termasuk dalam bulan haram atau bulan yang dimuliakan oleh Allah SWT. Tiga bulan mulia lainnya adalah bulan Muharam, Rajab, dan Zulhijah.

6. Amalan yang dilipatgandakan
Allah menjanjikan setiap amalan yang dilakukan pada bulan yang mulia bakal dilipatgandakan.

7. Kebanyakan kaum muslimin terlupa melakukan kebaikan amal saleh di bulan Dzulqa'dah, dibandingkan bulan Dzulhijjah yang ada ibadah haji, Muharam ada peringatan tahun baru Islam, atau Rajab banyak momen penting. Padahal, barang siapa yang melaksanakan amalan shaleh di bulan haram pahalanya bakal dilipat gandakan.

8. Dosa yang juga dilipatgandakan
Saat amalan baik dilipatgandakan, sebaliknya dosa juga bakal dilipatgandakan. Sesuai surat At-Taubah ayat 36, pada bulan yang dimuliakan Allah, umat Islam juga dilarang untuk menganiaya diri sendiri.

9. Ancamannya juga luar biasa. Melakukan dosa di bulan haram itu dosanya menjadi berlipat. Jangan menzalimi diri, kezaliman di bulan haram lebih parah dosanya, maka hati-hati, maksiat, syirik, ria, gibah, korupsi dan sebagainya sangat berbahaya.

10. Oleh karena itu umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak melakukan amal soleh sepanjang bulan Zulkaidah ini.

Berikut amalan pada bulan Zulkaidah.

a. Memperbanyak ibadah puasa
Umat Islam dapat memperbanyak ibadah puasa di bulan Zulkaidah. Puasa yang dapat dilakukan adalah puasa sunah Senin Kamis, puasa Daud, dan puasa Ayyamul Bidh.

b. Memperbanyak salat sunah
Perbanyak pula amalan salat sunah seperti salat malam, salat dhuha, salat taubat dan sebagainya.

c. Memperbanyak zikir
Mengingat Allah SWT dengan berzikir juga sangat dianjurkan di bulan Zulkaidah.

d. Berlaku baik
Perbanyak amal saleh dengan berlaku baik kepada orang lain.
Bersedekah, berlaku baik pada orang tua, keluarga, kasih sayang pada suami, istri, dan anak-anak itu akan berlipat ganda.

Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran:

1. Allah telah menerangkan bulan-bulan dalam syariat Islam yang berjumlah dua belas bulan, empat diantaranya adalah bulan haram

إِنَّ عِدَّةَ الشُّهُورِ عِنْدَ اللَّهِ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا فِي كِتَابِ اللَّهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ ۚ فَلَا تَظْلِمُوا فِيهِنَّ أَنْفُسَكُمْ ۚ وَقَاتِلُوا الْمُشْرِكِينَ كَافَّةً كَمَا يُقَاتِلُونَكُمْ كَافَّةً ۚ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ مَعَ الْمُتَّقِينَ

Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah ialah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kalian menganiaya diri kalian dalam bulan yang empat itu dan perangilah kaum musyrik itu semuanya sebagaimana mereka pun memerangi kalian semuanya; dan ketahuilah bahwa Allah beserta orang-orang yang bertakwa.
( QS. At-Taubah: 36)

Derajat Hadits Adzan Dan Iqamat Untuk Bayi Yang Baru Lahir

Tematik (104)
---------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Derajat Hadits Adzan Dan Iqamat Untuk Bayi Yang Baru Lahir

Sebagian Ulama menyunnahkannya dengan beberapa, tapi dalam kesempatan ini kami sebutkan dua hadits saja yang sering dijadikan alasan oleh sebagian Ulama yang menyunnahkannya.

Hadits pertama, Husain bin ‘Ali bin Abi Thalib radhiallahu ‘anhuma menceritakan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah bersabda:

مَنْ وُلِدَ لَهُ, فَأَذَّنَ فِي أُذُنِهِ الْيُمْنَى وَأَقَامَ فِي أُذُنِهِ الْيُسْرَى, لَمْ تَضُرَّهُ أُمُّ الصِّبْيَانِ

"Barangsiapa yang dianugerahi seorang anak, lalu dia mengumandangkan adzan di telinga kanannya dan iqamat di telinga kirinya, maka Ummu Shibyan (jin pengganggu anak kecil) tidak akan membahayakan dirinya".

Hadits di atas diriwayatkan oleh Abu Ya’la 6780, Ibnu Suni dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah 623, Ibnu ‘Adi dalam Al Kamil VII:198. Dalam sanadnya terdapat rawi yang bernama Yahya bin Al ‘Allaa Al Bajili. Mengenai Yahya di atas, maka beberapa kritikus hadits telah mencelanya bahkan cukup keras.

Kata Abu Bisyr Ad Daulabi rahimahullah: "Ditinggalkan haditsnya (karena dituduh suka berdusta)".

Kata Al-Baihaqi rahimahullah: "Ditinggalkan haditsnya dan terkadang menyebutnya lemah dan sesekali menyebutnya lemah, tidak boleh dijadikan argumentasi dengannya".

Kata Ahmad bin Hanbal rahimahullah: "Pendusta dari kalangan Rafidhah, suka memalsukan hadits. Dan pernah juga beliau menyebutnya matruk (ditinggalkan haditsnya karena dituduh suka berdusta)".

Kata Ibnul Hajar rahimahullah (pakar hadits Madzhab Syafi’i): "Dituduh sebagai pemalsu hadits, sangat lemah". (Diringkas dari Tahdziibul Kamaal no.urut rawi 8227)

Atas dasar itu para ahli hadits melemahkan, bahkan menyatakan palsunya hadits di atas.

Ulama yang melemahkan hadits diatas adalah Al Bushiri dalam Ittihaaful Hiirah V:329: "Dha'if". Kata As Suyuthi dalam Jaami’us Shaghir 9066: "Dha'if". Kata Al Iraqi dalam Takhrij Ihyaa ‘Ulumud Din II:69: "Dha'if". Kata Al Albani rahimahumullah dalam Irwa’ul Ghalil 1174: "Palsu".

Dengan penjelasan diatas hadits tersebut sama sekali tidak memenuhi persyaratan untuk dijadikan hujjah.

Hadits kedua, Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma mengisahkan:

أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَذَّنَ فِي أُذُنِ الْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍ يَوْمَ وُلِدَ, فَأَذَّنَ فِي أُذُنِهِ الْيُمْنَى وَأَقَامَ فِي أُذُنِهِ الْيُسْرَى

"Sesungguhnya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengucapkan adzan di telinga Al Hasan bin ‘Ali radhiallahu ‘anhuma pada hari beliau dilahirkan. Beliau mengumandangkan adzan di telinga kanannya dan iqamat di telinga kirinya".

