Tadabbur Al-Quran Hal. 428
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
- Al Qur'an Indonesia Tajwid.
- Saba' ayat 6 :
وَيَرَى الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ اِلَيْكَ مِنْ رَّبِّكَ هُوَ الْحَقَّۙ وَيَهْدِيْٓ اِلٰى صِرَاطِ الْعَزِيْزِ الْحَمِيْدِ
Dan orang-orang yang diberi ilmu (Ahli Kitab) berpendapat bahwa (wahyu) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu itulah yang benar dan memberi petunjuk (bagi manusia) kepada jalan (Allah) Yang Mahaperkasa, Maha Terpuji.
- Tafsir Al Muyassar Saba' ayat 6 :
Orang-orang yang diberi ilmu mengetahui bahwa Al Qur'an yang diturunkan kepadamu dari sisi Rabb-mu adalah hag. la membimbing ke jalan Allah yang Mahaperkasa yang tidak terkalahkan dan tidakbterhalangi, sebaliknya Dia mengalahkan segala sesuatu dan mengunggulinya. Dzat Yang Maha Terpuji dalam firman-firman, perbuatan-perbuatan dan syariat-Nya.
- Riyadus Salihin Saba' ayat 6 :
Dari Abu Hurairah Ra. dari Nabi Saw beliau bersabda, "Sesungguhnya agama itu mudah, dan tidaklah seseorang mempersulit agama kecuali dia akan dikalahkan (Semakin berat dan sulit). Maka berlaku luruslah kalian, mendekatlah (kepada yang benar), berilah kabar gembira dan minta tolonglah dengan A-Gadwah (berangkat di awal pagi) dan Ar-Ruhah (berangkat setelah duhur) dan sesuatu dari Ad-Dulah (berangkat di waktu malam)". (Dr Mustatā Sa id Al-Khin, Nuzhatul Muttaqna Syarhu Riyädis Sālihina, luz 1, 1407 H987 T681)
- Tazkiyyatun Nafs :
Setiap hamba sangat memerlukan ilmu tentang apa yang membahayakannya sehingga ia bisa menjauhinya, dan tentang apa yang bermanfaat baginya sehingga ia mengusahakan dan mengerjakannya. Akhirnya, ia cinta kepada yang bermanfaat dan benci kepada yang membahayakan, sehingga cinta dan bencinya sesuai dengan kecintaan dan kebencian Allah Swt. Dan ini termasuk konsekuensi penghambaan dan kecintaan. Jika ia keluar dari hal yang demikian, maka ia akan mencintai apa yang dibenci oleh Tuhannya dan membenci apa yang dicintai-Nya, dan dengan demikian penghambaannya menjadi berkurang sesuai dengan tingkat kekurangannya. Dan dalam hal ini ada dua cara, yaitu akal dan syariat. Adapun akal, maka Allah Swt. telah meletakkan pada akal dan fitrah untuk menganggap baik kejujuran, keadilan, berbuat baik (kepada orang lain), kebajikan, iffah (menahan diri), keberanian, akhlāqul karimah, menunaikan amanat, menyambung tali silaturahim, nasihat-menasihati, menepati janji, menjaga (hak-hak) tetangga, menolong orang teraniaya, membantu memperjuangkan kebenaran, menjamu tamu, Di samping itu, Allah Swt. juga meletakkan pada akal dan fitrah untuk menganggap baik lawan dari berbagai hal di atas, kemudian mendasarkan anggapan baik dan buruk itu pada pertimbangan akal dan fitrah. Sama seperti ia menganggap baik minum air dingin saat haus, makan yang enak dan bermanfaat ketika lapar, dan memakai pakaian hangat ketika dinginan kemenanggung beban dan sebagainya. Sebagaimana tidak mungkin baginya menolak baik secara akal atau naluri untuk menganggap baik hal-hal tersebut, maka demikian pula ia tidak mungkin bisa menolak, baik secara akal atau fitrah untuk menganggap baik sifat-sifat kesempurnaan dan kemanfaatan dan untuk menganggap buruk hal-hal yang sebaliknya. Dan barangsiapa mengatakan bahwa hal itu tidak bisa diketahui melalui akal, juga tidak dengan fitrah, tetapi hanya dapat diketahui melalui wahyu, maka ini adalah perkataan batil. Metode kedua untuk mengetahui yang berbahaya dan yang bermanfaat dari berbagai hal perbuatan adalah wahyu. Metode dan cara ini lebih luas, lebih jelas dan lebih benar daripada metode dan cara yang pertama, karena begitu tersembunyinya ciri-ciri, keadaan dan dampak perbuatan. Dan yang mengetahui hal-hal tersebut secara Adapun orang yang paling benar akal, pendapat dan anggapan baiknya adalah orang