بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Rabu, 21 Agustus 2024

Tadabbur Al Quran Hal. 392

Tadabbur Al-Quran Hal. 392
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Al-Qasas ayat 56 :

اِنَّكَ لَا تَهْدِيْ مَنْ اَحْبَبْتَ وَلٰكِنَّ اللّٰهَ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ ۚوَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ

Sungguh, engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki, dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima  petunjuk.

-  Asbabun Nuzul Al-Qasas ayat 56 :

Muslim dan lain-lain meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda kepada pamannya, "Ucapkan laa ilaaha illallah agar aku dapat bersaksi untukmu di akhirat!" Sang paman menjawab, "Seandainya wanita-wanita Quraisy tidak akan mengejekku dengan mengatakan, 'Dia melakukannya karena ketakutan,' niscaya sudah kuturuti keinginanmu sehingga kamu senang!" Maka Allah menurunkan ayat, "Sungguh, engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau kasihi,..."

An-Nasa'i dan Ibnu 'Asakir dalam Taariikh Dimasyq meriwayatkan dengan sanad yang bagus dari Abu Sa'id bin Rafi', dia berkata, "Aku pernah bertanya kepada Ibnu Umar tentang ayat ini, apakah turun tentang Abu Jahal dan Abu Thalib? Ia menjawab, Ibnu Jarir meriwayatkan dan al-'Aufi dan Ibnu Abbas bahwa sejumlah orang Quraisy berkata kepada Nabi saw., "Kalau kami mengikutimu, pasti orangorang mengusir kami!" Maka turunlah ayat ini.

An-Nasa'i meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa al-Harits bin 'Amir bin Naufal adalah orang yang mengatakan demikian.

- Tafsir Al Muyassar Al-Qasas ayat 56 :

Sesungguhnya kamu wahai Rasul tidak akan mampu memberi hidayah taufik kepada siapa yang kamu inginkan hidayahnya, karena hal itu ada di tangan Allah. Dia memberi petunjuk siapa yang Dia kehendaki kepada iman dan memberi taufik kepadanya, dan Dia lebih mengetahui
siapa yan patut mendapatkan hidayah sehingga Dia pun memberinya hidayah.

- Hadis Sahih Al-Qasas ayat 56 :

Dari Fadalah bin Ubaid Ra., ia nendengar Rasulullah Saw bersabda, "Beruntunglah orang yang diberi petunjuk menuju lslam, hidupnya sederhana dan menerima apa adanya" (HR A1-Tirmiżi, dan ia berkata,
"Hadis ini hasan sahih" Sahih Al-jāmi.
No. 3931).

- Riyāduş şālihin :

Dari Fadalah bin Ubaid Ra., ia mendengar Rasulullah Saw. bersabda, "Beruntunglah orang yang diberi petunjuk menuju lslam, hidupnya sederhana dan menerima apa ada-
nya." (HR At-Tirmiżi, dan ia berkata, "Hadiš ini hasan sahih." Sahih Al-Jāmi, No. 3931).
Hadiš di atas menunjukkan bahwa ke-
beruntungan seseorang itu terdapat pada kesempurnaan agamanya, kesederhanaan hidupnya, dan menerima apa yang diberikan oleh Allah Swt. kepadanya. Adapun selain itu akan membawa kepada kesengsaraan dan memalingkan manusia dari Tuhannya dan membuatnya lupa akan kehidupan akhirat.
(Dr. Mustafā Sa'id Al-Khin, Nuzhatul
Muttaqina Syarhu Riyādis Sālihina, Juz 1,1407 H/1987 M: 447).

- Medical Hadiš :

Dari Abdurrahman bin Uśman Ra., ia berkata, "Ada seorang tabib di samping Rasulullah Saw. menyebutkan suatu obat, yaitu berupa katak. Lalu Rasulullah Saw. melarang membunuh katak." (HR Ahmad, Syaikh A-Albāny berkata, "Sanadnya Sahih.") (AŻ-Zahabi, At- Tibbun Nabawi, 1410
H/1990 M: 143).

