Tadabbur Al-Quran Hal. 363
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
- Al Qur'an Indonesia Tajwid.
- Al-Furqan ayat 33 :
وَلَا يَأْتُوْنَكَ بِمَثَلٍ اِلَّا جِئْنٰكَ بِالْحَقِّ وَاَحْسَنَ تَفْسِيْرًا ۗ
Dan mereka (orang-orang kafir itu) tidak datang kepadamu (membawa) sesuatu yang aneh, melainkan Kami datangkan kepadamu yang benar dan penjelasan yang paling baik. [1068]
- [1068] Maksudnya ialah, setiap kali mereka datang kepada Nabi Muhammad membawa suatu hal yang aneh berupa usul dan kecaman, Allah menolaknya dengan suatu yang benar dan nyata.
- Tafsir Al Muyassar Al-Furqan ayat 33 :
Wahai Rasul, tidaklah orang-orang musyrik itu datang kepadamu dengan membawa argumen atau syubhat, melainkan Kami pasti datangkan kepadamu suatu jawaban yang benar dan dengan sebaik-baik penjelasan.
- Hadis Sahih Al-Furqan ayat 33 :
Dari lbnu Abbas, ia berkata, "Al.Quran di turunkan sekaligus ke langit dunia pada malam Lailatul Qadar, selanjutnya diturunkan secara berangsut-angsur selama 20 tahun la membacakan firman Allah, Dan mereka {orang- orang kafir ituj tidak datang kepadamu (membawa) sesuatu yang aneh, melainkan kami datangkan kepadamu yang benar dan penjelasan yang paling baik, (0S Al-Furqat, 25. 33). (HR Arn-Nasai, As-Sunan Al Kubra. uz 6. tt: 421).
- Tafsir lbnu Kasir :
Firman Allah, Dan mereka (orang-orang kafir itu) tidak datang kepadamu (membawa) sesuatu yang aneh, yakni dengan alasan dan kesamaran, melainkan Kami datangkan kepadamu yang benar dan penjelasan yang paling baik. Maksudnya, setiap kali orang-orang kafir itu mengatakan perkataan untuk menentang kebenaran, Kami jawab mereka dengan sesuatu yang benar, yang lebih jelas, lebih terang, dan lebih fasih daripada perkataan mereka. Diriwayatkan oleh lbnu Abbas, Sa'id bin Jubair berkata bahwa firman Allah Dan mereka (orang-orang kafir itu) datang kepadamu membawa sesuatu yang aneh maksudnya ialah sesuatu yang mereka cari-cari untuk mencela Al-Qur'an. Melainkan Kami datangkan kepadamu yang benar dan penjelasan yang paling baik, yaitu Allah menurunkan Jibril untuk menjawab.
Hal ini juga merupakan pemeliharaan terhadap Rasulullah karena kemuliaannya, mereka. yang wahyu Al-Qur'an turun kepadanya di waktu pagi dan petang, malam dan siang. dalam keadaan bepergian ataupun tidak bepergian. Maka, dalam berbagai keadaan tersebut malaikat Jibril datang membawa Al-Qur'an sebagaimana ketika turun membawa kitab-kitab sebelumnya. Ini merupakan kedudukan yang sangat mulia dan agung serta menunjukkan derajat beliau yang paling tinggi daripada para nabi selainnya. Al-Qur'an merupakan kitab yang paling mulia yang Allah turunkan kepada nabi termulia. Dan Allah telah menyatukan untuk Al-Qur'an ini dua cara penurunan; di kalangan para malaikat diturunkan secara sekaligus yaitu dari Lauhul Mahfudz ke Baitul Izzah di langit dunia, kemudian setelah itu Allah menurunkannya ke bumi secara berangsur-angsur sesuai dengan berbagai peristiwa dan kejadian.
Imam An-Nasai meriwayatkan dari lbnu Abbas Ra., ia berkata, "Al-Quran diturunkan secara menyeluruh ke langit dunia pada malam Lailatul Qadar, kemudian setelah itu diturunkan secara berangsurrangsur selama dua puluh tahun. "Allah Swt. berfirman, Dan mereka (orang-orang kafir itu) tidak datang kepadamu (membawa) sesuatu yang aneh, melainkan Kami datangkan kepadamu yang benar dan penjelasan yang paling baik. dan firman-Nya, Dan Al-Qur'an (Kami turunkan) berangsurangsur agar engkau (Muhammad) membacakannya kepada manusia perlahan-lahan dan Kami menurunkannya secara bertahap. (QS. A-Isra, 17: 106).
Kemudian Allah Swt. berfirman seraya mengabarkan tentang keadaan buruk yang dialami oleh orang-orang kafir pada hari kiamat dan mereka dikumpulkan di neraka Jahanam dalam keadaan yang paling buruk, sebagaimana firman-Nya, Orang-orang yang dikumpulkan di neraka Jahanam dengan diseret wajahnya, mereka itulah yang paling buruk tempatnya dan paling sesat jalannya. (lbnu Kašir, Tafsirul Qurāni Azimi, Jilid 10, 1421 H/2000 M: 304-305).
