بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Kamis, 17 Agustus 2023

Tadabbur Al-Quran Hal. 329

Tadabbur Al-Quran Hal. 329
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Al-Anbiya' ayat 83 :

۞ وَاَيُّوْبَ اِذْ نَادٰى رَبَّهٗٓ اَنِّيْ مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَاَنْتَ اَرْحَمُ الرَّاحِمِيْنَ ۚ

Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “(Ya Tuhanku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.”

- Tafsir Al Muyassar Al-Anbiya' ayat 83 :

Ingatlah, wahai Rasul, kisah hamba Kami, Ayyub, ketika Kami mengujinya dengan penyakit berat di tubuhnya, dan kehilangan keluarga, harta dan anaknya. Namun ia tetap bersabar dan berharap pahala, serta berseru kepada Rabb-nya: Sesungguhnya aku telah ditimpa penyakit, dan Engkau adalah Yang Maha Penyayang di antara semua penyayang, maka hilangkanlah penyakit itu dariku.

- Mujam Al-Anbiya' ayat 83 :

مَسَّنِيَ

Massa: A-Massu itu seperti A-Lamsu (sen-tuhan). Kata Al-Lamsu terkadang diartikan mencari sesuatu walaupun tidak ditemukan. Dalam syair dikatakan, "Menyentuhnya namun tidak mendapatinya." Kata Al-Massu bisa juga berarti setiap kesusahan yang menimpa manusia. Contohnya, Dan mereka berkata, "Neraka tidak akan menyentuh kami... (QS Al-Baqarah, 2: 80), .Mereka ditimpa kemelaratan, penderitaan. (Q5 Al Baqarah, 2: 214). Rasakanlah sentuhan api neraka. (Q5 Al-Qamar, 54: 48), setelah mereka ditimpa bencana, mereka segera melakukan segala tipu daya (menentang) ayat-ayat Kami. (QS Yunus, 10: 21).
(Ar-Ragib Al-Asfahäni, Mu'jam Mufradati Alfazi Al-Qur ani, 1431 H/2010 M: 354).

- Kisah Nabi & Rasul :

Di antara peristiwa dan sebab ujian yang diberikan kepada Ayyūb As. adalah bahwasanya lblis mendengar bagaimana Malaikat bershalawat kepada Ayyūb tatkala Allah Swt. menerangkannya (keutamaan Ayyūb).
Maka Iblis pun iri kepadanya dan meminta kepada Allah supaya memberikan kekuasaan-Nya kepada Ayyūb sebagai ujian terhadap agamanya. Kemudian Allah memberikan kekuasaan-Nya berupa harta yang sangat melimpah. Lalu Iblis dan para pembesar-pembesarnya dari kalangan Ifrit pun berkumpul. Keadaan Ayyūb pada saat itumemiliki (tanah yang sangat luas di wilayah) Baśniya. Seluruh harta yang ia peroleh adalah hasil dari para pekerja orang-orang Damaskus juga orang-orang yang berada di sekitarnya. la memiliki seribu ekor kambing berikut penggembalanya dan memiliki lima ratus bidang tanah yang digarap oleh lima ratus budak belian. Dan setiap budak terdiri dari seorang perempuan dan seorang anak berikut harta.

Ketika lblis dan para pembesar-pembesarnya itu telah berkumpul, Allah berfirman, Adakah kekuatan dan pengetahuan yang kamu miliki? Sesungguhnya Kami telah memberikan kekuasaan terhadap harta Ayub.. Kemudian setiap dari mereka mengeluarkan pendapatnya, lalu Allah mengutus mereka sehingga mereka menghancurkan seluruh harta yang dimilki oleh Ayyūb As. Melihat itu, Ayyūb As. malah memuji Allah, bertambah sungguh-sungguh dalam beribadah kepada-Nya, bersyukur atas apa yang dibeikan kepadanya, dan bersabar menerima ujian-Nya. Melihat apa yang dilakukan oleh Ayyūb As., Iblis meminta lagi kepada Allah untuk memberikan kekuasaan-Nya untuk membinasakan anak-anaknya (anak-anak Ayyub As.). Maka Allah memberikan kekuasaan-Nya kepada iblis.

