بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Jumat, 21 April 2023

Tadabbur Al- Qur'an Hal. 289

Tadabbur Al-Quran Hal. 289
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Al-Isra' ayat 70 :

۞ وَلَقَدْ كَرَّمْنَا بَنِيْٓ اٰدَمَ وَحَمَلْنٰهُمْ فِى الْبَرِّ وَالْبَحْرِ وَرَزَقْنٰهُمْ مِّنَ الطَّيِّبٰتِ وَفَضَّلْنٰهُمْ عَلٰى كَثِيْرٍ مِّمَّنْ خَلَقْنَا تَفْضِيْلًا ࣖ

Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna.

- Tafsir Al Muyassar Al-Isra' ayat 70 :

Sesungguhnya Kami telah muliakan keturunan Adam dengan akal dan diutusnya para Rasul. Kami mudahkan untuk mereka semua yang ada di alam semesta, dan Kami mudahkan untuk mereka binatang di daratan dan bahtera di lautan untuk mengusung mereka. Kami beri mereka rizki dari makanan dan minuman yang baik-baik, dan Kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang besar atas kebanyakan makhluk.

- Mu'jam Al-Isra' ayat 70 :

كَرَّمْنَا

Karama: Al-Karamu jika (kata) ini disifatkan kepada Allah Swt, kata ini menjadi sebuah nama tentang seluruh kebaikan-Nya dan pemberian nikmat-Nya. Contohnya, firman Allah Swt,..maka sesungguhnya Tuhanku Mahakaya, Mahamulia. (QS An-Naml 27 40) Jika disifatkan kepada manusia kata ini menjadi sebuah nama bagi akhlak dan perbuatan yang terpuji yang nampak darinya. Tidak bisa dikatakan dia itu "Karim" (yang mulia) bila tidak jelas akhlaknya dan pekerjaannya terpuji, Sebagian ulama mengatakan bahwa Al-Karamu itu seperti Al-Hurriyah (kebebasan). Namun Al-Hurriyah itu dikatakan untuk kebaikan-kebaikan yang kecil dan yang besar, sedang A-Karamu tidak bisa dikatakan kecuali untuk kebaikan-kebaikan yang besar saja. (Ar-Ragib Al-Asfahani, Mujam Mufradati Alfazi A/Qur'ani, 1431 H/2010 M: 324).

- Tazkiyyatun Nafs :

Allah Swt. berfirman, "Dan sungguh, Kami telah memuliakan anak cucu Adam, dan Kami angkut mereka di darat dan di laut, dan Kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka di atas banyak makhluk yang Kami ciptakan dengan kelebihan yang sempurna." (QS Al-Isrā, 17:70).

Mahasuci Allah Swt. yang telah mengaruniakan kepada manusia segala kemuliaan: akal, ilmu, pandai berbicara, bentuk yang indah, dan mulia, perawakan yang sedang, dapat menyerap ilmu-ilmu dengan cara menyelidiki dalil, dapat memiliki akhlak yang mulia seperti berbakti, taat, dan patuh.

Alangkah jauh perbedaan keadaan manusia sewaktu masih berbentuk air mani yang tersimpan di dalam rahim dengan keadaannya sewaktu malaikat memasuki tempatnya di Surga Adn. Tidak ada yang bisa kita ucapkan selain, "Mahasuci Allah, Pencipta yang paling baik." (QS AI-Mu'minūn, 23: 14).

Dunia ibaratnya sebuah desa dan orang mukmin adalah kepalanya. Semua makhluk berkhidmat kepadanya dan diciptakan untuk memenuhi kebutuhannya. Para malaikat yang memikul Arsy Tuhan dan makhluk-makhluk lain yang ada di sekitarnya beristigfar untuk manusia. Para malaikat yang dipercayakan untuk menjadi pengawalnya selalu menjaga. Mereka ditugaskan untuk menangani hujan dan tanaman, juga menundukanNya dan Dia telah menundukkan sungai-sungai bagimu. Dan Dia telah menundukkan matahari dan bulan bagimu yang terus-menerus beredar (dalam orbitnya), dan telah menundukkan malam dan siang bagimu. Dan Dia telah memberikan kepadamu segala apa yang kamu mohonkan kepada-Nya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah Swt., niscaya kamu tidak akan mampu menghitungnya. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah Swt.. (QS lbrāhim, 14:32-34).

Orang yang merenungkan secara mendalam karunia-karunia Allah Swt. dan memikirkan hikmah serta sifat-sifat-Nya, akan lebih jauh jangkauannya dan lebih banyak memperoleh hasil daripada mereka yang diam di tempat, tidak beranjak dari daerah kesenangannya, dan tabiatnya yang cukup rela dengan kehidupan manusia-manusia biasa, dan tidak mau seperti mereka. Padahal, barang-barang berharga hanya dapat diraih oleh orang yang mau menempuh beratnya perjalanan yang jauh ke penjuru dunia, sehingga akhirnya dia senang mendapatkan hasil jerih payahnya. Orang-orang seperti ini menganggap ringan apa yang dipandang berat oleh para pemalas dan cukup senang menghadapi apa yang dipandang susah oleh orang-orang bodoh.
(lbnu'l Qayyim Al-Jauziyyah, Miftāhu Dāris Sa'ādati, Juz 2, 1416 H/1996 M: 201-202).