Hadits tersebut diriwayatkan oleh Baihaqi dalam Syu’abul Iman 8255. Dalam sanadnya terdapat tiga rawi yang bermasalah.

Pertama, محمد بن يونس الكديمي (Muhammad bin Yunus Al-Kadimi). Imam Abu Dawud, Baihaqi dan lainnya menyebutnya sebagai pendusta. (Tahdziibhul Kamaal XVII:66-80).

Kedua, gurunya Muhammad bin Yunus yang bernama الحسن بن عمرو بن سيف (Al-Hasan bin ‘Amruu bin Saif). Kata Imam Bukhari rahimahullah: "Pendusta". (Taarikhul Kabir II:299).

Ketiga, القاسم بن مُطيَّب (Al-Qasim bin Muthayyab). Ibnul Hajar rahimahullah menyebutnya: "Padanya ada kelembekan". Bahkan Al-Haitsami rahimahullah menyebutnya matruk.

Karena itulah Al-Iraqi rahimahullah mendha’ifkannya dalam Takhrij Al-Ihya II:69, bahkan Syaikh Al Albani rahimahullah dalam Ad-Dha’ifah 8121 menilainya palsu.

Ada lagi sebenarnya hadits-hadits lain yang isinya anjuran adzan dan iqamat bagi bayi yang baru dilahirkan, namun semuanya lemah tidak bisa dijadikan hujjah.

Karena itu Syaikh Abdul ‘Azizi At-Tharifi hafizhahullah berkata: "Hadits terkait mengadzani bayi yang baru dilahirkan tidaklah shahih. Maka, tidaklah shahih adanya hadits tentang anjuran adzan di telinga bayi".

Berkata Syaikh Sulaiman Al-Ulwan hafizhahullah: "Hadits-hadits yang diriwayatkan dalam masalah mengadzani bayi yang baru dilahirkan tidak ada yang shahih, tidak ada satupun (hadits shahih) dalam bab ini, dengan demikian adzan di telinga anak yang baru dilahirkan tidaklah disukai dan hukum-hukum syariat, baik hukum wajib, sunnah, haram, makruh, tidak bisa ditegakkan sebagai dalil, kecuali berdasarkan dalil yang shahih dan berita yang terpercaya".

Jumat, 28 Oktober 2022

Larangan melampaui batas dalam memuji Rasulullah

Hadits Sahih (296.1023)
-------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Larangan melampaui batas dalam memuji Rasulullah

Sahih al-Bukhori:3189

عَنْ عُمَر رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ : سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: 

لاَ تُطْرُونِي كَمَا أَطْرَتْ النَّصَارَى ابْنَ مَرْيَمَ، فَإِنَّمَا أَنَا عَبْدُهُ فَقُولُوا: عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ.

Dari Umar ra, ia berkata: Aku mendengar Nabi saw bersabda:

Janganlah kalian melampaui batas dalam memujiku sebagaimana orang Nashrani melampaui batas dalam memuji (Isa) ibn Maryam. Sesungguhnya aku hanyalah hamba-Nya, maka itu katakanlah: Abdullah wa rasuuluh (hamba Allah dan utusan-Nya).

Pesan :
1. Rasulullah melarang umatnya melampaui batas dalam memuji beliau. Melampaui batas yang dimaksud adalah menisbatkan sifat-sifat Allah kepada Rasulullah, seperti mengetahui ghaib, padahal Rasulullah hanya mengetahui hal ghaib yang Allah beritahu kepada beliau. Melampaui batas juga bisa termasuk mengarang sesuatu dan mengatakannya sebagai mukjizat Rasulullah, atau memuji Rasulullah dengan hal yang dusta. 
2. Rasulullah melarang umatnya melampaui batas dalam memuji beliau sebagaimana kaum Nashrani melampaui batas dalam memuji Isa ibn Maryam, mereka sampai mengatakan bahwa Nabi Isa merupakan Tuhan.

Rabu, 26 Oktober 2022

Tadabbur Al-Quran Hal. 252

Tadabbur Al-Quran Hal. 252
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Ar-Ra'd ayat 22 :

وَالَّذِيْنَ صَبَرُوا ابْتِغَاۤءَ وَجْهِ رَبِّهِمْ وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَاَنْفَقُوْا مِمَّا رَزَقْنٰهُمْ سِرًّا وَّعَلَانِيَةً وَّيَدْرَءُوْنَ بِالْحَسَنَةِ السَّيِّئَةَ اُولٰۤىِٕكَ لَهُمْ عُقْبَى الدَّارِۙ

Dan orang yang sabar karena mengharap keridaan Tuhannya, melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka, secara sembunyi atau terang-terangan serta menolak kejahatan dengan kebaikan; orang itulah yang men-dapat tempat kesudahan (yang baik),

- Tafsir Al Muyassar Ar-Ra'd ayat 22 :

Mereka adalah orang-orang yang bersabar menghadapi gangguan, bersabar dalammelaksanakan ketaatan, dan bersabar dari kemaksiatan, karena mencari keridhaan Rabb mereka. Mereka mengerjakan shalat sesempurna
mungkin, dan menunaikan dari harta mereka zakat yang diwajibkan dan nafkah yang dianjurkan, baik secara
sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, menolak keburukan dengan kebaikan sehingga kebaikan itu menghapuskan keburukan tersebut. Orang-orang yang bersifatkan dengan sifat-sifat ini, mereka itulah yang akan
mendapatkan akibat yang baik di akhirat kelak.

- Hadis Sahih Ar-Ra'd ayat 22 :

Dari Anas bin Malik Ra, ia berkata
aku mendengar Nabi Saw. bersabda,
Allah berfirman, Apabila Aku menguji
hamba-Ku dengan penyakit pada kedua matanya, kemudian ia mampu bersabar maka Aku akan menggantinya dengan surga." (HR Ahmad dan Bukhäri). (Mulla Ali Al-Qari, Al-Ahadisul Qudsiyyatul Arba iniyyah, t.t.: 19).

Senin, 24 Oktober 2022

SETIAP KEBAIKAN ADALAH SEDEKAH

Tematik (103)
---------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

SETIAP KEBAIKAN ADALAH SEDEKAH

وَعَنْ جَابِرٍ رضي الله عنه قَالَ: قاَلَ رَسُوْلُ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم : “كُلُّ مَعْرُوْفٍ صَدَقَةٌ .” أَخْرَجَهُ الْبُخارِيُّ.

Dari Jabir, dia berkata, Rasulullah ﷺ bersabda, “Seluruh perbuatan baik merupakan sedekah.”([1])

Diksi ma’ruf yang digunakan dalam sabda Rasulullah ﷺ pada hadis ini adalah lawan dari munkar. Arti dari ma’ruf adalah kebaikan yang sesuai dengan prinsip ajaran Islam. Sedangkan kata kullu yang mendahuluinya bermakna seluruh atau semua. Maka gabungan antara keduanya menunjukkan keumuman: seluruh kebaikan.

