بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Sabtu, 31 Agustus 2024

INILAH DUABELAS KELOMPOK MANUSIA YANG MEREKA SIA-SIA SHOLATNYA !

Tematik (214)
---------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

INILAH DUABELAS KELOMPOK MANUSIA YANG MEREKA SIA-SIA SHOLATNYA !
 
1. Mereka yang MENDATANGI DUKUN /PERAMAL

مَنْ أَتَى عَرَّافًا فَسَأَلَهُ عَنْ شَيْءٍ لَمْ تُقْبَلْ لَهُ صَلَاةٌ أَرْبَعِينَ لَيْلَةً
"Barangsiapa mendatangi PERAMAL atau DUKUN, lalu menanyakan kepadanya tentang sesuatu, maka tidak diterima shalatnya selama 40 hari".  (HSR. Muslim : 2230)

Bahkan jika ia sampai mempercayai perkataan dukun tersebut, hukumnya bisa kafir, sebagaimana sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam:

مَنْ أَتَى كَاهِناً أَوْ عَرَّافاً فَصَدَّقَهُ بِمَا يَقُولُ فَقَدْ كَفَرَ بِمَا أُنْزِلَ عَلَى مُحَمَّدٍ
"Barangsiapa yang mendatangi peramal atau dukun, lalu ia membenarkannya, maka ia berarti telah kufur pada Al-Quran yang telah diturunkan pada Muhammad".
(HR. Turmudzi:135, Abu Dawud :3904. Kata Al Albani rohimahullah dalam Shohihul Jaami’ : 5939, 'Shohih)

2. Mereka yang TIDAK MENYEMPURNAKAN RUKU dan SUJUD Saat Sholat

إِنَّ الرَّجُلَ لَيُصَلِّي سِتِّينَ سَنَةً مَا تُقْبَلُ لَهُ صَلَاةٌ، لَعَلَّهُ يُتِمُّ الرُّكُوعَ وَلَا يُتِمُّ السُّجُودَ، وَيُتِمُّ السُّجُودَ وَلَا يُتِمُّ الرُّكُوعَ.
"Sesungguhnya ada seseorang yang shalat selama 60 tahun, namun tidak diterima amalan shalatnya selama itu walau satu shalatpun. 

Boleh jadi, dia sempurnakan rukuknya tetapi SUJUDNYA TIDAK SEMPURNA; 

Dan (terkadang)  ia menyempurnakan sujudnya, namun TIDAK MENYEMPURNAKAN RUKU'NYA ". 
*HR. Ibn Abi Syaibah dalam Al Mushannaf (I:288); Kata Al Albani rahimahullah dalam Shahih At Targhib wat Tarhib (I: 347) dan dalam As Shahihah (2535): 'Sanadnya hasan, seluruh perawinya kredibel].

Abu Abdillah Al Asy'ari radhiallahu ‘anhu mengisahkan:
أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ رَأَى رَجُلا لا يُتِمَّ رُكُوعَهُ يَنْقُرُ فِي سُجُودِهِ وَهُوَ يُصَلِّي ، 
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam melihat seorang laki-laki yang tidak menyempurnakan rukuknya dan mematuk di dalam sujudnya ketika shalat.
فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: "لَوْ مَاتَ هَذَا عَلَى حَالِهِ هَذِهِ مَاتَ عَلَى غَيْرِ مِلَّةِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ" ، 
Kemudian beliau bersabda: "Sekiranya orang ini mati dalam keadaan seperti ini, niscaya ia mati bukan pada millah (agama) Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam".
*HR. Thabrani dalam Al Kabir (3840), dll.  Kata Al Albani rahimahullah dalam Shahih Tarhib wat Tarhib 'hasan'.

3. Sujud yang TIDAK MENEMPELKAN SALAH SATU DARI TUJUH ANGGOTA TUBUH, KHUSUSNYA HIDUNG DAN KENING/DAHI

Ibnu Abbas rodhialloohu anhu berkata:
أُمِرْتُ أَنْ أَسْجُدَ عَلَى سَبْعَةِ أَعْظُمٍ 
“Aku diperintahkan bersujud dengan TUJUH bagian anggota badan:

عَلَى الْجَبْهَةِ – وَأَشَارَ بِيَدِهِ عَلَى أَنْفِهِ – 
(1) Dahi (termasuk juga hidung, beliau mengisyaratkan dengan tangannya),
وَالْيَدَيْنِ ، 
 (2,3) telapak tangan kanan dan kiri,
وَالرُّكْبَتَيْنِ 
(4,5) lutut kanan dan kiri, dan
وَأَطْرَافِ الْقَدَمَيْنِ
(6,7) ujung kaki kanan dan kiri. ” 
*HSR. Bukhari (812) dan Muslim (490)

Terlebih menempelnya hidung dan kening saat sujud sholat, maka Nabi shollalloohu alayhi wa sallam bersabda:
لاَ صَلاَةَ لِمَنْ لاَ يُصِيْبُ أَنْفَهُ مِنَ الْأَرْضِ مَا يُصِيْبُ الْجَبِيْنُ
“Tidak ada shalat bagi orang yang (yang saat sujud ) tidak meletakkan dengan kuat HIDUNGNYA ke bumi (tempat sujud) sebagaimana halnya DAHI/KENING".
*HR. Daroquthni (1304), Baihaqi dalam Sunanul Kubra(II:103) dll

Syaikh al Albani rahimahullah mengatakan bahwa walau mursal, hadits ini ternyata punya dalil pendukung lain yang dari 'Ikrimah rahimahullah secara Maushul (tersambung sanadnya) yang menjadikan hadits ini menjadi kuat. 
Silahkan tela'ah lebih lanjut dalam Ashlul Shifat Shalat Nabi [II:733-744].

Ibnu ‘Abbas radhiallahu 'anhuma pernah berkata:
إِذَا سَجَدَ أَحَدُكُمْ فَلْيُلْزِقْ أَنْفَهُ بِالْحَضِيضِ، فَإِنَّ اللَّهَ قَدِ ابْتَغَى ذَلِكَ مِنْكُمْ
"Jika salah seorang diantara kalian sujud, maka tekankan hidungnya (ke tempat sujud) sekuat mungkin, karena Allah menghendaki hal itu dari kalian." 
*Mushonnaf Ibnu Abi Syaibah (I:234, No.2688)

TIDAK SHAHNYA SHOLAT BAGI YANG TIDAK MENEMPELKAN SALAH SATU ANGGOTA TUBUH DI ATAS

Imam Nawawi As Syafi'i rahimahullah berkata:
لَوْ أَخَلَّ بِعُضْوٍ مِنْهَا لَمْ تَصِحّ صَلاته
"Kalau ada yang luput (tidak menempel pada tempat sujud) salah satu saja diantara anggota tubuh sujud tersebut, maka tudak sah shalatnya." 
*Syarah Shahih Muslim (IV:208)

4. BUDAK YANG LARI DARI MAJIKANNYA

ثَلاَثَةٌ لاَ تُجَاوِزُ صَلاَتُهُمْ آذَانَهُمْ: الْعَبْدُ الْآبِقُ حَتىَّ يَرْجِعَ... 
Ada TIGA GOLONGAN  yang shalat mereka tidak melewati telinga-telinga mereka, yaitu (1) BUDAK YANG MELARIKAN DIRI DARI TUANNYA sampai ia kembali kepada tuannya..
*HR. At-Tirmidzi (360) dan dihasankan al Albani rahimahullah dalam Shahihul Jami’ (3057)

Pengertian : 'Sholat mereka tidak melewati telinga-telinga mereka’

Syaikh Abul Hasan Al Mubarkafuri Rahimahullah:
وهو كناية عن عدم القبول
Itu adalah kiasan dari tidak diterimanya shalat. 
*Mir’ah Al Mafatih, (IV:55)
 
5. ISTRI  yang tidur dalam Keadaan  SUAMINYA MARAH padanya

Dalilnya sambungan hadits di atas:
ثَلاَثَةٌ لاَ تُجَاوِزُ صَلاَتُهُمْ آذَانَهُمْ
وَامْرَأَةٌ بَاتَتْ وَزَوْجُهَا عَلَيْهَا سَاخِطٌ...
Ada TIGA GOLONGAN yang shalat mereka tidak melewati telinga-telinga mereka:
“(2) ISTRI  yang melewati malam hari sementara SUAMINYA MARAH KEPADANYA ...

