Tadabbur Al-Quran Hal. 409
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
- Al Qur'an Indonesia Tajwid.
- Ar-Rum ayat 46 :
وَمِنْ اٰيٰتِهٖٓ اَنْ يُّرْسِلَ الرِّيٰحَ مُبَشِّرٰتٍ وَّلِيُذِيْقَكُمْ مِّنْ رَّحْمَتِهٖ وَلِتَجْرِيَ الْفُلْكُ بِاَمْرِهٖ وَلِتَبْتَغُوْا مِنْ فَضْلِهٖ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya adalah bahwa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira [1174] dan agar kamu merasakan sebagian dari rahmat-Nya dan agar kapal dapat berlayar dengan perintah-Nya [1175] dan (juga) agar kamu dapat mencari sebagian dari karunia-Nya, dan agar kamu bersyukur.
- [1174] Pembawa berita gembira maksudnya ialah awan yang tebal yang ditiup angin lalu menurunkan hujan. Karenanya rahmat Allah dapat dirasakan dengan tumbuhnya benih-benih yang telah disemaikan, menghijaunya tanaman-tanaman serta berbuahnya tumbuh-tumbuhan dan sebagainya.
- [1175] Yaitu dengan izin dan kehendak Allah.
- Tafsir Al Muyassar Ar-Rum ayat 46 :
Di antara bukti-bukti Allah yang menunjukkan bahwa Dia adalah sembahan yang haq semata tiada sekutu bagi-Nya, dan besar-Nya kuasa-Nya adalah bahwa Dia mengirimkan angin di depan hujan sebagai berita gembira karena angin tersebut menggiring awan, maka jiwa manusia bergembira menyambutnya. Dia hendak merasakan mereka terhadap rahmat-Nya dengan menurunkan hujan yang menghidupkan negeri dan manusia, agar perahu-perahu bisa berjalan di laut dengan perintah dan kehendak Allah, agar kalian bisa mencari sebagian dari karunia-Nya melalui perniagaan dan lainnya. Allah melakukan hal itu agar kalian
mensyukuri nikmat-nikmat-Nya dan menyembah-Nya semata.
- Riyāduş şālihin :
Dari Jabir Ra., ia berkata, "Rasulullah Saw. pernah mengirim kami dengan Abu Ubaidah sebagai komandannya, untuk menghadang kafilah dagang Quraisy. Setelah kami sampai di pantai lautan, kami dihadapkan dengan suatu pemandangan yang tampaknya seperti gundukan air. Ketika kami menghampiri, ternyata itu adalah hewan laut yang disebut Anbar (sejenis ikan yang panjang dan besar kepalanya)." Jabir Ra. berkata, "Lalu Abu Ubaidah berkata, ltu adalah bangkai. Kemudian dia melanjutkan, "Namun tidak mengapa, kita adalah utusan Rasulullah Saw. yang mengemban tugas di jalan Allah Swt. dan kalian dalam keadaan terpaksa. Karena itu, kalian boleh memakannya." Jabir Ra. berkata, "Kami menetap di tempat itu selama sebulan dan jumlah kami semuanyan ada tiga ratus orang dan kami menjadi gemuk semuanya (karena makan daging itu)." Jabir Ra. melanjutkan, "Sungguh kami telah mengetahui, saat itu kami mengambil minyaknya dari rongga matanya dan menampungnya dengan tempayan besar. Kemudian kami memotong-motong dagingnya seperti memotong seekor lembu. Kemudian Abu Ubaidah Ra. memanggil tiga belas prajurit untuk ke rongga mata ikan, lalu mereka mengambil kerangkanya dan menegakkannya, kemudian unta kami yang paling besar disuruh berjalan di bawah kerangka ikan tersebut. Lalu kami mengambil daging ikan itu sebagai perbekalan kami dan untuk kami masak. Setelah kami tiba di Madinah. Kami menemui Rasulullah Saw. dan memberitahukan hal itu kepada beliau, maka beliau bersabda, 'ttu adalah rezeki yang diberikan Allah Swt. kepada kalian. Apakah kalian membawa sedikit dagingnya untuk kami makan?" Jabir Ra. berkata, "Lantas kami mengirimkanvdaging tersebut kepada Rasulullah Saw. lalu beliau memakannya." (HR Muslim).
Hadiš di atas mengandung beberapa faedah, antara lain:
(a) Kebolehan melakukan ijtihad dan perubahannya dalam hasil ijtihadnya. Meskipun pada awalnya Abu Ubaidah melarang memakan ikan tersebut, kemudian dia mengubah ijtihadnya sendiri dan menyuruh para sahabat yang lain untuk memakannya.
(b) Allah Swt. melindungi para sahabat dan memuliakannya. Sungguh Allah telah memberikan rezeki pada mereka tatkala Allah Swt. mengetahui kebutuhan dan keikhlasan mereka.
(Dr. Muştafā Salid Al-Khin, Nuzhatul Muttagina Syarhu Riyādis salihina, Juz 1, 1407 H/1987 M: 450-451).