Hadis ini menjelaskan bahwasanya sedekah di mata syariat bukan hanya terbatas pada harta, tetapi seluruh perbuatan baik (segala bentuk kebajikan) juga merupakan sedekah. Kebaikan apapun juga, entah kebaikan yang berkaitan dengan diri sendiri maupun kebaikan yang berkaitan dengan orang lain. Asal ia merupakan kebaikan maka ia pun merupakan sedekah.

Telah datang pula dalam hadis-hadis yang lain dimana Rasulullah ﷺ menjelaskan bahwasanya seluruh kebaikan secara rinci juga merupakan sedekah. Dalam sebuah hadis, Rasulullah ﷺ bersabda,

فَكُلُّ تَسْبِيحَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَحْمِيدَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَهْلِيلَةٍ صَدَقَةٌ، وَكُلُّ تَكْبِيرَةٍ صَدَقَةٌ، وَأَمْرٌ بِالْمَعْرُوفِ صَدَقَةٌ وَنَهْيٌ عَنْ الْمُنْكَرِ صَدَقَةٌ

“Setiap tasbih merupakan sedekah. Setiap tahmid (mengucapan alhamdulillāh) juga merupakan sedekah. Setiap tahlil (mengucapkan lā ilāha illa Allah) merupakan sedekah. Setiap takbir (mengucapkan Allahu akbar) juga bersedekah. Menyeru orang lain untuk melakukan kebaikan juga sedekah. Dan mencegah orang lain (nahi mungkar) dari perbuatan kemungkaran juga termasuk.”([2])

Tashbih, tahmid, tahlil dan takbir adalah perbuatan yang kaitannya antara seorang hamba dengan Allah. Mengagungkan Allah termasuk sedekah. Maka yang dimaksud di sini adalah bersedekah kepada dirinya sendiri. Adapun yang berkaitan dengan orang lain, seperti amar makruf adalah sedekah untuk orang lain. Menyuruh orang lain untuk melakukan kebaikan berarti dia sedang bersedekah kepadanya.

Bahkan Rasulullah ﷺ menyebutkan perkara yang dianggap oleh para sahabat sebagai perkara duniawi semata ternyata juga mengandung pahala sedekah. Rasulullah Muhammad ﷺ bersabda,

وَفِـيْ بُضْعِ أَحَدِكُمْ صَدَقَةٌ

“Engkau menggauli istrimu juga termasuk sedekah.” ([3])

Jadi, menyenangkan hati istri dengan berhubungan dengan istri dinilai sedekah menurut kacamata syariat.

Rasulullah ﷺ juga menyebutkan,

تَعْدِلُ بَيْنَ اثْنَيْنِ صَدَقَة

“Demikian juga jika ada dua orang datang kemudian menjadikan engkau sebagai hakim (pengambil keputusan) jika engkau berbuat adil kepada keduanya maka berarti engkau telah bersedekah.”

وَتُعِينُ الرَّجُلَ فِي دَابَّتِهِ فَتَحْمِلُهُ عَلَيْهَا أَوْ تَرْفَعُ لَهُعَلَيْهَا مَتَاعَهُ صَدَقَةٌ

“Demikian juga jika engkau membantu seseorang menaiki hewan tunggangannya atau engkau mengangkatkan barangnya di atas tunggangannya ini juga merupakan sedekah.”([4])

Dari hadis-hadis di atas kita mengetahui bahwa sedekah tidak mesti dengan uang/harta. Membantu orang lain seperti mengangkatkan barang bawaannya, meletakkannya di atas tunggangannya atau di atas mobilnya juga merupakan bentuk sedekah, yaitu sedekah dengan tenaga.

Dalam hadis yang lain Rasulullah ﷺ menyebutkan,

وَالْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ

“Dan berkata-kata yang baik merupakan sedekah.”([5])

Seseorang menahan dirinya dari perkataan buruk dan berusaha berbicara dengan perkataan yang baik dikatakan telah bersedekah. Jika sedang berbicara dengan saudaranya, orang tuanya, istrinya, atau yang lainnya, ia berusaha memilih kata-kata yang baik. Ketika seseorang berusaha memilih kata-kata yang baik dalam berbicara, sesungguhnya dia sedang bersedekah.

Semua hadis-hadis di atas menunjukkan bahwasanya seluruh bentuk kebaikan merupakan sedekah dan tidak terbatas dengan harta saja. Hal ini juga menunjukkan bahwa sedekah tidak hanya bisa dilakukan oleh orang-orang kaya saja. Orang-orang miskin pun bisa bersedekah. Allah membuka cara sedekah yang bermacam-macam, tidak mesti dengan harta.

Sebagian ulama mengatakan bahwa hal ini merupakan bentuk kasih sayang Allah ﷻ, yaitu Dia menjadikan ibadah itu bermacam-macam. Hal ini tentu akan dirasa mudah oleh setiap hamba. Bagi mereka yang memiliki kelapangan harta, maka bersedekahlah dengan hartanya. Bagi yang bisa bersedekah dengan tenaganya, maka bersedekahlah dengan tenaganya. Demikian pula seseorang dapat bersedekah dengan pikirannya, idenya, atau bahkan dengan senyumnya. Bahkan jika seseorang tidak memiliki semua kemampuan itu dan ditakdirkan oleh Allah hanya bisa tinggal di dalam rumahnya sendiri, ia pun masih bisa bersedekah dengan tasbih, tahmid, tahlil, takbir, dan dzikir-dzikir lainnya.

Namun hal ini sekaligus juga merupakan ujian bagi hamba apakah ia berusaha memasuki sebanyak-banyaknya pintu-pintu kebaikan atau tetap lalai meskipun pintu-pintu kebaikan itu dibuka dalam bentuk yang bermacam-macam.

Oleh karena keutamaan dari Allah itu, hendaknya kita bisa memanfaatkan pintu-pintu sedekah dan pintu-pintu kebaikan yang banyak itu. Jika kita bisa memasuki banyak pintu-pintu kebaikan tersebut, maka itulah yang terbaik. Namun jika kita tidak bisa masuk ke seluruh pintu-pintu kebaikan yang disediakan Allah, maka hendaknya kita masuk ke pintu kebaikan yang dimudahkan Allah ﷻ bagi kita.

Footnote:
([1]) HR. Bukhari no. 6021.
([2]) HR. Muslim no. 720.
([3]) HR. Muslim no. 150.
([4]) HR. Bukhari no. 2.989 dan Muslim no. 1.009.
([5]) HR. Bukhari no. 2.707 dan Muslim no. 2.332.

