بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Selasa, 03 Desember 2024

Tadabbur Al Quran Hal. 408

Tadabbur Al-Quran Hal. 408
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Ar-Rum ayat 33 :

وَاِذَا مَسَّ النَّاسَ ضُرٌّ دَعَوْا رَبَّهُمْ مُّنِيْبِيْنَ اِلَيْهِ ثُمَّ اِذَآ اَذَاقَهُمْ مِّنْهُ رَحْمَةً اِذَا فَرِيْقٌ مِّنْهُمْ بِرَبِّهِمْ يُشْرِكُوْنَۙ

Dan apabila manusia ditimpa oleh suatu bahaya, mereka menyeru Tuhannya dengan kembali (bertobat) kepada-Nya, kemudian apabila Dia memberikan sedikit rahmat-Nya [641] kepada mereka, tiba-tiba sebagian mereka mempersekutukan Allah.

- [641] Yang dimaksud dengan "rahmat" disini ialah terlepas dari bahaya itu.

- Tafsir Al Muyassar Ar-Rum ayat 33 :

Bila manusia ditimpa ujian yang berat, maka mereka memohon kepada Rabb mereka dengan ikhlas kepada-Nya agar mengangkat kemudaratan dari mereka. Namun bila Allah merahmati mereka dan mengangkat kesulitan mereka, ternyata sebagian orang dari mereka menghalangi kesyirikannya pada kaki lain, lalu mereka menyembah bersama Allah dengan selainnya.

- Tazkiyyatun Nafs :

Jika kaki seorang hamba sudah mantap berada di tempat persinggahan tobat, maka setelah itu dia beralih ke tempat persinggahan Inãbah (kembali kepada Allah Swt.) Allah Swt. telah memerintahkan Inābah ini di dalam Kitab-Nya, seperti firman-Nya dalam surah Qaf, 50: 6-8. Allah Swt. juga mengabarkan bahwa pahala dan surga-Nya diberikan kepada orang-orang yang takut dan kembali kepada-Nya (QS Qaf, 50: 31-34). Allah Swt. juga mengabarkan bahwa kabar gembira hanya diberikan kepadaborang-orang yang kembali kepada-Nya (QS Az-Zumar, 39: 17). Inābah terbagi menjadi dua macam: Pertama, Inābah kepada Rubübiyyah Allah Swt. Ini merupakan inabah-nya semua makhluk, baik orang Islam maupun kafir, orang baik maupun orang jahat, sebagaimana Allah Swt. berfirman dalam surah Ar-Rūm, 30: 33. Ini merupakan hak siapa pun yang berdoa kepada Allah Swt. saat dia mendapat bahaya. Inābah ini tidak mengharuskan adanya Islam, karena ini juga meliputi orang-orang musyrik dan kafir. Allah Swt. berfirman tentang mereka dalam surah Ar-Rūm, 30: 33-34. Itulah keadaan mereka setelah mereka kembali kepada Allah Swt. Kedua, Inābah kepada Ulūhiyyah Allah Swt. dan ini merupakan inābah-nya wali-wali Allah Swt., yaitu Inābah 'ubūdiyah dan cinta, yang meliputi empat macam: cinta, tunduk, menghadap kepada Allah Swt., dan berpaling darí selain-Nya. Tidak ada sebutan Munib (orang yang ber-inābah) kecuali bagi orang yang menghimpun empat perkara ini. Penyusun Kitab Manāzil As-Sā iin menjelaskan bahwa nābah, menurut bahasa, adalah kembali kepada kebenaran, yang bisa dibagi menjadi tiga macam. Pertama, kembali kepada kebenaran karena ingin perbaikan, sebagaimana kembali kepada kebenaran karena ingin menyatakan kesalahan dan meminta maaf. Karena orang yang bertobat telah kembali kepada Allah Swt. dengan menyatakan kesalahannya dan membebaskan diri dari kedurhakaan kepada-Nya, untuk menyempurnakan hal ini dia harus kembali kepada Allah Swt. dengan usaha dan nasihat agar dia senantiasa taat kepada-Nya. Tidak ada artinya tobat sambil duduk ongkang-ongkang tanpa usaha. Jadi harus ada tobat dan amal saleh, dengan meninggalkan apa yang dibenci Alah Swt. dan mengerjakan apa yang dicintai-Nya. Kedua, kembali kepada Allah Swt. karena ingin memenuhi hak, sebagaimana ia kembali karena ingin menepati perjanjian dengan-Nya. Engkau kembali kepada Allah Swt., pertama, dengan masuk ke dalam ikatan perjanjian dan kedua, engkau memenuhi perjanjian itu. Semua sisi agama merupakan perjanjian dan pemenuhan. Allah Swt. telah membuat perjanjian dengan semua mukallat agar mereka taat kepadaNya. Ketiga, kembali kepada Allah Swt. secara seketika, sebagaimana dorongan untuk memenuhi seruan, yang bisa menjadi benar dengan tiga cara: (a) Merasa putus asa terhadap amal yang dilakukan. Hal ini bisa ditafsiri dengan dua macam penafsiran: Pertama, dengan melihat pelaku yang sebenarnya dan penggerak pertama. Kalau bukan karena kehendak-Nya, tidak ada perbuatan yang muncul dari dirimu. Karena kehendak-Nyalah ada perbuatanmu dan itu bukan karena semata kehendakmu sendiri. Kedua, merasa putus asa akan mendapatkan keselamatan karena amal diri sendiri. Engkau melihat keselamatan ini hanya berasal dari rahmat Allah Swt. dan karunia-Nya. (lbnu'l Qayyim Al-Jauziyyah, Madāriju As-Sālikin Manāzilu lyyāka Na budu wa lyyāka Nasta inu, Juz 1, t.t.: 466-470).