Ini jika KEMARAHAN SUAMI DISEBABKAN ALASAN SAYARI 

Imam Asy Syaukani rahimahullah berkata:
وهذا إذا كان غضبها عليها بحق.
Sesungguhnya wanita yang membuat marah suaminya sampai dia tertidur masih marah kepadanya, ini adalah termasuk dosa besar. Ini jika marahnya disebabkan alasan yang haq (benar). 
*Misykah Al Mashabih, (IV:109)

Imam Ali Al Qari Rahimahullah mengatakan:
هذا إذا كان السخط لسوء خلقها أو سوء أدبها أو قلة طاعتها. أما إن كان سخط زوجها من غير جرم فلا إثم عليها
Marahnya ini jika disebabkan buruknya akhlak istri, atau jeleknya adab, atau sedikit ketaatannya. Ada pun jika kemarahan suaminya itu bukan karena kejelekan ini, maka tidak ada dosa bagi si istri. 
*Misykah Al Mashabih, (IV:109)

6. IMAM yang TIDAK DISUKAI JAMA'AHNYA (MA'MUMNYA) 

Dalilnya masih sambungan hadits di atas, yakni :
ثَلاَثَةٌ لاَ تُجَاوِزُ صَلاَتُهُمْ آذَانَهُمْ
وَإِمَامُ قَوْمٍ وَهُمْ لَهُ كَارِهُوْنَ
Ada TIGA GOLONGAN yang shalat mereka tidak melewati telinga-telinga mereka:
(3) dan seseorang yang mengimami suatu kaum sementara mereka tidak suka kepadanya.” 

PENJELASAN
INI JIKA IMAMNYA DIBENCI KARENA KEBID'AHAN ATAU RUSAKNYA AKHLAKNYA, dsb.

Ibnu Al Malik rohimahulloh berkata:
كارهون لبدعته أو فسقه أو جهله أما إذا كان بينه وبينهم كراهة عداوة بسبب أمر دنيوي فلا يكون له هذا الحكم
mereka membencinya karena kebid’ahannya, atau kefasikannya, atau kebodohannya. 

Ada pun jika antara dirinya dan kaumnya ada kebencian yang disebabkan urusan duniawi, maka dia tidak terkena hukum ini. 
*Tuhfah al Ahwadzi, (II:288)

7. Dua orang yang SALING MEMUTUSKAN TALI SHILATUR ROHIM 

ثَلَاثَةٌ لَا تَرْتَفِعُ صَلَاتُهُمْ فَوْقَ رُءُوسِهِمْ … وَأَخَوَانِ مُتَصَارِمَانِ
“Ada tiga kelompok manusia yang shalat mereka tidaklah naik melebihi kepala mereka walau sejengkal: ... ‘dan DUA ORANG BERSAUDARA YANG SALING MEMUTUSKAN TALI SHILATUR ROHIM”  
*HR. Ibnu Majah (971); 
Syaikh Al Albani rohimahulloh dalam al misykaat (1128) mengatakan 'hasan'

Imam Al Munawi Rahimahullah memberikan penjelasan:
( وأخوان ) من نسب أو دين ( متصارمان ) أي متهاجران متقاطعان في غير ذات الله تعالى
(Akhwaani -'DUA ORANG BERSAUDARA' yang dimaksud hadits tersebut) baik dari SAUDARA karena NASAB atau (SAUDARA KARENA)  AGAMA (mutashoorimaani) yaitu DALING MEMBOIKOT (hajr) dan MEMUTUSKAN HUBUNGAN PERSAUDARAAN BUKAN KARENA ALLAH Ta’ala. 
*At Taysir bisy Syarhil Jaami’ Ash Shaghiir, (I:969)

8. Peminum KHOMR

Di dalam sebuah riwayat dari Ibnu Umar rodhialloohu 'anhumaa :
من شرب الخمرَ لم تُقبلْ له صلاةٌ أربعينَ صباحًا ، فإن تاب تاب اللهُ عليه ، فإن عادلم تُقبلْ له صلاةٌ أربعين صباحًا ، فإن تاب تاب اللهُ عليه ، فإن عادلم تُقبَلْ له صلاةٌ أربعينَ صباحًا ، فإن تاب تاب اللهُ عليه ، فإن عاد في الرابعةِلم تُقبلْ له صلاةٌ أربعينَ صباحًا ، فإن تاب لم يَتُبِ اللهُ عليه ، وغضب اللهُ عليه وسقاه من نهر الخَبالِ قيل : يا أبا عبدِ الرحمنِ ! وما نهرُ الخبالِ ؟ قال : نهرٌ يجري من صديدِ أهلِ النارِ
'Barangsiapa mengkonsumsi khomr maka tidak diterima sholatnya selama  40 hari. 
Namun jika ia bertaubat, maka Allah akan menerima taubatnya; 

Lalu jika ia kemudian mengulanginya lagi, maka ia kembali tidak diterima sholatnya selama 40 hari, namun jika ia bertaubat, maka Allah akan kembali menerima taubatnya; 

Dan jika ia (untuk kali yang ketiga) mengulanginya lagi, maka ia kembali tidak diterima sholatnya selama 40 hari, namun jika ia bertaubat, maka Allah akan kembali menerima taubatnya; 

Lalu jika ia kemudian mengulanginya lagi yang ke empat kalinya, maka Allah tidak akan  sholatnya selama 40 hari,   dan jika ia bertaubat maka Allah tak sudi menerima taubatnya, bahkan Allah murka kepadanya, dan Allah akan memberinya minuman dari sungai al khoba.

Lalu ditanyakan (kepada sang perawi-pent) : 'Wahai Abu Abdur Rohman, apa yang dimaksud sungai al Khobal itu ?

Beliau menjawab : Sungai (yang berisi) nanah dan darahnya penduduk meraka !'
Kata al Albani dalam Shohih at Targhib (233): 'Shohih lighoyrih'

9. Durhaka Pada Orang Tua

ثَلَاثَةٌ لَا يَقْبَلُ اللهُ مِنْهُمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ صَرْفًا وَلَا عَدْلًا : عَاقٌّ، وَ 
Ada TIGA GOLONGAN manusia yang Allâh tidak akan menerima dari mereka amalan wajib (fardhu), dan tidak pula amalan sunnat (nafilah) mereka pada hari Kiamat kelak; (1) SEORANG ANAK YANG DURHAKA KEPADA KEDUA ORANG TUANYA .... 
*Hadits ini oleh al Albani rohimahulloh dalam Shohih Jami ash-Shaghir (3065)

10. Mereka yang Suka Mengungkit-Ungkit Pemberian

Dalilnya sambungan hadits di atas, yakni kelompok manusia yang tidak akan di terima  bik amalan fardhu maupun sunnahnya, di mana pada yang kedua disebutkan:
وَمَنَّانٌ، 
' (2) ... dan yang suka mengungkit-ungkit pemberiannya...'

11. Yang Mendustakan Takdir

Dalilnya sambungan hadits di atas, yakni kelompok manusia yang tidak akan di terima  bik amalan fardhu maupun sunnahnya, di mana pada yang ketiga disebutkan:

وَمُكَذِّبٌ بِالْقَدَرِ "
''(3)... dan mereka yang mendustakan takdir'

12. Wanita yang Sholat Tidak Memakai Jilbab/kerudung Syari

لَا يَقْبَلُ اللَّهُ صَلَاةَ امْرَأَةٍ قَدْ حَاضَتْ إِلَّا بِخِمَارٍ
“Allah tidak menerima shalat wanita yang telah baligh, kecuali dengan memakai jilbab.” 
*HR. Ibnu Khuzaimah (775), dan Al A’zhomi rohimahulloh mengatakan 'Sanadnya Shahih'

Walhamdu lillaahi robbil 'aalamiin, wa shollalloohu 'alaa Muhammadin...

Kamis, 22 Agustus 2024

MENGAPA DADAKU TERASA SEMPIT

Tematik (213)
---------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

MENGAPA  DADAKU TERASA  SEMPIT 

Bismillahi was sholatu was salamu a'la Rosulillah wa a'la alihi wa shohbihi ajma'in

Dalam kehidupan dunia yang merupakan ujian bagi setiap manusia maka pasti perasaan bahagia dan sengsara, susah dan senang, lapang dan sempit, pernah hinggap di hati setiap manusia. 

Lalu apa penyebab dada terasa sempit ?
Penyebabnya adalah dosa (keburukan) yang kita perbuat baik kita ketahui maupun tidak. 
Karena, kebaikan selalu menentramkan jiwa dan kejelekan selalu menggelisahkan jiwa. 
Itulah realita yang ada pada umumnya manusia.

