Tematik (132)
---------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
Hukum Adzan Dan Iqamat Ketika Memakamkan Jenazah
Sangat banyak mereka yang saat memasukkan mayat ke liang kubur diiringi adzan dan iqamat. Ada sebagian kecil Ulama yang menyunnahkan, namun sama sekali tidak berhujjah dengan hadits atau atsar yang shahih. Sebagian mereka yang menyunnahkan itu biasanya hanya besandar pada istihsan (penganggapan baik sesuatu) dengan dalil analogi. Analoginya begini:
Bayi ketika baru lahir ke dunia itu diadzankan dan di iqamatkan, maka demikian pula saat mati dan dimakamkan sangat baik diadzankan dan diiqamatkan. Benarkah demikian ?
Ana telah pernah memuat tulisan tentang hukum mengadzankan dan mengiqamatkan bayi yang baru dilahirkan yang kesimpulannya hadits-hadits tersebut sangat lemah. Dengan demikian, karena adzan dan iqamat itu urusan ibadah dan ibadah tidak boleh dilakukan kecuali dengan dalil yang shahih, maka perbuatan itu termasuk bid'ah.
Jika mengadzankan dan mengiqamatkan bayi yang baru dilahirkan yang dijadikan pokok qiyasnya saja adalah sangat lemah, maka bagaimanakah lagi mengqiyaskan suatu amalan ibadah dalam hal ini mengadzankan dan mengiqamatkan jenazah yang hendak dimasukan ke liang lahat yang sama sekali tidak ada hadits pendukungnya dengan hadits yang lemah semacam mengadzankan dan mengiqamatkan bayi yang baru dilahirkan ini. Amalan rapuh berpegang dengan amalan rapuh lainnya. Allahul Musta’an.
Secara pasti jelas, tidak ada satu haditspun yang menunjukkan perintah atau contoh baik dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam atau satu saja diantara sekian ribu Shahabat radhiallahu ‘anhum ajma’in yang pernah mengamalkan hal ini. Bahkan tak sedikit para Ulama yang *menetapkan bid'ahnya hal ini.
Berikut kutipan perkataan beberapa Ulama dalam masalah ini :
1. Madzhab Hanafi.
Fatwa Ibnu ‘Abidin Al Hanafi rahimahullah berkata:
أنه لا يسن الاذان عند إدخال الميت في قبره كما هو المعتاد الآن، وقد صرح ابن حجر في فتاويه بأنه بدعة.
“Tidak disunnahkan adzan saat memasukkan mayat ke dalam kuburnya, sebagaimana kebiasaan yang dilakukan orang saat ini. Bahkan Ibnu Hajar telah menandaskan dalam kumpulan fatwanya bahwa hal itu adalah bid'ah." (Hasyiyah Ibnu Abidin II:255)
2. Madzhab Maliki.
Al Hathab Ar Ru’aini rahimahullah berkata:
وفي فتاوى الأصبحي هل ورد في الأذان والإقامة عند إدخال الميت القبر خبر فالجواب لا أعلم فيه ورود خبر ولا أثر إلا ما يحكى عن بعض المتأخرين ولعله مقيس على استحباب الأذان والإقامة في أذن المولود
Dalam fatwa-fatwanya Al Ashbahi (terdapat pertanyaan): "Apakah ada khabar (hadits) dalam masalah adzan dan iqamat saat memasukkan mayit ke kubur ?". Maka Jawabannya: "Saya tidak mengetahui adanya sebarang hadits maupun atsar yang terkait masalah ini, kecuali hanya sekedar apa yang diceritakan oleh Ulama belakangan. Boleh jadi berdalil dengan mengqiyaskan (menganalogikan) anjuran adzan dan iqamat pada bayi yang baru dilahirkan.
