بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Selasa, 29 November 2022

SAAT DITIPU ORANG LAIN

Tematik (107)
---------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

SAAT DITIPU ORANG LAIN

Mungkin Anda akan marah, jengkel, susah tidur karena pikiran yang sangat terganggu.

Jika Anda seorang mukmin yang kuat, harusnya hal seperti ini tidak perlu terjadi .. harusnya pikiran Anda tetap tenang dan santai, karena beberapa alasan berikut ini :

1. Hakmu tidak akan hilang.

Karena kalau Anda merelakan harta itu untuk penipu, maka Allah akan ganti dengan yang lebih baik dan lebih banyak .. sedang, kalau Anda tidak merelakannya, maka Anda bisa menuntutnya di akherat nanti sesuai kadarnya .. hak Anda tetap terjaga dengan baik.

2. Perbuatan dia tidak akan mengurangi jatah rezekimu.

Saat Anda ditipu oleh seseorang, sebenarnya memang saat itulah waktu Anda menikmati rezeki itu telah selesai, sehingga rezeki itu memang harus diambil dari Anda.

3. Bahkan Anda bisa mendapatkan do’a yang mustajab.

Karena ketika Anda ditipu, berarti Anda dizalimi, dan do’anya orang yang dizalimi itu mustajab, karena tidak adanya hijab antara do’anya dengan Allah ta’ala, sebagaimana disebutkan dalam hadits.

Dan tidak ada masalah kita mend’oakan keburukan kepada orang yang menzalimi kita, sebagaimana dilakukan oleh beberapa sahabat Nabi shollallahu ‘alaihi wasallam ketika dizalimi orang lain.

4. Anda bisa mendapatkan pahala, penghapus dosa, dan kedudukan yang tinggi di sisi Allah, bila Anda bisa menghadapinya dengan sabar dan rela atas takdir Allah tersebut .. sehingga sebenarnya ketika sedang ditipu, Anda diberi peluang mendapatkan ganti yang jauh lebih baik.

5. Ingatlah bahwa itu merupakan takdir yang memang dikehendaki Allah terjadi.. Anda marah atau rela, tetap saja harus terjadi, dan tidak mungkin bisa dihindari.

Jika semua ini Anda tahu, tanyakan kepada diri Anda, mengapa saya harus marah dan jengkel .. bukankah lebih baik saya melupakannya dan memikirkan hal lain yang lebih bermanfaat untuk masa yang akan datang.

Minggu, 27 November 2022

Orang Yang Bijak Versus Dungu

One Day One Hadits (221)
------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Orang Yang Bijak Versus Dungu

عن شداد بن أوس رضي اللَّه عنه قال، قال رسول اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :

 الْكَيِّسِ مَنْ دَانَ نَفْسَهُ وَعَمِلَ لِمَا بَعْدَ الْمَوْتِ وَالْأَحْمَقُ مَنْ أَتْبَعَ نَفْسَهُ هَوَاهَا وتمنّى على الله الأمانى 
 
“Orang yang bijaksana ialah orang yang menguasai dirinya dan berbuat untuk bekal sesudah mati. Dan orang yang dungulah yang menuruti hawa nafsunya dan mengharapkan ridha Allah dan pahala-Nya dengan angan-angan kosong.” [ Hr Ahmad & Hr Tirmizi] 

Pelajaran yang terdapat didalam hadist

1. Iman itu hendaklah tampak dalam amal dan perbuatan dan bukan hanya dalam angan-angan.

2. Iman adalah apa yang menetap di hati dan dibuktikan oleh amal perbuatan.

3. Rasulullah saw. pun menegaskan pengertian itu dan bahwasanya penyerahan diri kepada Allah dengan disertai amal saleh dan kebajikan adalah hal yang dibenarkan oleh akal yang sehat dan bijaksana, dan bahwasanya hal yang berlawanan dengan itu adalah suatu ketololan dan kedunguan

Tema hadist yang berkaitan dengan Al qur'an :

1. Allah swt. telah menolak anggapan segolongan orang yang mengira bahwa angan-angan dapat mengantar orang mencapai tujuannya. 

لَيْسَ بِأَمانِيِّكُمْ وَلا أَمانِيِّ أَهْلِ الْكِتابِ مَنْ يَعْمَلْ سُوءاً يُجْزَ بِهِ وَلا يَجِدْ لَهُ مِنْ دُونِ اللَّهِ وَلِيًّا وَلا نَصِيراً , وَمَنْ يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحاتِ مِنْ ذَكَرٍ أَوْ أُنْثى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَأُولئِكَ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ وَلا يُظْلَمُونَ نَقِيراً 

“(Pahala dari Allah) itu bukanlah menurut angan-anganmu yang kosong dan tidak (pula) menurut angan-angan ahli Kitab. Barangsiapa yang mengerjakan kejahatan, niscaya akan diberi pembalasan dengan kejahatan itu dan ia tidak mendapat pelindung dan tidak (pula) penolong baginya selain dari Allah. Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal saleh, baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman, Maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak dianiaya walau sedikitpun.” (Annisa 123-124). 

