بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Sabtu, 03 Agustus 2024

Tadabbur Al Quran Hal. 390

Tadabbur Al-Quran Hal. 390
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Al-Qasas ayat 38 :

وَقَالَ فِرْعَوْنُ يٰٓاَيُّهَا الْمَلَاُ مَا عَلِمْتُ لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرِيْۚ فَاَوْقِدْ لِيْ يٰهَامٰنُ عَلَى الطِّيْنِ فَاجْعَلْ لِّيْ صَرْحًا لَّعَلِّيْٓ اَطَّلِعُ اِلٰٓى اِلٰهِ مُوْسٰىۙ وَاِنِّيْ لَاَظُنُّهٗ مِنَ الْكٰذِبِيْنَ

Dan Fir‘aun berkata, “Wahai para pembesar kaumku! Aku tidak mengetahui ada Tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah tanah liat untukku wahai Haman (untuk membuat batu bata), kemudian buatkanlah bangunan yang tinggi untukku agar aku dapat naik melihat Tuhannya Musa, dan aku yakin bahwa dia termasuk pendusta.”

- Tafsir Al Muyassar Al-Qasas ayat 38 :

Fir'aun berkata kepada para pemuka kaumnya: Wahai para pembesar, aku tidak mengetahui ada tuhan lain bagi kalian selain diriku yang berhak untuk disembah. Maka wahai Haman, panaskanlah untukku tanah basah di atas api sehingga ia mengeras, lalu bangunlah untukku sebuah bangunan yang menjulang tinggi, semoga saya bisa melihat tuhan Musa yang dia sembah dan Dia mengajak kita untuk menyembah-Nya. Sesungguhnya aku benar-benar
menyangka Musa termasuk orang-orang yang berdusta dalam apa yang dikatakannya.

- Mu'jam Qasas, 28.38 :

اَوْقِدْ

Makna Waqada ialah menyala Seperti ungkapan "Wagadatin-Nän" artnya ap menyala. Kata ini juga dapat bermakna kayu bakar yang diletakkan untuk menyalakan api atau bermakra nyala açi Seperti firman Allah, tottaqun náral tat aqüduhan-näsu hyjaratu. artinya maka takutilah kamu akan api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu (QS A-Baqarah 2:24) dan fiman-Nya, an nãri sitil-waqūdie artinya yang berpaling mempunyai kayu bakar (QS A-Buru, 85:5).

Kata Wagada dan ittagada juga merupakan istatah (kata pinjaman) ari peperangan sebagaimana kata När dan lsyti a Allah "berfirman Setiap mereka menyalakan api peperangen, Aiah memadamkannya (QS Al-Maidah  5: 64). (Ar-Ragib Al-Asfaltäni, Mujam Mufraditi AIfazi Al-Qur ani, 1431 HIZ010 M 411)

- Tazkiyyatun Nafs :

Firman Allah Swt., Dan Fir 'aun berkata, "Wahai para pembesar kaumku! Aku tidak mengetahui ada Tuhan bagimu selain aku. Maka bakarkanlah tanah liat untukku, wahai Hamān (untuk membuat batu bata), kemudian buatkanlah bangunan yang tinggi untukku agar aku dapat naik melihat Tuhannya Musa, dan aku yakin bahwa dia termasuk pendusta. (QS Al-Qasas, 28: 38) Para musuh Allah Swt. mengetahui bahwa jika mereka mengakui wujud Pencipta langit dan bumi, sifat-sifat-Nya, ketinggian-Nya yang melebihi seluruh alam semesta, dan pembicaraan-Nya kepada Musa As., tentu mereka diharuskan untuk
mengakui, mengikuti, tunduk, dan beriman kepada Musa As. sehingga mereka tidak mencela dan mengikuti tuhan dan bahkan mengingkarinya baik di dunia maupun di akhirat. Bahkan sebenarnya mereka telah mementingkan siksaan dunia dan sebab-sebabnya daripada keselamatan dan kenikmatan akhirat. Maka, siapakah yang memilih untuk mendahulukan keputusan akal yang lemah itu daripada keputusan syariat yang dibawa oleh para rasul? Maksudnya, mereka mengambil hati orang-orang tiada lain karena keinginan dan ketakutan, bukan karena hujjah dan keterangan. Karena itu ketika Fir'aun mengetahui bahwa Musa As menentangnya, ia beralih mengancamnya dengan penjara, ..Sungguh, jika engkau
menyembah Tuhan selain aku, pasti aku masukkan engkau ke dalam penjara. (Q5 Asy-Syu'arā', 26: 29). (lbnu'l Qayyim Al-Jauziyyah, Aş-Sawā iqu'l Mursalatu, Juz 4 1418 H/1998 M: 1390, 1556-1558).