- Riyāduş şālihin :

Dari Abu Hurairah Ra., ia berkata, Rasulullah Saw. bersabda, "Mendekatlah, tujulah kebenaran, dan ketahuilah bahwa sesungguhnya tidak ada seorang pun dari kalian yang selamat karena amalnya. Mereka bertanya, Tidak juga engkau, wahai Rasulullah? Beliau menjawab, Tidak juga aku, kecuali bila Rabbmu melimpahkan rahmat dan karunia padaku." (HR Muslim). Hadis di atas mengandung beberapa faedah, antara lain bahwa amal saleh itu merupakan sebab masuk surga. Namun, kesuksesan amal itu tiada lain dengan karunia, rahmat dan anugerah Allah Swt. (Dr. Mustafā Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttagina Syarhu Riyādis Şālihina, Juz 1, 1407 H/1987 M: 120).

- Medical Hadiš :

Dari Abu Hurairah Ra., Rasulullah Saw. bersabda, "Sesungguhya telagaku lebih jauh daripada jarak Ailah dengan Adn. Sungguh ia lebih putih daripada salju, dan lebih manis daripada madu yang dicampur susu, jumlah cangkirnya lebih banyak daripada jumlah bintang-bintang.." (HR Muslim no. 604). (Ibnu'l Qayyim Al-Jauziyyah, At-Tibbun Nabawi, t.t.: 275).

- Tibbun Nabawi :

Khasiat Qaşabus Sukkar (Tebu)

Gula adalah barang baru yang tidak pernah dibicarakan para dokter terdahulu. Mereka tidak mengetahuinya dan tidak menyifatinya sebagai bagian dari minuman. Yang mereka kenal adalah madu dan memasukkannya sebagai obat. Tebu bersifat panas dan lembap, bermanfaat untuk mengobati batuk, mengurangi kelembapan, dan melancarkan kencing serta batang paru-paru. Tebu lebih halus daripada gula, bisa membantu mengatasi rasa mual dan menambah produksi mani. Tapi ia juga mengakibatkan sakit kuning. Untuk menetralisirnya bisa digunakan air jeruk yang pahit atau buah delima. Sebagian orang lebih suka gula daripada madu karena suhu panasnya dan minimnya kelembutan. Tentu saja hal ini bagi orang yang memang hendak menghindari madu. Bagaimana pun juga, manfaat madu jauh lebih banyak darí pada manfaat gula, sebab Allah Swt. telah menjadikan madu sebagai penawar dan obat, lauk, dan manisan. (lbnu'l Qayyim Al-Jauziyyah, Zãdu'l Ma adi fi Hadyi Khayri'l bādi,Juz 4, t.t.: 355-356).