2. Kemudian Allah menerangkan jalan keluarnya, yaitu dengan penyerahan diri kepada Allah dan penyempurnaan amal saleh

 وَمَنْ أَحْسَنُ دِيناً مِمَّنْ أَسْلَمَ وَجْهَهُ لِلَّهِ وَهُوَ مُحْسِنٌ وَاتَّبَعَ مِلَّةَ إِبْراهِيمَ حَنِيفاً وَاتَّخَذَ اللَّهُ إِبْراهِيمَ خَلِيلاً 

 “Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.” (Annisa 125).

Sabtu, 26 November 2022

Tadabbur Al-Quran Hal. 257

Tadabbur Al-Quran Hal. 257
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.
- Ibrahim ayat 11 :

قَالَتْ لَهُمْ رُسُلُهُمْ اِنْ نَّحْنُ اِلَّا بَشَرٌ مِّثْلُكُمْ وَلٰكِنَّ اللّٰهَ يَمُنُّ عَلٰى مَنْ يَّشَاۤءُ مِنْ عِبَادِهٖۗ وَمَا كَانَ لَنَآ اَنْ نَّأْتِيَكُمْ بِسُلْطٰنٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗوَعَلَى اللّٰهِ فَلْيَتَوَكَّلِ الْمُؤْمِنُوْنَ

Rasul-rasul mereka berkata kepada mereka, “Kami hanyalah manusia seperti kamu, tetapi Allah memberi karunia kepada siapa yang Dia kehendaki di antara hamba-hamba-Nya. Tidak pantas bagi kami mendatangkan suatu bukti kepada kamu melainkan dengan izin Allah. Dan hanya kepada Allah saja hendaknya orang yang beriman bertawakal.

- Tafsir Al Muyassar Ibrahim ayat 11 :

Tatkala Rasul-rasul mendengar apa yang dikatakan kaum mereka, maka mereka berkata kepada kaumnya: Kami tidak lain hanyalah manusia seperti kalian sebagaimana yang kalian katakan, tetapi Allah memberikan karunia-Nya kepada siapa yang di kehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya, lalu memilih mereka untuk mengemban risalah-Nya. Bukti-bukti nyata yang kalian minta, tidak mungkin dan tidak mampu kami datangkan kecuali dengan izin Allah dan taufik-Nya. Hanya kepada Allah sematalah orang-orang yang Mukmin bersandar
dalam segala urusan mereka.

- Mujam Ibrahim ayat 11 :

يَمُنُّ

Al-Mannu ialah sesuatu yang ditimbang. Sedangkan Al-Minnah adalah kenikmatan yang sangat berbobot. Hal itu dapat dikatakan dari dua segi; Pertama, kenikmatan
dengan perbuatan sebagaimana dalam surah Ali "Imrān, 3: 164. Kedua kenikmatan dengan perkataan. Hal itu merupakan hal yang buruk di antara manusia, kecuali jika terjadi kufur nikmat (mengingkari nikmat). sebagaimana dalam surah Al-Hujurāt,
49 17. Dikatakan bahwa Al-Manna adalah makanan seperti embun yang berasa manis yang jatuh ke atas pepohonan. (Ar-Rāgib Al-Asfahani, Mu'jam Mufradãti Alfázi A Qurani, 1431 H/2010 M: 359).

Jumat, 25 November 2022

Penghina Nabi Pasti Binasa

Tematik (106)
---------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Penghina Nabi Pasti Binasa

Terdapat banyak dalil yang menegaskan bahwa Allah akan membela kehormatan Nabi-Nya ketika ada banyak musuh islam yang berusaha menghina dan melecehkan beliau. Berikut diantaranya,

Allah berfirman,

إِنَّ الَّذِينَ يُؤْذُونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ لَعَنَهُمُ اللَّهُ فِي الدُّنْيَا وَالْآَخِرَةِ وَأَعَدَّ لَهُمْ عَذَابًا مُهِينًا

(QS. al-Ahzab: 57)

Allah juga berfirman,

إِنَّ الَّذِينَ يُحَادُّونَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ فِي الْأَذَلِّينَ

Sesungguhnya orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, mereka termasuk orang-orang yang sangat hina. (QS. al-Mujadilah: 20).

Surat al-Kautsar & Perjalanan Penghina Nabi
Di akhir surat al-Kautsar,
Allah menegaskan,

إِنَّ شَانِئَكَ هُوَ الْأَبْتَرُ

“Sesungguhnya setiap orang yang membencimu, dialah orang yang terputus dari segala bentuk kebaikan.” (QS. al-Kautsar: 3)

Ayat ini, meskipun turun berkenaan dengan orang kafir Quraisy yang menghina Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, seperti Abu Jahal, Abu Lahab, al-Ash bin Wail, Uqbah bin Abi Mu’ith, namun hukumnya berlaku umum, bagi setiap manusia yang melecehkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Syaikhul Mufassir (bapak ahli tafsir), at-Thabari mengatakan:

إن الله تعالى ذكره أخبره أن مبغض رسول الله صلّى الله عليه وسلم هو الأقل الأذل المنقطع عقبه، فذلك صفة كل من أبغضه من الناس، وإن كانت الآية نزلت في شخص معين

“Sesungguhnya Allah Ta’ala mengabarkan bahwa orang yang membenci Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dialah orang yang lemah, hina, yang terputus keturunannya. Itu merupakan sifat bagi setiap manusia yang membenci beliau. Meskipun ayat ini turun berkenan dengan orang tertentu.” (Tafsir at-Thabari, 12:726)

Perlindungan Allah ini menjadi tanda kenabian beliau, meskipun beliau sudah meninggal. Seolah telah menjadi sunatullah, setiap orang yang menghina Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pasti celaka dunia akhirat. Dzat Sang Kuasa, tidak rela ketika utusan-Nya dilecehkan para musuhnya.

