Tadabbur Al-Quran Hal. 437
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
- Al Qur'an Indonesia Tajwid.
- Fatir ayat 29 :
اِنَّ الَّذِيْنَ يَتْلُوْنَ كِتٰبَ اللّٰهِ وَاَقَامُوا الصَّلٰوةَ وَاَنْفَقُوْا مِمَّا رَزَقْنٰهُمْ سِرًّا وَّعَلَانِيَةً يَّرْجُوْنَ تِجَارَةً لَّنْ تَبُوْرَۙ
Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca Kitab Allah (Al-Qur'an) dan melaksanakan salat dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami anugerahkan kepadanya dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perdagangan yang tidak akan rugi,
- Asbabun Nuzul Fatir ayat 29 :
Diriwayatkan oleh Abdul Ghani bin Sa'id Ats-Tsaqafi di dalam tafsirnya yang bersumber dari Ibnu Abbas, bahwa ayat ini turun berkenaan dengan Hushain bin Al-Harits bin Abdul Mutthalib bin Abdi Manaf Al-Quraisy. Ayat ini menegaskan cirri-ciri yang diijabahi amalnya oleh Allah Swt.
- Tafsir Al Muyassar Fatir ayat 29 :
Sesungguhnya orang-orang yang membaca Al Qur'an dan mengamalkannya, menjaga shalat pada waktunya, menafkahkan dari apa yang Kami rizkikan kepada mereka dengan berbagai bentuk nafkah, baik yang wajib, maupun yang dianjurkan, secara rahasia dan terang-terangan. Mereka itu mengharapkan dengan itu sebuah perniagaan yang tidak merugi dan tidak binasa, yaitu ridha Allah kepada mereka, keberuntungan meraih pahala-Nya yang agung,
- Riyāduş şālihin :
Dari Zaid bin Khalid Ra., ia berkata, "Rasulullah Saw. mengimami kami dalam salat subuh di Hudaibiyyah, di mana pada malam itu turun hujan. Setelah selesai salat, beliau menghadapkan wajahnya kepada orang banyak, lalu bersabda, Tahukah kalian apa yang sudah difirmankan oleh Rabb kalian? Orang-orang menjawab, Allah dan RasulNya lebih mengetahui.' Beliau bersabda, (Allah berfirman) Di pagi ini ada hamba-hamba-Ku yang beriman kepada-Ku dan ada yang kafir. Orang yang berkata, Hujan turun kepada kita karena karunia Allah dan rahmat-Nya,' maka dia adalah yang beriman kepada-Ku dan kafir kepada bintang-
bintang. Adapun orang yang berkata, Hujan turun disebabkan bintang ini atau itu, maka dia telah kafir kepada-Ku dan beriman kepada bintang-bintang." (HR Al-Bukhāri-Muslim).
Hadiš tersebut memberikan beberapa faedah, antara lain:
(a) Allah Swt. adalah penyebab utama semua kejadian yang ada di alam semesta.
(b) Keyakinan bahwa terjadinya sesuatu semata-mata diakibatkan oleh sebab-sebab alam merupakan hakikat kekufuran dan syirik. Namun jika disertai keyakinan bahwa Allah Swt yang telah menciptakannya, maka keyakinan seperti itu diperbolehkan.
(Dr. Muştafā Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis Sālihina, Juz 2, 1407 H/1987 M: 1179-1180).
- Hadiš Nabawi :
Dari Abu Umamah Al-Bahili, ia berkata, "Dua orang disebutkan di sisi Rasulullah Saw., salah seorang adalah ahli ibadah dan yang lain seorang yang berilmu, kemudian Rasulullah Saw. bersabda, Keutamaan seorang alim dari seorang 'abid seperti keutamaanku dari orang yang paling rendah di antara kalian.' Kemudian beliau melanjutkan sabdanya, "Sesungguhnya Allah, Malaikat-Nya serta penduduk langit dan bumi bahkan semut yang ada di dalam sarangnya sampai ikan paus, mereka akan mendoakan untuk orang yang mengajarkan kebaikan kepada manusia." (HR At-Tirmiži, dan ia berkata, "Hadis ini garib." (HR At-Tirmiži, Sunan At-Tirmiži, Juz 5, No. Hadis, 2685, 1397 H/1977M: 50).
