بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Jumat, 05 April 2024

Tadabbur Al-Quran Hal. 369

Tadabbur Al-Quran Hal. 369
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Ash-Syu'ara ayat 45 :

فَاَلْقٰى مُوْسٰى عَصَاهُ فَاِذَا هِيَ تَلْقَفُ مَا يَأْفِكُوْنَ ۚ

Kemudian Musa melemparkan tongkatnya, maka tiba-tiba ia menelan benda-benda palsu yang mereka ada-adakan itu. [586]

- [586] Tali temali dan tongkat-tongkat yang dilemparkan oleh ahli sihir itu terbayang seolah-olah menjadi ular, semuanya ditelan oleh tongkat Nabi Musa yang benar-benar menjadi ular.

- Tafsir Al Muyassar Ash-Syu'ara ayat 45 :

Musa pun melemparkan tongkatnya dan ia menjadi seekor ular yang besar, ular ini menelan semua kebohongan dan tipuan yang datang dari mereka.

- Tafsir At-Tabari :

Tatkala para penyihir itu mengetahui bahwa yang dibawa oleh Musa As. itu adalah Haq (kebenaran), yang tidak mungkin dilakukan kecuali atas izin Allah Swt. yang telah menciptakan langit dan bumi tanpa asal-usul, mereka menundukkan wajahnya sembari bersujud kepada Allah. Mereka tunduk menaati-Nya, mengakui bahwa yang dibawa Musa itu adalah dari Allah dan benar adanya, serta mengakui bahwa sihir yang mereka lakukan adalah batil, lalu mereka berkata, "Kami beriman kepada Tuhan seluruh alam, yang telah Musa As. serukan kepada kami untuk menyembahNya, bukan pada Firaun dan pengikutnya." <(yaitu) Tuhannya Musa dan Harun, Dia (Firaun) berkata, "Mengapa kamu beriman kepada Musa sebelum aku memberi izin kepadamu?..., (QS Asy-Syu'arā, 26: 48-49).

Pada ayat ini Fir'aun berkata kepada para penyihir yang telah menyihir Musa As namun kemudian beriman kepada Musa As., ...kalian beriman kepada Musa dan beriman bahwa yang dibawanya adalah benar sebelum aku izinkan kalian untuk beriman padanya. (At-Tabari, JāmiuT Bayāni 'An Ta wili Ayil Qur'āni, Juz 17, 1422 H/2001 M, 569-570), 

- Riyāduş Şālihin :

Dari Sufyan bin Abdullah Ra., dia berkata, "Aku bertanya, Wahai Rasulullah Saw., ceritakan padaku suatu hal yang akan aku jadikan sebagai pedoman.' Rasulullah Saw. bersabda, Katakan, Rabbku adalah Alah kemudian beristiqamahlah. Aku bertanya, Wahai Rasulullah Saw., apa yang paling Anda takutkan padaku? Beliau memegang lidah beliau, lalu menjawab, "Ini." (HR At Tirmiži).

Hadiš di atas memberikan faedah tentang perintah untuk mendahulukan wujud keimanan, kemudian diikuti dengan amal saleh yang dapat mengokohkan keimanannya. Selain itu, memberi peringatan yang besar dalam urusan lidah karena lidah dapat mendatangkan berbagai keburukan. (Dr. Muştafā Sa'id Al-Khin, Nuzhatu Muttaqina Syarhu Riyādiş Şālihina, Juz 2 1407 H/1987 M: 1037-1038).

- Hadiš Nabawi :

Saubān Ra. berkata, Rasulullah Saw. bersabda, "Perkara yang aku khawatirkan atas umatku adalah pemimpin yang menyesatkan. Bila pedang telah diletakkan ditengah-tengah umatku, maka tidak akan diangkat dari mereka sampai hari kiamat. 

Kiamat tidak akan terjadi hingga kabilah-kabilah dari umatku mengikuti kaum musyrikin menyembah patung-patung. Akan ada di tengah-tengah umatku tiga puluh pendusta, masing-masing dari mereka mengaku nabi padahal aku adalah penutup para nabi, tidak ada nabi setelahku. Akan senantiasa ada dari umatku sekelompok orang yang menang di atas kebenaran.

Orang yang menentang mereka sama sekal tidak membahayakan mereka, hingga datang keputusan Allah Swt." (HR Ahmad, Musnadul Imām Ahmad Bin Hanbal, Tahqiq: Syu'aib Al-Arnaut, 37: 78, No. Hadis, 22395 Sahih Al-Jāmi no. 1773).

- Hadis Qudsi :

Dari Abu Sa'id Al-Khudri Ra., dia berkata, Rasulullah Saw. bersabda, "Pada hari kiamat, Nuh As. akan dipanggil (AllahSwt.) dan ia akan menjawab: Labbaik wa Sa'daik, wahai Tuhanku! *lalu Allah Swt. bertanya, Apakah telah kau sampaikan pesan Kami? Nuh As. menjawab, "Ya Kemudian Allah akan bertanya kepada bangsa (umat) Nuh As., Apakah ia telah menyampaikan pesan Kami kepadamu sekalian? Mereka menjawab, Tidak ada yang memberikan peringatan kepada kami. Maka Allah Swt. bertanya, Siapa yang menjadi saksimu?"

Nuh As. menjawab, Muhammad Saw. dan para pengikutnya. Maka mereka (umat muslim) akan bersaksi bahwa Nuh As. telah menyampaikan pesan (Allah Swt.). Kemudian Rasul (Muhammad Saw) akan menjadi saksi untukmu sekalian dan itulah maksud dari firman Allah Swt.

Demikianlah Kami jadikan kalian sebagai umat yang adil supaya kamu menjadi saksi atas manusia. Dan Rasul menjadi saksi atas kalian." (QS Al-Baqarah, 2: 143). (HR Al-Bukhāri). (Mustafā bin Adawi, Aş-Sahihul Musnad minal Ahādisil Qudsiyyati: 146).

- Penjelasan Surah Asy-Syu'ara Ayat 40-60 :

Ayat 40-60 meneruskan kisah Musa dengan Fir’aun. Saat Fir’aun mengumpulkan para penyihir itu, mereka mengajukan imbalan jika mereka menang melawan Musa. Fir’aun pun menjanjikan mereka akan menjadi orang-orang paling dekat dengannya jika mereka memenangkan pertarungan tersebut.

Saat pertarungan hendak dimulai, Musa mengambil inisiatif  agar para penyihir itu yang memulai aksi sihir mereka. Maka dengan penuh percaya diri, sambil bersumpah atas nama kemuliaan Fir’aun, para penyihir itu yakin menang.  Betapa kagetnya mereka melihat hasil sihir mereka dengan mudah ditelan ular yang diciptakan Allah dari tongkat Musa. Melihat kenyataan tersebut, mereka sujud dan mengucapkan: Kami beriman kepada Rabbul ‘Alamin, Pencipta Musa dan Harun. Fir’aun murka dan mengancam akan memotong tangan dan kaki mereka kemudian menyalib mereka. Ancaman Fir’aun itu tidak mereka hiraukan karena mereka rindu kembali kepada Allah, dapat ampunan-Nya dan demi menjaga iman pada Allah. Lalu Allah memerintahkan Musa dan para pengikutnya untuk segera meninggalkan Mesir menuju ke arah Laut Merah. Setelah mengetahuinya, Fir’aun mengumpulkan bala tentaranya untuk mengejar dan menangkap mereka.