Berikut beberapa bukti sejarah:

Pertama, semua orang yang menghina Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari kalangan kafir Quraisy, mati dalam kondisi mengenaskan. Abu Lahab mati dalam keadaan mengidap penyakit Adasah, badannya mengeluarkan bau yang sangat busuk. Sampai tidak ada satupun keluarganya yang mau mendekatinya. Dia dimandikan dengan disiram air dari jauh. Dan ketika dikuburkan, orang-orang melempari tanah dan batu ke lubang kuburnya dari jauh.

Utbah bin Abu Lahab pernah menarik baju Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, kemudian meludahi wajah beliau yang mulia. Akhirnnya di suatu perjalanan, kepalanya diterkam singa, padahal dia sudah berlindung di tengah kerumunan rombongannya.

Abu Jahal dipenggal kepalanya oleh Ibnu Masud di kerumunan bangkai orang kafir yang berserakan ketika perang badar, setelah dia dijatuhkan dengan serangan putra Afra dan Muadz bin Amr bin Jamuh.

Kisah-kisah lain semacam ini, banyak disebutkan di buku-buku sirah.

Kedua, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengirim surat ajakan untuk masuk Islam kepada dua raja yang menguasai dunia ketika itu. Kaisar (raja Romawi) dan Kisra (raja Persia). Keduanya tidak menerima ajakan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, namun dengan sikap yang berbeda. Raja Romawi menghormati surat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan memuliakan orang yang membawa surat itu.

Sebagai balasannya, kerajaannya tetap dijaga. Bahkan sampai abad 15, kerajaan Romawi masih ada.

Berbeda dengan raja Persia. Dia merobek-robek surat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menghina Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hasilnya, kerajaannya runtuh di zaman Umar bin Khattab. Betapa pendek usianya.

Ketiga, dalam banyak kesempatan, ketika kaum muslimin hendak menaklukkan musuhnya, mereka baru berhasil, setelah ada diantara musuh mereka yang menghina Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Diceritakan Syaikhul Islam:

وقد كان المسلمون إذا حاصروا أهل حصن واستعصى عليهم ، ثم سمعوهم يقعون في النبي صلى اللّه عليه وسلَّم ويسبونه ، يستبشرون بقرب الفتح ، ثم ما هو إلا وقت يسير ، ويأتي الله تعالى بالفتح من عنده انتقاماً لرسوله صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

“Dulu ada sekelompok kaum muslimin yang mengepung benteng musuh (orang kafir) dan berusaha menyerang mereka. Sampai mereka mendengar ada sebagian musuh yang mencela kehormatan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan menghina beliau. Seketika itu, kaum muslimin langsung bergembira dengan dekatnya kemenangan yang akan segera datang. Kemudian hanya dalam waktu yang singkat, Allah memberikan kemenangan, karena murka-Nya untuk membela utusan-Nya shallallahu ‘alaihi wa sallam.” (ash-Sharim al-Maslul, hlm. 116).

Tidak Hanya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam

Janji ini tidak hanya beliau berikan untuk Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam semata. Bahkan, Allah memberi janji inni untuk semua nabi dan rasul yang menjadi utusan-Nya.

Allah berfirman,

وَلَقَدِ اسْتُهْزِئَ بِرُسُلٍ مِنْ قَبْلِكَ فَحَاقَ بِالَّذِينَ سَخِرُوا مِنْهُمْ مَا كَانُوا بِهِ يَسْتَهْزِئُونَ

Sungguh beberapa rasul sebelum kamu telah diperolok-olok, maka turunlah kepada orang-orang yang mencemoohkan di antara mereka balasan (azab) karena penghinaan mereka. (QS. al-An’am: 10)

Jika kita tidak bisa bertindak apapun untuk membalas mereka secara langsung, jangan lupakan dalam doa anda, sebagai pembelaan untuk Nabi kita tercinta.."

Allahu a’lam

Senin, 21 November 2022

Kasadaran Menjaga Diri

One Day One Hadits (220)
------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Kasadaran Menjaga Diri

عن أنسٍ رضي الله عنه قَالَ: إِنَّكُمْ لَتعمَلُونَ أعْمَالًا هي أدَقُّ في أعيُنِكُمْ مِنَ الشَّعْرِ، كُنَّا نَعُدُّهَا عَلَى عَهْدِ رَسُول الله صلى الله عليه وسلم مِنَ المُوبِقاتِ. رواه البخاري. 
وَقالَ: ((المُوبقاتُ)): المُهلِكَاتُ. 