- Riyāduş şälihin :

Dari Abu Hurairah Ra., dia berkata, Rasulullah Saw. bersabda, "Sesungguhnya Allah Swt. memiliki kecemburuan, dan kecemburuan Allah Swt. adalah apabila seseorang mengerjakan apa yang diharamkan oleh-Nya." (HR Al-Bukhāri-Muslim). Hadis di atas mengandung faedah bahwa hendaknya seseorang meninggalkan perbuatan haram karena perbuatan itu menyebabkan kemurkaan Allah Swt. (Dr. Mustafā Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttagina Syarhu Riyādis Sālihina, Juz 1, 1407 H/1987 M: 96-97).

- Medical Hadiš :

Dari Anas Ra., ia berkata, "Kami diguyur hujan ketika bersama Rasulullah Saw. maka beliau membuka pakaiannya sehingga terkena hujan, lalu kami pun bertanya, Wahai Rasulullah, kenapa Anda melakukan hal itu?" Beliau menjawab, "Karena hujan ini merupakan rahmat yang diberikan oleh Allah Swt." (HR Muslim). (lbnu'lQayyim Al-Jauziyyah, At-Tibbun Nabawi, t.t.: 268).

- Tibbun Nabawi :

Khasiat Gaiš (air hujan)

Gaiš disebutkan di beberapa tempat dalam Al-Qur'an. Kata ini enak didengar sehingga meresap ke dalam hati dan badan, menimbulkan kesenangan tersendiri ketika mendengar kata ini disebut. Air hujan adalah air yang paling baik lembut, bermanfaat, dan paling besar berkahnya, apalagi jika berasal dari awan yang disertai guruh, dan airnya terhimpun di rawa pegunungan. Air hujan merupakan air yang paling lembab di antara macam-macam air karena ia tidak terlalu lama menimpa tanah sehingga kekeringannya bisa termanfaatkan dan tidak terkontaminasi oleh elemen kering yang ada. Karena itu, air hujan cepat berubah karena kelembutannya dan reaksinya. (lbnu'l Qayyim Al-Jauziyyah, Zādu'l Ma ãdi fi Hadyi Khayril Tbādi, Juz 4, t.t.. 346).

- Hadis Motivasi QS 28:37 :

Dari Abdullah bin Amr bahwa dia menikah dengan perempuan Quraisy. tetapi dia tidak pernah mendatanginya (tidur). Dia telah disibukkan oleh puasanya. Lalu diceritakanlah hal itu kepada Rasulullah. Beliau pun bersabda: "Berpuasalah tiga hari dalam satu bulannya." Dia berkata. "Sesungguhnya, aku mampu lebih darí itu." Dia selalu berkata begitu sehingga Rasulullah berkata kepadanya: "Berpuasalah sehari dan berbukalah sehari." Beliau juga bersabda kepadanya: "Bacalah (khatamkan) A-Qur 'an dalam sebulan." Dia berkata. "Sesungguhnya. aku mampu lebih dari itu." Beliau bersabda: "Bacalah Al-Qur'an dalam lima belas hari." Dia berkata: "Aku mampu lebih dari itu." Beliau berkata: "Bacalah ia dalam tujuh hari." Lalu Rasulullah bersabda pula: "Bacalahia dalan tiga hari," Beliau juga bersabda:
"Sesungguhnya, setiap amalan itu ada waktu semangatnya dan setiop masa semangat ada masa jenuhnya. Barang siapa semangatnya cenderung kepada sunahku, dia beruntung dan barang siapa masa jenuhnya cenderung kepada selain itu. dia celaka." (HR Ahmad. 6725)