- Riyāduş Şālihin :
Dari Anas bin Malik Ra., ia berkata, "Sesungguhnya Allah Swt. menurunkan wahyu secara beruntun kepada Rasulullah Saw. beberapa saat menjelang wafat hingga beliau wafat. Dan wahyu yang paling banyak turun adalah di hari menjelang beliau wafat." (HR. Al-Bukhari-Muslim).
Hadis ini memberi faedah:
(a) Allah Swt. mengangkat derajat seorang hamba disebabkan banyak membaca kitab Allah Swt.
(b) Wahyu turun secara beruntun pada akhir kerasulan, berbeda dengan turun pada permulaan ketika wahyu terputus pada masa jeda, sehingga orang-orang musyrik berkata kepada Rasulullah, "Sesungguhnya Tuhanmu telah membencimu."
(c) Penurunan wahyu telah sempurna sebelum Nabi Saw. meninggal.
(d) Beruntunnya turun wahyu pada masa terakhir kehidupan Nabi Saw. sebagai tanda dekatnya ajal beliau.
(Abu Usamah Salim bin 'idul Hilali, Bahjatun Nāzirina Syarhu Riyādis Sālihina, Jilid 1, t.t.: 196-197).
- Hadiš Nabawi :
Darí Ibnu Abbas, ia berkata, "Al-Qur'an diturunkan sekaligus ke langit dunia pada malam Lailatul Qadar, selanjutnya diturunkan secara berangsur-angsur selama dua puluh tahun," la membacakan firman Allah, Dan mereka (orang-orang kafir itu) tidak datang kepadamu (membawa) sesuatu yang aneh, melainkan Kami datangkan kepadamu yang benar dan penjelasan yang paling baik. (QS Al-Furgān, 25: 33) (HR An-Nasai, As-Sunan A-Kubra, Juz 6, t.t.: 421).
- Hadis Qudsi :
Dari Abdullah bin Mas'ud, dari Nabi Saw., beliau bersabda,"Seseorang datang dengan menggandeng tangan orang lain, lalu ia berkata, Wahai Tuhanku, ia yang telah membunuhku. Kemudian Allah berfirman kepadanya, Kenapa engkau membunuhnya? la menjawab, Saya membunuhnya agar kemuliaan menjadi milik-Mu.'Lalu Allah berfirman, 'Sesungguhnya kemuliaan itu milik-Ku. Lalu seseorang datang dengan menggandeng orang lain dan berkata, Sesungguhnya orang ini membunuhku.
Kemudian Allah berfirman kepadanya, Kenapa engkau membunuhnya? la menjawab, Agar kemuliaan itu menjadi milik Fulan. Lalu Allah berfirman, Sesungguhnya ia bukan milik Fulan. Maka ia kembali membawa dosanya." (HR An-Nasāi) (Muştafa bin Adawi, As-Sahihul Musnadu Minal Ahādisil Qudsiyyati, t.t: 132).
- Tadabbur Surah Al-Furqan Ayat 33-43 :
Ayat 33-43 menjelaskan beberapa hal terkait dengan kitab-kitab Allah dan penolakan manusia atasnya serta akibat buruk yang dihadapi mereka di akhirat :
1. Setiap kali orang-orang kafir itu mempertanyakan keabsahan Al-Qur’an kepada Rasul Saw. maka Allah jawab dengan jawaban yang sempurna dan mencerdaskan. Kalau mereka masih tetap kafir, maka muka mereka akan diseret nanti ke dalam neraka.
2. Sebelum Al-Qur’an, Allah turunkan Taurat kepada Musa dan jadikan Harun sebagai menterinya. Namun, Fir’aun dan para pembesarnya menolak mereka. Maka Allah membinasakanya. Allah tenggelamkan kaum Nuh agar jadi pelajaran bagi manusia. Kemudian Ad, Tsamud, penduduk Rass dan banyak kaum lain yang Allah musnahkan. Semuanya agar menjadi pelajaran berharga bagi manusia.
3. Orang-orang kafir Mekah itu melewati negeri Sodom yang sebelumnya didiami umat Nabi Lut. Allah musnahkan mereka dengan hujan batu panas. Kenapa mereka tidak dapat mengambil pelajaran? Atau mereka benar-benar tidak berharap rahmat Allah pada hari kebangkitan nanti? Setiap melihat Muhammad Saw. mereka memperololok-oloknya dan berkata: Nyaris Muhammad memalingkan kita dari tuhan-tuhan kita kalau kita tidak sabar menghadapinya. Nanti pada hari kiamat mereka akan mengetahui siapa yang sebenarnya sesat. Mereka bersikap kafir itu karena menjadikan hawa nafsu sebagai tuhan. Rasul Saw. bukan sebagai penjaga mereka.