Dari Anas r.a., katanya: "Sesungguhnya engkau semua pasti melakukan berbagai amalan - yang diremehkannya sebab dianggap dosa kecil-kecil saja, yang amalan-amalan itu adalah lebih halus - lebih kecil - menurut pandangan matamu daripada sehelai rambut. Tetapi kita semua di zaman Rasulullah s.a.w. menganggapnya termasuk golongan dosa-dosa yang merosakkan - menyebabkan kecelakaan dan kesengsaraan."
Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan ia mengatakan bahawa erti Almubiqat ialah apa-apa yang merosakkan.

Pelajaran yang terdapat dalam hadist:

1. Kesempurnaan para sahabat radhiAlloohu anhu dalam menjaga diri dan malunya kepada Allooh SWT.

2. Hendaknya setiap orang selalu waspada akan dosa-dosa kecil, karena ia bisa menghancurkan baginya didalam agamanya.

3. Gambaran dosa kecil seperti bisa/racun, yang dianggap kecil/remeh tapi bisa merusak seluruh badan.

4. Seorang mukmin melihat dosanya seperti batu besar khawatir kalau akan menjatuhinya, seorang munafik melihat dosanya seperti lalat yang lewat di depan hidungnya.

Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran:

1. Ilmu yang bermanfaat yang menjadikan orang takut kepada Allooh SWT.

إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاءُ ۗ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ

Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.
[Surat Fatir : 28]

2. Ilmu Allooh meliputi segala sesuatu.

يَعْلَمُ خَائِنَةَ الْأَعْيُنِ وَمَا تُخْفِي الصُّدُورُ

Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati.
[Surat Ghafir : 19].

Jumat, 18 November 2022

Tadabbur Al-Quran Hal. 256

Tadabbur Al-Quran Hal. 256
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.
- Ibrahim ayat 7 :

وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ

Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka pasti azab-Ku sangat berat.”

- Tafsir Al Muyassar Ibrahim ayat 7 :

Musa mengatakan kepada mereka: Ingatlah tatkala Rabb kalian memaklumatkan dengan maklumat yang tegas:

Sungguh jika kalian bersyukur atas nikmat-nikmat-Nya, niscaya Dia benar-benar akan menambah kalian dari karunia-Nya. Sebaliknya, jika kalian mengingkari nikmat Allah, niscaya Dia pasti akan mengazab kalian dengan azab yang pedih.

- Riyadus Salihin Ibrahim ayat 7 :

Dari Abdullah bin Mas üd, ia berkata, "Rasulullah Saw. bersabda, Tidak boleh hasad dengki) kecuali pada dua hal (Pertama) kepada seorang yang dikaruniäkan harta kekayaan oleh Allah Swt., lalu ia membelanjakannya dalam kebenaran. (Kedua) kepada seorang laki-laki yang diberi Allah Swt. hikmah (ilmu), hingga ia memberi keputusan dengannya dan juga mengajarkannya"" (HR Bukhari dan Muslim) (An-Nawawi, Riyādus Sälihin, No. Hadis 544, 2010 M: 179)

- Mu'jam Ibrahim ayat 7 :

لَشَدِيْدٌ

Asv-Syaddu artinya tanggungan yang kuat. Dikatakan, Syadadtu Syaiā, aku kuatkan tanggungannya. Firman Allah,dan menguatkan persendian tubuh mereka.... (Qs Al-Insan, 76: 28). Sedangkan Asy-5yiddah, dapat dipergunakan untuk kekuatan pada tanggungan, pada badan, kekuatan jiwa, dan siksaan.

Firman Allah, padahal orang-orang itu lebih besar kekuatannya dari mereka (QS Fätir, 35: 44) 4..ke dalam azab yang keras... (Qs Qaf, 50: 26). (Ar Rãgib Al-Asfahāni, Mu'jam Mufradāti Alfāzi Al-Qurani, 1431 H/2010 M: 193).

Senin, 14 November 2022

Tadabbur Al-Quran Hal. 255


بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْم

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Ibrahim ayat 3 :

ۨالَّذِيْنَ يَسْتَحِبُّوْنَ الْحَيٰوةَ الدُّنْيَا عَلَى الْاٰخِرَةِ وَيَصُدُّوْنَ عَنْ سَبِيْلِ اللّٰهِ وَيَبْغُوْنَهَا عِوَجًا ۗ اُولٰۤىِٕكَ فِيْ ضَلٰلٍۢ بَعِيْدٍ

(yaitu) orang yang lebih menyukai kehidupan dunia daripada (kehidupan) akhirat, dan menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah dan menginginkan (jalan yang) bengkok. Mereka itu berada dalam kesesatan yang jauh.

- Tafsir Al Muyassar Ibrahim ayat 3 :

Orang-orang yang berpaling dan tidak beriman kepada Allah serta mengikuti rasul-rasul-Nya, mereka itulah orang-orang yang memilih kehidupan dunia yang fana dan meninggalkan akhirat yang kekal. Mereka menghalangi manusia dari mengikuti agama Allah, dan mereka menginginkannya sebagai jalan yang bengkok agar sejalan dengan hawa nafsu mereka. Orang-orang yang bersifatkan dengan sifat-sifat ini berada dalam kesesatan dari kebenaran, jauh dari segala sebab-sebab hidayah.