- Hadis Qudsi :
Dari Abu Darda Ra., ia berkata, "Sesungguhnya aku mendengar Rasulullah Saw. bersabda, 'Barangsiapa meniti jalan untuk mencari ilmu, maka Allah Swt. akan mempermudah baginya jalan menuju surga. Para Malaikat As. akan membentangkan sayapnya karena rida kepada penuntut ilmu. Dan seorang penuntut imu akan dimintakan ampunan oleh penghuni langit dan bumi hingga ikan yang ada di air. Sungguh, keutamaan seorang alim dibanding seorang ahli ibadah adalah ibarat bulan purnama atas semua bintang. Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi As., dan para nabi As. tidak mewariskan dinar maupun dirham, akan tetapi mereka mewariskan ilmu. Barangsiapa mengambilnya, maka ia telah mengambil keuntungan yang sangat besar. (HR lbnu Mājah, Sunanu lbni Mặjah, No. Hadis 223, t.t.: 56). Hadis Şahih, Sahih Al-Jāmi No. 6297.
- HADIS NIAGA QS Fāțir, 35: 29 :
Tidak Melakukan Aktivitas Jual-Beli di Dalam Masjid
Dari Abu Hurairah dia mengatakan bahwa Rasulullah bersabda: "Jika kalian melihat orang yang menjual atau membeli di dalam masjid, ucapkanlah, 'Semoga Alah tidak memberi keuntungan pada perdaganganmu." Jika kalian melihat orang yang mengumumkan barang hilang di dalam masjid, ucapkanlah, 'Semoga Allah tidak mengembalikan barang itu kepadamu." (HR Tirmizi, 1321)
- AMAL NIAGA :
1. Larangan jual-beli di masjid ditetapkan agar orang tidak sibuk dengan urusan dunia di masjid sehingga dia lalai dari akhirat dan lalai dari zikir kepada Allah di rumah Allah.
2. Lakukanlah segala hal ukhrawi di dalam masjid dan hindarilah melakukan atau membicarakan urusan duniawi, kecuali yang menyangkut urusan kaum muslim, baik urusan agama, kehidupan sosial, maupun hal-hal yang bermanfaat bagi kepentingan mereka.
3. Para ulama bersepakat bahwa jual-beli yang dilakukan di masjid, meskipun hukumnya haram, tetapi akadnya tetap dinyatakan sah.
- Tadabbur Surah Fatir Ayat 19-30 :
Ayat 19-30 menjelaskan tiga hal penting:
1. Perumpamaan orang yang kafir kepada Allah, Rasulullah dan Al-Qur’an dengan yang beriman padanya ialah seperti orang yang buta dengan yang melihat, gelap dengan cahaya, teduh dengan panas dan mati dengan hidup. Allah yang memberi hidayah itu, sedangkan tugas Rasul saw. hanya menyampaikan berita gembira dan kabar takut. Setiap umat ada Rasul yang diutus Allah. Allah menimpakan azab kepada setiap umat yang ingkar pada-Nya.
2. Di antara bukti kekuasaan dan kebesaran Allah, menurunkan air dari langit, lalu Dia keluarkan dari bumi buah-buahan yang beragam warnanya dan gunung-gunung yang bergaris putih, merah dan hitam pekat. Demikian pula manusia dan hewan ternak yang beragam warnanya. Sesunguhnya yang takut pada Allah itu ialah orang yang beriman yang mengetahui kebesaran Allah di alam semesta.
3. Sungguh perniagaan dengan Allah tidak akan merugi. Syaratnya, baca Al-Qur’an, tegakkan salat dan berinfak secara rutin. Allah pasti sempurnakan balasannya dan menambahkan karunia-Nya kepada yang melakukannya.