بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Jumat, 10 September 2021

Isbal Tanpa Bermaksud Sombong

Tetap Diingkari Oleh Nabi ﷺ

BISMILLAAHIRRAHIM

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.

Imam Ahmad mencatat sebuah riwayat dalam Musnad-nya (4 / 390) :

(Sufyan bin Uyainah, dari Ibrahim bin Misrah, dari Amr Ibn Al Sharid, dari ayahnya atau: dari Ya ' qub bin Asim, ia mendengar al-Sharid berkata: Aku melihat Rasulullah SAW, seorang pria yang menyeret Azar, maka bergegaslah kepadanya atau: berlari Dia berkata: ′′ Angkatlah pengunjungmu, dan bertakwalah kepada Allah Dia berkata, ′′ Aku bertekuk lututmu, dan dia berkata, ′′ Angkatlah kamu, karena semua makhluk Allah Azza wa Jalla itu baik Maka manusia itu tidak lain hanyalah Azzaar yang menimpamu. Kaki-kakinya, atau: ke kaki yang adil

Sufyan bin ‘Uyainah menuturkan kepadaku, dari Ibrahim bin Maisarah, dari ‘Amr bin Asy Syarid, dari ayahnya, atau dari Ya’qub bin ‘Ashim, bahwa ia mendengar Asy Syarid berkata: Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam melihat seorang laki-laki yang pakaiannya terseret sampai ke tanah, kemudian Rasulullah bersegera (atau berlari) mengejarnya. Kemudian beliau bersabda:

Angkat pakaianmu, dan bertaqwalah kepada Allah“. Lelaki itu berkata: “kaki saya bengkok, lutut saya tidak stabil ketika berjalan”. Nabi bersabda: “angkat pakaianmu, sesungguhnya semua ciptaan Allah Azza Wa Jalla itu baik”.

Sejak itu tidaklah lelaki tersebut terlihat kecuali pasti kainnya di atas pertengahan betis, atau di pertengahan betis.

Derajat Hadits

Hadits ini shahih, semua perawinya tsiqah. Ya’qub bin ‘Ashim dikatakan oleh Ibnu Hajar: “ia maqbul” . Namun Ibnu Hibban memasukkannya dalam Ats Tsiqat. Dan demikian juga Adz Dzahabi yang berkata: “ia tsiqah”. Maka inilah yang tepat insya Allah. Al Albani berkata: “sanad ini sesuai syarat Bukhari-Muslim jika (Ibrahim meriwayatkan) dari ‘Amr dan sesuai syarat Muslim jika dari Ya’qub. Dan yang lebih kuat adalah yang pertama (dari ‘Amr)” (Silsilah Ash Shahihah, 3/427).

Faidah Hadits

1. Hadits ini dalil terlarangnya isbal bagi laki-laki, yaitu menjulurkan atau memakai pakaian hingga melebihi mata kaki. Nabi shallallahu‘alaihi wa sallam bersabda:

Di bawah tumit-tumit dari Azar, di dalam api

Kain yang panjangnya di bawah mata kaki tempatnya adalah neraka” (HR. Bukhari 5787).

2. Hadits ini bantahan telak bagi pendapat yang mengatakan bolehnya isbal jika bukan karena sombong.

3. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam mengingkari sahabatnya yang isbal tanpa mengecek maksud sahabat tersebut ber-isbal karena suatu maksud yang mengandung kesombongan atau tidak. Dan ini sering beliau lakukan kepada para sahabat, diantaranya juga kepada Ibnu ‘Umar:

Saya mampir ke Rasulullah Shallallahu ' Alaihi Wasallam dan di Azari bersantai dan ia berkata: Wahai hamba Allah, angkatlah derajatmu! Aku mengangkatnya. Lalu ia berkata: Z! Saya menang. Aku masih menyelidiki dia belum. Dan beberapa orang berkata, ′′ Ke mana? Dan dia berkata: Kaki yang adil

Aku (Ibnu Umar) pernah melewati Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, sementara kain sarungku terjurai (sampai ke tanah). Beliau pun bersabda, “Hai Abdullah, naikkan sarungmu!”. Aku pun langsung menaikkan kain sarungku. Setelah itu Rasulullah bersabda, “Naikkan lagi!” Aku naikkan lagi. Sejak itu aku selalu menjaga agar kainku setinggi itu.” Ada beberapa orang yang bertanya, “Sampai di mana batasnya?” Ibnu Umar menjawab, “Sampai pertengahan kedua betis.” (HR. Muslim no. 2086)

juga kepada Sufyan bin Abi Sahl: dari Mughirah bin Syu’bah Radhiallahu’anhu beliau berkata:

Aku melihat Rasulullah SAW mengambil buku Sufyan bin Abi Sahl, dan ia berkata, ′′ Hai Sufyan, jangan sampai Azarmu, karena Allah tidak menyukai orang-orang musbil

“Aku melihat Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam mendatangu kamar Sufyan bin Abi Sahl, lalu beliau berkata: ‘Wahai Sufyan, janganlah engkau isbal. Karena Allah tidak mencintai orang-orang yang musbil’” (HR. Ibnu Maajah no.2892, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Ibni Maajah)

dan para sahabat yang lain.

4. Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam tidak mengecek maksud para sahabat ketika berisbal namun langsung diingkari, ini menunjukkan isbal itu terlarang walaupun bukan karena sombong.

5. Dalam hadits ini bahkan sahabat Nabi yang isbalnya diingkari oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam telah menjelaskan maksud dan tujuan dia ber-isbal, yaitu karena ada kekurangan pada kakinya, bukan sesuatu yang mengandung kesombongan. Namun tetap diingkari isbal-nya oleh Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam.

Ciptaan Allah itu semuanya baik.

Semoga beruntung dan Allah memberikan doa kepada Nabi Muhammad beserta keluarga dan para sahabatnya.

Sumber: https://muslim.or.id/19778-isbal-tanpa-bermaksud-sombong-tetap-diingkari-oleh-nabi.html

https://youtu.be/rJiVSp7T4y8