Hadits dari cucu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, Al Hasan bin ‘Ali, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

دَعْ مَا يَرِيبُكَ إِلَى مَا لاَ يَرِيبُكَ فَإِنَّ الصِّدْقَ طُمَأْنِينَةٌ وَإِنَّ الْكَذِبَ رِيبَةٌ

“Tinggalkanlah yang meragukanmu dan beralihlah pada apa yang tidak meragukanmu, sesungguhnya kejujuran lebih menenangkan jiwa, sedangkan dusta (menipu) akan menggelisahkan jiwa.”
(HR. Tirmidzi no. 2518 dan Ahmad 1/200)

Dalam lafazh lain disebutkan,

فَإِنَّ الخَيْرَ طُمَأْنِيْنَةٌ وَإِنَّ الشَّرَّ رِيْبَةٌ

“Kebaikan selalu mendatangkan ketenangan, sedangkan kejelekan selalu mendatangkan kegelisahan.”
(HR. Al Hakim 2/51 dalam Mustadroknya)

Dalam hadits lainnya, dari Nawas bin Sam’an, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

الْبِرُّ حُسْنُ الْخُلُقِ وَالإِثْمُ مَا حَاكَ فِى نَفْسِكَ وَكَرِهْتَ أَنْ يَطَّلِعَ عَلَيْهِ النَّاسُ

“Kebaikan adalah dengan berakhlak yang mulia, sedangkan kejelekan (dosa) adalah sesuatu yang menggelisahkan jiwa.

Ketika kejelekan tersebut dilakukan, tentu engkau tidak suka hal itu nampak di tengah-tengah manusia.”
(HR. Muslim no. 2553)

AnNawawi rahimahullah
menjelaskan, 
“Dosa selalu menggelisahkan dan tidak menenangkan bagi jiwa, di hati pun akan tampak tidak tenang dan selalu khawatir akan dosa.”
(Al Minhaj Syarh Shahih Muslim, Yahya bin Syarf An Nawawi, Dar Ihya’ At Turots, 1392, 16/111)

Begitulah dosa dan keburukan, menyempitkan dada manusia. 

Lalu bagaimana jika orang yang berbuat banyak dosa namun dia merasa tentram ?.

Ketahuilah bahwa setiap seseorang melakukan dosa maka akan ada noda hitam pada hatinya sehingga lama kelamaan keadaan hati menjadi penuh kekotoran (noda hitam) karena tidak kunjung berhenti dari maksiat.

 Allah Ta’ala berfirman,

كَلَّا بَلْ رَانَ عَلَى قُلُوبِهِمْ مَا كَانُوا يَكْسِبُونَ

“Sekali-kali tidak (demikian), sebenarnya apa yang selalu mereka usahakan itu menutupi hati mereka.”
(QS. Al Muthoffifin: 14).

Jika hati terus tertutupi karena maksiat, maka sungguh akan sulit mendapatkan petunjuk dan melakukan kebaikan.

Lalu apa yang melapangkan dada yang sempit...?
Ya benar segeralah bertaubat dan memohon ampunan Allah Subhanahu wa Ta’ala atas dosa-dosa yang kita ketahui maupun tidak kita ketahui.

Dengan memperbanyak istighfar sebanyak mungkin tanpa hitungan dan dalam setiap kesempatan, dan ucapkanlah dzikir Nabi Yunus alaihi salam ketika didalam perut ikan. 

لا اله إلا انت سبحانك اني كنت من الظالمين

La ilaha illa Anta Subhanaka Inni kuntu minna Dzolimin

Ucapkan dzikir ini sebanyak mungkin setiap hari.
InsyaAllah hati akan menjadi tenang tentram dan lapang.

Semoga Allah selalu menolong kita dalam setiap urusan.

Wallahul Musta'an

Rabu, 21 Agustus 2024

Tadabbur Al Quran Hal. 392

Tadabbur Al-Quran Hal. 392
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Al-Qasas ayat 56 :

اِنَّكَ لَا تَهْدِيْ مَنْ اَحْبَبْتَ وَلٰكِنَّ اللّٰهَ يَهْدِيْ مَنْ يَّشَاۤءُ ۚوَهُوَ اَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِيْنَ

Sungguh, engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang Dia kehendaki, dan Dia lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima  petunjuk.

-  Asbabun Nuzul Al-Qasas ayat 56 :

Muslim dan lain-lain meriwayatkan dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bersabda kepada pamannya, "Ucapkan laa ilaaha illallah agar aku dapat bersaksi untukmu di akhirat!" Sang paman menjawab, "Seandainya wanita-wanita Quraisy tidak akan mengejekku dengan mengatakan, 'Dia melakukannya karena ketakutan,' niscaya sudah kuturuti keinginanmu sehingga kamu senang!" Maka Allah menurunkan ayat, "Sungguh, engkau (Muhammad) tidak dapat memberi petunjuk kepada orang yang engkau kasihi,..."

An-Nasa'i dan Ibnu 'Asakir dalam Taariikh Dimasyq meriwayatkan dengan sanad yang bagus dari Abu Sa'id bin Rafi', dia berkata, "Aku pernah bertanya kepada Ibnu Umar tentang ayat ini, apakah turun tentang Abu Jahal dan Abu Thalib? Ia menjawab, Ibnu Jarir meriwayatkan dan al-'Aufi dan Ibnu Abbas bahwa sejumlah orang Quraisy berkata kepada Nabi saw., "Kalau kami mengikutimu, pasti orangorang mengusir kami!" Maka turunlah ayat ini.

An-Nasa'i meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa al-Harits bin 'Amir bin Naufal adalah orang yang mengatakan demikian.

- Tafsir Al Muyassar Al-Qasas ayat 56 :

Sesungguhnya kamu wahai Rasul tidak akan mampu memberi hidayah taufik kepada siapa yang kamu inginkan hidayahnya, karena hal itu ada di tangan Allah. Dia memberi petunjuk siapa yang Dia kehendaki kepada iman dan memberi taufik kepadanya, dan Dia lebih mengetahui
siapa yan patut mendapatkan hidayah sehingga Dia pun memberinya hidayah.

- Hadis Sahih Al-Qasas ayat 56 :

Dari Fadalah bin Ubaid Ra., ia nendengar Rasulullah Saw bersabda, "Beruntunglah orang yang diberi petunjuk menuju lslam, hidupnya sederhana dan menerima apa adanya" (HR A1-Tirmiżi, dan ia berkata,
"Hadis ini hasan sahih" Sahih Al-jāmi.
No. 3931).

- Riyāduş şālihin :

Dari Fadalah bin Ubaid Ra., ia mendengar Rasulullah Saw. bersabda, "Beruntunglah orang yang diberi petunjuk menuju lslam, hidupnya sederhana dan menerima apa ada-
nya." (HR At-Tirmiżi, dan ia berkata, "Hadiš ini hasan sahih." Sahih Al-Jāmi, No. 3931).
Hadiš di atas menunjukkan bahwa ke-
beruntungan seseorang itu terdapat pada kesempurnaan agamanya, kesederhanaan hidupnya, dan menerima apa yang diberikan oleh Allah Swt. kepadanya. Adapun selain itu akan membawa kepada kesengsaraan dan memalingkan manusia dari Tuhannya dan membuatnya lupa akan kehidupan akhirat.
(Dr. Mustafā Sa'id Al-Khin, Nuzhatul
Muttaqina Syarhu Riyādis Sālihina, Juz 1,1407 H/1987 M: 447).

- Medical Hadiš :

Dari Abdurrahman bin Uśman Ra., ia berkata, "Ada seorang tabib di samping Rasulullah Saw. menyebutkan suatu obat, yaitu berupa katak. Lalu Rasulullah Saw. melarang membunuh katak." (HR Ahmad, Syaikh A-Albāny berkata, "Sanadnya Sahih.") (AŻ-Zahabi, At- Tibbun Nabawi, 1410
H/1990 M: 143).

- Tibbun Nabawi :

Pengobatan dengan Ad-pifdā (katak)
Ad-Difda terdiri atas dua macam: yang
hidup di air dan yang hidup di darat, dan katak darat dikatagorikan sebagai predator (hewan pemangsa hewan lain).
Al-mam Ahmad berkata, "Katak tida
boleh dipergunakan untuk obat." Menurut Ibnu Sina, "Siapa yang memakan daging darah atau tubuh, maka badannya akan bengkak dan warna kulitnya akan usang serta me
muntahkan mani hingga meninggal dunia. Sehubungan dengan itu para dokter tidak menggunakannya sebagai obat karena khawatir akan berbahaya." Dalam konteks inilah kita dapat memahami bahwa jika Nabi Saw
melarang seorang dokter membunuh katak sebagaimana disebutkan dalam hadis. (bnu' Qayyim Al-Jauziyyah, Zādu'l Ma ādi fi Hady Khayril bādi, Juz 4, t.t.: 336).