Minggu, 23 Oktober 2022

Teman Bergaul Cermin Diri Seseorang

One Day One Hadits (215)
------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Teman Bergaul Cermin Diri Seseorang

عن زهير بن محمد ، عن موسى بن وردان ، عن أبي هريرة - رضي الله عنه - قال : قال رسول الله - صلى الله عليه وسلم - :

"الرَّجُلُ عَلَى دِينِ خَلِيلِهِ فَلْيَنْظُرْ أَحَدُكُمْ مَنْ يُخَالِلُ " .أخرجه أحمد في " المسند " ( 8 / 307 / 8398 )

Dari Zuhair bin Muhammad dari Musa bin Wardan, dari Abu Hurairota radhiAlloohu anhu berkata, bersabda Rasulullah saw:
Seseorang itu tergantung pada agama  temannya. Oleh karena itu, salah satu diantara kalian hendaknya memperhatikan siapa yang dijadikan teman.( Hadist, dikeluarkan dari Imam Ahmad di dalam" Al-Musnad (8/307/6398)

Pelajaran yang terdapat dalam hadist :

1. Pergaulan cermin diri seseorang,

الْمُؤْمِنُ مِرْآةُ (أخيه) الْمُؤْمِنِ

Seorang mukmin cerminan dari saudaranya yang mukmin.

2. Memilih teman yang baik adalah sesuatu yang tak bisa dianggap remeh. Karena itu, Islam mengajarkan agar kita tak salah dalam memilihnya.

3. Kalau seorang biasa berkumpul dengan seseorang yang hobinya berjudi, maka kurang lebih dia seperti itu juga. Begitu pula sebaliknya, kalau dia biasa berkumpul dengan orang yang rajin shalat berjamaah, maka kurang lebih dia seperti itu.

Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran:

1. Pergaulan menentukan nasib seseorang.

وَيَوْمَ يَعَضُّ الظَّالِمُ عَلَىٰ يَدَيْهِ يَقُولُ يَا لَيْتَنِي اتَّخَذْتُ مَعَ الرَّسُولِ سَبِيلًا
يَا وَيْلَتَىٰ لَيْتَنِي لَمْ أَتَّخِذْ فُلَانًا خَلِيلًا
لَقَدْ أَضَلَّنِي عَنِ الذِّكْرِ بَعْدَ إِذْ جَاءَنِي ۗ وَكَانَ الشَّيْطَانُ لِلْإِنْسَانِ خَذُولًا

Dan (ingatlah) hari (ketika itu) orang yang zalim menggigit dua tangannya, seraya berkata: "Aduhai kiranya (dulu) aku mengambil jalan bersama-sama Rasul".
Kecelakaan besarlah bagiku; kiranya aku (dulu) tidak menjadikan sifulan itu teman akrab(ku).
Sesungguhnya dia telah menyesatkan aku dari Al Quran ketika Al Quran itu telah datang kepadaku. Dan adalah syaitan itu tidak mau menolong manusia.
[Surat Al-Furqan : 27- 28-29]

2. Perintah sabar untuk selalu berkawan dengan orang-orang yang shaleh.

وَاصْبِرْ نَفْسَكَ مَعَ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ ۖ وَلَا تَعْدُ عَيْنَاكَ عَنْهُمْ تُرِيدُ زِينَةَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا ۖ وَلَا تُطِعْ مَنْ أَغْفَلْنَا قَلْبَهُ عَنْ ذِكْرِنَا وَاتَّبَعَ هَوَاهُ وَكَانَ أَمْرُهُ فُرُطًا

Dan bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap keridhaan-Nya; dan janganlah kedua matamu berpaling dari mereka (karena) mengharapkan perhiasan dunia ini; dan janganlah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati batas. [Surat Al-Kahf : 28].

Sabtu, 22 Oktober 2022

Tadabbur Al-Quran Hal. 251

Tadabbur Al-Quran Hal. 251
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Ar-Ra'd ayat 14 :

لَهٗ دَعْوَةُ الْحَقِّۗ وَالَّذِيْنَ يَدْعُوْنَ مِنْ دُوْنِهٖ لَا يَسْتَجِيْبُوْنَ لَهُمْ بِشَيْءٍ اِلَّا كَبَاسِطِ كَفَّيْهِ اِلَى الْمَاۤءِ لِيَبْلُغَ فَاهُ وَمَا هُوَ بِبَالِغِهٖۗ وَمَا دُعَاۤءُ الْكٰفِرِيْنَ اِلَّا فِيْ ضَلٰلٍ

Hanya kepada Allah doa yang benar. Berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak dapat mengabulkan apa pun bagi mereka, tidak ubahnya seperti orang yang membukakan kedua telapak tangannya ke dalam air agar (air) sampai ke mulutnya [769]. Padahal air itu tidak akan sampai ke mulutnya. Dan doa orang-orang kafir itu, hanyalah sia-sia belaka.

- [769] Orang-orang yang berdoa kepada berhala dimisalkan seperti orang yang mengulurkan telapak
tangannya yang terbuka ke air supaya air sampai ke mulutnya. Hal ini tidak mungkin terjadi karena telapak tangan yang terbuka tidak mungkin dapat menampung air.

- Tafsir Al Muyassar Ar-Ra'd ayat 14 :

Kepunyaan Allah sajalah dakwah tauhid La ilaha illallah. Tiada yang disembah dan dimohon kecuali Dia, sedangkan berhala-berhala yang mereka sembah selain Allah tidak
dapat mengabulkan doa orang yang berdoa kepadanya.
Keadaan mereka bersama berhala-berhala itu seperti keadaan orang kehausan yang membentangkan kedua telapak tangannya kepada air dari jauh, agar air itu sampai ke mulutnya, tapi air itu tidak sampai kepadanya.

Permohonan kaum kafir kepada berhala-berhala itu tidak lain hanyalah klimaks kejauhan dari kebenaran, karena mempersekutukan Allah dengan selain-Nya.

Jumat, 21 Oktober 2022

Rasulullah, sosok yang paling pemaaf

Hadits Sahih (295.1022)
-------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Rasulullah, sosok yang paling pemaaf

Sahih al-Bukhori:1191

عَنْ جَابِر رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: 

أَتَى النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ أُبَيٍّ بَعْدَ مَا دُفِنَ، فَأَخْرَجَهُ فَنَفَثَ فِيهِ مِنْ رِيقِهِ وَأَلْبَسَهُ قَمِيصَهُ.

Dari Jabir ra, dia berkata: 

Nabi saw mendatangi (jenazah) Abdullah ibn Ubay setelah dimasukkan dalam kubur lalu beliau mengeluarkannya, meludahinya, dan memakaikannya dengan baju beliau.