yang akal, pendapat, anggapan baik serta kiasnya sesuai dengan Sunnah, seperti ucapan Mujāhid, "lbadah yang paling utama adalah pendapat yang baik, yakni mengikuti Sunnah. Sebagaimana Allah Swt. berfirman dalam surah Saba', 34: 6. Dan orang-orang yang menamakan para ahli rayi (pendapat) yang bertentangan dengan Sunnah dan apa yang dibawa oleh Rasul Saw. dalam masalah ilmu khabariyah dan hukum-hukum amaliyah, sebagai ahli syubuhat dan hawa nafsu. Sebab, pendapat yang bertentangan dengan Sunnah adalah mendetail tiada lain kecuali Rasulullah Saw. Kebodohan, bukan ilmu, hawa nafsu bukan agama. Sedangkan pelakunya termasuk orang yang mengikuti hawa nafsu dengan tanpa petunjuk, yang berakhir dengan kesesatan di dunia dan kecelakaan di akhirat. Kesesatan dan kecelakaan tidak terdapat pada orang-orang yang mengikuti petunjuk Allah Swt., yang dengannya Allah Swt. mengutus Rasul-Nyavdan menurunkan Kitab-Kitab-Nya berdasarkan firman Allah Swt. dalam surah Tahā, 20:123-124. Mengikuti hawa nafsu itu bisa dalam hal cinta atau kebencian, sebagaimana firman Allah Swt., Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah Swt., walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu-bapak dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah Swt. lebih tahu kemaslahatan (kebaikannya). Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka ketahuilah Allah Swt. Maha Teliti terhadap segala apa yang kamu kerjakan. (0S An-Nisā, 4: 135) dan firman-Nya dalam surah A-Maidah, 5:8. Hawa nafsu yang dilarang untuk mengikutinya itu, bisa berupa hawa nafsu yang ada dalam dirinya, juga bisa berupa hawa nafsu orang lain. Kedua hawa nafsu itu tidak boleh diikuti, karena masing-masing darinya bertentangan dengan petunjuk Allah Swt., yang dengannya Allah Swt. mengutus para Rasul-Nya dan menurunkan Kitab-Kitab-Nya. (lbnu'l Qayyim AlJauziyyah,VIgāsatu'lLahfāni fi Masāyidi Asy-Syaitāni, Juz 2, t.t.: 849-851).
- Riyāduş Şālihin :
Dari Abu Hurairah Ra., dari Nabi Saw., beliau bersabda, "Sesungguhnya agama itu mudah, dan tidaklah seseorang mempersulit agama kecuali dia akan dikalahkanb(semakin berat dan sulit). Maka berlakubluruslah kalian, mendekatlah (kepada yang benar), berilah kabar gembira dan minta tolonglah dengan Al-Gadwah (berangkat di awal pagi) dan ArRuhah (berangkat setelah zuhur) dan sesuatu dari Ad-Duljahb(berangkat di waktu malam)". (Dr. Mustafā Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis Şālihina, Juz 1, 1407 H/1987 M:168).
- Medical Hadiš :
Dari Abu Sa'id Al-Khudriy Ra., dari Nabi Saw., beliau bersabda, "Sebaik-baik minyak wangi ialah kesturi." (HR Muslim). Dari Aisyah Ra., ia berkata, "Aku memakaikan harum-haruman kepada Rasul sebelum beliau berihram dan pada hari Nahr sebelum beliau tawaf di Baitullah, yakni dengan harum-haruman yang bercampur dengan kesturi." (HR AI-Bukhāri dan Muslim). (bnu'l Qayyim A-Jauziyyah, At-Tibbun Nabawi, t.t.: 308).
- Tibbun Nabawi :
Khasiat Misk (Minyak Kesturi)
Kesturi adalah raja dari segala macam minyak wangi. paling mulia dan paling bagus. la menjadi permisalan dan perumpamaan bagí benda lain, dan ia merupakan lembah di surga. Sifatnya panas dan kering pada tingkatan kedua, membuat jiwa menjadi senang dan menguatkannya, menguatkan organ dalam jika diminum dan dicium, menguatkan organ luar jika dioleskan. la sangat baik untuk orang lanjut usia dan orang yang kedinginan, apalagi pada musim dingin, baik pula untuk menyadarkan orang yang pingsan, gemetaran dan lemas, karena ia membangkitkan panas yang alami, mengkilapkan bagian putih pada mata dan mengeringkan kelembabannya, mengeluarkan angin dari seluruh organ tubuh, menawarkan daya kerja racun, menangkal sengatan ular dan binatang berbisa, dan lain sebagainya. (bnu'l Qayyim Al-Jauziyyah, Zãdu'l Ma ādi fi Hadyi Khayril Tbādi, Juz 4, t.t.. 395).
