Tadabbur Al-Quran Hal. 303
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
- Al Qur'an Indonesia Tajwid.
- Al-Kahf ayat 86 :
حَتّٰىٓ اِذَا بَلَغَ مَغْرِبَ الشَّمْسِ وَجَدَهَا تَغْرُبُ فِيْ عَيْنٍ حَمِئَةٍ وَّوَجَدَ عِنْدَهَا قَوْمًا ەۗ قُلْنَا يٰذَا الْقَرْنَيْنِ اِمَّآ اَنْ تُعَذِّبَ وَاِمَّآ اَنْ تَتَّخِذَ فِيْهِمْ حُسْنًا
Hingga ketika dia telah sampai di tempat matahari terbenam [496], dia melihatnya (matahari) terbenam di dalam laut yang berlumpur hitam, dan di sana ditemukannya suatu kaum (tidak beragama). Kami berfirman, “Wahai Zulkarnain! Engkau boleh menghukum atau berbuat kebaikan (mengajak beriman) kepada mereka.”
- [496] Sampai ke pantai sebelah barat dimana Dzulqarnain melihat matahari sedang terbenam.
- Tafsir Al Muyassar Al-Kahf ayat 86 :
Hingga ketika Dzulqarnain sampai ke tempat terbenam matahari, dia melihat matahari, menurut pandangan mata, seakan ia terbenam di mata air panas yang berlumpur hitam, dan dia mendapati suatu kaum di tempat terbenamnyaitu. Kami berkata: Hai Dzulqarnain, kamu boleh menyiksa mereka dengan pembunuhan atau selainnya, jika mereka tetap tidak mengakui keesaan Allah. Atau kamu boleh berbuat kebaikan kepada mereka, dengar mengajarkan kebenaran dan menunjukkan jalan yang lurus kepada mereka.
- Riyaduş Salihin :
Dari Abu Sa'id, dia berkata, Rasulullah Saw. bersabda, "Di hari kiamat kelak setiap pengkhianat akan membawa bendera yang dikibarkannya tinggi-tinggi sesuai dengan pengkhianatannya. Ketahuilah, tidak ada pengkhianatan yang lebih besar daripada pengkhianatan seorang penguasa terhadap rakyatnya." (HR Muslim).
Hadis di atas memberikan faedah:
(a) Penjelasan tentang keharaman mengkhianati dan melanggar janji, terutama bila hal itu dilakukan oleh seorang pemimpin atau hakim. Tidak ada hal yang dapat memaksa mereka untuk berbuat khianat, sebab mereka memiliki kekuasaan untuk menunaikan amanat itu.
(b) Pengkhiatan yang dilakukan oleh seorang pemimpin atau hakim berdampak negatif dan menimbulkan kemudaratan bagi masyarakat secara umum.
(Dr. Mustafa Sa'id al-Khin, Nuzhatu'l Muttaqina Syarhu Riyādi As-Salihina, Juz 2, 1407H/1987 M: 1090).
- Hadis Nabawi :
Dari Ya'lã bin Umayyah Ra., dia berkata, "Aku ikut berperang dalamn pasukan (perang Tabuk) saat musim paceklik dan itu merupakan amal yang paling berkesan dalam jiwaku. Saat itu aku memiliki orang bayaran yang bertengkar dengan seseorang. Salah satu dari mereka menggigit jari lawannya, kemudian ditariknya jari tersebut hingga gigi seri yang menggigit itu tercabut dan jatuh. Diapun bergegas menemui Nabi Saw. dan beliau tidak menerapkan diyat atas gigi seri (yang lepas itu). Beliau bersabda, Apakah dia membiarkan jarinya digigit oleh mulutmu2 Aku kira beliau bersabda, "Seperti unta menggigit."
(HR Al-Bukhāri, Sahihu' Bukhāri, Juz 2, 1422 H: 131).
- Hadis Qudsi :
Imam Ahmad berkata, "lshag telah menceritakan kepada kami, Yahya bin Sulaim telah menceritakan kepada kami, ia berkata, Aku mendengar Isma'il bin Umayyah menceritakan dari Sa'id bin Abi Sa'id Al-Maqburi, dari Abu Hurairah, dia berkata, Rasulullah Saw. bersabda, Allah Swt. berfirman, "Tiga golongan yang Aku bersengketa dengan mereka pada hari kiamat, dan siapa yang bersengketa dengan-Ku, maka Aku akan memusuhinya; seorang laki-laki yang memberi pemberian dengan namaKu kemudian ia menyelisihinya, seorang laki-laki yang menjual orang merdeka kemudian ia memakan hasil penjualannya dan seorang laki-laki yang menyewa seorang pekerja lalu pekerja itu menepatinya tetapi laki-laki itu tidak menepati bayarannya." (HR Ahmad, Musnad Imām Ahmad, Jilid 14, No. Hadis, 2265, 1420H/1999 M: 318).
- Penjelasan Surah Al-Kahfi Ayat 84-97 :
Ayat 84-97 menjelaskan kisah Zulkarnain yang ditanyakan orang-orang kafir kepada Rasul Saw. Lalu Allah mewahyukan kepadanya dan menceritakan kisah Zulkarnain secara detail. Hikmah yang dapat kita ambil dari kisah tersebut ialah:
Di antara karakter orang kafir sejak Nabi Nuh sampai Nabi Muhammad Saw. ialah menguji kebenaran rasul mereka. Namun, setelah para rasul menjelaskannya, mereka tetap saja tidak beriman kepada mereka, karena mata mereka sudah buta, telinga mereka pekak dan hati mereka benar-benar sudah terkunci mati disebabkan kekufuran, kemusyrikan dan dosa-dosa yang mereka lakukan.
Bagaimanapun keperkasaan seseorang, seperti apa pun cerdas dan penguasaan ilmu pengetahuannya, yang bernilai tinggi di sisi Allah adalah yang dilandasi iman kepada-Nya dan amal saleh serta bermanfaat bagi manusia.
Segala sesuatu ditetapkan Allah melalui sistem sebab akibat. Sedangkan sistem sebab akibat itu terkait sistem nilai berupa keimanan, aturan kehidupan (syari’ah) dan akhlak, dan bisa juga terkait sunnatullah (hukum Allah) tetang penciptaan alam semesta dan manusia. Apabila manusia melanggar salah salah satu atau kedua sistem tersebut maka akan mengakibatkan bencana dan musibah di dunia dan akhirat.