بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Jumat, 24 Maret 2023

Tadabbur Al-Quran Hal. 279

Tadabbur Al-Quran Hal. 279
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- An-Nahl ayat 103 :

وَلَقَدْ نَعْلَمُ اَنَّهُمْ يَقُوْلُوْنَ اِنَّمَا يُعَلِّمُهٗ بَشَرٌۗ لِسَانُ الَّذِيْ يُلْحِدُوْنَ اِلَيْهِ اَعْجَمِيٌّ وَّهٰذَا لِسَانٌ عَرَبِيٌّ مُّبِيْنٌ

Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata, “Sesungguhnya Al-Qur'an itu hanya diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad).” Bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa Muhammad belajar) kepadanya adalah bahasa ‘Ajam, padahal ini (Al-Qur'an) adalah dalam bahasa Arab yang jelas.

- Asbabun Nuzul An-Nahl ayat 103 :

Ibnu jarir meriwayatkan dengan sanad yang lemah dari ibnu abbas bahwa Rasulullah dahulu mengenal biduan di Mekah bernama Bal'am, seorang yang berbahasa asing. Orang-orang musyrik melihat Rasulullah keluar-masuk rumahnya, maka mereka berkata, "dia diajari oleh Bal'am. Maka allah menurunkan ayat ini.

Ibnu abi Hatim meriwayatkan dari jalur hashin dari Abdullah bin Muslim alhadhrami. Dahulu kami punya dua budak, bernama Yasar dan Jabr, keduanya dari sasilia. Mereka membaca kitab dan mengajarkan isinya. Rasulullah kadang lewat di dekat mereka dan mendengar bacaan mereka. Maka turunlah ayat ini.

- Tafsir Al Muyassar An-Nahl ayat 103 :

Sesungguhnya Kami mengetahui bahwa orang-orang musyrik berkata: Sesungguhnya Nabi mengambil al-Qur'an itu dari seorang manusia keturunan Adam. Mereka berdusta; karena Bahasa orang yang mereka nisbatkan bahwa ia telah mengajarkan kepada Nabi adalah Bahasa Ajam (selain Arab), sedang al-Qur'an adalah dalam Bahasa Arab yang sangat terang.

- Tadabbur Surah An-Nahl Ayat 103-110.

Ayat 103-110 menjelaskan beberapa hal berikut: 

Allah mengetahui orang-orang kafir yang menuduh Rasul Saw. belajar wahyu dari manusia, yakni seorang anak yang berjualan di bukit Shafa. Padahal anak tersebut tidak paham banyak tentang bahasa Arab. Sedangkan Al-Qur’an itu bahasa Arab fasih.

Orang yang tidak percaya kepada Allah, tidak akan diberi-Nya hidayah dan akan diberikan azab yang berat di akhirat kelak.

Orang yang menuduh kebohongan Al-Qur‘an adalah orang yang tidak percaya kepada Allah. Mereka adalah para pembohong.

Siapa yang kafir setelah beriman kepada Allah, maka orang tersebut mendapat murka Allah dan akan mendapatkan azab yang besar di akhirat. Kecuali terpaksa demi menyelamatkan nyawanya atau nyawa orang tuanya sedangkan hatinya tenang dengan keimanan, seperti yang terjadi pada sahabat Ammar Bin Yasir.

Orang-orang yang kafir lagi setelah beriman (murtad),motifnya biasanya kepentingan dunia karena lebih mencintai kehidupan dunia ketimbang kehidupan akhirat yang masih jauh. Allah tidak akan memberikan hidayah kepada kaum kafir seperti itu.

Orang-orang kafir seperti pada poin 5, akan dikunci mati hati, pendengaran dan penglihatan mereka oleh Allah sehingga mereka menjadi manusia lalai dan tidak bisa mengingat Allah. Di akhirat kelak mereka pasti  akan menjadi penghuni neraka.

Bagi kaum Muslimin yang tertindas di Mekkah yang tidak memiliki kemampuan melawan orang-orang yang menindas mereka kemudian mereka mendapat kesempatan hijrah kemudian mereka ikut berjihad di jalan Allah serta sabar dalam menjalankan ajaran Islam dengan berbagai risiko yang dihadapi, maka bagi mereka ampunan dan kasih sayang Allah.