بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Rabu, 14 Agustus 2024

Tadabbur Al Quran Hal. 391

Tadabbur Al-Quran Hal. 391
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Al-Qasas ayat 51 

۞ وَلَقَدْ وَصَّلْنَا لَهُمُ الْقَوْلَ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُوْنَ ۗ

Dan sungguh, Kami telah menyampaikan perkataan ini (Al-Qur'an) kepada mereka agar mereka selalu mengingatnya.

- Asbabun Nuzul Al-Qasas ayat 51

Diriwayatkan oleh lbnu Jarir dan Ath Thabrani, yang bersumber dari Rifa'ah Al Qurazhi bahwa ayat ini turun berkenaan dengan sepuluh orang Yahudi yang masuk Islam, lalu disiksa oleh kaum Yahudi. Salah seorang di antara mereka adalah Rifa'ah Al Qurazhi.

- Tafsir Al Muyassar Al-Qasas ayat 51

Sungguh Kami telah merinci dan menjelaskan Al Qur'an sebagai rahmat bagi kaummu wahai rasul, agar mereka mengingat dan mengambil pelajaran darinya.

- Hadis Sahih Al-Qasas ayat 51

Dari Jabir Ra.. Rasulullah Saw. bersabda, "Hindarilah kezaliman karena kezaliman itu mendatangkan kegelapan pada hari kiamat kelak! Jauhilah kekikiran karena kekikiran itu telah mencelakakan (menghancurkan) orang-orang sebelum kalian, yang menyebabkan mereka menumpahkan darah dan menghalalkan yang diharamkan (HR Musiim). (An-Nawawi, Riyadus Salihin, No, Hadis 203, 2010 M: 86)

- Riyāduş Şālihin 

Dari Jabir Ra., Rasulullah Saw. bersabda, "Hindarilah kezaliman karena kezaliman itu mendatangkan kegelapan pada hari kiamat kelak! Jauhilah kekikiran karena kekikiran itu telah mencelakakan (menghancurkan) orang-orang sebelum kalian, yang menyebabkan mereka menumpahkan darah dan menghalalkan yang diharamkan." (HR Muslim).
Hadis di atas mengandung beberapa faedah:
(a) Anjuran untuk meninggalkan kezaliman dan kekikiran, serta bersikap adil dan dermawan.
(b) Kezaliman adalah bagian dari dosa besar yang menyebabkan pelakunya ditimpa kesusahan yang hebat dan siksaan yang pedih pada hari kiamat.
(Dr. Mustafā Sa id A-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis Şāihina, Juz 1, 1407 H/1987 M: 230).

- Medical Hadis

Dari Abdullah bin Dinar bahwa dia mendengar lbnu Umar Ra. berkata, "Nabi Saw. pernah ditanya mengenai daging (Dabb), beliau menjawab, "Saya tidak memakannya, namun juga tidak mengharamkannya. (HR Muslim). Dari Abu Az-Zubair, dia berkata, "Saya bertanya kepada Jābir Ra. mengenai daging biawak, dia menjawab, "Jangan memakannya, karena ia termasuk makanan yang menjjikkan." Dan dia juga berkata, "Namun Umar bin Khattab Ra. pernah berkata, Sesungguhnya Nabi Saw. tidak mengharamkannya dan dengannya Allah Swt. tidak hanya memberi manfaat untuk satu jenis. Hanya saja ia adalah makanan para penggembala. Sekiranya ia ada di sini, niscaya saya telah memakannya." (HR Ibnu Mājah) (Aż-Zahabi, At-tibbun Nabawi. 1410
H/1990: 142),

- Tibbun Nabawi

Khasiat pabb

Banyak orang menerjemahkan cait dengan biawak dan itu merupakan penejemahan yang keliru. Dabb dan biaal adalah dua binatang yang berbeda dan hukum keduanya pun berbeda. Dabt adalah binatang padang pasir dan herbivos (pemakan tumbuh-tumbuhan) sehingga hukumnya halal, walaupun Rasulullah Saw tidak menyukainya. Sedangkan biawak adalah karnivora (pemakan daging), selain juga bertaring dan bercakar, sehingga hukumnyat adalah haram. Untuk di Indonesia, tidak ada hewan yang bernama Dabb, yang ada adalah biawak. Daging dabb bersifat panas dan kering dapat membangkitkan daya seksual, dan apabila dihancurkan dan ditempatkan pada tempat berduri, maka ia akan menarik duduri itu. (lbnu'l Qayyim Al-Jauziyyah, Zãdu
Ma'ādi fi Hadyi Khayril bādi, Juz 4, t.t. 335 336).