Namun Allah tidak memberi kuasa bagi lblis terhadap tubuh, akal, dan hati Ayyūb As. Maka seluruh anak-anaknya pun binasa. Pada saat Iblis melihat keteguhan Ayyūb dalam beribadah kepada Allah serta kesabarannya dalam menerima berbagai macam ujian, lblis pun kembali meminta kepada Allah untuk memberikan kekuasaanNya terhadap tubuh Ayyūb As., maka Allah pun memberikannya, kecuali pada lisan, hati dan akalnya, sebab Allah tidak memberi kuasa untuk itu kepada lblis.
Lalu Tblis mendatangi Ayyūb As. pada saat Ayyūb As. sedang bersujud dan menghembuskan ke dalam hidung Ayyūb satu hembusan, maka tubuh Ayyūb As. pun berubah sampai-sampai daging tubuhnya itu bertaburan. Di samping itu tubuhnya pun dipenuhi dengan ulat, setiap kali ulat-ulat itu jatuh dari tubuhnya, ia mengembalikannya seraya mengatakan, "Makanlah rezeki dari Allah."

Selain itu Ayyub terkena penyakit kusta. Dan yang lebih parah lagi ulat-ulat itu keluar dari tubuhnya seperti air susu perempuan sehingga tidak ada seorang pun yang kuat menahan baunya. la dibuang oleh penduduknya ke tempat sampah yang berada di luar kampung dan tidak ada seorang pun yang mau mendekatinya selain istrinya yang setia. la berada di tempat itu selama tujuh tahun, ia tidak pernah mengeluh kepada Allah supaya dihilangkan apa yang menimpa terhadap dirinya dan tidak ada seorang pun yang paling mulia dalam pandangan Allah selain dia. (lbnu Ašir Al-Jazari, Al-Kāmil fit Tārikh, Jilid 1: 98-99) (Ini merupakan cerita yang berasal dari Bani Isrāil yang selayaknya tidak kita terima mentah-mentah, sebab tidak ada riwayat yang sahih yang menceritakan hal di atas.

Cukup bagi kita mengimani bahwa Nabi Ayyūb As. mendapatkan ujian yang cukup berat yang tidak akan sanggup ditanggung manusia biasa. Para ulama sepakat bahwa tidak akan ada nabi yang ditimpa penyakit yang menjijikkan, karena hal itu akan mengurangi kemuliaannya. Adapun cerita di atas adalah cerita mengada-ada yang diceritakan Bani Israil dari generasi ke generasi. Wallahu Alam).

- Riyāduş şālihin :

Dari Abu Yahya bin Suhaib bin Sinān Ra., dia berkata, Rasulullah Saw. bersabda, "Urusan orang yang beriman itu mengagumkan, sesungguhnya semua urusannya baik, dan itu tidak dimiliki seorang pun selain oleh seorang mukmin. Bila tertimpa kesenangan, bersyukur dan syukur itu baik baginya, dan bila tertimpa musibah, ia bersabar dan sabar itu baik pula baginya." (HR Muslim).

Hadis di atas memberikan faedah:

(a) Hidup orang muslim tidak akan terlepas dari suka dan duka, namun keduanya baik dan mendapat pahala di sisi Allah Swt.

(b) Mukmin yang sempurna keimanannya, ketika ia senang, bersyukur kepada Allah Swt. Ketika sedih, masa sulit, gagal, dan sebagainya, ia bersabar dan terus berikhtiar. Kedua keadaan tersebut baik untuk seorang mukmin. Adapun orang yang imannya kurang, ia akan berkeluh-kesah dan marah saat tertimpa musibah, maka berpadulah antara nasib (buruk), dosa, dan kesalahan. Termasuk juga yang tidak mengakui nikmat yang Allah Swt. tentukan untuknya. Maka siapa yang tidak bisa menghadapi musibah dengan sabar dan tidak pula menyikapi nikmat dengan syukur, kenikmatan yang dimilikinya akan berbalik menjadi murka.