Pesan :
1. Abdullah ibn Ubay ibn Salul adalah ketua para munafik di Madinah, dia adalah orang yang membawa kembali 300 orang pasukan pada perang Uhud.
2. Saat Abdullah ibn Ubay meninggal dan dikuburkan, Rasulullah mengeluarkannya dari kuburnya dan meludahinya serta memakaikannya pakaian beliau, dengan maksud memberkahi jenazah.
3. Sifat Rasulullah yang pemaaf, meskipun beliau tahu bahwa Abdullah ibn Ubay adalah seorang munafik, namun beliau beristighfar untuknya dan menshalatkannya.
4. Setelah kejadian ini, turun wahyu yang melarang Rasulullah menyalatkan orang-orang munafik.

Rabu, 12 Oktober 2022

Keutamaan Puasa Senin Kamis

One Day One Hadits (214)
------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Keutamaan Puasa Senin Kamis

عن عائشة رضي اللَّه عنها قالت، 
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَتَحَرَّى صَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَالخَمِيسِ

 
Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha menceritakan, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa melakukan puasa di hari senin dan kamis. (HR. Turmudzi 745 dan dishahihkan Al-Albani).

Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:

1. Puasa senin kamis, termasuk puasa sunah yang menjadi kebiasaan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

2. Inilah yang menjadi alasan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam merutinkan puasa senin dan kamis. Beliau ingin, ketika amal beliau dilaporkan, beliau dalam kondisi puasa.

 عن أسامه بن زيد رضي اللَّه عنه قال، قال رسول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ،:
إِنَّ أَعْمَالَ الْعِبَادِ تُعْرَضُ يَوْمَ الِاثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ

 Dari Usamah bin Zaid radhiyallahu ‘anhuma, beliau menceritakan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Sesungguhnya amal para hamba dilaporkan (kepada Allah) setiap senin dan kamis.” (HR. Abu Daud 2436 dan dishahihkan Al-Albani).

3. Selain itu, di hari Senin Kamis juga pintu surga akan dibuka.

تُفْتَحُ أَبْوَابُ الْجَنَّةِ يَوْمَ الاِثْنَيْنِ وَيَوْمَ الْخَمِيسِ فَيُغْفَرُ لِكُلِّ عَبْدٍ لاَ يُشْرِكُ بِاللَّهِ شَيْئًا إِلاَّ رَجُلاً كَانَتْ بَيْنَهُ وَبَيْنَ أَخِيهِ شَحْنَاءُ

“Pintu-pintu surga dibuka pada hari Senin dan Kamis. Maka semua hamba yang tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu diampuni kecuali seseorang yang antara dirinya dengan saudaranya terdapat permusuhan.” (HR. Muslim)

4. Para ulama menegaskan, puasa di dua hari ini bukan satu kesatuan. Artinya, orang boleh puasa senin saja atau kamis saja. Karena tidak ada perintah dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam  bahwa dua hari itu harus dipasangkan, demikian pula tidak ada larangan dari beliau untuk puasa senin saja atau kamis saja.

5. Ternyata dengan puasa senin kamis dilihat dari dimensi duniawi bisa memperkokoh aljihazul mana'i(ketahanan tubuh) dari penyakit, virus-virus termasuk CORONA. baca peneliti dari Jepang dibawah ini, 
Riset lapar (puasa) membuahkan nobel utk peneliti Jepang.
==============

AUTOPHAGI

Ketika tubuh seseorang lapar, tubuh seseorang akan memakan dirinya sendiri atau membersihkan dirinya sendiri!!!..

Ilmuwan telah menemukan bahwa ketika seseorang lapar(PUASA) dalam jangka waktu tidak kurang dari 8 jam dan tidak lebih dari 16 jam, menghasilkan protein khusus yang disebut autophagisom diseluruh bagian tubuh, dan mereka lebih mirip sapu raksasa yang mengumpulkan sel-sel mati,kanker dan penyakit lainnya lalu menganalisa dan memakan bagian yang tidak sehat tersebut.
Studi tersebut menyarankan seseorang menjalani praktek melaparkan diri (PUASA) dua atau tiga kali dalam seminggu.

Penelitian ini telah memenangkan penghargaan NOBEL KEDOKTERAN kepada dokter jepang "yoshinori ohsumi" atas riset yang ia namakan AUTOPHAGI.

6. Alhamdulillah beruntunglah kita sebagai umat islam karena agama telah mengatur perihal puasa sebelum riset modern menemukan manfaat yang luar biasa buat tubuh orang yang bepuasa.

Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
“Setiap amalan kebaikan yang dilakukan oleh manusia akan dilipatgandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Ta’ala berfirman (yang artinya), “Kecuali amalan puasa. Amalan puasa tersebut adalah untuk-Ku. Aku sendiri yang akan membalasnya. Disebabkan dia telah meninggalkan syahwat dan makanan karena-Ku. Bagi orang yang berpuasa akan mendapatkan dua kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika dia berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau minyak kasturi.” (HR. Muslim no. 1151)

Tema hadist yang berkaitan dengan Al qur'an :

- Puasa mengandung hikmah menyucikan tubuh dan mempersempit jalan-jalan setan.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kalian bertakwa. (Al-Baqarah: 183)

Tadabbur Al-Quran Hal. 250

Tadabbur Al-Quran Hal. 250
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid

- Ar-Ra'd ayat 8 :

اَللّٰهُ يَعْلَمُ مَا تَحْمِلُ كُلُّ اُنْثٰى وَمَا تَغِيْضُ الْاَرْحَامُ وَمَا تَزْدَادُ ۗوَكُلُّ شَيْءٍ عِنْدَهٗ بِمِقْدَارٍ

Allah mengetahui apa yang dikandung oleh setiap perempuan, apa yang kurang sempurna dan apa yang bertambah dalam rahim. Dan segala sesuatu ada ukuran di sisi-Nya.

- Asbabun Nuzul  Ar-Ra'd ayat 8 :

At-thabrani dan lainnya meriawayatkan dari ibnu abbas bahwa Arbadh bin Qais dan Amir bin thufail datng ke madinah menemui Rasulullah. Lalu amir bekata, 'Hai Muhammad, apa yang kamu berikan kepadaku kalau akau masuk Islam? Beliau menjawab,'kamu mendapat hak seperti hak yang yang dimiliki kaum muslimin dan kamu juga memikul kewajiban seperti mereka'. Ia berkata lagi, " apakah engkau akan menyerahkan kepemimpinan kepadaku setelah engkau wafat? Nabi menjawab, "hal itu bukan menjadi hakmu dan kamummu'. Akhirnya kedua orang itu pergi. Kemudian amir berkata kepad arbad,"aku akan menarik perhatian Muhammad dengan perbincangan , lalu tikamlah dia dengan pedang.' Mereka pun kembali. Amir berkata,"Hai Muhammad, kemarilah! Mari kita bicara". Beliau bangkit lalu berbicara dengannya, sementara arbad mulai menghunus pedangnya. Tapi baru saja dia meletakkan tangannya di gagang pedang, rasulullah menoleh sehingga melihatnya. Kemudian beliau meninggalkan mereka berdua. Akhirnya keduanya pergi hingga ketika mereka berada di ar-raqm, Allah mengirimkan petir yang menewaskan Arbad, lalu allah menurunkan ayat ini.