- Hadis Motivasi QS 28: 54 :

Dari Aisyah dia berkata, Rasulullah
bersabda: "Orang mukmin yang mahir
membaca Al-Qur'an maka kedudukanrya di akhirat ditemani oleh para malaikat yang mulia. Dan orang yang membaca A-Qur'an dengan gagap, dia sulit dalam membacanya. maka dia mendapat dua pahala."
(HR Muslim, 798)

- HADIS NIAGA :

Penghargaan Lebih untuk Orang yang Berprestasi
QS Al-Qaşaş, 28: 54
Dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah bersabda: "Apabila salah seorang
dari kalian memperbagus keislamannya, setiap kebaikan yang dia amalkan ditulis
untuknya sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat. Dan setiap keburukan
yang dia amalkan ditulis sama dengannya." (HR Bukhari, 40)

- AMAL NIAGA :

1. Seorang niagawan harus memberikan penghargaan kepada pegawai yang berprestasi atau yang memberikan kontribusi lebih sehingga kekerabatan bisnis semakin terjaga dan tercipta rasa saling percaya.
2. Berikanlah hak lembur kepada pegawai. Ketika dia melakukan kewajiban yang berlebih, haknya pun harus ditambahkan sehingga tidak mengurang hak yang sudah berjalan sesuai kesepakatan.
3. Balasan yang didapatkan seseorang akan sesuai dengan amal yang dilakukannya. Berikanlah hak seseorang sesuai dengan haknya. Janganlah dikurangi kalau bisa ditambahkan sehingga menjadi kebaikan.

- Tadabbur Surah Al-Qashash Ayat 51-59 :

Ayat 51-59 menjelaskan tiga hal:

1. Allah kaitkan kaum Quraisy yang durhaka kepada Allah dengan kisah Bani Israil yang durhaka dan apa saja azab yang Allah turunkan pada mereka agar menjadi pelajaran. Sebab itu, kaum Ahlul Kitab yang konsisten dengan Taurat dan Injil akan mudah menerima kebenaran Al-Qur’an karena ciri-ciri Rasulullah saw. disebutkan di dalamnya. Apabila dibacakan kepada mereka ayat-ayat Allah, mereka langsung beriman. Allah memberi mereka pahala dua kali lipat karena kesabaran mereka. Mereka menolak keburukan dengan kebaikan, menginfakkan sebagian harta dan menjauhkan diri dari hal-hal yang tidak berguna.

2. Otoritas hidayah itu di tangan Allah. Dia tidak berikan kendati kepada Muhammad Saw., sebagaimana yang terjadi saat Abu Thalib wafat. Rasul  saw. berupaya agar pamannya mengucap syahadatain. Allah menegur beliau dengan ayat  56 ini. 

3. Salah satu alasan kaum kafir Quraisy tidak beriman kepada Rasul saw. karena takut menghadapi ancaman dan pengusiran yang dilakukan oleh tokoh-tokoh mereka serta tidak  akan mendapat keamanan. Padahal kafir pada Allah dan Rasul-Nya itu penyebab kehancuran  dan hilangnya rasa aman sebagaimana yang Allah timpakan kepada umat-umat sebelum mereka. Suatu negeri tidak akan dibinasakan sebelum Allah utus rasul yang  menyampaikan wahyu-Nya dan penduduk tersebut menolaknya.

Senin, 19 Agustus 2024

Walimah Nikah Hanya Mengundang Orang Kaya saja

One Day One Hadits (316)
------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Walimah Nikah Hanya Mengundang Orang Kaya saja

وعن أبى هريرة رضي الله عنه، عن النبي صلى الله عليه وسلم قَالَ: ((شَرُّ الطَّعَامِ طَعَامُ الوَلِيمَةِ، يُمْنَعُهَا مَنْ يَأتِيهَا، وَيُدْعَى إِلَيْهَا مَنْ يَأْبَاهَا، وَمَنْ لَمْ يُجِبِ الدَّعْوَةَ فَقَدْ عَصَى اللهَ وَرَسُولَهُ)). رواه مسلم. 
وفي رواية في الصحيحين، عن أَبي هريرة من قوله: ((بئْسَ الطَّعَامُ طَعَامُ الوَلِيمَةِ يُدْعَى إِلَيْهَا الأغْنِيَاءُ ويُتْرَكُ الفُقَراءُ)).... 

Dari Abu Hurairah r.a. lagi dari Nabi s.a.w., sabdanya: "Seburuk-buruk makanan ialah makanan walimah yang tercegah - yakni tidak diundang - orang yang ingin mendatanginya iaitu kaum fakir-miskin, sebab memerlukannya, tetapi diundanglah orang yang tidak ingin mendatanginya - iaitu kaum kaya raya sebab sudah sering makan enak-enak. Namun demikian barangsiapa yang tidak mengabulkan undangan walimah - pengantin - itu, maka ia telah bermaksiat kepada Allah dan RasulNya." (Riwayat Muslim)
Dalam riwayat kedua kitab shahih Bukhari dan Muslim juga disebutkan  demikian iaitu  dari  Abu  Hurairah  r.a.,  Nabi s.a.w. bersabda:
"Seburuk-buruk makanan ialah makanan walimah yang diundanglah ke situ orang-orang kaya dan ditinggalkanlah orang-orang fakir-miskin." 

Pelajaran yang terdapat di dalam hadist :

1. Walimah, hindangan yang diperuntukkan untuk pesta pernikahan.Yang dimaksud walimah dalam hadits ini adalah walimah pernikahan. Ash-Shan’aniy menjelaskan,

والمقصود بالوليمة في هذا الحديث هي وليمة العرس خاصة ، وليست كل طعام دعي إليه أحد من الناس

“Yang dimaksud hadits ini adalah khusus untuk walimatul ‘ursy (walimah nikah), bukan semua acara walimah yang manusia diundang untuk makan (misalnya acara walimah khitan, ini walimah selain walimah nikah)

2. Diadakan walimahan sebagai realisasi adanya kegembiraan.

3. Didalam hadist memberikan petunjuk untuk menjaga, memperhatikan kaum faqir dan lemah lembut kepada mereka.
Hendaknya mengundang orang miskin juga sebagai bentuk kebaikan kepada mereka dan insyaallah lebih berkah acara walimah tersebut. Karena orang miskin umumnya lebih bertakwa dan lebih ikhlas berdoa. Mereka lebih rendah hati di hadapan Allah dan di hadapan manusia, jauh dari kesombongan yang membinasakan. Ini termasuk perintah agar makanan kita dimakan oleh orang-orang yang bertakwa agar berkah.

4. Seburuk-buruk makanan ialah makanan walimah yang diundanglah ke situ orang-orang kaya dan ditinggalkanlah orang-orang fakir-miskin.

5. Sebagian orang mungkin hanya mengundang orang kaya saja ketika acara walimah nikah. Lebih parahnya lagi jika niatnya mengundang orang-orang kaya dan pejabat hanya karena kesombongan, sedangkan orang miskin tidak diundang sama sekali. Inilah sejelek-jelek makanan walimah.

6. Memenuhi undangan walimahan adalah wajib hukumnya. 

Tema hadist yang berkaitan dengan al quran :

1. Bersikap lemah lembut kepada semua kaum mukmin. 

قَالَ الله تَعَالَى: {وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِلْمُؤْمِنِينَ} 
[الحجر: 88]. 
Allah Ta'ala berfirman:

"Dan tundukkanlah sayapmu - yakni bersikap merendahlah kepada sesama kaum mu'minin," (al-Hijr: 88).

2. Janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyandang predikat tersebut dari sisimu yaitu orang-orang fakir miskin yang Shaleh, melainkan jadikanlah mereka sebagai teman-teman dudukmu dan teman-teman dekatmu. 

وَلا تَطْرُدِ الَّذِينَ يَدْعُونَ رَبَّهُمْ بِالْغَدَاةِ وَالْعَشِيِّ يُرِيدُونَ وَجْهَهُ

Dan janganlah kamu mengusir orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi hari dan di petang hari, sedangkan mereka menghendaki keridaan-Nya. (Al-An'am: 52).

Sabtu, 17 Agustus 2024

SIFAT MUKMIN YANG DIJAMIN MASUK SURGA

Tematik (212)
---------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

SIFAT MUKMIN YANG DIJAMIN MASUK SURGA

Segala puji hanyalah milik Allah 'Azza wa Jalla. Shalawat serta salam semoga selalu tercurah kepada Rasulullah shalallahu'alaihi wasallam, keluarga beliau, shahabat beliau, dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik.