- Tibbun Nabawi :

Pengobatan dengan Ad-pifdā (katak)
Ad-Difda terdiri atas dua macam: yang
hidup di air dan yang hidup di darat, dan katak darat dikatagorikan sebagai predator (hewan pemangsa hewan lain).
Al-mam Ahmad berkata, "Katak tida
boleh dipergunakan untuk obat." Menurut Ibnu Sina, "Siapa yang memakan daging darah atau tubuh, maka badannya akan bengkak dan warna kulitnya akan usang serta me
muntahkan mani hingga meninggal dunia. Sehubungan dengan itu para dokter tidak menggunakannya sebagai obat karena khawatir akan berbahaya." Dalam konteks inilah kita dapat memahami bahwa jika Nabi Saw
melarang seorang dokter membunuh katak sebagaimana disebutkan dalam hadis. (bnu' Qayyim Al-Jauziyyah, Zādu'l Ma ādi fi Hady Khayril bādi, Juz 4, t.t.: 336).

- Hadis Motivasi QS 28: 54 :

Dari Aisyah dia berkata, Rasulullah
bersabda: "Orang mukmin yang mahir
membaca Al-Qur'an maka kedudukanrya di akhirat ditemani oleh para malaikat yang mulia. Dan orang yang membaca A-Qur'an dengan gagap, dia sulit dalam membacanya. maka dia mendapat dua pahala."
(HR Muslim, 798)

- HADIS NIAGA :

Penghargaan Lebih untuk Orang yang Berprestasi
QS Al-Qaşaş, 28: 54
Dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah bersabda: "Apabila salah seorang
dari kalian memperbagus keislamannya, setiap kebaikan yang dia amalkan ditulis
untuknya sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat. Dan setiap keburukan
yang dia amalkan ditulis sama dengannya." (HR Bukhari, 40)

- AMAL NIAGA :

1. Seorang niagawan harus memberikan penghargaan kepada pegawai yang berprestasi atau yang memberikan kontribusi lebih sehingga kekerabatan bisnis semakin terjaga dan tercipta rasa saling percaya.
2. Berikanlah hak lembur kepada pegawai. Ketika dia melakukan kewajiban yang berlebih, haknya pun harus ditambahkan sehingga tidak mengurang hak yang sudah berjalan sesuai kesepakatan.
3. Balasan yang didapatkan seseorang akan sesuai dengan amal yang dilakukannya. Berikanlah hak seseorang sesuai dengan haknya. Janganlah dikurangi kalau bisa ditambahkan sehingga menjadi kebaikan.

- Tadabbur Surah Al-Qashash Ayat 51-59 :

Ayat 51-59 menjelaskan tiga hal:

1. Allah kaitkan kaum Quraisy yang durhaka kepada Allah dengan kisah Bani Israil yang durhaka dan apa saja azab yang Allah turunkan pada mereka agar menjadi pelajaran. Sebab itu, kaum Ahlul Kitab yang konsisten dengan Taurat dan Injil akan mudah menerima kebenaran Al-Qur’an karena ciri-ciri Rasulullah saw. disebutkan di dalamnya. Apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, mereka langsung beriman. Allah memberi mereka pahala dua kali lipat karena kesabaran mereka. Mereka menolak keburukan dengan kebaikan, menginfakkan sebagian harta dan menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak berguna.

2. Otoritas hidayah itu di tangan Allah. Dia tidak berikan kendati kepada Muhammad Saw., sebagaimana yang terjadi saat Abu Thalib wafat. Rasul  saw. berupaya agar pamannya mengucap syahadatain. Allah menegur beliau dengan ayat  56 ini. 

3. Salah satu alasan kaum kafir Quraisy tidak beriman kepada Rasul saw. karena takut menghadapi ancaman dan pengusiran yang dilakukan oleh tokoh-tokoh mereka serta tidak  akan mendapat keamanan. Padahal kafir pada Allah dan Rasul-Nya itu penyebab kehancuran  dan hilangnya rasa aman sebagaimana yang Allah timpakan kepada umat-umat sebelum mereka. Suatu negeri tidak akan dibinasakan sebelum Allah utus rasul yang  menyampaikan wahyu-Nya dan penduduk tersebut menolaknya.