- Hadis Motivasi QS 28: 47

Dari Abu Hurairah dia berkata, Saya berkata, Ya Rasulullah, mohonkanlah kepada Allah agar saya dan ibu saya mencintai orang-orang mukmin dan mereka juga mencintai kami. Kemudian. Rasulullah berdoa: "Ya Allah. jadikanlah hamba-Mu yang kecil ini (yaitu Abu Huralrath dan ibunya) cinta kepada orang-orang mukmin serta jadikanlah mereka cinta kepada keduanya. Maka tidak ada seorang mukmin yang mendengar nama saya dan bertemu dengan saya kecuali dia cinta kepada saya. (HR Muslim, 2491)

- HADIS NIAGA QS Al-Qasas, 28: 50

Larangan Mengikuti Hawa Nafsu

Dari Anas bin Malik dia berkata bahwa Rasulullah bersatbda: "Seandainya seorang anak Adam memiliki satu lembah emas, tentu dia akan menginginkan dua lembah lainnya. Sama sekali tidak akan memenuhi mulutnya (merasa puas), selain tanah (yaitu setelah mati). Dan Allah menerima tobat orang-orang yang bertobat." (HR Bukhari, 6439; Muslim, 1048)

- AMAL NIAGA

1. Seorang muslim harus meyakini bahwa dunia ini hanya sementara. Nafsu untuk mengejar dan menumpuk harta tidak akan ada akhirnya. Dunia ini seperti air laut. Jika diminum, kita akan semakin haus.
2. Manusia cenderung bersemangat untuk terus-menerus mengumpulkan harta dan kemewahan dunia. Semangat seperti ini menjadi tercela jika membuat manusia lalai dari ketaatan dan hati menjadi lebih sibuk dengan urusan dunia daripada akhirat.
3. Allah menerima tobat seorang hamba yang kembali ke jalan-Nya dan
istigamah dalam berhijrah.

- Tadabbur Surah Al-Qashash Ayat 44-50

Ayat 44-50 menjelaskan dua poin penting terkait dengan kisah Nabi Musa yang sangat rinci yang Allah ceritakan sejak dari awal surah ini, yaitu: 
1. Allah ceritakan kepada Nabi Muhammad  saw. kisah Nabi Musa ketika menerima perintah-Nya untuk lari keluar dari Mesir, saat ia di Madyan dan apa saja yang ia lakukan di sana dan bagaimana pula saat ia dipanggil Allah dan diajak bicara di samping bukit Tur.  Semua itu merupakan rahmat Allah kepada Nabi Muhammad saw. agar beliau dan umat-nya mendapat berbagai pelajaran  yang berharga dalam mendakwahkan tauhid kepada manusia. Di antaranya, lika-liku kehidupan seorang rasul dalam menerima wahyu dari Allah, kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam menyampaikan kebenaran dari Allah, dahsyatnya perlawanan kaum kafir terhadap dakwah rasul Allah dan sebagainya. 
2. Perilaku dan karakter umat Nabi Muhammad saw. yang kafir (menolak wahyu) dan kerasulan beliau sama saja dengan kaum kafir di zaman Nabi Musa as. Ketika Al-Qur’an diturunkan, mereka memprotes kenapa tidak sama dengan Taurat? Mereka menuduh Rasul saw. tukang sihir sebagaimana Musa dan Harun juga  dituduh tukang sihir. Maka tidak ada alasan bagi orang-orang yang menolak dakwah Muhammad saw. kecuali disebabkan mereka mengikuti hawa nafsu. Manusia yang paling sesat adalah yang mengikuti hawa nafsu, tanpa mendapat petunjuk dari Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan menunjuki kaum yang zalim.