Surga, siapa diantara kita yang tidak ingin masuk kedalamnya !?
Allah 'Azza wa Jalla berfirman :
 
“Penduduk surga bisa mendapatkan apa saja yang mereka inginkan di dalam surga. Dan di sisi Kami ada tambahan kenikmatan.”  
[QS. Qaaf : 35].  
 
Allah Ta’ala juga berfirman dalam sebuah hadits qudsi,  
 
“Aku siapkan untuk hamba-hamba- Ku yang shalih apa yang belum pernah dilihat oleh mata, belum pernah didengar oleh telinga, dan tidak pernah terlintas dalam hati manusia.”  
[HR. Bukhari].

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah Ta'ala, tentu kita semua ingin masuk surga. Terlebih lagi, di dalam surga terdapat puncak kenikmatan yang diidam-idamkan setiap muslim, yakni memandang wajah Allah Ta’ala. Namun, jalan menuju surga tidaklah mudah.  
Oleh karena itu, dibutuhkan perjuangan yang sungguh-sungguh untuk bisa istiqomah dalam menempuh jalan menuju surga.

SIFAT MUKMIN YANG DIJAMIN MASUK SURGA 

Dari ‘Ubadah bin Shamit radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,  
 
“Berikan jaminan padaku dengan enam perkara dari diri kalian, akan aku jamin surga untuk kalian :  
[1] Jujurlah jika berbicara 
[2] Penuhilah jika kalian berjanji  
[3] Tunaikanlah jika kalian diberi amanah  
[4] Jagalah kemaluan kalian  
(5) Tundukkan pandangan kalian  
(6) Tahanlah tangan kalian.”  
[HR. Ahmad, Hakim, dan lain-lain. Lihat Silsilah Ash Shahihah No. 1470].

Dalam hadits di atas, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan enam (6) sifat mukmin yang dijamin masuk surga. Semoga Allah Ta'ala memudahkan kita untuk memiliki keenam sifat tersebut.

1. JUJUR JIKA BERBICARA 

Kejujuran adalah sebuah akhlak yang sangat mulia. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,  
 
“Kalian wajib untuk jujur. Sesungguhnya kejujuran akan mengantarkan kepada kebaikan. Dan kebaikan akan mengantarkan kepada surga.”  
[HR. Muslim].  
 
Ibnul Qayyim rahimahullah berkata,   

“Kejujuran adalah jalan yang lurus dimana orang yang tidak menempuh jalan tersebut, dia akan celaka dan binasa. Dengan kejujuran inilah, akan terbedakan siapakah yang munafik dan siapakah orang yang beriman, dan siapakah yang termasuk penduduk surga dan siapakah yang termasuk penduduk neraka.”  
[Madaarijus Salikin, 2/ 257].

Dan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memperingatkan kita dari bahaya dusta. Beliau bersabda,  
 
“Hati-hatilah kalian dari dusta. Sesungguhnya dusta akan mengantarkan kepada maksiat, dan maksiat akan mengantarkan kepada neraka.”  
[HR. Muslim].  
 
Termasuk perbuatan dusta yang sering diremehkan adalah berdusta dengan tujuan melawak.  
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,  
 
“Celakalah orang yang berdusta dalam berbicara supaya orang lain tertawa. Celaka dia! Celaka dia!”  
[HR. Abu Dawud].

Oleh karena itu, mari kita biasakan untuk jujur, baik dalam ucapan maupun perbuatan. Jujurlah ketika bicara, ketika ujian, ketika berjualan, ketika bekerja, ketika mengisi data untuk keperluan tertentu, dan lainnya.

2. MEMENUHI JANJI 

Memenuhi janji adalah diantara sifat seorang mukmin. Adapun tidak memenuhi janji adalah diantara sifat munafik. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,  
 
“Tanda orang munafik ada tiga : Jika berkata maka berdusta, jika diberi amanah maka berkhianat, dan jika berjanji maka melanggar.”  
[HR. Bukhari dan Muslim].

Diantara bentuk tidak memenuhi janji adalah orang tua yang menjanjikan anaknya yang sedang menangis dengan mengatakan, “Diam nak… Nanti bapak belikan mainan.” Setelah anaknya diam, ternyata si ayah tidak membelikannya mainan.  
Ini termasuk menyelisihi janji.  
Dan diantara bentuk tidak memenuhi janji juga adalah terlambat mengembalikan barang pinjaman atau membayar hutang padahal sudah dijanjikan waktu pengembaliannya, terlambat memenuhi waktu perjanjian yang mana waktunya telah disepakati, dan lainnya.  
[Lihat Akhlak-akhlak Buruk karya Syaikh Muhammad bin Ibrahim Al Hamd, hal. 52-56].

3. MENUNAIKAN AMANAH 

Allah 'Azza wa Jalla berfirman :
 
“Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk menunaikan amanah kepada orang yang berhak menerimanya.”  
[QS. An Nisaa : 58].  
 
Syaikh Ibnu ‘Utsaimin rahimahullah mengatakan,  

“Amanah itu pembahasannya luas sekali. Dan pada intinya, amanah ada pada dua hal : amanah yang berkaitan dengan hak-hak Allah, yakni amanah yang diemban seorang hamba untuk beribadah kepada Allah dan amanah yang berkaitan dengan hak manusia.”  
[Syarh Riyadhus Shalihin, 2/463].

Maka, beribadah kepada Allah Ta'ala juga merupakan amanah yang harus ditunaikan seorang hamba. Amanah tersebut berkaitan dengan hak Allah Ta'ala. Adapun amanah yang berkaitan dengan hak manusia contohnya adalah barang titipan dari seseorang, jabatan atau kekuasaan, serta rahasia yang harus dijaga.

Syaikh Ibnu ‘Utsaimin juga mengatakan,   

“Menunaikan amanah adalah tanda-tanda keimanan seseorang.  
Jika engkau menjumpai seseorang yang memegang amanahnya, menunaikannya dengan sebaik- baiknya, maka ketahuilah dia adalah orang yang kuat imannya. Sebaliknya, jika engkau mengetahui bahwa dia berkhianat, ketahuilah bahwa dia orang yang lemah imannya.”  
[Syarh Riyadhus Shalihin, 2/464].

4. MENJAGA KEMALUAN 

Di dalam Al-Qur’an, Allah Ta'ala menerangkan bahwa diantara sifat seorang mukmin yang beruntung adalah orang yang menjaga kemaluannya.  
Allah Azza wa Jalla berfirman :
 
“Dan orang-orang yang menjaga kemaluannya, kecuali kepada istri-istri atau budak-budak mereka, maka mereka itu tidak tercela. Adapun orang- orang yang mencari selain itu, mereka adalah orang yang melampaui batas.” 
[QS. Al Mu’minuun : 5-7].

Maka, mukmin yang beruntung adalah yang menjaga kemaluannya. Adapun orang yang tidak menjaganya dengan berzina atau onani, maka dia adalah orang yang melampaui batas.  
Allah 'Azza wa Jalla berfirman :
 
“Janganlah kalian mendekati zina. Sesungguhnya zina adalah perbuatan keji dan jalan yang buruk.”  
[QS. Al Israa : 32].  
 
Imam Ahmad mengatakan,   

“Aku tidak tahu ada dosa yang paling besar setelah membunuh selain zina.”  
[Al Jawaabul Kaafi, hal. 162]

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah Ta'ala, sesungguhnya dibalik kenikmatan semu zina terdapat kepedihan dan kesengsaraan. Sungguh indah ungkapan seorang penyair :

"Kenikmatan yang dirasakan oleh orang yang melakukan keharaman akan sirna…

Dan yang tersisa adalah kerendahan dan kehinaan…

Dan akhir dari kenikmatan haram tersebut adalah keburukan…

Tidak ada kebaikan pada suatu kelezatan jika dibaliknya adalah neraka…"

5. MENUNDUKKAN PANDANGAN 

Allah 'Azza wa Jalla berfirman :

“Katakanlah kepada orang-orang yang beriman, hendaknya mereka menundukkan pandangannya dan menjaga kemaluan mereka. Sesungguhnya itu lebih suci bagi mereka.”  
[QS. An Nuur : 30].

Ibnul Qayyim mengatakan,  

“Pandangan adalah penunjuk jalan serta utusan syahwat. Menjaga pandangan adalah modal pokok untuk menjaga kemaluan. Siapa yang tidak menjaga pandangannya, dia telah menempatkan dirinya ke tempat kehancuran.”  
[Al Jawaabul Kaafi, hal. 216].  
 
Oleh karena itu, menjaga kemaluan tergantung kepada menjaga pandangan. Orang yang mampu menjaga pandangannya, akan mampu menjaga kemaluannya dengan izin Allah 'Azza wa Jalla.