- Hadis Motivasi QS 34: 4 :
Dari Asma binti Abi Bakar . dia berkata. Rasulullah melewatiku. sedangkan aku baru menghitung sesuatu dan menakarnya. Beliau bersabda: "Wahai Asma. janganlah kamu menghitung-hitungnya sehingga Allah akan menghitungmu." Asma berkata, "Maka aku tidak pernah menghitung sesuatu pun, baik yang keluar dariku maupun masuk kepadaku setelah (mendengar) sabda Rasulullah . Tidaklah rezeki Allah hilang dariku kecuali Allah akan menggantinya." (HR Ahmad, 26430)
- HADIS NIAGA QS Saba', 34: 4 :
Ampunan Allah bagi Orang yang Membeli Sumur untuk Kepentingan Umum
Dari Umar bin Jawan, Usman berkata, "Aku bertanya dan bersumpah dengan namabAllah, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Dia. Apakah kalian mengetahui bahwa Rasulullah bersabda: "Barang siapa membeli Sumur Rümah, Alah akan mengampuninya." Kemudian, aku datang kepada Rasulullah dan mengatakan, 'Aku telah membelinya.' Beliau bersabda: "Jadikanlah untuk memberi minum orang-orang musiim dan pahalanya untukmu." Mereka mengatakan, "Ya." Usman berkata lagi, "Aku bertanya dan bersumpah dengan nama Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Dia. Apakah kalian mengetahui bahwa Rasulullah pernah bersabda: "Barang siapa mempersiapkan pasukan A-Usrah (Perang Tabuk), Allah akan mengampuninya." Aku kemudian mempersiapkan mereka hingga mereka tidak kehilangan satu tali unta dan satu tali kendali pun." Mereka menjawab, 'Ya.' Usman lalu berkata, Ya Allah, saksikanlah. Ya Allah, saksikanlah. Ya Allah, saksikanlah," (HR Nasa'i, 3606)
- AMAL NIAGA :
Satu di antara bentuk jihad adalah jihad dengan harta di jalan kebaikan dan kemaslahatan umat. Bersedekahlah Anda dengan sebagian harta di jalan yang Anda anggap dapat mengangkat kebaikan umat.
- Tadabbur Surah Saba' Ayat 1-7 :
1. Ayat 1-7 dari suat Saba’ ini menjelaskan, memahamai kekuasaan dan ilmu Allah adalah faktor yang melahirkan iman kepada kiamat dan akhirat. Sebaliknya, tidak memahami kekuasaan dan ilmu-Nya menyebabkan kufur (penolakan) pada kiamat dan akhirat. Sedangkan Iman yang dilandasi pengetahuan atas kekuasaan dan ilmu Allah melahirkan pengagungan kepada-Nya. Sebab itu, apa saja yang Allah beritakan dalam wahyu-Nya diterima dan diyakini sebagai sebuah kebenaran mutlak yang tidak ada sedikitpun keraguan padanya.
2. Untuk memahami kekuasaan, ilmu dan keagungan Allah bisa dibuktikan bahwa langit, bumi dan apa saja yang ada pada keduanya adalah ciptaan dan milik-Nya. Allah menciptakan semuanya berdasarkan hikmah dan ilmu-Nya sangat teliti. Sebab itu, Allah mengetahui apa saja yang masuk dan keluar dari bumi dan apa saja yang turun dan naik ke langit. Semuanya didasari Kasih Sayang-Nya. Mengetahui semua yang ghaib dan tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya suatu apapun kendati sebesar inti atom atau lebih kecil dari itu.
3. Sebab itu, tidak logis jika orang-orang kafir tidak percaya pada kiamat dan akhirat. Balasan yang pantas bagi orang yang menantang kebenaran Al-Qur’an, kiamat, akhirat dan memperolok-olokan Rasul saw. adalah neraka. Adapun orang yang meyakini dan memahami Al-Qur’an akan mengetahui kebenaran kiamat dan akhirat dan mendapat petunjuk meniti jalan Allah.