بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Kamis, 15 Juni 2023

Tadabbur Al-Quran Hal. 304

Tadabbur Al-Quran Hal. 304
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Al-Kahf ayat 109 :

قُلْ لَّوْ كَانَ الْبَحْرُ مِدَادًا لِّكَلِمٰتِ رَبِّيْ لَنَفِدَ الْبَحْرُ قَبْلَ اَنْ تَنْفَدَ كَلِمٰتُ رَبِّيْ وَلَوْ جِئْنَا بِمِثْلِهٖ مَدَدًا

Katakanlah (Muhammad), “Seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, maka pasti habislah lautan itu sebelum selesai (penulisan) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula).”

- Asbabun Nuzul Al-Kahf ayat 109 :

Al-Hakim dan lainya meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa orang-orang Quraisy berkata kepada kaum Yahudi, "berilah kami sesuatu untuk kami tanyakan kepada orang itu". Mereka menjawab," tanyai dia tentang ruh". Maka mereka pun menanyakannya, hingga turunlah ayat, "dan mereka bertanya kepadamu tentang ruh..."(17;85) orang-orang Yahudi berkata, "kami diberi pengetahuan yang banyak." Maka turunlah ayat ini.

- Tafsir Al Muyassar Al-Kahf ayat 109 :

Katakanlah, wahai Rasul: Seandainya air lautan menjadi tinta bagi pena untuk menuliskan kalam Allah berupa ilmu dan hikmah-Nya, serta apa yang diwahyukan-Nya kepada para malaikat dan rasul-rasul-Nya, niscaya habislah air lautan itu sebelum kalimat-kalimat Allah selesai ditulis, walaupun Kami datangkan lautan-lautan lainnya seperti lautan itu sebagai tambahannya. Ayat ini berisikan penetapan sifat kalam (berbicara) bagi Allah menurut hakikatnya sebagaimana yang patut bagi keagungan dan kebesaran-Nya.

- Riyadus Salihin:

Dari Zubair bin Adi Ra., dia berkata, "Kami pernah mendatangi Anas bin Malik Ra., kemudian kami mengutarakan kepadanya keluh kesah kami tentang ulah para jamaah haji." Maka dia menjawab, Bersabarlah, sebab tidak akan datang pada kalian satu zaman, melainkan sesudahnya lebih buruk daripada zaman sebelumnya, sampai kalian menjumpai Rabb kalian. Aku mendengar hadiš ini dari Nabi Saw.'." (HR AI-Bukhāri).

Hadis di atas memberikan faedah:
(a) Dorongan untuk bersabar menghadapi cobaan dan berlomba-lomba dalam amal saleh.
(b) Memberikan kabar bahwa zaman yang akan datang lebih sulit dan berat dihadapi oleh manusia daripada waktu
yang telah lampau.
(c) Isyarat tentang tersebarnya kerusakan di akhir zaman.
(Dr. Mustafā Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis Sālihina, Juz 1, 1407H/1987 M: 126).

- Hadis Nabawi :

Dari Syaddad bin Aus Ra., dia berkata,
"Sesungguhnya Rasulullah Saw. pernah menangis, lalu ditanyakan kepadanya, Apa yang membuat engkau menangis?"
Lalu beliau menjawab, "Aku sangat khawatir sekiranya umatku tertimpa kesyirikan dan syahwat yang tersembunyi. Lalu aku pun bertanya, Wahai Rasulullah, apakah umatmu akan melakukan kesyirikan setelah
Anda? Beliau Saw. menjawab, "Ya, namun mereka tidak menyembah matahari, bulan batu atau berhala, tetapi mereka melaksanakan riya' dengan amalan-amalan mereka
dan syahwat yang tersembunyi. Boleh jadi pagi harinya dalam keadaan şaum, namun nafsu syahwat merintanginya sehingga dia meninggalkan saumnya." (HR Ahmad,
Musnadul Imām Ahmad Bin Hanbal, Tahqiq: Syu'aib Al-Arnaut, Jilid 28, No. Hadis, 17120: 346).

- Hadis Qudsi :

Dari Abu Hurairah Ra., dia berkata, Nabi Saw. meriwayatkan dari Rabbnya, bahwa Allah Swt. berfirman, "Aku adalah yang paling terbaik dari para sekutu, barang sapa beramal untuk-Ku dengan satu amalan lalu ia sekutukan Aku dengan selain Aku, maka Aku berlepas diri darinya, sedangkan
amalannya tersebut untuk sekutunya'." (HR Ahmad, Musnadul Imām Ahmad Bin Hanbal, Tahqiq: Syu'aib Al-Arnaut, Jilid 13, No. Hadis,
7999: 377).

- Penjelasan  Surah Al-Kahfi Ayat 98-110 :

Ayat 98-110 dari suray Al-Kahfi ini meneruskan kisah Zulkarnain dan konsep hidup yang diterapkannya untuk meraih kesuksesan dunia dan keselamatan akhirat. Kecanggihan ilmun yang dimiliki Zulkarnain adalah rahmat Allah semata. Kejayaan di dunia ini hanya sementara, sampai nanti Allah hancurkan dan semua manusia akan dikumpulkan di Padang Mahsyar.

Pada hari itu, Allah perlihatkan neraka pada orang-orang kafir yang mata dan telinga mereka tidak digunakan untuk membaca dan mendengarkan ayat-ayat Allah. Mereka menyekutukan Allah. Semua amal mereka jadi sia-sia karena tidak didasari petunjuk Allah dan menduga mereka malah berbuat baik. Tempat kembali mereka adalah neraka Jahanam disebabkan kekafiran dan perolok-olokan mereka terhadap Al-Qur’an  dan Rasul Saw. 

Adapun orang-orang yang beriman dan beramal  saleh akan masuk surga Firdaus. Rasul Saw. diperintahkan untuk menjelaskan bahwa ayat-ayat kebesaran Allah itu sangat banyak. Kendati air laut dijadikan tinta penulisannya maka tidaklah cukup. Muhammad saw. ditugaskan Allah untuk  mendeklarasikan tauhid. Syarat berjumpa Allah di surga adalah amal saleh dan tidak syirik atau menyekutukan Allah.