Maka jagalah pandangan dari lawan jenis. Orang yang mampu menjaga pandangannya, Allah Ta'ala akan menerangi hatinya dengan cahaya. 
Ibnul Qayyim mengatakan,  

“Menundukkan pandangan akan memberikan cahaya dan kemuliaan kepada hati yang akan nampak pengaruhnya pada mata, wajah, dan anggota tubuh lainnya sebagai mana melepaskan pandangan akan memberikan kegelapan kepada hati yang akan nampak pengaruhnya pada wajah dan anggota tubuh lainnya.”  
[Raudhatul Muhibbin, hal. 73].

6. TIDAK MENGANGGU ORANG LAIN 

Allah 'Azza wa Jalla berfirman :
 
“Dan orang-orang yang menyakiti laki-laki dan wanita yang beriman tanpa ada kesalahan yang mereka perbuat, sungguh mereka telah menanggung kedustaan dan dosa yang nyata.”  
[QS. Al Ahzab : 58]. 
 
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,  
 
“Seorang muslim adalah seseorang yang kaum musllimin selamat dari gangguan lisan dan tangannya.”  
[Muttafaqun ‘alaih].

Seorang muslim adalah orang yang tidak menganggu saudaranya, temannya, maupun tetangganya. Mereka merasa aman dengan kehadiran dirinya. Adapun orang yang suka mengganggu atau menyakiti orang lain, baik dengan lisan maupun tangannya, maka dia bukanlah seorang muslim yang sejati.  
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,  
 
“Setiap muslim itu bersaudara. Maka tidak boleh menzhaliminya, menelantarkannya, mendustakannya, ataupun menghinanya. (Lalu beliau bersabda) Cukuplah seseorang dikatakan telah berbuat keburukan jika ia menghina saudaranya sesama muslim. Darah, harta, dan kehormatan setiap muslim atas muslim lainnya adalah haram (untuk diganggu).”  
[HR. Muslim].

Segala taufik hanya ditangan Allah Ta'ala. Kaum muslimin yang dirahmati Allah Ta'ala, itulah enam (6) sifat seorang mukmin yang dijamin oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk masuk surga.  Kita memohon kepada Allah Ta'ala agar memberikan kita taufik- Nya serta membantu kita untuk melaksanakan keenam sifat tersebut, karena tiada daya dan upaya melainkan dari Allah Ta’ala. Sesungguhnya Dia adalah Dzat Yang Maha mendengar lagi mengabulkan do’a.

Rabu, 14 Agustus 2024

Tadabbur Al Quran Hal. 391

Tadabbur Al-Quran Hal. 391
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Al-Qasas ayat 51 

۞ وَلَقَدْ وَصَّلْنَا لَهُمُ الْقَوْلَ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُوْنَ ۗ

Dan sungguh, Kami telah menyampaikan perkataan ini (Al-Qur'an) kepada mereka agar mereka selalu mengingatnya.

- Asbabun Nuzul Al-Qasas ayat 51

Diriwayatkan oleh lbnu Jarir dan Ath Thabrani, yang bersumber dari Rifa'ah Al Qurazhi bahwa ayat ini turun berkenaan dengan sepuluh orang Yahudi yang masuk Islam, lalu disiksa oleh kaum Yahudi. Salah seorang di antara mereka adalah Rifa'ah Al Qurazhi.

- Tafsir Al Muyassar Al-Qasas ayat 51

Sungguh Kami telah merinci dan menjelaskan Al Qur'an sebagai rahmat bagi kaummu wahai rasul, agar mereka mengingat dan mengambil pelajaran darinya.

- Hadis Sahih Al-Qasas ayat 51

Dari Jabir Ra.. Rasulullah Saw. bersabda, "Hindarilah kezaliman karena kezaliman itu mendatangkan kegelapan pada hari kiamat kelak! Jauhilah kekikiran karena kekikiran itu telah mencelakakan (menghancurkan) orang-orang sebelum kalian, yang menyebabkan mereka menumpahkan darah dan menghalalkan yang diharamkan (HR Musiim). (An-Nawawi, Riyadus Salihin, No, Hadis 203, 2010 M: 86)

- Riyāduş Şālihin 

Dari Jabir Ra., Rasulullah Saw. bersabda, "Hindarilah kezaliman karena kezaliman itu mendatangkan kegelapan pada hari kiamat kelak! Jauhilah kekikiran karena kekikiran itu telah mencelakakan (menghancurkan) orang-orang sebelum kalian, yang menyebabkan mereka menumpahkan darah dan menghalalkan yang diharamkan." (HR Muslim).
Hadis di atas mengandung beberapa faedah:
(a) Anjuran untuk meninggalkan kezaliman dan kekikiran, serta bersikap adil dan dermawan.
(b) Kezaliman adalah bagian dari dosa besar yang menyebabkan pelakunya ditimpa kesusahan yang hebat dan siksaan yang pedih pada hari kiamat.
(Dr. Mustafā Sa id A-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis Şāihina, Juz 1, 1407 H/1987 M: 230).

- Medical Hadis

Dari Abdullah bin Dinar bahwa dia mendengar lbnu Umar Ra. berkata, "Nabi Saw. pernah ditanya mengenai daging (Dabb), beliau menjawab, "Saya tidak memakannya, namun juga tidak mengharamkannya. (HR Muslim). Dari Abu Az-Zubair, dia berkata, "Saya bertanya kepada Jābir Ra. mengenai daging biawak, dia menjawab, "Jangan memakannya, karena ia termasuk makanan yang menjjikkan." Dan dia juga berkata, "Namun Umar bin Khattab Ra. pernah berkata, Sesungguhnya Nabi Saw. tidak mengharamkannya dan dengannya Allah Swt. tidak hanya memberi manfaat untuk satu jenis. Hanya saja ia adalah makanan para penggembala. Sekiranya ia ada di sini, niscaya saya telah memakannya." (HR Ibnu Mājah) (Aż-Zahabi, At-tibbun Nabawi. 1410
H/1990: 142),

- Tibbun Nabawi

Khasiat pabb

Banyak orang menerjemahkan cait dengan biawak dan itu merupakan penejemahan yang keliru. Dabb dan biaal adalah dua binatang yang berbeda dan hukum keduanya pun berbeda. Dabt adalah binatang padang pasir dan herbivos (pemakan tumbuh-tumbuhan) sehingga hukumnya halal, walaupun Rasulullah Saw tidak menyukainya. Sedangkan biawak adalah karnivora (pemakan daging), selain juga bertaring dan bercakar, sehingga hukumnyat adalah haram. Untuk di Indonesia, tidak ada hewan yang bernama Dabb, yang ada adalah biawak. Daging dabb bersifat panas dan kering dapat membangkitkan daya seksual, dan apabila dihancurkan dan ditempatkan pada tempat berduri, maka ia akan menarik duduri itu. (lbnu'l Qayyim Al-Jauziyyah, Zãdu
Ma'ādi fi Hadyi Khayril bādi, Juz 4, t.t. 335 336).

- Hadis Motivasi QS 28: 47

Dari Abu Hurairah dia berkata, Saya berkata, Ya Rasulullah, mohonkanlah kepada Allah agar saya dan ibu saya mencintai orang-orang mukmin dan mereka juga mencintai kami. Kemudian. Rasulullah berdoa: "Ya Allah. jadikanlah hamba-Mu yang kecil ini (yaitu Abu Huralrath dan ibunya) cinta kepada orang-orang mukmin serta jadikanlah mereka cinta kepada keduanya. Maka tidak ada seorang mukmin yang mendengar nama saya dan bertemu dengan saya kecuali dia cinta kepada saya. (HR Muslim, 2491)

- HADIS NIAGA QS Al-Qasas, 28: 50

Larangan Mengikuti Hawa Nafsu

Dari Anas bin Malik dia berkata bahwa Rasulullah bersatbda: "Seandainya seorang anak Adam memiliki satu lembah emas, tentu dia akan menginginkan dua lembah lainnya. Sama sekali tidak akan memenuhi mulutnya (merasa puas), selain tanah (yaitu setelah mati). Dan Allah menerima tobat orang-orang yang bertobat." (HR Bukhari, 6439; Muslim, 1048)

- AMAL NIAGA

1. Seorang muslim harus meyakini bahwa dunia ini hanya sementara. Nafsu untuk mengejar dan menumpuk harta tidak akan ada akhirnya. Dunia ini seperti air laut. Jika diminum, kita akan semakin haus.
2. Manusia cenderung bersemangat untuk terus-menerus mengumpulkan harta dan kemewahan dunia. Semangat seperti ini menjadi tercela jika membuat manusia lalai dari ketaatan dan hati menjadi lebih sibuk dengan urusan dunia daripada akhirat.
3. Allah menerima tobat seorang hamba yang kembali ke jalan-Nya dan
istigamah dalam berhijrah.

