Tadabbur Al-Quran Hal. 373
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
- Al Qur'an Indonesia Tajwid.
- Ash-Syu'ara ayat 151 :
وَلَا تُطِيْعُوْٓا اَمْرَ الْمُسْرِفِيْنَ ۙ
dan janganlah kamu menaati perintah orang-orang yang melampaui batas,
- Tafsir Al Muyassar Ash-Syu'ara ayat 151 :
Jangan mengikuti perintah orang-orang yang melebihi batas terhadap diri mereka yang terus bersikukuh di atas kedurhakaan kepada Allah,
- Kisah Nabi & Rasul :
Setelah kaum "Ad tidak ada, generasi berikutnya adalah Kaum Šamūd. Mereka adalah keturunan dari Šamūd bin Jair bin Aram bin Sām. Mereka bertempat tinggal di Al-Hijr yang terletak di antara Hijaz dan Syām. Mereka senantiasa berada dalam kekufuran dan keangkuhan. Karena kekufuran dan keangkuhannya, Allah mengutus Salih bin Ubaid bin Asif bin Masyij bìn 'Ubaid bin Jadir binnSamūd, darí keturunan mereka sendiri. Nabi Salih As. ditugaskan mengajak mereka supaya mengesakan Allah Swt.dan beribadah hanya kepada-Nya. Namun kaumnya malah mengatakan, .Wahai Salih! Sungguh eng- kau sebelum ini berada di tengah-tengah kami merupakan orang yang diharapkan, mengapa engkau melarang kami (menyembah apa yang disembah oleh nenek moyang kami)?..
Sebenarnya Allah telah memakmurkan mereka dalam masa yang begitu lama. Hingga salah seorang dari mereka membangun sebuah rumah dari tanah liat kemudian ketika dihancurkan ternyata ia masih hidup. Me-lihat kejadian itu, dengan keterampilan yang mereka miliki, mereka memahat gunung-gunung untuk dijadikan rumah-rumah. Dan mereka pun berada dalam kehidupan yang sangat lapang. Nabi Salih As. tidak henti-hentinya berdakwah kepada mereka, namun tidak ada yang mau mengikutinya melainkan sedikit saja dan itu pun dari kalangan orang-orang yang dianggap lemah.
Pada saat mereka didesak dengan seruan bertauhid dan peringatan, mereka malah menantangnya. Mereka berkata, ... Wahai Salih! Datanglah pada hari raya kami,perlihatkanlah kepada kami sebuah mukjizat, silahkan kamu berdoa kepada Tuhan kamu dan kami akan menyeru tuhan-tuhan kami. Jika Dia mengabulkan permohonanmu, kami akan mengikutimu, tapi bila tuhan-tuhan kami yang mengabulkan, kamu harus ikut kami.... Nabi Salih As. menjawab, {.. Baiklah. Dan ternyata mereka memiliki satu hari yang pada setiap tahunnya mereka rayakan, pada hari itu seluruh berhala-berhala dikeluarkan. Kemudian mereka pun keluar dengan membawa berhala-berhala tersebut dan Nabi Salih As. pun ikut bersama mereka. Lalu mereka menyeru berhala-berhala supaya tidak mengabulkan apa yang dimohonkan oleh Nabi Salih As.
Berkatalah pemuka dari kaumnya, Wahai Salih! Keluarkanlah dari batu besar ini bagi kami-sambil menunjuk kepada sebuah batu besar-seekor unta yang besar, yang sedang hamil tua. Seandainya kamu bisa melakukannya, niscaya kami akan membenarkanmu. Untuk meyakinkan kebenaran pernyataannya itu, diambillah sumpah dari mereka Setelah itu Nabi Salih As. pun menuju batu besar yang ditunjukkan itu, beliau salat disitu dan berdoa kepada Allah Swt. Tiba-tiba batu itu bergerak sebagaimana bergeraknya perempuan hamil yang akan melahirkan Batu itu pun terbelah dan keluarlah seekor unta dari tengah-tengah batu itu persis yang mereka minta. Peristiwa itu disaksikan oleh kasat mata mereka sendiri. Maka berimanlah pemuka kaumnya (namanya Junda bin Amr begitu juga sekelompok kecil dari kaumnya (Ibnul Aśir Al-Jazari, A-Kāmil fit Tarikhi, Jilid 1:68).
- Riyāduş Şālihin :
Dari Abu Sa'id Al-Khudriy, dari Nabi Saw beliau bersabda, "Sesungguhnya dunia itu manis. Dan sesungguhnya Allah telah menguasakannya kepadamu sekalian. Kemudian Allah menunggu (memperhatikan) apa yang kamu kerjakan (di dunia itu). Karena itu, takutilah dunia dan takutilah wanita, karena sesungguhnya sumber bencana Bani Israil adalah wanita." (HR Muslim)
Hadiš di atas memberikan beberapa faedah di antaranya:
(a) Peringatan tentang ujian yang datang dari perempuan, karena itu hendaknya meninggalkan pergaulan yang bisa menyebabkan timbulnya syahwat, seperti bercampur antara laki-laki dan perempuan yang bukan mahram, melihat aurat; dan bersenang-senang dengan perempuan mahram tidak sampai melupakan diri dari berbagai kewajiban.