- HADIS NIAGA QS Al-Qasas, 28: 36 :

Kreatif dan Inovatif

Dari Mundzir bin Jarir, dari ayahnya. dia berkata bahwa Rasululah bersabda "Barang siapa yang mencontohkan dalam Islam suatu contoh yang baik, dia akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang melakukannya setelah dia, tanpa berkurang sedikit pun dari pahala mereka. Dan barang siapa yang mencontohkan dalam Islam suatu contoh yang buruk, dia akan menanggung dosanya dan dosa orang yang mengerjakannya setelah dia, tanpa berkurang sedikit pun dari dosa-dosa mereka." (HR Muslim, 1017) 

- AMAL NIAGA :

1. Seorang niagawan hendaknya memiliki gagasan yang kreatif dan inovatif Gagasan yang berbeda dengan hal-hal atau produk yang sudah ada. Pembaharuan sistem dan produk harus terus di-upgrade.
2. Kreativitas harus memberikan manfaat dan kemaslahatan sehingga menjadi tabungan prestasi di dunia dan tabungan pahala di akhirat.
3. Janganlah membuat sesuatu yang baru dalam syariat. Hal itu akan menjadi tabungan kejelekan.

- Tadabbur Surah Al-Qashash Ayat 36-43 :

Ayat 36-43 meneruskan kisah Musa dan Harun dalam episode berdakwah langsung kepada Fir’aun. Episode ini mencakup:

1. Fir’aun dan para pembesarnya menuduh mukjizat-mukjizat Musa itu adalah sihir yang  direkayasa. Lau Musa mengatakan bahwa Tuhannya, yakni Allah, lebih mengetahui siapa  yang datang membawa petunjuk hidup dari-Nya dan siapa yang akan celaka di akhir hayatnya. Orang-orang zalim itu tidak akan pernah menang dalam percaturan menghadapi para nabi dan rasul Allah.  
2. Fir’aun murka besar kepada Musa karena menyebut Tuhan Allah. Dengan demikian, secara berani Musa tidak mengakui Fir’aun sebagai tuhan. Fir’aun mengolok-olok Allah sambil berkata kepada para pembesarnya bahwa dia tidak mengetahui tuhan selain dirinya. Fir’aun memerintahkan Haman, sebagai arsiteknya membuat bangunan tinggi untuk melihat apa benar Tuhan Musa itu ada. Ia masih yakin Musa pendusta.
3. Fir’aun dan prajuritnya bersikap sombong tanpa dasar yang benar dan menduga tidak akan dikembalikan kepada Allah di akhirat nanti. Maka Allah menyiksanya dan prajuritnya dengan melemparkan mereka ke dalam laut. Maka apakah akibat buruk berupa penderitaan, kehinaan dan azab yang menimpa Fir’aun dan pasukannya itu tidak cukup dijadikan pelajaran oleh umat Nabi Muhammad saw. dan manusia lainnya?
4. Kekafiran dan kesombongan yang tertanam kuat dalam diri mereka terhadap Allah dan rasul-Nya menjadi penyebab Allah jadikan mereka du’at (para penyeru) ke neraka. Pada hari kiamat nanti mereka tidak  akan ditolong Allah. Di dunia mereka mendapat laknat Allah dan di akhirat di neraka hidup dalam kondisi fisik yang rusak berat dan dijauhkan dari rahmat-Nya.
5. Taurat yang diberikan Allah kepada Musa itu turun setelah beberapa umat sebelumnya dihancurkan Allah.  Selayaknya umat Nabi Musa dapat menerimanya dengan baik dan seutuhnya dan tidak ada yang ditolak isinya. Taurat itu sebagai cahaya hati manusia, petunjuk hidup dan rahmat agar mereka mendapat pelajaran.