Tadabbur Al-Quran Hal. 367
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
- Al Qur'an Indonesia Tajwid.
- Ash-Syu'ara ayat 13 :
وَيَضِيْقُ صَدْرِيْ وَلَا يَنْطَلِقُ لِسَانِيْ فَاَرْسِلْ اِلٰى هٰرُوْنَ
sehingga dadaku terasa sempit dan lidahku tidak lancar, maka utuslah Harun [582] (bersamaku).
- [582] Maksudnya, agar Harun alaihissalam diangkat untuk membantu beliau.
- Tafsir Al Muyassar Ash-Syu'ara ayat 13 :
Akibatnya dadaku akan dipenuhi kesedihan karena pendustaan mereka terhadapku dan lisanku pun kelur sehingga tidak kuasa berdakwah. Maka kirimkanlah Jibril dengan wahyu-Mu kepada saudaraku Harun, sehingga Dia bisa membantuku dan mendukungku terhadap apa yang aku katakan, menjelaskan kepada mereka apa yang aku katakan kepada mereka, karena lisannya lebih fasih daripada lisanku.
- Tafsir Ibnu Kasir :
Firman-Nya, Sebab aku berdosa terhadap mereka, aku takut mereka akan membunuhku. (Q5 Asy-Syu'arā, 26: 14). Karena telah membunuh orang Qibti. Hal itu menyebabkan ia (Musa As.) keluar dari negeri Mesir. Allah Swt. berfirman, Sekali-kali tidak ... Allah Swt. berkata kepadanya, { "Janganlah kamu takut sedikit pun karena kejadian itu. Sebagaimana firman-Nya, ..} Kami akan menguatkan engkau (membantumu) dengan saudaramu, dan Kami berikan kepadamu berdua kekuasaan yang besar (yaitu bukti nyata), maka mereka tidak akan dapat mencapaimu; (berangkatlah kamu berdua) dengan membawa mukjizat Kami. Kamu berdua dan orang yang mengikuti kamu yang akan menang. (QS Al-Qaşaş, 28:35). {..Maka pergilah kamu berdua dengan membawa ayat-ayat Kami (mukjizat-mukjizat). Sungguh, Kami bersamamu mendengarkan (apa yang mereka katakan).
Sebagaimana firman-Nya yang lain, "sesungguhnya Aku bersama kamu berdua, Aku mendengar dan melihat. (QS Tāhā. 20: 46). Aku bersama kalian berdua (Musa dan Harun As.) dengan penjagaan-Ku, pertolongan-Ku, dan peneguhan-Ku. (Ibnu Kaśir, Tafsirul Qur'ānil Azimi, Jilid 10, 1421 H/2000 M: 339).
- Riyāduş şälihin :
Dari Abu Sa'lid bin Sa'ad bin Sinaān Al-Khudri Ra., ia berkata,"Beberapa orang dari kalangan kaum Anşār sering meminta sedekah kepada Rasulullah Saw., dan mereka selalu diberi sampai Rasulullah Saw. tidak memiliki apapun. Maka, beliau pun bersabda, 'Selama sesuatu yang baik masih ada padaku, sekali-kali tidak akan kusembunyikan terhadapmu. Namun, siapa yang bersikap iffah (memelihara diri dari meminta-minta), maka Allah akan memeliharanya pula. Dan Siapa yang merasa cukup dengan apa yang ada, Allah akan mencukupkannya pula. Dan siapa yang sabar, Allah akan menambahkan kesabarannya. Tidak ada suatu pemberian yang diberikan kepada seseorang yang lebih baik dan lebih melapangkan dada daripada kesabaran." (HR A-Bukhāri-Muslim).
Hadiš di atas memberikan beberapa faedah:
(a) Kemuliaan Nabi Saw. merupakan buah dari akhlak yang baik dan sifat dermawan.
(b) Kekayaan itu tidak diukur dengan banyaknya harta dunia, tetapi kekayaan yang hakiki itu adalah kekayaan jiwa.
(c) Dorongan untuk bersikap Qanā ah (mencukupkan dengan yang ada) dan memelihara diri dari meminta-minta.
(d) Akhlak karimah dan sifat-sifat terhormat dapat dicapai dengan kesabaran.
(Dr. Mustafā Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis Şālihina, Juz 1, 1407 H/1987 M: 58-59).
