بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Jumat, 17 September 2021

Berusaha untuk Senantiasa Berdzikr

Zikir merupakan amalan yang agung dan bermanfaat untuk mendekatkan diri kepada Allah ta’ala. Allah telah memerintahkan kita untuk senantiasa banyak berdzikir kepada-Nya, “Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah dengan menyebut nama Allah dengan dzikir yang sebanyak-banyaknya.” (QS. Al-Ahzab: 41)

Manusia Sangat Butuh Terhadap Dzikir

Manusia memiliki kebutuhan yang sangat besar terhadap dzikir, kapan pun dan di mana pun. Apabila seorang hamba lalai dari berdzikir kepada Allah, maka waktu itu akan menjadi bencana baginya. Dia akan menyesal dengan penyesalan yang besar, baik ketika di dunia maupun di akhirat.

Dari Ummul Mukminin Aisyah radhiyallahu ‘anha bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Tiada suatu waktu yang dilalui oleh seorang hamba sedang ia tidak berdzikir kepada Allah, melainkan akan menjadi penyesalan baginya di hari kiamat.” (Shahih Al-Jami’)

Tercelanya Melalaikan Dzikir kepada Allah

Selayaknya kita berusaha agar kita tidak menjadi orang yang mudah melalaikan dzikir, karena Allah sudah memperingatkan kita tentang bahayanya jika seorang hamba jatuh dalam kelalaian dari berdzikir. Allah ta’ala berfirman, “Dan sebutlah nama Rabb-mu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut, dan tidak mengeraskan suara, di waktu pagi dan petang, dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” (QS. A-A’raaf: 205)

Begitulah Allah memperingatkan hamba-Nya, Allah mengingatkan kita dengan kasih sayang-Nya, “Janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai.” Di sini kita harus menyadari bahwa kelalaian dalam mengingat Allah adalah suatu bahaya. Jika kita menjadi orang yang melupakan Allah, maka Allah akan menjadikannya lupa terhadap diri sendiri. Apakah ada seorang hamba yang bisa berdiri sendiri tanpa pertolongan Allah? Tentu tidak ada.

Seorang hamba juga dapat terhalang dari kebaikan serta kebahagiaan di dunia dan akhirat karena ia lalai dari berdzikir dan beribadah kepada Allah ta’ala. Oleh karena itu, agar di hati kita tertanam betapa sebenarnya manusia itu sangat butuh terhadap dzikir kepada Allah, kenalilah beberapa keutamaan yang diperuntukkan bagi orang yang berdzikir.

Keutamaan Bagi Orang yang Berdzikir


Mendapatkan kebahagiaan dan ketentraman di dalam hatinya.

Di tengah kehidupan dunia yang penuh kesibukan dan kesusahan, siapakah yang hatinya tidak ingin merasa bahagia dan tentram? Semua pasti ingin merasakannya. Berdzikirlah,ingatlah Allah dalam setiap keadaan. Baik dalam keadaan berjalan, berdiri, duduk, maupun berbaring. Orang yang berdzikir kepada Allah hatinya akan merasakan ketenangan dan ketentraman, pikiran juga akan tenang dan nyaman. Semua rasa gelisah dan kegoncangan dalam hati akan hilang karena ia mengingat Rabb-nya dengan lisan yang senantiasa berdzikir. Allah ta’ala berfirman, “Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah, ingatlah hanya dengan mengingat Allah-lah hati akan menjadi tentram.” (QS. Ar-Ra’d: 28).

Diselamatkan dari adzab Allah.

Saudariku, kita tahu bahwa adzab Allah adalah suatu penderitaan yang sangat menyakitkan, orang yang berakal tentu ingin dijauhkan darinya. Maka berdzikirlah, Allah akan menyelamatkan kita dari adzab-Nya. Seperti yang disebutkan dalam firman-Nya, “Tiadalah suatu amalan yang dilakukan oleh seorang hamba yang lebih menyelamatnya dari adzab Allah dari pada berdzikir kepada Allah.” (Musnad Ahmad, Shahih)

Allah akan membukakan pintu maaf dan ampunan.

Allah ta’ala berfirman dalam kitab-Nya, “Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan bagi mereka ampunan dan pahala yang besar.” (QS. Al-ahzaab: 35).