فإن الولادة أول الخروج إلى الدنيا وهذا أول الخروج منها وهذا فيه ضعف فإن مثل هذا لا يثبت إلا توفيقا
Karena (boleh jadi pihak yang menyunnahkan beralasan) kelahiran itu awal keluarnya (manusia) ke alam dunia, dan (kematian) ini awal keluarnya manusia dari dunia. Namun ada yang lemah dalam hal ini. Karena masalah semacam ini tidak bisa ditetapkan kecuali dengan dalil yang mantap/kokoh." (Mawaahibul Jalil fi Syarhi Mukhtashar as Syaikh Khalil III:319)
3. Madzhab Syafi'i.
Ibnu Hajar Al Haitsami As Syafi'i rahimahullah berkata:
(وَسُئِلَ) نَفَعَ اللَّهُ بِهِ بِمَا لَفْظُهُ مَا حُكْمُ الْأَذَانِ وَالْإِقَامَةِ عِنْدَ سَدِّ فَتْحِ اللَّحْدِ ؟ (فَأَجَابَ) بِقَوْلِهِ هُوَ بِدْعَةٌ …
Ibnu Hajar rahimahullah pernah ditanya -semoga Allah memberikan manfaat dengannya : “Apa hukum adzan dan iqamat saat menutup liang lahat?“. Ibnu Hajar rahimahullah menjawab: “Ini adalah bid'ah“. (Al Fatawa al Fiqhiyah al Kubra III:166)
Sementara masih dari tokoh Madzhab Syafi’i, Al Bajirami rahimahullah mengatakan:
وَلَا يُنْدَبُ الْأَذَانُ عِنْدَ سَدِّهِ خِلَافًا لِبَعْضِهِمْ
“Tidak dianjurkan adzan saat menutup liang lahat, ini berbeda dengan sebagian orang yang menyunnahkannya." (Hasyiyah Al-Bajirami ‘ala Al-Manhaj V:38)
Prof. DR. Wahbah Az-Zuhaili sampai berkata:
ولا يسن عند إدخال الميت القبر على المعتمد عند الشافعية .
“Dan tidaklah disunnahkan (adzan) saat memasukkannya mayat ke liang kubur menurut pendapat yang terkuat dari kalangan Ulama Madzhab Syafi'i." (Al Fiqhul Islam wa Adillatuh I:562)
4. Madzhab Hanbali.
Ibnu Qudamah rahimahullah berkata:
أجمعت الأمة على أن الأذان والإقامة مشروع للصلوات الخمس ولا يشرعان لغير الصلوات الخمس…
"Umat Islam sepakat bahwasanya adzan dan iqamat itu hanya disyari'atkan untuk shalat lima waktu dan keduanya (adzan dan iqamat) tidak disyari'atkan untuk selain shalat lima waktu…" (Al Mughni as Syarhul Kabir I:388)
Fatwa Lajnah Ad Da’imah Saudi Arabia berkata:
لا يجوز الأذان ولا الإقامة عند القبر بعد دفن الميت، ولا في القبر قبل دفنه، لأن ذلك بدعة محدثة ….
“Tidak boleh adzan maupun iqamat saat di pemakaman, baik setelah menguburkan mayit maupun sebelumnya, karena itu adalah bid'ah muhdatsah (yang diada-adakan)." (Fatwa Lajnah ad Daa’imah IX:72)
Fatwa Syaikh bin Baaz rahimahullah, saat ditanya masalah ini maka beliau menegaskan:
هذا بدعة، الأذان في القبر والإقامة في القبر بدعة لا تجوز، كل هذا لا يجوز، لا بعد الدفن ولا قبل الدفن، كله لا يجوز.
“Ini adalah bid'ah, adzan dikuburan dan iqamat di kuburan adalah bid'ah, tidak boleh, semuanya ini bid'ah, baik (adzan dan iqamat) setelah pemakaman maupun sebelum pemakaman, semuanya adalah bid'ah."
Syaikh Muqbil bin Hadi rahimahullah berkata:
الأذان على القبر يعتبر بدعة ، لأنّه لم يثبت عن النّبيّ - صلّى الله عليه وعلى آله وسلّم -
“Adzan di atas kubur hukumnya bid'ah, karena hal ini tidak pernah ada periwayatan yang kokoh dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam…“
```Kesimpulannya```, adzan dan Iqamat saat menguburkan jenazah adalah bid'ah.
وبالله التوفيق وصلى الله على نبينا محمد وآله وصحبه وسلم