- Mu'jam Ibrahim ayat 3 :

عِوَجًا

Al- Awaju artinya miring/bengkok dari keadaan yang asalnya tegak lurus. Al- Awaj bisa juga diartikan bagi sesuatu yang mudah dicapai oleh penglihatan, semacam kayu yang tegak lurus. Adapun Al-iwaj, dapat diartikan
sesuatu yang dapat dicapai oleh pikiran dan penglihatan. Firman Allah, +(Yaitu) A-Qur'an dalam bahasa Arab, tidak ada kebengkokan (di dalamnya)..(Q5 Az-Zumar, 39: 28). (Ar Ragib Al-Asfahāni, Mu jam Mufradati Alfazi
A-Quräni, 1431 H/2010 M: 264).

Minggu, 13 November 2022

PERCERAIAN

Tematik (105)
---------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

PERCERAIAN
Istri gugat cerai suami, apa alasan syar'inya??

Penceraian sangat di benci Allah tapi di halalkan sepanjang alasan yang tepat sesuai syariat. Penikahan bukan untuk membuat pesakitan atau penderitaan, namun bila terjadi perselisihan ada tahapan yang harus di lalui..

Wali siperempuan berkewajiban mendamaikan atau mencari solusi, atas pesoalan selagi belum melanggar norma yang di syariatkan agama

Bahkan bila persoalan sampai kepengadilan, maka hakimpun mendamaikan dan mencari solusi.

Apa saja yang membolehkan para istri untuk melakukan gugat cerai?

" Imam Ibnu Qudamah telah menyebutkan kaidah dalam hal ini. Beliau mengatakan,

وجمله الأمر أن المرأة إذا كرهت زوجها لخلقه أو خلقه أو دينه أو كبره أو ضعفه أو نحو ذلك وخشيت أن لا تؤدي حق الله في طاعته جاز لها أن تخالعه بعوض تفتدي به نفسها منه

“Kesimpulan masalah ini, bahwa seorang wanita, jika membenci suaminya karena akhlaknya atau karena fisiknya atau karena agamanya, atau karena usianya yang sudah tua, atau karena dia lemah, atau alasan yang semisalnya, sementara dia khawatir tidak bisa menunaikan hak Allah dalam mentaati sang suami, maka boleh baginya untuk meminta khulu’ (gugat cerai) kepada suaminya dengan memberikan biaya/ganti untuk melepaskan dirinya.” (al-Mughni, 7:323).

Mengambil faidah dari keterangan Ustadz Firanda, M.A., berikut beberapa kasus yang membolehkan sang istri melakukan gugat cerai,

1. Jika sang suami sangat nampak membenci sang istri, akan tetapi sang suami sengaja tidak ingin menceraikan sang istri agar sang istri menjadi seperti wanita yang tergantung.

2. Akhlak suami yang buruk terhadap sang istri, seperti suka menghinanya atau suka memukulnya.

3. Agama sang suami yang buruk, seperti sang suami yang terlalu sering melakukan dosa-dosa, seperti minum khomr, berjudi, berzina, atau sering meninggalkan sholat, suka mendengar musik, dll

4. Jika sang suami tidak menunaikan hak utama sang istri, seperti tidak memberikan nafkah kepadanya, atau tidak membelikan pakaian untuknya, dan kebutuhan-kebutuhan primer yang lainnya, padahal sang suami mampu.

5. Jika sang suami ternyata tidak bisa menggauli istrinya dengan baik, misalnya jika sang suami cacat, atau tidak bisa melakukan hubungan biologis, atau tidak adil dalam mabit (jatah menginap), atau tidak mau atau jarang memenuhi kebutuhan biologisnya karena condong kepada istri yang lain.

6. Jika sang wanita sama sekali tidak membenci sang suami, hanya saja sang wanita khawatir tidak bisa menjalankan kewajibannya sebagai istri sehingga tidak bisa menunaikan hak-hak suaminya dengan baik. Maka boleh baginya meminta agar suaminya meridoinya untuk khulu’, karena ia khawatir terjerumus dalam dosa karena tidak bisa menunaikan hak-hak suami.

7. Jika sang istri membenci suaminya bukan karena akhlak yang buruk, dan juga bukan karena agama suami yang buruk. Akan tetapi sang istri tidak bisa mencintai sang suami karena kekurangan pada jasadnya, seperti cacat, atau buruknya suami.

(Silahkan lihat Roudhotut Toolibiin 7:374, dan juga fatwa Syaikh Ibn Jibrin rahimahullah)

Jika data yang Anda sampaikan benar, insya Allah wanita itu berhak melakukan gugat cerai. Terutama karena sang suami tidak mau shalat. Dia bisa melaporkan ke PA (Pengadilan Agama) untuk menyampaikan semua aduhannya. Jika pihak PA menyetujui, maka sang istri bisa lepas dari ikatan pernikahan dengan suaminya yang pertama.