Senin, 10 Oktober 2022

Tujuh Tanda Hati Sudah Mati

Tematik (102)
---------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Tujuh Tanda Hati Sudah Mati

1. Berani Meninggalkan Sholat.

Sholat lima waktu wajib dilakukan sepanjang hayat dan sengaja meninggalkan satu sholat sahaja pun maka dosanya sangat besar dan bergelar ia dengan nama fasiq. Orang yang tidak sholat akan diazab di dalam kubur, di padang mahsyar dan di dalam neraka. Orang yang telah mati hatinya tidak merasa bimbang sedikit pun dengan azab yang sedang menunggunya.

2. Merasa Tenang Walupun Setiap Hari Melakukan Dosa

Firman Allah :

كَلاَّ بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوْبِهِمْ مَا كَانُوْا يَكْسِبُوْنَ

Artinya: “Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya segala dosa yang selalu mereka lakukan telah menutup hati mereka.” (Q.S Al-Muthaffifin : 14)

3. Jauh Dari Al-Qur'an

Tidak ada masa dalam hidupnya untuk membuka Qur'an, membaca dan memerhatikan maknanya. Sepanjang masa sibuk dengan perkara lain yang dianggap lebih baik dari membuang masa membaca dan memerhatikan makna Al-Qur'an.

Firman Allah :

أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ أَمْ عَلَى قُلُوبٍ أَقْفَالُهَا

Artinya: “Maka kenapakah mereka tidak mau memerhatikan Al-Qur'an bahkan hati mereka sebenarnya telah terkunci.” (Q.S Muhammad : 24)

4. Tidak Ada Masa Memikirkan Perkara Agama

Firman Allah :

أُولَئِكَ الَّذِينَ طَبَعَ اللَّهُ عَلَى قُلُوبِهِمْ وَسَمْعِهِمْ وَأَبْصَارِهِمْ وَأُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ

Artinya: "Mereka itulah orang-orang yang hati mereka, telinga mereka dan mata mereka telah dikunci oleh Allah dan mereka itulah orang-orang yang lalai” (Q.S An-Nahl : 108)

5. Hidupnya Hanyalah Membuat Sangkaan Buruk Kepada Orang Dan Mencari Salah Orang

Firman Allah :

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيرًا مِنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ إِثْمٌ وَلا تَجَسَّسُوا

Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman. Tinggalkan perangai suka sangka buruk kerana sangka buruk itu adalah dosa dan jangan kamu mencari-cari salah orang lain.” (Q.S Al-Hujuraat : 12)

6. Tidak Suka Mendengar Nasihat

Firman Allah :

وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالإنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالأنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ (١٧٩

Artinya: “ Dan sungguhnya akan Kami isikan dalam neraka Jahanam ramai dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka seperti binatang bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai dari mendengar kebenaran.” (Q.S Al-A’raf : 179)

7.Tidak Takut Dengan Mati dan Azab Kubur

Firman Allah :
وَلَوْ تَرَىٰ إِذِ الْمُجْرِمُونَ نَاكِسُو رُءُوسِهِمْ عِنْدَ رَبِّهِمْ رَبَّنَا أَبْصَرْنَا وَسَمِعْنَا فَارْجِعْنَا نَعْمَلْ صَالِحًا إِنَّا مُوقِنُونَ

Artinya: "Dan (alangkah ngerinya), jika sekiranya kamu melihat ketika orang-orang berdosa itu menundukkan kepalanya di hadapan Tuhannya (mereka berkata), “Wahai Tuhan kami, kami telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami ke dunia. Kami akan mengerjakan amal solih. Sesungguhnya kami adalah orang-orang yakin (tetapi mereka sudah terlambat)." (Q.S As-Sajadah : 12)

Minggu, 09 Oktober 2022

Tadabbur Al-Quran Hal. 249

Tadabbur Al-Quran Hal. 249
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Ar-Ra'd ayat 2 :

اَللّٰهُ الَّذِيْ رَفَعَ السَّمٰوٰتِ بِغَيْرِ عَمَدٍ تَرَوْنَهَا ثُمَّ اسْتَوٰى عَلَى الْعَرْشِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَۗ  كُلٌّ يَّجْرِيْ لِاَجَلٍ مُّسَمًّىۗ يُدَبِّرُ الْاَمْرَ يُفَصِّلُ الْاٰيٰتِ لَعَلَّكُمْ بِلِقَاۤءِ رَبِّكُمْ تُوْقِنُوْنَ

Allah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menundukkan matahari dan bulan; masing-masing beredar menurut waktu yang telah ditentukan. Dia mengatur urusan (makhluk-Nya), dan menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), agar kamu yakin akan pertemuan dengan Tuhanmu.

- Tafsir Al Muyassar Ar-Ra'd ayat 2 :

Turunnya Al Qur'an, penjelasan hukum-hukumnya, dan perinciannya, serta kesempurnaannya itu agar kalian
semua tidak menyembah kecuali hanya kepada Allah yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Sesungguhnya aku
(Muhammad) hanyalah pemberi peringatan dari Allah untuk kalian akan siksa-Nya dan pemberi kabar gembira
akan pahala-Nya.

- Mu'jam Ar-Ra'd ayat 2 :

عَمَدٍ

Amida: Al-Amdu berarti bermaksud melakukan sesuatu dan menjadikannya sebagai sandaran. Dan Al-Tmäd ialah sesuatu yang dijadikan sandaran, firman Allah, yang mem
punyai bangunan-bangunan yang tinggi. (OS Al-Faj, 89: 7), yaitu mereka bersandar kepadanya. Adapun Al-Amüd ialah kayu yang dijadikan sandaran bagi kemah. Firman Allah, sedang mereka itu) dikat pada tiang-tiang yang panjang. (Q5 Al-Humazah,104: 9). Demikian juga Apa yang dibawa oleh manusia untuk dijadikan sebagai alat sandaran, apakah itu besi ataupun kayu. (Ar
Rägib Al-Asfahäni, Mujam Mufradäti Alfazi Al-Qur'ani, 1431 H/2010 M: 261).

