بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Kamis, 28 Maret 2024

Tadabbur Al-Quran Hal.366

Tadabbur Al-Quran Hal. 366
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Al-Furqan ayat 68 : 

وَالَّذِيْنَ لَا يَدْعُوْنَ مَعَ اللّٰهِ اِلٰهًا اٰخَرَ وَلَا يَقْتُلُوْنَ النَّفْسَ الَّتِيْ حَرَّمَ اللّٰهُ اِلَّا بِالْحَقِّ وَلَا يَزْنُوْنَۚ وَمَنْ يَّفْعَلْ ذٰلِكَ يَلْقَ اَثَامًا ۙ

dan orang-orang yang tidak mempersekutukan Allah dengan sembahan lain dan tidak membunuh orang yang diharamkan Allah kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina; dan barangsiapa melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat hukuman yang berat,

- Asbabun Nuzul Al-Furqan ayat 68 : 

Al-Bukhari dan Muslim meriwayatkan dari Ibnu Mas'ud, dia berkata, "Aku pernah bertanya kepada Rasulullah, 'Dosa apa yang paling besar?' Beliau menjawab, 'Mengadakan tandingan bagi Allah padahal Dialah yang telah menciptakanmu!' Aku bertanya lagi, 'Lalu apa?' Beliau menjawab, 'Membunuh anak karena khawatir dia akan makan bersamamu. "Aku bertanya lagi, 'Lalu apa?' Jawab beliau, 'Berzina dengan istri tetangga.' Maka Allah menurunkan ayat ini sebagai pembenaran atas sabda beliau.

Al-Bukhari dan Muslim juga meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa sejumlah orang musyrik telah banyak melakukan pembunuhan, telah banyak melakukan zina, lalu mereka mendatangi Nabi Muhammad saw. dan berkata, "Apa yang kamu katakan dan kamu dakwahkan adalah bagus seandainya kamu beritahu kami bahwa perbuatan kami dahulu bisa terhapus." Maka turunlah ayat ini hingga ayat 70. Juga turun ayat, "Katakanlah, 'Wahai hamba-hambaKu yang melampaui batas.... " (az-Zumar : 53)

- Tafsir Al Muyassar Al-Furqan ayat 68 : 

Dan orang-orang yang mentauhidkan Allah, tidak berdoa dan menyembah Tuhan selain Allah, tidak membunuh jiwa yang diharamkan oleh Allah untuk membunuhnya kecuali dengan alasan yang dibenarkan untuk membunuhnya karenanya, berupa kufur setelah iman, atau zina setelah pernikahan atau membunuh jiwa tanpa dosa. Dan mereka tidak berzina, sebaliknya mereka menjaga kemaluan mereka kecuali terhadap pasangan-pasangan sah mereka atau hamba sahaya mereka. Barangsiapa yang melakukan salah satu dari dosa-dosa besar ini, maka di akhirat dia akan menerima hukuman setimpal.

- Tafsir Ibnu Kasir :

Dan Firman Allah Swt. Dan orang-orang yang berkata, "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami pasangan kami dan keturunan kami sebagai penyenang hati (kami)... (QS AI-Furqān, 25: 74), yaitu orang-orang yang memohon kepada Allah agar keluar dari darah daging mereka dan keturunan mereka golongan yang taat dan beribadah hanya kepada-Nya, serta tidak menyekutukan-Nya." Ibnu Abbās Ra. berkata, "Mereka ingin keturunan yang taat, yang membuat hati senang baik di dunia maupun di akhirat."

Ikrimah Ra. berkata, "Mereka tidak sebatas menginginkan keturunan yang memiliki keindahan dan kecantikan, tetapi mereka menginginkan keturunan yang taat."

Al-Hasan Al-Başri berkata, -ia ditanya tentang ayat ini-, ia menjawab, "Agar Allah memperlihatkan kepada hamba-Nya yang muslim bahwa istri, saudara, dan sahabat karib senantiasa ada dalam ketaatan kepada Allah. Tidak, demi Allah, tidak ada sesuatu pun yang lebih menyenangkan pandangan/hati seorang muslim selain melihat anaknya, cucunya, saudaranya, dan sahabat karibnya, taat kepada Allah Swt"

Dan Allah Swt. berfirman, {...dan jadikanlah kami pemimpin bagi orang-orang yang bertakwa. } (QS AI-Furqān, 25:74) lbnu Abbās, Al-Hasan, Qatādah, As-Sudi, dan Ar-Rabi bin Anas berkata, lalah pemimpin-pemimpin yang membimbing kami kepada kebaikan."

Selain mereka berkata, "Para pemberi petunjuk dan penyeru kebaikan." Mereka menginginkan ibadahnya bersambung dengan ibadah anak cucu dan keturunan mereka. Mereka menginginkan petunjuk sampai manfaatnya kepada orang lain. Dengan demikian, mereka mendapatkan pahala lebih banyak dan lebih baik tempat kembalinya (diakhirat)." Oleh karena itu, diriwayatkan dalam Sahih Muslim, dari Abu Hurairah Ra. ia berkata, Rasulullah Saw. bersabda, "Apabila anak cucu Adam mati, maka terputuslah seluruh amalnya, kecuali tiga, yaitu anak saleh yang mendoakannya, ilmu yang bermanfaat bagi orang setelahnya, dan sedekah yang mengalir." (lbnu Kašir, Tafsirul Quranit Azimi, Jilid 10, 1421 H/2000 M: 332-334).

- Riyāduş Şälihin :

Dari Abu Hurairah Ra., Nabi Saw. bersabda, "Wanita itu dinikahi karena empat hal: karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan karena agamanya. Maka pilihlah wanita karena agamanya, niscaya kamu akan beruntung." (HR Al-Bukhāri-Muslim).

Hadis di atas memberikan beberapa faedah:

(a) Islam mengarahkan umatnya untuk memilih wanita yang salehah untuk dinikahi dan menjadikannya sebagai perhiasan yang paling baik dan layak digauli.
(b) Anjuran untuk menjadikan agama sebagai faktor pendorong pernikahan supaya rumah tangga senantiasa langgeng, karena agama merupakan petunjuk bagi akal dan hati. Tidak dilarang menikahi wanita yang mempunyai kriteria-kriteria pada hadis di atas selama dibarengi dengan agama agar kehormatan tetap terjaga.
(Dr. Muştafā Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis Şālihina, Juz 1, 1407 H/1987 M: 340).

- Hadis Nabawi :

Dari Abu Hurairah Ra., Rasulullah Saw. bersabda, "Wanita itu dinikahi karena empat hal: karena hartanya, keturunannya, kecantikannya, dan karena agamanya. Maka pilihlah wanita karena agamanya, niscaya kamu akan beruntung." (HR Bukhari, Sahihu'l Bukhāri, Juz 3, No. Hadis 5090, 1422 H: 360),

- Hadiš Qudsi :

Dari Abu Hurairah Ra., dia berkata, Rasulullah Saw. bersabda, "Sesungguhnya Allah Swt. akan mengangkat derajat seorang hamba yang saleh di surga. Kemudian hamba itu berkata, 'Wahai Rabb, dari mana semua ini?"  Allah Swt. berfirman, "Dari istigfar anakmu. (HR Imam Ahmad). (Mustafā bin Adawi, Aş Sahihul Musnad minal Ahādisil Qudsiyyati, t.t.: 198)

- Penjelasan Surah Al-Furqan Ayat 68-77 :

Ayat 68-77 meneruskan penjelasan sifat-sifat hamba Allah yang taat pada-Nya dan balasan bagi mereka di akhirat kelak : 

1. Tidak menyekutukan Allah dengan apa pun dan dengan siapa pun. 

2. Tidak membunuh orang lain kecuali dengan alasan yang benar,  seperti dalam perang atau menerapkan hukum qisash. 

3. Tidak berzina. Tiga dosa besar tersebut menyebabkan pelakunya mendapat siksa neraka  dan mereka kekal di dalamnya, kecuali jika  mereka tobat sebelum wafat dan memperbanyak amal saleh. Dengan demikian dosa-dosa  mereka diampuni Allah. 

4. Tidak memberikan kesaksian palsu. 

5. Tidak berbuat perbuatan dan perkataan yang sia-sia dan tetap menjaga kehormatan diri. 

6. Memperhatikan dengan baik dan khidmat dan khusyuk bila diingatkan kepada ayat-ayat Al-Qur’an. 

7. Berupaya dan berdoa kepada Allah agar istri dan anak cucu menjadi penyejuk hati dan pemimpin bagi orang-orang bertakwa.

Inilah 11 sifat (4 sifat pada halaman sebelumnya -red) hamba-hamba Allah yang Maha Pengasih atau “Ibadurrahman”. Allah akan menyiapkan untuk mereka rumah besar di surga sebagai balasan atas kesabaran mereka menjalankan perintah-Nya dan  menjauhi larangan-larangan-Nya. Mereka akan disambut di dalam surga dengan penghormatan dan ucapan salam. Mereka kekal di dalamnya. Itulah sebaik-baik tempat menetap dan tempat tinggal bagi mereka. Sebaliknya, Allah tidak akan memedulikan orang-orang kafir karena tidak menauhidkan-Nya dalam ibadah, menolak Al-Qur’an dan Rasul Saw. Mereka ditemani azab selama-lamanya.