- Tadabbur Surah Al-Qashash Ayat 44-50

Ayat 44-50 menjelaskan dua poin penting terkait dengan kisah Nabi Musa yang sangat rinci yang Allah ceritakan sejak dari awal surah ini, yaitu: 
1. Allah ceritakan kepada Nabi Muhammad  saw. kisah Nabi Musa ketika menerima perintah-Nya untuk lari keluar dari Mesir, saat ia di Madyan dan apa saja yang ia lakukan di sana dan bagaimana pula saat ia dipanggil Allah dan diajak bicara di samping bukit Tur.  Semua itu merupakan rahmat Allah kepada Nabi Muhammad saw. agar beliau dan umat-nya mendapat berbagai pelajaran  yang berharga dalam mendakwahkan tauhid kepada manusia. Di antaranya, lika-liku kehidupan seorang rasul dalam menerima wahyu dari Allah, kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam menyampaikan kebenaran dari Allah, dahsyatnya perlawanan kaum kafir terhadap dakwah rasul Allah dan sebagainya. 
2. Perilaku dan karakter umat Nabi Muhammad saw. yang kafir (menolak wahyu) dan kerasulan beliau sama saja dengan kaum kafir di zaman Nabi Musa as. Ketika Al-Qur’an diturunkan, mereka memprotes kenapa tidak sama dengan Taurat? Mereka menuduh Rasul saw. tukang sihir sebagaimana Musa dan Harun juga  dituduh tukang sihir. Maka tidak ada alasan bagi orang-orang yang menolak dakwah Muhammad saw. kecuali disebabkan mereka mengikuti hawa nafsu. Manusia yang paling sesat adalah yang mengikuti hawa nafsu, tanpa mendapat petunjuk dari Allah. Sesungguhnya Allah tidak akan menunjuki kaum yang zalim.

Selasa, 06 Agustus 2024

Sesungguhnya Agama Itu Mudah

One Day One Hadits (315)
------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Sesungguhnya Agama Itu Mudah

عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ رضي الله عنه عَنِ النَّبِىِّ صلى الله عليه وسلم قَالَ :
( إِنَّ الدِّينَ يُسْرٌ ، وَلَنْ يُشَادَّ الدِّينَ أَحَدٌ إِلاَّ غَلَبَهُ ، فَسَدِّدُوا وَقَارِبُوا وَأَبْشِرُوا ، وَاسْتَعِينُوا بِالْغَدْوَةِ وَالرَّوْحَةِ وَشَىْءٍ مِنَ الدُّلْجَةِ ) رواه البخاري (39) ومسلم (2816)

Dari Abu Ghurairota rodhizallohu anu,bersabda Rasulullah sallallohu 'alaihi wa salam :
“Sesungguhnya agama itu mudah, dan sekali-kali tidaklah seseorang memperberat agama melainkan akan dikalahkan, dan (dalam beramal) hendaklah pertengahan (yaitu tidak melebihi dan tidak mengurangi), bergembiralah kalian, serta mohonlah pertolongan (didalam ketaatan kepada Allah) dengan amal-amal kalian pada waktu kalian bersemangat dan giat”.
Hr. Bukhori (39) dan Muslim (2816)

Pelajaran yang terdapat di dalam hadits:

1. Islam itu adalah agama yang mudah, atau dinamakan agama itu mudah sebagai ungkapan lebih (mudah) dibanding dengan agama-agama sebelumnya.

2. Karena Alloh Jalla Jalaluhu mengangkat dari umat ini beban (syariat) yang dipikulkan kepada umat-umat sebelumnya. Contoh yang paling jelas tentang hal ini adalah (dalam masalah taubat), taubatnya umat terdahulu adalah dengan membunuh diri mereka sendiri. Sedangkan taubatnya umat ini adalah dengan meninggalkan (perbuatan dosa) dan berazam (berkemauan kuat) untuk tidak mengulangi.

3. Seorang muslim berkewajiban untuk tidak berlebih-lebihan dalam perkara ibadahnya, sehingga (karena berlebih-lebihan) ia akan melampui batas dalam agama, dengan membuat perkara bid’ah yang tidak ada asalnya dalam agama.

4. Dan hendaknya mereka tidak membuat-buat perkara yang tidak ada asalnya dalam agama ini, karena mereka sekali-kali tidak akan mampu (mengamalkannya), (sebagaimana hadits Rasulullah Shallallohu ‘alaihi wa sallam) ” Maka sekali-kali tidaklah seseorang memperberat agama melainkan akan dikalahkan”.

5. Besengaja dalam kesederhanaan dalam beramal tidak memberatkan dan tidak meremehkan yang utama yaitu istiqomah.

Tema hadits yang berkaitan dengan Alquran:

1. Alloh menghendaki kemudahan

يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ

“Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu”(Al-Baqarah: 185)

2. Perentah istiqomah didalam menjalankan perintah

فَاسْتَقِمْ كَمَا أُمِرْتَ وَمَنْ تَابَ مَعَكَ وَلَا تَطْغَوْا ۚ إِنَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ بَصِيرٌ

Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.
[Surat Hud : 112].

Sabtu, 03 Agustus 2024

Tadabbur Al Quran Hal. 390

Tadabbur Al-Quran Hal. 390
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Al-Qasas ayat 38 :

وَقَالَ فِرْعَوْنُ يٰٓاَيُّهَا الْمَلَاُ مَا عَلِمْتُ لَكُمْ مِّنْ اِلٰهٍ غَيْرِيْۚ فَاَوْقِدْ لِيْ يٰهَامٰنُ عَلَى الطِّيْنِ فَاجْعَلْ لِّيْ صَرْحًا لَّعَلِّيْٓ اَطَّلِعُ اِلٰٓى اِلٰهِ مُوْسٰىۙ وَاِنِّيْ لَاَظُنُّهٗ مِنَ الْكٰذِبِيْنَ

Dan Fir‘aun berkata, “Wahai para pembesar kaumku! Aku tidak mengetahui ada Tuhan bagimu selain aku. Maka bakarlah tanah liat untukku wahai Haman (untuk membuat batu bata), kemudian buatkanlah bangunan yang tinggi untukku agar aku dapat naik melihat Tuhannya Musa, dan aku yakin bahwa dia termasuk pendusta.”

- Tafsir Al Muyassar Al-Qasas ayat 38 :

Fir'aun berkata kepada para pemuka kaumnya: Wahai para pembesar, aku tidak mengetahui ada tuhan lain bagi kalian selain diriku yang berhak untuk disembah. Maka wahai Haman, panaskanlah untukku tanah basah di atas api sehingga ia mengeras, lalu bangunlah untukku sebuah bangunan yang menjulang tinggi, semoga saya bisa melihat tuhan Musa yang dia sembah dan Dia mengajak kita untuk menyembah-Nya. Sesungguhnya aku benar-benar
menyangka Musa termasuk orang-orang yang berdusta dalam apa yang dikatakannya.

- Mu'jam Qasas, 28.38 :

اَوْقِدْ

Makna Waqada ialah menyala Seperti ungkapan "Wagadatin-Nän" artnya ap menyala. Kata ini juga dapat bermakna kayu bakar yang diletakkan untuk menyalakan api atau bermakra nyala açi Seperti firman Allah, tottaqun náral tat aqüduhan-näsu hyjaratu. artinya maka takutilah kamu akan api neraka yang bahan bakarnya manusia dan batu (QS A-Baqarah 2:24) dan fiman-Nya, an nãri sitil-waqūdie artinya yang berpaling mempunyai kayu bakar (QS A-Buru, 85:5).

