بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Rabu, 04 Oktober 2023

Tadabbur Al-Quran Hal.339

Tadabbur Al-Quran Hal. 339
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Al-Hajj ayat 60 :

۞ ذٰلِكَ وَمَنْ عَاقَبَ بِمِثْلِ مَا عُوْقِبَ بِهٖ ثُمَّ بُغِيَ عَلَيْهِ لَيَنْصُرَنَّهُ اللّٰهُ ۗاِنَّ اللّٰهَ لَعَفُوٌّ غَفُوْرٌ

Demikianlah, dan barangsiapa membalas seimbang dengan (kezaliman) penganiayaan yang pernah dia derita kemudian dia dizalimi (lagi), pasti Allah akan menolongnya. Sungguh, Allah Maha Pemaaf, Maha Pengampun.

- Asbabul Nuzul Al-Hajj ayat 60 :

Ibnu abi Hatim meriwayatkan dari muqatil bahwa ayt ini turun tentang pasukan yang dikirim Nabi saw dan mereka berjumpa dengan orang-orang musyrik pada dua malam terakhir di bulan muharram. Orang-orang musyrik berkata, "serang saja para sahabat Muhammad, mereka mengharamkan perang di bulan haram." Sementara itu para sahabat menyeru mereka, mengingatkan mereka pada Allah, agar mereka tidak menyerang, sebab mereka tidak membolehkan perang dalam bulan haram, kecuali terhadap orang yang menyerang mereka. Orang-orang musyrik menyerang lebih dahulu, maka para sahabat pun melawan. Mereka bertempur dan Allah memberikan kemenangan kepada kaum Muslimin. Maka turunlah ayat ini.

- Tafsir Al Muyassar Al-Hajj ayat 60 :

Itulah perkara yang telah Kami kisahkan kepadamu, yaitu dimasukkannya orang-orang yang berhijrah ke dalam surga. Barangsiapa yang dianiaya dan dizalimi, maka sesungguhnya ia telah diizinkan untuk membalas orang jahat setara dengan perbuatannya, dan tiada dosa atasnya. Apabila orang yang jahat ini kembali mengganggunya dan berbuat zalim, maka sesungguhnya Allah akan menolong orang yang teraniaya; karena tidak boleh ia dianiaya disebabkan keadilannya terhadap dirinya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun. Dia memaafkan orang-orang yang berdosa, sehingga tidak menyegerakan azab kepada mereka, dan mengampuni dosa-dosa mereka.

- Mu'jam Al-Hajj ayat 60 :

لَعَفُوٌّ

Al-Afuwwu ialah niat untuk mengambil sesuatu. Dikatakan, "afāhu wa tafāhu" maksudnya, ia niatkan untuk mengambil apa yang ada di sisinya. Adapun Al-Afwu adalah pembebasan dari dosa atau kesalahan. Katakanlah ..tetapi barangsiapa memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat)... (QS Asy-Syūrā, 42:40), .Pembebasan itu lebih dekat kepada takwa... (0S Al-Bagarah, 2: 237), Kemudian Kami memaafkan kamu setelah itu... (QS Al-Baqarah, 2: 52), .Jika Kami memaafkan sebagian dari kamu (karena telah tobat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain)... (QS At-Taubah, 9: 66). Ar-Rāgib A-Aşfahāni, Mujam Mufradāti Alfāzi Al-Qurāni, 1431 H/2010 M: 255).

- Asmaul Husna :

Allah Swt. mempunyai nama yang لَعَفُوٌّ  artinya, mencintai pemaafan dan perlindungan. Allah Maha Memaafkan dosa, sebesar apa pun dosa yang dilakukan; Maha menutupi aib dan tidak menyukai pengumbaran; Maha Memaafkan orang yang berbuat buruk sebagai bentuk pemuliaan dan kebaikan; dan Maha Membuka keluasan rahmat sebagai karunia dan nikmat, sehingga hati tidak berputus asa untuk berharap, dan hati selalu berkait kepada Yang Maha Mengetahui alam ghaib.

Di antara doa yang menggunakan nama ini adalah firman Allah yang berbunyi: " Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami bersalah". Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang yang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. Beri maaflah kami; ampunilah kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah Penolong kami, maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir (QS Al-Baqarah, 2: 286).

Rasulullah Saw., berdoa ketika berada di samping mayit, "Ya Allah, ampunilah dia dan rahmatilah dia, berikanlah kebaikan dan maafkanlah, muliakanlah tempat persinggahannya, luaskanlah tempat masuknya, dan bilaslah ia dengan air, salju dan air dingin, bersihkanlah ia dari segala macam dosa sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran." (Sahih Muslim, 963).

Abu Bakar Ra. berdoa, "Aku memohon kepada Allah pemaafan dan kebaikan (Misykātu'l Maşābih, 2489). Seorang muslim yang mengesakan Allah dengan nama ini, hendaknya menjadi orang yang mudah memaafkan siapapun yang telah berbuat aniaya kepadanya, berpaling dari orang-orang bodoh, dan lebih menjadi orang yang mempermudah daripada menjadi orang yang selalu mempersulit segala urusan. Tentunya dengan niat mengharapkan maaf dari Allah ketika berjumpa dengan-Nya kelak. (Dr. Mahmüc Abdurrazāk Ar-Ridwāni, Ad-Du'ãu bi As māil Husnā, 2005: 38).