Seseorang yang senantiasa berdzikir, akan Allah bukakan pintu maaf dan ampunan-Nya atas kesalahan dan dosa-dosanya, menyediakan pahala yang besar dan derajat yang tinggi di dalam surga. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Barangsiapa mengucapkan:‘Subhaanallahi Wa bihamdih (Maha Suci Allah dan dengan memuji-Nya)’ dalam sehari seratus kali, maka akan dihapuskan kesalahan-kesalahannya meskipun seperti buih lautan.” (Shahih Bukhari dan Muslim)

Dzikir dapat mengusir setan dan menundukkannya.

Saudariku, dzikir itu dapat membentengi kita dari setan. Sebaliknya, barangsiapa yang tidak pernah berdzikir, maka setan akan senantiasa mengikutinya sebagaimana seseorang diikuti oleh bayangannya sendiri. “Barangsiapa yang berpaling dari mengingat Rabb yang Maha Pemurah, Kami adakan baginya setan yang menyesatkan, maka setan itu menjadi teman yang selalu menyertainya.” (QS. Az-Zukhrab: 36).

Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhu berkata: “Setan itu mendekam di dalam hati manusia, bila ia lupa dan lalai dari berdzikir kepada Allah. Maka setan akan membisikan kejahatan. Tapi jika berdzikir kepada Allah, setan akan tertahan dan bersembunyi.” Seorang hamba tidak akan bisa melindungi dirinya dari setan, kecuali dengan berdzikir kepada Allah ta’ala.

Seseorang yang banyak berdzikir kepada Allah, akan dijauhkan dari kemunafikan.

Orang-orang munafik itu sangat sedikit berdzikir kepada Allah,“Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit’” (QS. An-Nisa: 142).

Dzikir adalah amalan yang ringan di lisan, tapi berat di timbangan.

Orang yang berdzikir akan mendapatkan pahala dan karunia dari Allah yang tidak pernah didatangkan dari amalan lainnya. Padahal, berdzikir merupakan ibadah yang paling ringan di lisan, yang gerakannya lebih ringan daripada anggota tubuh lainnya. Jika anggota badan melakukan ibadah sehari semalam seperti geraknya lisan, niscaya akan sangat berat baginya.

Macam-macam Ucapan Dzikir

Dalam Shahihnya Bukhari dan Muslim. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ada dua kalimat yang ringan di lidah tetapi berat di timbangan, dan amat dicintai oleh Allah: ‘Subhaanallahi Wa Bihamdihi, Subhaanallahil Adziim.” Dalam riwayat yang sama juga disebutkan bahwa ucapan ini akan ditanamkan baginya sebuah tanaman pohon kurma di surga.

“Barangsiapa mengucapkan, ‘subhaanallahi wa bihamdihi’ dalam sehari seratus kali, maka akan dihapuskan kesalahan-kesalahannya meskipun seperti buih lautan.” (Shahih Bukhari dan Muslim)

“Barangsiapa mengucapkan: ‘laa ilaaha illallahu wahdahu laa syariikalahu, lahul mulku wa lahul hamdu, wa huwa ‘alaa kulli syai’in qadhir’, seperti orang yang membebaskan empat orang budak dari keturunan Ismail.” (Shahih Bukhari dan Muslim)

Istighfar, memohon ampun kepada Allah ta’ala dan senantiasa bertaubat atas dosa-dosa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Hai manusia, bertaubatlah kepada Allah. Sesungguhnya aku memohon ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya dalam satu hari seratus kali.” (HR. Muslim)

Serta masih ada ucapan dzikir yang lainnya yang telah shahih diajarkan oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Bagaimana Tata Cara Rasulullah dalam Berdzikir?

Selain diucapkan dengan lisan, hati juga tidak boleh lalai dalam memahami maknanya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memiliki kebiasaan menghitung jumlah dzikir dengan tangan kanannya. Dari Abdullah bin ‘Amru radhiallahu ‘anhu, diriwayatkan bahwa ia menceritakan, “Aku pernah melihat Nabi menghitung tasbih dengan tangan kanannya.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi)

Referensi:

Syaikh ‘Abdur Razzaq bin ‘Abdul Muhsin Al-Badr, 1431 H/2010, Fiqih Do’a dan Dzikir Jilid 1, Pustaka Darul Ilmi.

Said bin Ali bin Wahf Al- Qahthani, 2015, Hisnul Muslim, At Tibyan.

sumber: https://muslimah.or.id/10189-berusaha-untuk-senantiasa-berdzikir.html