Allahu a’lam

Sabtu, 12 November 2022

Mengobati Penyakit Futur

One Day One Hadits (219)
------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Mengobati Penyakit Futur

عَنْ مُجَاهِدٍ قَالَ دَخَلْتُ أَنَا وَيَحْيَى بْنُ جَعْدَةَ عَلَى رَجُلٍ مِنَ الأَنْصَارِ مِنْ أَصْحَابِ الرَّسُولِ قَالَ ذَكَرُوا عِنْدَ رَسُولِ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- مَوْلاَةً لِبَنِى عَبْدِ الْمُطَّلِبِ فَقَالَ إِنَّهَا قَامَتِ اللَّيْلَ وَتَصُومُ النَّهَارَ. قَالَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- « لَكِنِّى أَنَا أَنَامُ وَأُصَلِّى وَأَصُومُ وَأُفْطِرُ فَمَنِ اقْتَدَى بِى فَهُوَ مِنِّى وَمَنْ رَغِبَ عَنْ سُنَّتِى فَلَيْسَ مِنِّى إِنَّ لِكُلِّ عَمَلٍ شِرَّةً ثُمَّ فَتْرَةً فَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى بِدْعَةٍ فَقَدْ ضَلَّ وَمَنْ كَانَتْ فَتْرَتُهُ إِلَى سُنَّةٍ فَقَدِ اهْتَدَى »

Dari Mujahid, ia berkata, aku dan Yahya bin Ja’dah pernah menemui salah seorang Anshor yang merupakan sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, ia berkata, para sahabat Rasul membicarakan bekas budak milik Bani ‘Abdul Muthollib. Ia berkata bahwa ia biasa shalat malam (tanpa tidur) dan biasa berpuasa (setiap hari tanpa ada waktu luang untuk tidak puasa). Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pun bersabda, “Akan tetapi aku tidur dan aku shalat malam. Aku pun puasa, namun ada waktu bagiku untuk tidak berpuasa. Siapa yang mencontohiku, maka ia termasuk golonganku. Siapa yang benci terhadap ajaranku, maka ia bukan termasuk golonganku. Setiap amal itu ada masa semangat dan ada masa malasnya. Siapa yang rasa malasnya malah menjerumuskan pada bid’ah, maka ia sungguh telah sesat. Namun siapa yang rasa malasnya masih di atas ajaran Rasul, maka dialah yang mendapat petunjuk.” (HR. Ahmad 5: 409).

Pelajaran yang terdapat di dalam hadits:

1. Secara bahasa Futur berarti putusnya kegiatan setelah kontinyu bergerak. Juga dapat berarti dalam diam setelah bergerak. Atau : malas, lamban dan santai setelah sungguh-sungguh. Penyakit futur ini menimpa orang-orang yang telah bergerak. Ia tidak menimpa orang yang tidak atau belum bergerak.

2. Riwayat di atas menunjukkan bahwa setiap orang akan semangat dalam sesuatu, dan waktu ia kendor semangatnya. Dan di antara sebab mudah futur (malas dalam ibadah) adalah karena terlalu berlebihan dalam suatu amalan. Sehingga sikap yang bagus adalah pertengahan dalam amalan atau belajar, tidak meremehkan dan tidak berlebihan.

3. Untuk mengobati penyakit futur ini, beberapa ulama memberikan beberapa resep.
a. Jauh dari kemaksiatan.
b. Tekun mengamalkan amalan siang dan malam
c. Mengagendakan amalan yang ia kerjakan.
d. Menjauhi hal-hal yang berlebihan.
Berlebihan dalam kebaikan bukan merupakan tindakan bijaksana. Apalagi berlebihan
dalam keburukan.
e. Melazimi Jamaah
“ Jamaah itu rahmat. Sehingga terhindarlah ia dari kebosanan dan kerutinan".
f. Mengenal kendala yang akan menghadang.
g. Memilih teman yang shalih
h. Menghibur diri dengan hal yang 
ubah.
i. Mengingat mati, syurga dan neraka
j. Muhasabah (menghisab) diri.

Tema hadits yang berkaitan dengan Al-Quran:

1. Jauh dari kemaksiatan

 وَلَا تَطْغَوْا فِيهِ فَيَحِلَّ عَلَيْكُمْ غَضَبِي ۖ وَمَنْ يَحْلِلْ عَلَيْهِ غَضَبِي فَقَدْ هَوَىٰ

“Dan janganlah kamu melampaui batas yang menyebabkan kemurkaan –Ku menimpamu. Dan barang siapa di timpa musibah oleh kemurkaan-Ku, maka binasalah ia”. (QS. Toha;81)

2. Tekun mengamalkan amalan siang dan malam.

وَالَّذِينَ يَبِيتُونَ لِرَبِّهِمْ سُجَّدًا وَقِيَامًا

Dan orang-orang yang melalui malam harinya dengan bersujud dan berdiri untuk Robb mereka”. (QS. Al-Furqon:64).

3. Menjauhi hal-hal yang berlebihan.

فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ 

Maka bertaqwalah kamu kepada Allah sesuai dengan kesanggupanmu !
(QS. At-Taghobun:16)

4. Mengenal kendala yang akan menghadang

وَكَأَيِّنْ مِنْ نَبِيٍّ قَاتَلَ مَعَهُ رِبِّيُّونَ كَثِيرٌ فَمَا وَهَنُوا لِمَا أَصَابَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ وَمَا ضَعُفُوا وَمَا اسْتَكَانُوا ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الصَّابِرِينَ 

Dan beberapa banyak Nabi yang berpernag bersama mereka sebagian besar karena bencana yang menimpa di jalan Allah, dan tidak pula lesu dan tidak pula menyerah (kepada musuh). Allah menyukai orang orang yang sabar. (QS. Ali- Imran :146).