- Hadis Nabawi :
Dari lbnu Umar Ra., ia berkata, "Sesungguhnya Tamim Ad-Dāri bertanya kepada Umar bin A-Khattab Ra. tentang perjalanan di laut, sedangkan di laut itu terdapat perdagangan yang besar, maka ia perintahkan untuk meringkas salat." Allah Swt. berfirman, Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, (dan berlayar) dilautan.. (Qs Yünus, 10: 22). (HR AI-Baihaqi, Sunanu Al-Baihaqi Al-Kubrā, Juz 3, No. Hadis 5487, 1424 H/2003 M: 220).
- Hadis Qudsi :
Dari Abu Hurairah Ra., ia berkata, Rasulullah Saw., bersabda, "Allah Swt. menjamin bagi orang yang keluar di jalan-Nya tidak ada yang mengeluarkannya kecuali berjihad di jalan-Ku serta beriman kepada-Ku dan membenarkan rasul-Ku, maka ia terjamin untuk Aku masukkarn ke dala surga atau mengembalikannya ke tempatnya yang darinya ia keluar, dan mendapatkan apa yang ia dapatkan berupa pahala dan rampasan perang." (HR An-Nasā). (Isāmuddin As-Sabābati, Jāmiu'1 Ahādisil Qudsiyyati, Jilid 2, t.t: 259).
- Hadis Motivasi QS 30: 44 :
Dari Zaid bin Khalid AJuhani, dia berkata, Pada masa Rasulullah hujan turun maka beliau bersabda: "Apakah tadi malam kalian tidak mendengar perkataan Rabb kalian? Dia berfirman: Tidaklah Aku menganugerahkan suatu nikmat kepada hamba-hamba-Ku kecuali sebagian mereka ada yang kufur dengan nikmat tersebut. Mereka berkata. 'Kani diberi hujan dengan sebab bintang ini don itu. Sementara itu, orang yang beriman kepoda-Ku, dia memuft-Ku karena air yang Aku turunkan maka itulah orang yang beriman kepada-Ku dan kufur terhadap bintang-bintang." Sementara itu, orang yang berkata, 'Kami diberi hujan dengan sebab bintang ini dan itu, adalah orang yang kufur kepada-Ku dan beriman kepada bintang-bíntang." (HR Nasa'i, 1525)
- HADIS NIAGA QS Ar-Rüm, 30: 46 :
Berdagang pada Musim Haji
Dari Abu Umamah At-Taimi, dia berkata, Dahulu aku seorang lelaki yang melakukan sewa-menyewa dalam perkara (perjalanan haji) ini, tetapi orang-orang berkata kepadaku, "Hajimu tidak sah." Kemudian aku menemui lbnu Umar , aku berkata, "Wahai Abu Abdurrahman, aku adalah seorang lelaki yang melakukan sewa-menyewa dalam perkara (perjalanan haji) ini dan orang-orang berkata kepadaku bahwa hajiku tidak sah." Kemudian lbnu Umar berkata, "Bukankah engkau berihram, membaca talbiah, tawaf di Ka'bah, bertolak dari Arafah, dan melempar jumrah?" Aku menjawab, "Ya."ibnu Umar berkata, "Hajimu sah. Telah datang seorang lelaki kepada Nabi dan bertanya seperti yang engkau tanyakan kepadaku. Kemudian Rasulullah # terdiam. Beliau tidak menjawab sampai turun ayat: "Tidak berdosa bagimu mencari karunia (rezeki hasil perniagaan) dari Tuhanmu." Kemudian Rasulullah mengutus seseorang kepadanya (orang yang bertanya) dan membacakan ayat ini. Beliau berkata: "Hajimu sah." (HR Abu Dawud, 1733)
- AMAL NIAGA :
Jika telah selesai menunaikan rukun haji, Anda diperbolehkan melakukan perdagangan dalam rangka mengharapkan karunia Allah.
- Tadabbur Surah Ar-Rum Ayat 42-50 :
Ayat 42-50 menjelaskan hal-hal berikut :
1. Allah menyuruh kita untuk melakukan penelitian tentang akibat buruk yang menimpa berbagai kaum musyrik sebelumnya. Allah juga menyuruh kita agar istiqamah dalam menaati-Nya sebelum datang hari kiamat. Kekufuran pada Allah akan berakibat buruk pada pelakunya. Demikian pula keimanan pada Allah dan amal saleh akan dirasakan kebaikannya oleh orang yang melakukannya.
2. Di antara tanda kebesaran Allah ialah mengirimkan angin untuk menggiring awan untuk mendapat rahmatnya berupa hujan dan agar kapal dapat berlabuh di lautan supaya dapat melakukan perdagangan antar pulau/negeri. Tujuannya supaya manusia mensyukuri-Nya.
3. Allah mengutus Rasul-Rasul-Nya sebelum Nabi Muhammad. Mereka yang menolak dan memerangi para Rasul tersebut Allah musnahkan dan yang beriman Allah selamatkan.
4. Allah mengatur sistem hujan sehingga manusia yang mendapatkannya bergembira. Kenapa tidak diperhatikan bagaimana Allah menghidupkan bumi setelah mati? Begitu pula nanti manusia akan dihidupkan kembali.