(b) Mengambil nasihat dan nilai-nilai kehidupan dari umat yang terdahulu, karena yang terjadi pada Bani Israil akan menimpa pula umat yang lainnya apabila melakukan sebatb sama seperti Bani Israil.
(Dr. Mustafā Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādiş Sälihina, Juz 1, 1407 H/1987 M: 103-104).
- Hadiš Nabawi :
Dari Jabir Ra., dia berkata, Tatkala Rasulullah Saw. melewati Al-Hijr, beliau bersabda, Janganlah kalian meminta mukjizat, sungguh kaum Nabi Salih As. telah memintanya, lalu mukjizat (berupa unta) itu telah datang dari jalan ini dan keluar dari jalan ini, namun mereka mendurhakai perintah Tuhan mereka, lalu mereka menyembelihnya. (Unta itu) meminum air mereka sehari dan mereka minum susunya sehari lalu menyembelihnya, maka datanglah angin berupa azab kepada mereka." (HR Ahmad,Musnadu'l Imām Ahmad, Jilid 21, No. Hadis 14160, 1416 H/1995 M: 66).
- Nasihat & Pelajaran :
Kaum 'Ad adalah salah satu kaum yang diberi keutamaan oleh Allah Swt. Namun mereka terbelenggu kekufuran, tidak ada yang mau beriman kepada nabinya kecuali orang-orang yang lemah saja.
Pada awalnya Nabi Salih As. seorang yang diharapkan oleh kaumnya (Ad). la sangat dicintai oleh kaumnya karena kejujuran dan keamanahannya. Namun kebenaran yang dibawa oleh Nabi Salih As. menjadı penyebab utama kebencian orang-orang yang batil terhadapnya. Terasa berat bagi orang-orang yang sombong dan takabur ketika harus menerimanya, terasa berat bagi mereka untuk dipimpin orang lain, terlebih lagi ketika harus tunduk dan patuh terhadap perintah dan larangan yang akan menahan diri dari mengikuti hawa nafsunya.
Adapun para pengikut kebenaran, kehidupan dunia bukanlah menjadi sasaran utama. Mereka tidak akan bersaing dengan pengejar dunia, dan tidak akan melewati batas ketika dunia itu menjadi sumber kehidupannya. Mereka akan memisahkan antara yang hak dan batil. Dan akibat yang baik itu hanya bagi orang-orang yang bertakwa. (Abdurrahman An-Najdi, Taisirul Manān fiQaşasil Qurān, 1429 H: 201-202).
- Penjelasan Surah Asy-Syu'ara Ayat 137-149 :
Ayat 137-140 meneruskan kisah Hud dan kaumnya yang sangat sulit memahami kebenaran dari Allah dan Rasul-Nya Mereka mengatakan, agama kami ini adalah hasil peninggalan nenek moyang dan kami tidak akan disiksa karenanya. Karena mereka membanggakan kemusyrikan dan kekafiran, maka Allah binasakan mereka. Semoga kisah pemusnahan kaum ‘Ad ini menjadi pelajaran bagi manusia yang lahir setelah mereka. Sungguh Allah Mahaperkasa lagi Maha Penyayang.
Ayat 141-159 menjelaskan kisah kekufuran kaum Tsamud. Nabi Saleh yang Allah utus kepada mereka menjelaskan bahwa ia adalah Rasul Allah tepercaya. Sebab itu ia meminta mereka bertakwa pada Allah dan menaatinya dengan tanpa mengharapkan imbalan dunia apa pun dari mereka. Cukup Allah yang akan membalasnya. Nabi Saleh mengingatkan agar mereka tidak mengira akan dibiarkan tinggal dengan aman di negeri itu, di kebun-kebun yang di dalamnya mata air, berbagai tanaman dan pohon kurma yang indah dan rumah-rumah gunung yang dipahat. Nabi Saleh juga mengingatkan mereka agar tidak mengikuti perintah penguasa yang zalim dan pemuka msyarakat yang hidup melampau batas, karena mereka hanya merusak di atas bumi dan bukan memperbaikinya.
Nasihat dan ajakan kebaikan Nabi Saloeh itu dibalas mereka dengan jawaban yang sama dengan jawaban kaum Ad sebelumnya dan menuduh Nabi Saleh kena sihir seraya berkata: Anda manusia biasa saja dan sama dengan kami. Coba datangkan sebuah mukjizat jika Anda benar, kata mereka kepada Saleh. Nabi Saleh menjawab: Ini unta betina yang mendapat jatah minum sebagaimana kalian. Jangan diganggu unta itu, nanti kalian akan mendapat azab besar. Lalu, mereka menyembelihnya, maka azab Allah pun datang. Peristiwa itu sebagau pelajaran bagi manusia. Sungguh Allah Mahaperkasa lagi Maha Penyayang.