Sabtu, 08 Oktober 2022

Kedzoliman Kegelapan Pada Hari Qiamat

One Day One Hadits (213)
------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Kedzoliman Kegelapan Pada Hari Qiamat

عن جابر رضي الله عنه: أن رَسُول الله صلى الله عليه وسلم قَالَ: ((اتَّقُوا الظُّلْمَ؛ فَإنَّ الظُّلْمَ ظُلُمَاتٌ يَوْمَ القِيَامَةِ. وَاتَّقُوا الشُّحَّ؛ فَإِنَّ الشُّحَّ أهْلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ. حَمَلَهُمْ عَلَى أنْ سَفَكُوا دِمَاءهُمْ، وَاسْتَحَلُّوا مَحَارِمَهُمْ)). رواه مسلم. 

Dari Jabir r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Takutlah engkau semua - hindarkanlah dirimu semua - akan perbuatan menganiaya, sebab menganiaya itu akan merupakan berbagai kegelapan pada hari kiamat. Juga takutlah - hindarkanlah dirimu semua - akan sifat kikir, sebab kikir itu menyebabkan rosak binasanya ummat yang sebelummu semua. Itulah yang menyebabkan mereka sampai suka mengalirkan darah sesamanya dan pula menyebabkan mereka menghalalkan apa-apa yang diharamkan pada diri mereka. [Riwayat Muslim] 

Pelajaran yang terdapat di dalam hadist:

1. Bagi seorang muslim yang baik, misi hidupnya hanya satu, berbuat kebaikan sebanyak mungkin selama menjalani kehidupan di dunia fana ini. Tak lebih.

2. Namun, bagi mereka yang tujuan hidupnya bukan mengarah pada ibadah seperti yang diajarkan Nabi Shallallahu alaihi wasallam, bisa jadi visinya sebatas meraih kesenangan sesaat.

3. Orang pertama, untuk meraih impiannya, dia akan menggunakan jalur lurus sesuai aturan dari Allah dan Nabinya. Karena itu orang-orang beriman ini lebih mengutamakan jalan kemaslahatan (kemanfaatan) dibanding kemudaratan. Mereka menghindari cara-cara dzalim untuk mendapatkan apa yang menjadi harapannya misal dalam mencari kedudukan, jabatan, popularitas, harta banyak.

4. Sementara, orang-orang yang jauh dari Allah dan Nabinya, jalur hidup yang ditempuh bukan cara-cara yang baik. Tak sedikit mereka menggunakan cara dzalim untuk mewujudkan apa yang menjadi target hidupnya. Mereka ini tak mengenal cara halal dan haram. Yang hanya satu cara: halal, haram, hantam.

5. Jauh sebelum dunia ini ramai dihuni oleh orang-orang yang dzalim, maka jauh hari juga Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam sudah mengingatkan umatnya  terutama mereka yang beriman tentang bahayanya sifat dzalim ini.

6. Hadist di atas menegaskan bahwa kedzaliman itu adalah kegelapan pada hari kiamat. Para pelakunya dihukum sesuai dengan kadar kedzalimannya.

7. Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengharamkan perbuatan dzalim atas para hamba-Nya serta melarang mereka saling mendzalimi, karena kedzaliman itu sendiri adalah haram secara mutlak.

8. Dalam sebuah hadis qudsi Allah  Azza wa Jalla berfirman yang artinya, “Wahai para hamba-Ku! Sesungguhnya Aku mengharamkan kedzaliman atas diri-Ku, dan Aku menjadikannya haram di antara kalian, maka janganlah kalian saling mendzalimi!” (HR. Muslim No. 2577, At-Tirmidzi No. 2495 ) dan Ibnu Majah No. 4257).

9. Imam Al-Maraghi menjelaskan, “Dzalim adalah perbuatan yang menyimpang dari jalan yang wajib ditempuh untuk mencari kebenaran. Sementara itu dalam Mu’jam dikatakan bahwa yang dimaksud dengan dzalim adalah perbuatan yang melampaui batas atau meletakkan sesuatu tidak pada tempatnya.”

Tema hadist yang berkaitan dengan Al qur'an :

1. Allah pun telah mengisyaratkan “Apakah sama antara kegelapan dan terang?” Pasti sangatlah berbeda. Sebagaimana firman-Nya :

قُلْ مَن رَّبُّ ٱلسَّمَـٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ قُلِ ٱللَّهُ ۚ قُلْ أَفَٱتَّخَذْتُم مِّن دُونِهِۦٓ أَوْلِيَآءَ لَا يَمْلِكُونَ لِأَنفُسِهِمْ نَفْعًۭا وَلَا ضَرًّۭا ۚ قُلْ هَلْ يَسْتَوِى ٱلْأَعْمَىٰ وَٱلْبَصِيرُ أَمْ هَلْ تَسْتَوِى ٱلظُّلُمَـٰتُ وَٱلنُّورُ ۗ أَمْ جَعَلُوا۟ لِلَّهِ شُرَكَآءَ خَلَقُوا۟ كَخَلْقِهِۦ فَتَشَـٰبَهَ ٱلْخَلْقُ عَلَيْهِمْ ۚ قُلِ ٱللَّهُ خَـٰلِقُ كُلِّ شَىْءٍۢ وَهُوَ ٱلْوَٰحِدُ ٱلْقَهَّـٰرُ

Artinya: Katakanlah: “Siapakah Tuhan langit dan bumi?” Jawabnya: “Allah”. Katakanlah: “Maka patutkah kamu mengambil pelindung-pelindungmu dari selain Allah, padahal mereka tidak menguasai kemanfaatan dan tidak (pula) kemudharatan bagi diri mereka sendiri?”. Katakanlah: “Adakah sama orang buta dan yang dapat melihat, atau samakah gelap gulita dan terang benderang; apakah mereka menjadikan beberapa sekutu bagi Allah yang dapat menciptakan seperti ciptaan-Nya sehingga kedua ciptaan itu serupa menurut pandangan mereka?” Katakanlah: “Allah adalah Pencipta segala sesuatu dan Dialah Tuhan Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa”. (QS Ar-Ra’d ([13] : 16).

2. Kata kegelapan bermakna seseorang tidak bisa melihat, atau buta, seperti disebutkan di dalam ayat:

وَمَنۡ أَعۡرَضَ عَن ذِكۡرِي فَإِنَّ لَهُۥ مَعِيشَةٗ ضَنكٗا وَنَحۡشُرُهُۥ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ أَعۡمَىٰ * قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرۡتَنِيٓ أَعۡمَىٰ وَقَدۡ كُنتُ بَصِيرٗا

Artiya: “Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta” Berkatalah ia: “Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat?” (QS. Thaha [20]: 124-125).

3. Orang-orang yang zalim karena mempersekutukan Allah seorang kerabat pun dari kalangan mereka yang dapat memberi manfaat bagi mereka, tiada pula pemberi syafaat pun yang dapat diterima syafaatnya, bahkan semua penyebab kebaikan telah terputus dari mereka.