- Hadiš Nabawi :
Dari Abu Musa Al-Asy'ariy Ra., dia berkata, "Kami pernah bepergian bersama Rasulullah Saw., apabila menaiki bukit kami ber-talbiyah dan bertakbir dengan suara yang keras. Maka, Nabi Saw. bersabda, VWahai sekalian manusia, rendahkanlah (suara) kalian karena kalian tidak menyeru kepada Zat yang tuli dan juga bukan Zat yang jauh. Dia selalu bersama kalian dan Dia Maha Mendengar lagi Mahadekat. Mahasuci nama-Nya dan Maha tinggi kebesaran-Nya." (HR AI-Bukhāri, Şahihu' Bukhāri, Juz 2, No. Hadis 2992: 356).
- Hadiš Qudsi :
Abu Hurairah Ra. berkata, "Aku mendengar Nabi Saw. bersabda, "Ada dua orang lak-laki dari Bani Isrā il yang saling bersaudara. Salah seorang dari mereka suka berbuat dosa, sementara yang lain giat dalam beribadah. Orang yang giat dalam beribadah selalu melihat saudaranya berbuat dosa hingga ia berkata, Berhentilah. Lalu pada suatu hari ia kembali mendapati saudaranya berbuat dosa, ia berkata lagi, 'Berhentilah. Orang yang suka berbuat dosa itu berkata, Biarkan aku bersama Tuhanku, apakah engkau diutus untuk selalu mengawasiku!" Ahli ibadah itu berkata, Demi Allah, sungguh Allah tidak akan mengampunimu, atau tidak akan memasukkanmu ke dalam surga. Kemudian Allah Swt. mencabut nyawa keduanya, sehingga keduanya berkumpul di sisi Rabb semesta alam. Kemudian Allah Swt. bertanya kepada ahli ibadah, Apakah kamu lebih tahu dari-Ku? Atau apakah kamu mampu melakukan apa yang ada dalam kekuasaanKu?' Allah Swt. lalu berkata kepada pelaku dosa, Pergi dan masuklah kamu ke dalam surga dengan rahmat-Ku. Dan berkata kepada ahli ibadah, Pergilah kamu ke dalam neraka. Abu Hurairah Ra. berkata, "Demi Žat yang jiwaku ada di tangan-Nya, sungguh ia telah mengucapkan satu ucapan yang mampu merusak dunia dan akhiratnya." (HR Ahmad dan Abu Dāwud) (Mustafā bin Adawi, As-Sahihul Musnad minal Ahādisil Qudsiyyati: 36, Sahih Al-Jämi No. Hadis 4455).
- Tadabbur Surah Asy-Syu'ara Ayat 1-19 :
Ayat 2-9 dari surat Asy-Syu’ara ini menjelaskan bahwa ayat-ayat Al-Qur’an itu amat jelas. Nabi Muhammad amat sedih karena kaumnya tidak beriman. Allah bisa saja menurunkan mukjizat sehingga mereka beriman. Tetapi, mereka akan tetap berpaling setiap ayat Al-Qur’an diturunkan. Pasti mereka akan mengetahui akibat penolakan itu. Mereka tidak bisa memahami bagaimana Allah menumbuhkan setiap tumbuhan itu berpasangan. itu adalah ayat Kekuasaan Allah. Kebanyakan manusia tidak mau beriman kepada Allh, Rasul-Nya dan Al-Qur’an. Sungguh Allah Mahaperkasa lagi Maha Penyayang. Sebanyak dan sebesar apa pun dosa hamba-Nya tetap Dia ampuni selama mereka benar-benar bertobat dan kembali kepada-Nya.
Ayat 10-19 menjelaskan cerita Musa dan Harun yang diutus Allah kepada Fir’aun dan kaumnya yang zalim. Tujuannya, semoga mereka sadar bahwa alam ini, termasuk manusia, ciptaan dan milik Allah. Sebagai manusia, Nabi Musa khawatir akan ditolak dan dibunuh oleh mereka. Lalu Allah menjamin keselamatannya dan saudaranya Harun. Ketika Musa mengatakan mereka adalah Rasulul Allah dan meminta agar membebaskan Bani Israil, Fir’aun malah mengungkit masa lalu Musa yang tinggal bersamanya dan melakukan pembunuhan.