(Dr. Muştafa Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis Sālihina, Juz 1, 1407H/1987 M: 59).

- Hadis Nabawi :

Dari Mus'ab bin Sa'ad, dari bapaknya, ia berkata, "Saya pernah bertanya, "Wahai Rasulullah! Siapa manusia yang paling berat ujiannya?" Beliau menjawab, "Para Nabi lalu orang-orang saleh, kemudian orang yang paling mulia dan yang paling mulia dari manusia. Seseorang akan diuji sesuai dengan kadar agamanya, jika agamanya kuat, maka akan sebagainya, ia bersabar dan terus berikhtiar. Kedua keadaan tersebut baik untuk seorang mukmin. Adapun orang yang imannya kurang, ia akan berkeluh kesah dan marah saat tertimpa musibah, maka berpadulah antara nasib (buruk), dosa, dan kesalahan. Termasuk juga yang tidak mengakui nikmat yang Allah Swt. tentukan untuknya. Maka siapa yang tidak bisa menghadapi musibah dengan sabar dan tidak pula menyikapi nikmat dengan syukur, kenikmatan yang dimilikinya akan berbalik menjadi murka. (Dr. Mustafa Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttagina Syarhu Riyādis Şālihina, Juz 1, 1407H/1987 M: 59).

- Nasihat & Pelajaran :

Setelah semua kenikmatan darinya dicabut. bahkan iuji dengan berbagai macam penyakit yang menggerogoti tubuhnya sampai tidak ada lagi anggota tubuhnya yang sehat selain hati dan lisannya yang digunakan untuk berzikir kepada Allah. Meskipun dalam kondisi seperti itu, Nabi Ayyūb As tetap bersabar menghadapinya, senantiasa berharap kepada Allah, dan selalu berzikir baik malam, siang, pagi, maupun sore. Dalam kondisi yang demikian, istrinya tetap bersabar menemaninya. la tidak pernah mengeluh dengan habisnya harta serta kehilangan anak-anaknya. la tetap berusaha mengurusi suami ketika ditimpa berbagai macam musibah. Padahal sebelumnya ia berada dalam kebahagiaan, kenikmatan. pelayanan, dan kehormatan. Tapi ia meyakini bahwa semuanya itu hanya milik Allah dan akan kembali kepada-Nya. (Abu'l Fidā Al-Qurasyi, Qisasu'l Anbiyā, 1417 H/1977 M:336-337).

- Tadabbur Surah Al-Anbiya' Ayat 82-90.

Ayat 82-90 masih menjelaskan manusia pilihan Allah sebelumnya. Terkait Nabi Sulaiman Allah anugerakan padanya prajurit dari setan-setan yang bertugas menyelam laut dalam dan berbagai pekerjaan lainnya.

Ayyub. Allah kabulkan doanya dan sembuhkan ia dari sakitnya. Kemudian Allah kembalikan lagi keluarganya dengan jumlah dua kali lipat, sebagai bukti kasih sayang-Nya kepada beliau dan pelajaran bagi para ahli ibadah dan mencintai Allah.

Ismail, Idris dan Zulkifli, semuanya Allah jadikan orang-orang yang sabar. Allah masukkan mereka ke dalam golongan hamba-hamba-Nya yang saleh.

Zunnun (Yunus) meninggalkan kaumnya dalam keadaan marah karena kedurhakaan mereka pada Allah. Dalam perut ikan yang gelap itu ia berdoa: Sungguh tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Engkau. Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim. Allah kabulkan doanya dan Allah selamatkan ia dari kesedihan itu disebabkan doa dan tasbihnya kepada Allah. Demikianlah cara Allah menyelamatkan kaum Mukmin.

Zakaria. Nabi Zakaria berdoa di hari tuanya agar Allah berikan padanya keturunan. Allah kabulkan doanya dan Allah berikan padanya Yahya serta Allah perbaiki istrinya. Mereka adalah orang-orang yang segera berbuat kebaikan, berdoa kepada Allah penuh harap dan takut pada-Nya. Mereka adalah orang-orang tunduk kepada Allah.