مَا لِلظَّالِمِينَ مِنْ حَمِيمٍ وَلا شَفِيعٍ يُطَاعُ

Orang-orang yang zalim tidak mempunyai teman setia seorang pun dan tidak (pula) mempunyai seorang pemberi syafaat yang diterima syafaatnya.[Ghofir:18].

Kamis, 06 Oktober 2022

Tadabbur Al-Quran Hal. 248

Tadabbur Al-Quran Hal. 248
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Yusuf ayat 108 :

قُلْ هٰذِهٖ سَبِيْلِيْٓ اَدْعُوْٓا اِلَى اللّٰهِ ۗعَلٰى بَصِيْرَةٍ اَنَا۠ وَمَنِ اتَّبَعَنِيْ ۗوَسُبْحٰنَ اللّٰهِ وَمَآ اَنَا۠ مِنَ الْمُشْرِكِيْنَ

Katakanlah (Muhammad), “Inilah jalanku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan yakin, Mahasuci Allah, dan aku tidak termasuk orang-orang musyrik.”

- Tafsir Al Muyassar

Katakanlah kepada mereka (wahai Rasul), "Inilah jalanku, aku mengajak beribadah kepada Allah semata dengan hujah (bukti nyata) dari Allah dan keyakinan. Yaitu, aku dan orang-orang yang mengikuti aku. Aku mensucikan Allah dari segala sesuatu, dan aku bukan termasuk orang-orang yang mempersekutukan Allah dengan
selain-Nya"

- Mu'jam Qs Yusuf, 12: 108 :

/ اَدْعُوْٓا

Da'a: Ad-Du'a' itu seperti An-Nida (seruan) Kalau Nida cukup hanya dengan mengucapkan Ya atau Ayyā, tanpa harus menyebutkan nama. Sedangkan Du'a hampir tidak akan
diucapkan kecuali disertai dengan nama, seperti Ya Fulän. Namun terkadang keduanya berganti posisi dalam penggunaannya sebagaimana pada surah Al-Baqarah, 2: 171.
Adapun dakwah khusus untuk seruan kepada satu penisbatan (ajaran). Asalnya dakwah itu menyeru manusia kepada satu situasi, seperti pertemuan atau perkumpulan. Idli a adalah mengakui sesuatu sebagai miliknya
(Ar-Ragib Al-Aşfahāni, Mujam Mufradati Alfazi Al-Qur äni, 1431 H/2010 M: 129).

Minggu, 02 Oktober 2022

LARANGAN BERBUAT BID'AH

One Day One Hadits (212)
------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

LARANGAN BERBUAT BID'AH

 MATAN HADITS

عَنْ أُمِّ المُؤمِنِينَ أُمِّ عَبْدِ اللَّهِ عَا ءِشَةَ رَضِیَ اللَّهُ عَنْهَا قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ مَنْ أَحْدَثَ فِیْ أَمْرِ نَا هَذَا مَا لَيْسَ مِنْهُ فَهُوَ رَدٌّ وَفِی رَوَايَةٍ لِمُسْلِمٍ مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ عَلَيْهُ أَمْرُ نَا فَهُوَ رَدٌّ.

"Dari Ummul Mu'minin, Ummu Abdillah, Aisyah r.a., dia berkata, Rasulullah ﷺ, 'Barangsiapa yang menciptakan hal baru dalam urusan kami ini (yaitu Islam), berupa apa-apa yang bukan darinya, maka itu tertolak.' Dalam riwayat Muslim, 'Barangsiapa yang melakukan perbuatan yang tidak kami perintahkan dalam agama kami maka itu tertolak.'" (HR. Bukhari no. 2697 dan Muslim no. 1718).

MAKNA HADITS

...مَا لَيْسَ مِنْهُ...

"...berupa apa-apa yang bukan darinya..."

Maksudnya adalah : amaliah dan pemikiran yang bukan dari agama lalu di klaim sebagai ajaran agama. Ketahuilah, apa-apa yang dahulu bukan bagian dari agama maka selamanya ia bukanlah agama, dan tidak seorang pun berhak memasukkannya dalam ajaran agama. 

Apa-apa yang dahulu merupakan bagian dari agama maka selamanya ia adalah bagian dari agama, dan tidak seorang pun berhak menghapuskannya dari agama. Umat terdahulu binasa karena mereka telah mengubah ajaran agama dan kitab suci mereka, baik menambah maupun mengurangi. 

Imam Malik bin Anas radhiyallahu anhu mengatakan, "Barangsiapa yang berbuat bid'ah dalam Islam dan dia memandang itu hasanah (baik) maka dia telah menuduh bahwa Muhammad ﷺ telah mengkhianati risalah karena Allah ﷻ telah berfirman (surat al-maidah ayat 3),"...pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, telah aku cukupkan nikmat-Ku bagimu dan Aku ridhai Islam sebagai agamamu..."

...فَهُوَ رَدٌّ...

"...maka itu tertolak."

Maksudnya adalah : perbuatan bid'ah itu tidak akan diterima, tidak diberi pahala, bahkan justru itu merupakan dosa dan kesesatan karena ia telah mencemari dan merusak kemurnian agama.

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan, "Setiap bid'ah yang tidak ada kewajiban dan Sunnahnya maka itu adalah bid'ah yang jelek dan itu adalah sesat menurut kesepakatan kaum Muslimin. Barangsiapa yang mengatakan bahwa pada sebagian bid'ah ada bid'ah hasanah. Sementara itu, jika perbuatan itu terdapat dalil syar'i, itu adalah sunnah. Adapun apa-apa yang tidak ada Sunnahnya atau kewajibannya, tdak ada satu pun kaum Muslimin yang mengatakan itu adalah kebaikan yang dapat mendekatkan diri kepada Allah ﷻ. Barangsiapa yang mendekatkan diri kepada Allah ﷻ dengan kebaikan yang tidak diperintahkan, baik perkara wajib maupun Sunnah, maka dia sesat dan telah mengikuti setan, serta jalannya adalah jalan setan." 

Sebagaimana yang dikatakan oleh Abdullah bin Mas'ud, "Rasulullah membuat garis kepada kami dengan garis yang lurus. Kemudian, beliau membuat garis bagian kanan dan kirinya. Kemudian beliau bersabda, "Inilah jalan Allah, sedangkan ini adalah jalan-jalan lain yang setiap jalan itu ada setan yang senantiasa mengajak padanya." Kemudian beliau membaca ayat (surat al An'aam ayat 153), "Sungguh inilah jalanku yang lurus maka ikutilah, jangan ikuti jalan-jalan (yang lain) yang mencerai beraikan mu dari jalan-Nya..."?

Diambil dari Judul Buku : Syarah Hadits Arba'in An-Nawawi.