Tadabbur Al-Quran Hal. 254

Tadabbur Al-Quran Hal. 254
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Ar-Ra'd ayat 38 :

وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ وَجَعَلْنَا لَهُمْ اَزْوَاجًا وَّذُرِّيَّةً ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۗلِكُلِّ اَجَلٍ كِتَابٌ

Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad) dan Kami berikan kepada mereka istri-istri dan keturunan. Tidak ada hak bagi seorang rasul mendatangkan sesuatu bukti (mukjizat) melainkan dengan izin Allah. Untuk setiap masa ada Kitab (tertentu) [422].

- [422] Pasa setiap masa, ada hukum yang diberlakukan oleh Allah atas hamba-hamba-Nya sesuai dengan garis kebijakan-Nya.

- Asbabun Nuzul  Ar-Ra'd ayat 38 :

Ibnu abi hatim meriwayatkan dari mujahid bahwa orang-orang Quraisy berkata ketika turun ayat ini, "Hai Muhammad, kami lihat kamu tidak berdaya sama sekali. ". Maka allah menurunkan ayat berikutnya.

- Tafsir Al Muyassar Ar-Ra'd ayat 38 :

Ketika mereka bertanya: Mengapa kamu, wahai Rasul, menikah dengan wanita? Maka, sesungguhnya Kami telah mengutus sebelummu rasul-rasul dari kalangan manusia, dan Kami juga memberikan kepada mereka istri-istri
dan keturunan. Jika mereka mengatakan: Seandainya ia memang seorang rasul, niscaya ia telah mendatangkan mukjizat-mukjizat yang kami minta, maka tidak ada kekuasaan bagi seorang rasul untuk mendatangkan mukjizat yang diinginkan kaumnya kecuali dengan seizin Allah. Tiap-tiap perkara yang ditetapkan Allah memiliki ketetapan dan masa tertentu yang telah ditulis Allah di sisi-Nya, yang tidak bisa dimajukan dan ditunda.

Rabu, 09 November 2022

Kesuksesan Yang Sebenarnya Hanya Pada Diri Seorang Mukmin

One Day One Hadits (218)
------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Kesuksesan Yang Sebenarnya Hanya Pada Diri Seorang Mukmin

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:
عَجَبًا ِلأَمْرِ الْمُؤْمِنِ إنَّ أَمْرَهُ كُلَّهُ لَهُ خَيْرٌ وَلَيْسَ ذَلِكَ ِلأَحَدٍ إِلاَّ لِلْمُؤْمِنِ، إِنْ أَصَابَتْهُ سَرَّاءُ شَكَرَ فَكَانَ خَيْرًا لَهُ، وَإِنْ أَصَابَتْهُ ضَرَّاءُ صَبَرَ فَكَانَ خَيْراً لَهُ

“Sungguh menakjubkan urusan seorang mukmin, semua urusannya adalah baik baginya. Hal ini tidak didapatkan kecuali pada diri seorang mukmin. Apabila mendapatkan kesenangan, dia bersyukur, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya. Sebaliknya apabila tertimpa kesusahan, dia pun bersabar, maka yang demikian itu merupakan kebaikan baginya.” (Hadits shohih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2999 dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan radhiyallahu ‘anhu).

Pelajaran yang terdapat dalam hadist:

1. Seseorang mukmin adalah manusia yang menakjubkan. Menghadapi hidup ini selalu sukses.
- Mendapatkan nikmat yang menyenangkan, bersyukur, Allah akan menambah nikmat, bersyukur lagi, tambah nikmat lagi puncaknya nikmat bagi orang yang bersyukur adalah surga.
- Mendapatkan cobaan yang menyakitkan, sabar, Allah akan memberikan kebaikan (diberi pahala, diampuni dosa, dihapus azab di akhirat), mendapatkan cobaan lagi, sabar lagi,
Allah memberikan kebaikankan lagi, puncaknya kebaikan yang diberikan bagi orang yang sabar adalah surga.

2. Merupakan sunnatullah yang berlaku pada para hamba-Nya. Oleh karena itulah, kita melihat manusia ini berbeda kondisi kehidupannya. Ada yang hidup dengan sehat, harta yang melimpah, fasilitas dan kedudukan. Ada juga yang ditakdirkan hidup dengan kurang sehat lagi pas-pasan. Bahkan ada juga yang hidup fakir miskin dan tidak punya apa-apa.

3. Syukur tidak akan mungkin bisa terwujud jika tidak diawali dengan keridhoan.
Orang yang mendapatkan penghasilan yang sedikit,  pendapatan yang pas-pasan, tidak akan bisa bersyukur jika tidak ada keridhoan. Demikian pula orang yang diberi kelancaran rizki dan harta yang melimpah, akan terus merasa kurang dan tidak akan bersyukur jika tidak diiringi keridhoan.