- Riyāduş sālihin :

Dari lbnu Abbās Ra., dia berkata, "Uyainah bin Hişan bin Hużaifah Ra. datang, lalu singgah di rumah anak saudaranya yaitu Al-Hurr bin Qais Ra. la adalah salah seorang yang dekat dengan Umar Ra., salah seorang Qari di majelis Umar Ra. dan dewan syuranya, baik ketika ia masih muda maupun sudah tua. Uyainah Ra. berkata kepada anak saudaranya, "Wahai anak saudaraku, kami memiliki masalah dengan Amirul Mukminin, izinkanlah aku menemuinya." Al-Hurr Ra. berkata, "Aku akan memintakan izin untukmu." lbnu Abbās Ra. berkata, "Maka Al-Hurr Ra. meminta izin untuk Uyainah Ra. agar bisa menemui 'mar Ra., Umar Ra. pun mengizinkannya. Tatkala ia masuk, ia berkata, "Wahai lbnul Khattab, Demi Allah, Anda
tidak memenuhi hak kami dan tidak bersikap adil kepada kami. Maka Umar Ra. marah, hampir saja ia akan memukulnya. Lalu Al-Hurr Ra. berkata kepadanya, Wahai Amirul Mukminin, sesungguhnya Allah Swt. berfirman kepada Nabi Saw., Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh.' Dan ini termasuk orang-orang yang bodoh." Ibnu Abbās Ra. berkata, "Maka demi Allah, Umar pun tidak jadi menyakitinya ketika ayat itu dibacakan kepadanya. la berhenti saat mendengar Kitabullah." (HR Al-Bukhāri).

Hadis di atas memberikan faedah:

(a) Kedudukan Qurā (orang yang hafal Al-Qur'an). Mereka adalah ulama yang mengamalkan hukum-hukum Al Qur'an, tidak mengambil untung dan mengajarkan Al-Quran pada sekumpulan orang dan termasuk orang orang yang bahagia.
(b) Menyerahkan kepada hakim untuk memilih teman-teman kepercayaan yanig baik, duduk bersama, dan meminta nasihat dari mereka.
(Dr. Mustafā Sa id Al-Khin, Nuzhatul MMuttaqina Syarhu Riyādis Sālihina, Juz 1, 1407 H/1987 M: 81-82).

- Hadiš Nabawi :

Dari Aisyah Ra., bahwasanya ia berkata, "Wahai Rasulullah, doa apakah yang harus aku baca jika mendapatkan Lailatul Qadar?" Beliau menjawab, "Ucapkanlah, "Allähumma Innaka Afuwwun Karimun Tuhibbul 'Afwa fa'fu 'anni (Ya Allah, sesungguhnya Engkau Maha Pemaaf yang menyukai pemaafan, karena itu, maafkanlah aku.)" (Sahih Al-Jāmi, 4423).

- Penjelasan Surah Al-Hajj Ayat 56-64 :

Ayat 56-59 meneruskan ayat sebelumnya terkait peristiwa kiamat. Di antaranya:

Pada hari kiamat nanti, Allah muncul sebagai Penguasa Tunggal atas semua makhluk-Nya. Allah akan keluarkan keputusan-Nya terhadap manusia berdasarkan keyakinan dan amal perbuatan mereka selama mereka hidup di dunia.

Terkait keputusan Allah itu adalah: a) Orang-orang beriman dan beramal saleh akan Allah putuskan masuk ke dalam surga.  b) Orang-orang kafir dan mengingkari Al-Qur’an, bagi mereka azab yang menghinakan, yakni neraka. c) Orang-orang yang berhijrah di jalan Allah kemudian mereka dibunuh atau mati, maka Allah berikan kepada mereka ampunan agar bisa masuk surga yang disukai mereka. Keputusan tersebut adalah keputusan yang maha adil dari Zat yang Maha Adil pula.

Ayat 60-64 menjelaskan beberapa prinsip Islam sebagai berikut:

Kezaliman yang diderita kaum muslim dari kalangan kaum kafir boleh dibalas dengan balasan yang setimpal dan tidak boleh lebih berat atau lebih keras dari kezaliman yang mereka terima.

Pada prinsipnya, kaum muslimin dilarang berperang di bulan-bulan haram, kecuali jika kaum kafir tetap memerangi dan menganiaya mereka di bulan-bulan tersebut. Allah pasti menolong mereka.

Allah adalah Zat yang Mahabenar. Tuhan-tuhan yang disembah kaum kafir itu adalah batil mutlak. Sesungguhnya Allah itu Mahatinggi lagi Mahabesar.

Kebenaran, Ketinggian dan Kebesaran Allah itu dapat dilihat bagaimana Dia menurunkan hujan. Maka bumi menjadi hijau karena ditutupi berbagai tanaman dan tumbuh-tumbuhan. Sungguh Allah Mahahalus perlakuan-Nya atas manusia dan Maha Mengetahui atas apa saja yang mereka yakini, ucapkan, dan perbuat.

Allah Pemilik apa saja yang ada di langit dan di bumi. Allah itu Maha Kaya. Sebab itu Allah tidak butuh kepada hamba-Nya. Kekayaan-Nya tidak akan berkurang jika semua manusia meminta kepada-Nya. Allah juga Maha terpuji. Karena itu, Dia tidak butuh pujian siapa pun dan bahkan kemuliaan diberikan-Nya kepada orang yang memuji-Nya.