Tadabbur Al-Quran Hal. 294
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
- Al Qur'an Indonesia Tajwid.
- Al-Kahf ayat 6 :
فَلَعَلَّكَ بَاخِعٌ نَّفْسَكَ عَلٰٓى اٰثَارِهِمْ اِنْ لَّمْ يُؤْمِنُوْا بِهٰذَا الْحَدِيْثِ اَسَفًا
Maka barangkali engkau (Muhammad) akan mencelakakan dirimu karena bersedih hati setelah mereka berpaling, sekiranya mereka tidak beriman kepada keterangan ini (Al-Qur'an).
- Asbabun Nuzul Al-Kahf ayat 6 :
Ibnu Jarir meriwayatkan dari ibnu ishaq dari seorang kakek penduduk mesir dari Ikrimah dari Ibnu Abbas bahwa kaum Quraisy mengutus an-Nadhr ibnul Haris dan Uqbah bin Abi Muith untuk menemui pendeta yahudi di Madinah dengan pesan,"Tanyakan kepada mereka tentang diri Muhammad, berikan gambaran tentang dirinya. Dan beri tahu mereka tentang perkataannya, sebab mereka adalah pemeluk al-Kitab dan mereka memiliki pengetahuan tentang para nabi yang tiada kita miliki." Kedua utusan itu pun berangkat. Setibanya di Madinah, mereka bertanya kepada para pendeta Yahudi tentang Rasulullah. Mereka gambarkan keadaan serta ucapan beliau. Maka para pendeta itu berkata," tanyai dia tentang tiga hal. Kalau dia memberi jawaban semuanya, berarti dia memang Nabi yang diutus. Kalau tidak, berarti dia hanya mengada-ada. Tanyai dia tentang segolongan pemuda di masa lampau yang amat menakjubkan kisahnya, tanyai dia tentang seorang pria pengembara yang telah mencapai ujung timur dan barat dan tanyai dia tentang ruh. Setelah mereka kembai dan bertemu dengan kaum quraisy, mereka berkat, "kami datang membawa keputusan antara kita dan Muhammad." Lalu mereka mendatangi Rasulullah dan menanyakan ketiga hal itu. Beliau menjawab," aku akan beritahu kalian jawabannya besok", tanpa mengucapkan Insya Allah. Orang-orang itu pun pergi. Akan tetapi sampai lima belas hari lamanya Allah tidak meurunkan wahyu mengenai hal yang ditanyakan itu, jibril pun tidak menemui beliau sehinga penduduk Mekah gempar. Tidak turunnya wahyu itu membuat sedih Rasulullah, dan perbincangan penduduk mekah memberatkan beliau. Hingga akhirnya jibril diutus untuk menurunkan surat ashabul kahfi, yang di dalamnya Allah menegur kesedihan beliau atas penduduk mekah, juga bersisi jawaban atas pertanyaan mereka.
Ibnu Mardawaih meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa Uthbah bin Rabiah, Syaibah bin rabiah, abu jahal, an-Nadhr bin Haris, Umayyah bin khalaf, al-Ash bin wail, al-Aswad ibnul Muththalib, abul bakhtari dan sejumlah orang quraisy berkumpul . ketika itu Rasulullah sudah merasa amat sedih menyaksiakan permusuhan kaumnya kepad beliau dan pengingkaran mereka terhadap nasihat yang beliau bawa, maka allah menurunkan ayat ini.
- Tafsir Al Muyassar Al-Kahf ayat 6 :
Mungkin kamu, wahai Rasul, akan membinasakan dirimu karena bersedih terhadap pengaruh kaummu yang berpaling darimu, ketika mereka tidak membenarkan dan mengamalkan al-Qur'an ini.
- Riyaduş Salihin :
Dari 'Abdullah bin Amru bin Al-Aş Ra., ia berkata, