بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Minggu, 18 Juni 2023

Tadabbur Al-Quran Hal. 305

Tadabbur Al-Quran Hal. 305
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Maryam ayat 3 :

اِذْ نَادٰى رَبَّهٗ نِدَاۤءً خَفِيًّا

(yaitu) ketika dia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut.

- Tafsir Al Muyassar Maryam ayat 3 :

Ketika ia berdoa kepada Rabb-nya dengan suara yang lembut, agar lebih sempurna keikhlasannya karena Allah dan lebih diharapkan terkabul.

- Riyadus Salihin Al Muyassar Maryam ayat 3 :

Dari Abu Musa Al-Asy'ari Ra., dia berkata, Kami pernah menyertai Rasulullah Saw. dalam suatu perjalanan. Tiba-tiba, ada beberapa orang sahabat bertakbir dan bertahlil dengan suara keras. Mendengar suara takbir yang keras itu, Rasulullah pun bersabda, Wahai orang-orang, rendahkanlah suara kalian! Sesungguhnya kalian tidak berdoa kepada Zat yang tuli dan jauh. Tetapi kalian berdoa kepada Tuhan Yang Maha Mendengar dan Mahadekat. Dia selalu beserta kalian'. (HR Bukhāri dan Muslim). (An-Nawawi, Riyädus Sälihin, No. Hadis 979, 2010 M: 283-284).

- Tazkiyyatun Nafs :

Firman Allah Swt. dalam QS Al-Arāf, 7: 55-56 menunjukkan adab yang mencakup dua jenis doa.

Pertama, doa ketika beribadah.
Kedua, doa ketika memohon. Doa dalam Al-Qur'an terkadang dimaksudkan untuk yang pertama atau yang kedua, dan terkadang gabungan dari keduanya yang saling melengkapi.

Doa permohonan ialah meminta apa yang bermanfaat bagi orang yang berdoa, dan meminta peniadaan dan penolakan dari perkara yang membahayakan. Siapa yang berkuasa atas bahaya dan manfaat, maka dia layak untuk disembah dengan sebenar-benar penyembahan. Karena itu, Allah Swt. mengingkari penyembahan terhadap selain diri-Nya yang tidak berkuasa terhadap manfaat dan madarat. Yang demikian itu disebutkan dengan jelas di dalam Al-Quran, bahwa yang disembah itu haruslah yang berkuasa mendatangkan manfaat dan madarat. Dari sini dapat diketahui bahwa dua jenis doa ini saling berhubungan.
Sebab setiap doa ibadah mengharuskan doa permohonan, dan setiap doa permohonan mencakup doa ibadah.

Adapun tentang perkataan Nabi Zakaria As, dalam surah Maryam, 19: 4 ini, (Dia berdoa, Ya Tuhanku, sungguh tulangku telah lemah dan kepalaku telah dipenuhi uban, dan aku belum pernah kecewa dalam berdoa kepada-Mu, ya Tuhanku. Ada yang berpendapat bahwa ini merupakan doa permohonan. Artinya, pengabulan dan pertolongan-Mu membuatku terbiasa, dan Engkau tidak pernah membuatku kecevwa karena penolakan. Ini merupakan tawasul kepada Allah Swt. dengan pengabulan dan kemurahan-Nya sebagaimana yang telah dijelaskan sebelumnya. Hal ini seperti kisah tentang seseorang yang mendatangi orang lain. Orang pertama berkata kepada orang kedua, "Akulah yang dulu pernah engkau santuni pada saat ini dan itu," Lalu orang kedua (yang didatangi) berkata, "Selamat
datang kuucapkan kepada orang yang bertawasul dengan kami untuk mendatangi kami." Lalu dia memenuhi permintaan orang yang pertama.

Penyebab, Nabi Zakaria As. mengajukan doa itu karena beliau hendak meminta anak, dan menjadikan doanya sebagai wasilah kepada Rabb-Nya. Maka beliau memohon agar Allah Swt. mengabulkannya, seperti biasanya setiap kali beliau memohon dicukupkan keperluan dan kebutuhannya.

Dengan demikian, perintah berdoa kepada Allah Swt. dengan merendah dan suara yang lembut mencakup pula dua jenis doa yang telah disebutkan di atas. Banyak orang-orang muslim terdahulu giat dalam berdoa dan tidak ada suara yang terdengar dari mereka, karena doa itu merupakan bisikan antara diri mereka dengan Tuhan mereka.

Sebagai contohnya, Allah Swt. menyebutkan seorang hamba yang saleh bernama Zakaria dan Dia rida terhadap perbuatannya dan berfirman, «(yaitu) ketika dia berdoa kepada Tuhannya dengan suara yang lembut. (QS Maryam, 19: 3). (Ibnu'l Qayyim Al-Jauziyyah, At-Tafsirul Qayyimu, t.t.: 240-246).

- Riyaduşs Salihin:

Dari Abu Musa Al-Asy'ari Ra., dia berkata, "Kami pernah menyertai Rasulullah Saw. dalam suatu perjalanan. Tiba-tiba, ada beberapa orang sahabat bertakbir dan bertahlil dengan suara keras. Mendengar suara takbir yang keras itu, Rasulullah pun bersabda, Wahai orang-orang, rendahkanlah suara kalian! Sesungguhnya kalian tidak berdoa kepada Zat yang tuli dan jauh. Tetapi kalian berdoa kepada Tuhan Yang Maha Mendengar dan Maha Dekat. Dia selalu beserta kalian." (HR AI-Bukhari-Muslim).

Hadis di atas mengadung faedah yaitu:

(a) dianjurkan untuk tidak mengeraskan suara ketika berzikir, 
(b) Nabi Saw. menyayangi para sahabatnya,
(c) Allah Swt. Mahadekat dengan orang-orang yang beriman,
(d) besarnya komitmen para sahabat terhadap pengarahan dari Nabi Saw. dan antusiasme mereka untuk selalu menyertai Nabi Saw.
(Dr. Mustafā Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis Salibina Juz 1 1407 H/1987 M: 732-733).

- Medical Hadis : 

Dari kedua anak Busr As-Sulamiy (Abdullah bin Busr dan Atiyah bin Busr), mereka berkata, "Rasulullah Saw. datang menemui kami, lalu kami menghidangkan keju dan kurma, dan beliau menyukai keduanya." (HR Abu Dâwud dan lbnu Mājah dengan redaksi, "Rasulullah Saw. datang menemui kami, kemudian kami meletakkan selimut milik kami yang kami hamparkan untuk beliau, kemudian beliau duduk di atasnya. Kemudian Allah Swt. menurunkan wahyu kepada beliau di rumah kami. Lalu kami menyediakan keju/mentega dan kurma untuk beliau, sungguh beliau sangat menyukai keju." (lbnul Qayyim Al-Jauziyyah, At-Tibbun Nabawi, t.t.: 245).

- Tibbun Nabawi :

Khasiat Zubad (Mentega)

Zubad (mentega) memiliki sifat yang panas dan lembab. Manfaatnya sangat banyak, seperti dapat mematangkan, mengurai dan menyembuhkan tumor di kedua telinga, saluran kencing, mulut, serta seluruh tumor yang timbul di sekujur tubuh wanita dan anak-anak. Yang demikian itu jika digunakan secara murni tanpa campuran. la membantu pertumbuhan gigi anak, dengan cara mengoleskannya di gusi, mengobati batuk karena udara dingin dan kering, menghilangkan rasa mual karena makanan yang manis, seperti gula dan kurma. Meski demikian, mentega juga dapat mengurangi nafsu makan dan menghilangkan zat pemanis seperti pada madu dan kurma.

Dalam hadis yang diriwayatkan kedua anak Busr As-Sulamiy (Abdullah bin Busr dan Atiyah bin Busr) di atas dijelaskan bahwa Nabi Saw. mengombinasikan antara mentega dan kurma. Lebih bagus jika satu sama lainnya dikombinasikan. (lbnu'l Qayyim Al-Jauziyyah, Zãdu'l Ma'ādi fi Hadyi Khayril Wbadi, Juz 4, t.t. 317-318).

- Penjelasan Surah Maryam Ayat 1-11 :

Ayat 1 - 11 dari surah Maryam ini menjelaskan sebuah kisah yang amat menarik, yakni Nabi Zakaria. Nabi Zakaria salah seorang hamba yang disayangi Allah. Terbukti, doanya untuk mendapat keturunan yang akan mewarisi hartanya dan mewarisi kenabian dari keluarga Yakub dikabulkan Allah kendati ia sudah tua bangka dan kepalanya diputihi uban, bahkan istrinya mandul pula.

Allah kabulkan doa Zakaria dengan memberinya seorang anak bernama Yahya. Sebagai manusia, Zakaria kaget melihat istrinya yang mandul itu hamil. Allah pun menjawabnya: Bagi Tuhan Penciptamu sangat mudah. Bukankah Aku ciptakan engkau wahai Zakaria sebelumnya dari tidak ada? 

Maka, Zakaria sangat yakin dengan firman Allah tersebut. Namun demikian ia meminta kepada Allah diberikan tanda ia akan mendapat keturunan. Allah menjelaskan tandanya ialah Zakaria tidak bicara dengan kaumnya selama tiga malam. Kemudian ia keluar dari mihrab (tempat ibadahnya) sambil memberikan isyarat agar kaumnya bertasbih kepada Allah di waktu pagi dan petang. 

Hikmah yang dapat kita ambil dari pengalaman hidup Nabi Zakaria ialah:

Nabi Zakaria adalah salah seorang hamba yang mendapatkan kasih sayang Allah sehingga melahirkan keturunan yang baik dan mewarisakan kenabian.

Doa kepada Allah adalah keuatan yang dapat melahirkan mukjizat, seerti mengubah lelaki tua bangka menjadi produktif kembali dan wanita tua yang mandul menjadi subur sehingga dapat melahirkan seorang anak dengan normal seperti wanita muda lainnya. Sebab itu, Rasulullah Saw. menyebut doa itu sebagai senjata seorang Mukmin. Pada kesempatan lain beliau menyebutnya otaknya ibadah.   

Merancang generasi yang akan meneruskan misi menauhidkan Allah adalah kewajiban setiap orang tua.