Kata Wagada dan ittagada juga merupakan istatah (kata pinjaman) ari peperangan sebagaimana kata När dan lsyti a Allah "berfirman Setiap mereka menyalakan api peperangen, Aiah memadamkannya (QS Al-Maidah  5: 64). (Ar-Ragib Al-Asfaltäni, Mujam Mufraditi AIfazi Al-Qur ani, 1431 HIZ010 M 411)

- Tazkiyyatun Nafs :

Firman Allah Swt., Dan Fir 'aun berkata, "Wahai para pembesar kaumku! Aku tidak mengetahui ada Tuhan bagimu selain aku. Maka bakarkanlah tanah liat untukku, wahai Hamān (untuk membuat batu bata), kemudian buatkanlah bangunan yang tinggi untukku agar aku dapat naik melihat Tuhannya Musa, dan aku yakin bahwa dia termasuk pendusta. (QS Al-Qasas, 28: 38) Para musuh Allah Swt. mengetahui bahwa jika mereka mengakui wujud Pencipta langit dan bumi, sifat-sifat-Nya, ketinggian-Nya yang melebihi seluruh alam semesta, dan pembicaraan-Nya kepada Musa As., tentu mereka diharuskan untuk
mengakui, mengikuti, tunduk, dan beriman kepada Musa As. sehingga mereka tidak mencela dan mengikuti tuhan dan bahkan mengingkarinya baik di dunia maupun di akhirat. Bahkan sebenarnya mereka telah mementingkan siksaan dunia dan sebab-sebabnya daripada keselamatan dan kenikmatan akhirat. Maka, siapakah yang memilih untuk mendahulukan keputusan akal yang lemah itu daripada keputusan syariat yang dibawa oleh para rasul? Maksudnya, mereka mengambil hati orang-orang tiada lain karena keinginan dan ketakutan, bukan karena hujjah dan keterangan. Karena itu ketika Fir'aun mengetahui bahwa Musa As menentangnya, ia beralih mengancamnya dengan penjara, ..Sungguh, jika engkau
menyembah Tuhan selain aku, pasti aku masukkan engkau ke dalam penjara. (Q5 Asy-Syu'arā', 26: 29). (lbnu'l Qayyim Al-Jauziyyah, Aş-Sawā iqu'l Mursalatu, Juz 4 1418 H/1998 M: 1390, 1556-1558).

- Riyāduş şälihin :

Dari Abu Hurairah Ra., dia berkata, Rasulullah Saw. bersabda, "Sesungguhnya Allah Swt. memiliki kecemburuan, dan kecemburuan Allah Swt. adalah apabila seseorang mengerjakan apa yang diharamkan oleh-Nya." (HR Al-Bukhāri-Muslim). Hadis di atas mengandung faedah bahwa hendaknya seseorang meninggalkan perbuatan haram karena perbuatan itu menyebabkan kemurkaan Allah Swt. (Dr. Mustafā Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttagina Syarhu Riyādis Sālihina, Juz 1, 1407 H/1987 M: 96-97).

- Medical Hadiš :

Dari Anas Ra., ia berkata, "Kami diguyur hujan ketika bersama Rasulullah Saw. maka beliau membuka pakaiannya sehingga terkena hujan, lalu kami pun bertanya, Wahai Rasulullah, kenapa Anda melakukan hal itu?" Beliau menjawab, "Karena hujan ini merupakan rahmat yang diberikan oleh Allah Swt." (HR Muslim). (lbnu'lQayyim Al-Jauziyyah, At-Tibbun Nabawi, t.t.: 268).

- Tibbun Nabawi :

Khasiat Gaiš (air hujan)

Gaiš disebutkan di beberapa tempat dalam Al-Qur'an. Kata ini enak didengar sehingga meresap ke dalam hati dan badan, menimbulkan kesenangan tersendiri ketika mendengar kata ini disebut. Air hujan adalah air yang paling baik lembut, bermanfaat, dan paling besar berkahnya, apalagi jika berasal dari awan yang disertai guruh, dan airnya terhimpun di rawa pegunungan. Air hujan merupakan air yang paling lembab di antara macam-macam air karena ia tidak terlalu lama menimpa tanah sehingga kekeringannya bisa termanfaatkan dan tidak terkontaminasi oleh elemen kering yang ada. Karena itu, air hujan cepat berubah karena kelembutannya dan reaksinya. (lbnu'l Qayyim Al-Jauziyyah, Zādu'l Ma ãdi fi Hadyi Khayril Tbādi, Juz 4, t.t.. 346).

- Hadis Motivasi QS 28:37 :

Dari Abdullah bin Amr bahwa dia menikah dengan perempuan Quraisy. tetapi dia tidak pernah mendatanginya (tidur). Dia telah disibukkan oleh puasanya. Lalu diceritakanlah hal itu kepada Rasulullah. Beliau pun bersabda: "Berpuasalah tiga hari dalam satu bulannya." Dia berkata. "Sesungguhnya, aku mampu lebih darí itu." Dia selalu berkata begitu sehingga Rasulullah berkata kepadanya: "Berpuasalah sehari dan berbukalah sehari." Beliau juga bersabda kepadanya: "Bacalah (khatamkan) A-Qur 'an dalam sebulan." Dia berkata. "Sesungguhnya. aku mampu lebih dari itu." Beliau bersabda: "Bacalah Al-Qur'an dalam lima belas hari." Dia berkata: "Aku mampu lebih dari itu." Beliau berkata: "Bacalah ia dalam tujuh hari." Lalu Rasulullah bersabda pula: "Bacalahia dalan tiga hari," Beliau juga bersabda:
"Sesungguhnya, setiap amalan itu ada waktu semangatnya dan setiop masa semangat ada masa jenuhnya. Barang siapa semangatnya cenderung kepada sunahku, dia beruntung dan barang siapa masa jenuhnya cenderung kepada selain itu. dia celaka." (HR Ahmad. 6725)

- HADIS NIAGA QS Al-Qasas, 28: 36 :

Kreatif dan Inovatif

Dari Mundzir bin Jarir, dari ayahnya. dia berkata bahwa Rasululah bersabda "Barang siapa yang mencontohkan dalam Islam suatu contoh yang baik, dia akan mendapatkan pahalanya dan pahala orang yang melakukannya setelah dia, tanpa berkurang sedikit pun dari pahala mereka. Dan barang siapa yang mencontohkan dalam Islam suatu contoh yang buruk, dia akan menanggung dosanya dan dosa orang yang mengerjakannya setelah dia, tanpa berkurang sedikit pun dari dosa-dosa mereka." (HR Muslim, 1017) 

- AMAL NIAGA :

1. Seorang niagawan hendaknya memiliki gagasan yang kreatif dan inovatif Gagasan yang berbeda dengan hal-hal atau produk yang sudah ada. Pembaharuan sistem dan produk harus terus di-upgrade.
2. Kreativitas harus memberikan manfaat dan kemaslahatan sehingga menjadi tabungan prestasi di dunia dan tabungan pahala di akhirat.
3. Janganlah membuat sesuatu yang baru dalam syariat. Hal itu akan menjadi tabungan kejelekan.

- Tadabbur Surah Al-Qashash Ayat 36-43 :

Ayat 36-43 meneruskan kisah Musa dan Harun dalam episode berdakwah langsung kepada Fir’aun. Episode ini mencakup:

1. Fir’aun dan para pembesarnya menuduh mukjizat-mukjizat Musa itu adalah sihir yang  direkayasa. Lau Musa mengatakan bahwa Tuhannya, yakni Allah, lebih mengetahui siapa  yang datang membawa petunjuk hidup dari-Nya dan siapa yang akan celaka di akhir hayatnya. Orang-orang zalim itu tidak akan pernah menang dalam percaturan menghadapi para nabi dan rasul Allah.  
2. Fir’aun murka besar kepada Musa karena menyebut Tuhan Allah. Dengan demikian, secara berani Musa tidak mengakui Fir’aun sebagai tuhan. Fir’aun mengolok-olok Allah sambil berkata kepada para pembesarnya bahwa dia tidak mengetahui tuhan selain dirinya. Fir’aun memerintahkan Haman, sebagai arsiteknya membuat bangunan tinggi untuk melihat apa benar Tuhan Musa itu ada. Ia masih yakin Musa pendusta.
3. Fir’aun dan prajuritnya bersikap sombong tanpa dasar yang benar dan menduga tidak akan dikembalikan kepada Allah di akhirat nanti. Maka Allah menyiksanya dan prajuritnya dengan melemparkan mereka ke dalam laut. Maka apakah akibat buruk berupa penderitaan, kehinaan dan azab yang menimpa Fir’aun dan pasukannya itu tidak cukup dijadikan pelajaran oleh umat Nabi Muhammad saw. dan manusia lainnya?
4. Kekafiran dan kesombongan yang tertanam kuat dalam diri mereka terhadap Allah dan rasul-Nya menjadi penyebab Allah jadikan mereka du’at (para penyeru) ke neraka. Pada hari kiamat nanti mereka tidak  akan ditolong Allah. Di dunia mereka mendapat laknat Allah dan di akhirat di neraka hidup dalam kondisi fisik yang rusak berat dan dijauhkan dari rahmat-Nya.
5. Taurat yang diberikan Allah kepada Musa itu turun setelah beberapa umat sebelumnya dihancurkan Allah.  Selayaknya umat Nabi Musa dapat menerimanya dengan baik dan seutuhnya dan tidak ada yang ditolak isinya. Taurat itu sebagai cahaya hati manusia, petunjuk hidup dan rahmat agar mereka mendapat pelajaran.