- Hadis Motivasi QS 30: 38 :

Dari Muadz 6 dia berkata, Aku pernah mernbonceng di belakarng Nabi . di atas seekor keledai yang diberi nama Uqair. Lalu beliau bertanya: "Wahai Muadz, tahukah kamu apa hak Allah atas para hamba-Nya dan apa hak para harnba atas Allah?" Aku jawab. "Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu." Beliau bersabda: "Sesungguhnya, hak Allah atas para hamba-Nya adalah mereka beribadah kepada Nya dan tidak menyekutukan Nya dengan sesuatu apa pun dan hak para harnba-Nya atas Allah adalah seorang hamba ticdak akan dsiksa selama dia tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun." Lalu aku berkata, "Wahai Rasulullah. bolehkah aku menyampaikan kabar gembira ini kepada manusia?" Beliau menjawab: "Jangan kamu memberitahukan mereka sebab nanti mereka akan berpasrah saja." (HR Bukhari. 2071)

- HADIS NIAGA QS Ar-Rüm, 30: 33 :

Bacaan agar Terhindar dari Marabahaya

Dari Usman bin Affan dia berkata, Aku pernah mendengar Rasulullah bersabda: "Barang siapa yang membaca, Dengan nama Allah, tidak ada sesuatu apa pun yang dapat mencelakakan di Bumi dan di langit dan Dia Malha Mendengar lagi Maha Mengetahui,' sebanyak tiga kali, dia tidak akan tertimpa bencana yang datang tiba-tiba sampai pagi hari. Barang siapa yang membacanyd doa pada pagi hari sebanyak tiga kali, dia tidak akan tertimpa bencana yang datang sore hari." Kemudian Aban bin Usman tertimpa penyakit lumpuh hingga membuat orang-orang yang mendengarkan hadis darinya datang melihat kepadanya. Aban bin Usman berkata, "Mengapa kamu melihat kepadaku? Demi Allah, tídaklah aku berbohong atas Usman dan tidaklah Usman berbohong atas Nabi Namun, pada -tiba sampai hari saat aku tertimpa penyakit, aku sedang dalam keadaan marah hingga aku lupa membacanya." (HR Ibnu Majah, 3869)

- AMAL NIAGA :

1. Bacalah zikir berikut ini di waktu pagi dan petang Anda. "Dengan nama Allah, tidak ada sesuatu apa pun yang dapat mencelakakan di Bumi dan di langit dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."

- Tadabbur Surah Ar-Rum Ayat 33-41 :

Ayat 33-41 menjelaskan: 

1. Di antara sifat manusia ialah apabila mendapat kemudaratan, mereka kembali kepada  Allah. Bila mendapat kesenangan, mereka kufur nikmat. Bila diberi Allah rezeki yang banyak, mereka sombong. Namun, bila dapat kesulitan hidup akibat kesalahan mereka sendiri mereka berputus asa.  
2. Kunci rezeki itu di tangan Allah. Dia akan  lapangkan rezeki orang yang dikehendaki-Nya.  Hal tersebut adalah tanda kebesaran Allah bagi orang yang meyakini / berian pada Allah. 
3. Allah memerintahkan agar kita berbagi dengan karib kerabat, fakir miskin dan orang yang kehabisan bekal perjalanannya (ibnussabil). Itulah konsep pengembangan ekonomi yang diberkahi Allah. Hanya orang yang mengharap ridha Allah yang mampu menerapkannya.  
4. Sistem ekonomi berbasis riba (tambahhan dari pinjaman/bunga), tidak akan mendapat kelebihan/tambahan di sisi Allah. Sedangkan sistem yang berbasis zakat dan infak yang dikeluarkan mengharap ridha Allah yang akan dilipat gandakan keberkahan dan jumlahnya. 
5. Allah menciptakan manusia, memberi mereka rezeki, kemudian mematikan mereka dan  setelah itu menghidupkan mereka kembali. Tidak ada keterlibatan sekutu-sekutu mereka dalamnya sedikitpun. Maha Suci Allah dari apa yang mereka sekutukan.  
6. Kerusakan di darat dan di laut adalah akibat kejahatan dan dosa manusia. Semoga mereka sadar dan kembali kepada Allah.