- Riyāduş Salihin :

Dari Anas bin Mālik Ra., dia berkata, Rasulullah Saw. bersabda, "Sesungguhnya Allah Swt. sangat suka kepada hamba-Nya yang mengucapkan Tahmid (Alhamdulillāh) sesudah makan dan minum." (HR Muslim).

Hadis di atas mengandung beberapa faedah: Keutaman memuji Allah Swt. dan orang yang melakukannya akan mendapatkan pahala yang besar, keutamaan Allah Swt. dan keluasan rahmat-Nya.
(Dr. Mustafa Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Mutta-qina Syarhu Riyādis Sālihina, Juz 2, 1407 H/1987 M: 961).

- Medical Hadis :

Dari Abu Sa'id Al-Khudriy Ra., ia menceritakan bahwa Rasulullah Saw. bersabda, "Pada hari kiamat bumi bagaikan sekeping roti, Allah Al-Jabbār memutar-mutarnya dengan tangan-Nya, sebagaimana salah seorarng diantara kalian bisa memutar-mutar rotinya dalam perjalanan, sebagai kabar gembira bagi penghuni surga." (HR Bukhāri) (Ibnu'l Qayyim Al-Jauziyyah, At-Tibbun Nabawi, t.t.: 234).

- Tibbun Nabawi :

Khasiat Khubz (roti)

Dilihat dari proses pembuatannya, jenis roti yang paling baik ialah roti yang dibakar di atas tungku dan padat dagingnya, lalu roti panggang. Selanjutnya, roti yang dimasak di atas abu panas. Jika diamati dari bahan bakunya, maka roti yang paling baik ialah yang terbuat dari gandum yang masih segar. Selain itu, bila dilihat dari kandungan nilai gizi, maka roti tepung putih yang paling banyak kandungan gizi. Kemudian, bila dilihat dari aspek waktu mengkonsumsi, waktu yang paling baik untuk memakan roti ialah pada petang hari, pada hari yang sama pembuatannya. Sedangkan roti yang lembut paling mudah dicerna dan kebalikannya adalah roti yang kering (lbnu'l Qayyimal-Jauziyyah, Zãdu' Ma'adi fi Hadyi Khayril bādi, Juz 4, t.t. 304-305).

- Penjelasan Surah An-Isra' Ayat 67-75

Ayat 67 - 70 meneruskan ayat sebelumnya terkait berbagai karunia Allah yang dianugerahkan kepada manusia, kendati kebanyakan manusia mengingkari-Nya. Di antara sikap dan prilaku manuisia yang tidak baik ialah apabila menghadapi bahaya di tengah lautan, mereka berdoa kepada Allah agar diselamatkan. Namun, setelah sampai ke daratan, mereka kafir kembali. Di antara ciri orang kafir itu merasa aman dari ancaman Allah seperti, ditenggelamkan ke dalam bumi, serangan badai atau angin topan yang akan meneggelamkan mereka. Padahal, bila ancaman itu datang, tidak ada yang dapat menolong selain Allah. 

Sepantasnyalah manusia mengakui Allah, menauhidkan dan menaati-Nya, karena Ia telah memuliakan manusia, memudahkan mereka bergerak di laut dan di darat serta memberi mereka rezki dari yang baik-baik serta  berbagai kelebihan dibanding makhluk lainnya. Sungguh tidak logis jika manusia masih membangkang dan mengingkari-Nya.

Ayat 71  dan 72 menjelasakan bahwa setiap manusia di akhirat nanti akan dipanggil untuk diberikan kitab catatan amal masing-masing. Jika kitab catatan amal diberikan dari sebelah kanannya, maka ia akan dapat membacanya dengan baik dan ia akan selamat dari azab neraka. Siapa saja yang waktu hidup di dunia tidak menjadikan Al-Qur’an dan ajaran Rasul Saw. sebagai sistem hidup, maka ia di akhirat nanti akan lebih tersesat lagi dan akan masuk neraka.

Ayat 73-75 menjelaskan betapa dahsyatnya pengaruh perlawanan dan tipu daya orang-orang kafir itu sehingga hampir mereka berhasil memalingkan Rasulullah Saw. dari tugas utama Beliau, yakni menegakkan agama tauhid dengan murni dan bersih. Kalaulah bukan Allah kokohkan hati dan sikap Rasulullah Saw. pasti Beliau terpengaruh sedikit demi sedikit. Kalau hal itu terjadi, Allah akan azab Rasulullah Saw. waktu hidup dan setelah mati dengan azab berlipat ganda. Kemudian Allah tidak akan menolong Beliau.