4. Sabar tidak akan terwujud tanpa adanya keyakinan (akan takdir Allah), semakin yakin, semakin ringan menghadapi berbagai macam cobaan.

Tema hadist yang berkaitan dengan Al-Quran.

1. Merupakan sunatullah yang berlaku pada hambanya lapang dan sempit, nikmat yang menyenangkan dan cobaan yang menyakitkan.

وَقَطَّعْنَاهُمْ فِي الْأَرْضِ أُمَمًا ۖ مِنْهُمُ الصَّالِحُونَ وَمِنْهُمْ دُونَ ذَٰلِكَ ۖ وَبَلَوْنَاهُمْ بِالْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ

Dan Kami bagi-bagi mereka di dunia ini menjadi beberapa golongan; di antaranya ada orang-orang yang saleh dan di antaranya ada yang tidak demikian. Dan Kami coba mereka dengan (nikmat) yang baik-baik dan (bencana) yang buruk-buruk, agar mereka kembali (kepada kebenaran).
[Surat Al-Araf : 168]

2. Balasan orang yang bersyukur.

وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ ۖ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".[Surat Ibrahim : 7]

3. Balasan orang yang sabar.

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ

Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah Yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.
[Surat Az-Zumar : 10]

Kamis, 03 November 2022

Orang Yang Diuji Adalah Dikasihi Oleh Allah

One Day One Hadits (217)
------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Orang Yang Diuji Adalah Dikasihi Oleh Allah

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ عَنْ رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: (إِنَّ عِظَمَ الْجَزَاءِ مَعَ عِظَمِ الْبَلَاءِ وَإِنَّ اللَّهَ إِذَا أَحَبَّ قَوْمًا ابْتَلَاهُمْ فَمَنْ رَضِيَ فَلَهُ الرِّضَا وَمَنْ سَخِطَ فَلَهُ السُّخْطُ)

Diriwayatkan dari Anas ibn Malik radhiyallahu ‘anhu dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Sesungguhnya besarnya pahala itu sesuai dengan besarnya cobaan. Dan sesungguhnya apabila Allah mencintai sebuah kaum niscaya Allah akan memberikan cobaan kepada mereka. Maka barangsiapa yang ridha (dengan ketetapan Allah –pent), maka Allah akan ridha kepadanya. Dan barangsiapa yang tidak ridha, maka Allahpun tidak akan ridha kepadanya.” (HR. At-Turmudzi, no. 2320 dan Ibnu Majah, no. 4021 dengan sanad yang hasan)

Pelajaran yang terdapat di dalam hadist :

1. Hadits ini memuat kandungan. Yakni bahwa cobaan itu adalah suatu kebaikan. Dan bagi orang yang diuji adalah dikasihi oleh Allah, manakala dia sabar atas ujian yang ditimpakan oleh Allaq dan rela menerimanya.

2. Bahwa pahala dan kenikmatan yang akan diterima seorang hamba kelak di akhirat itu sesuai dengan kadar besar kecilnya cobaan dan musibah yang dia terima di dunia.
Al-Imam Sufyan Ats-Tsauriy rahimahullah berkata,

إِنَّمَا الأَجرُ عَلَى قَدرِ الصَّبرِ

“Sesungguhnya pahala itu tergantung kepada kesabaran seseorang saat mendapatkan musibah”.

3. Pada dasarnya cobaan dan ujian yang Allah berikan kepada hamba-Nya adalah bukti cinta-Nya kepada hamba tersebut.

4. Maka selayaknya kita menghadapi ujian dan cobaan itu dengan ridho/cinta pula.

5. Kewajiban menerima segala ujian dan cobaan yang Allah berikan dengan kepasrahan dan keridhaan dan larangan menghadapi ujian dengan menggerutu dan berkeluh kesah.

6. Penjelasan tentang adanya perbedaan manusia dalam menghadapi ujian dan cobaan dari Allah. Ada yang menerimanya dengan penuh keridhaan dan ada pula yang tidak menerimanya dengan lapang dada bahkan berkeluh kesah ataupun berburuk sangka kepada Dzat yang memberikannya –wal ‘iyaadzubillah.

7. Penengasan kaedah “Al-Jazaa-u Min Jinsil Amal” (Balasan itu sesuai dengan perbuatan). Yaitu Allah akan memberikan keridhaan kepada hamba-Nya yang menerima ujian dan cobaan dengan keridhaan dan Allah akan memberikan kebencian kepada hamba-Nya yang menerima ujian dan cobaan dengan kebencian pula.

8. Penetapan adanya sifat “Ridha” dan “Benci” bagi Allah yang sesuai dengan keagungan dan kemuliaan-Nya.

Tema hadist yang berkaitan dengan al quran :

- Penjelasan bahwa pahala dan kenikmatan yang akan diterima seorang hamba kelak di akhirat itu sesuai dengan kadar besar kecilnya cobaan dan musibah yang dia terima di dunia dan dia bersabar atasnya. Allah ta’ala berfirman,

إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُونَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَاب

“Sesungguhnya orang-orang yang sabar itu akan disempurnakan pahala mereka tanpa hitungan”
(QS. Az Zumar: 10).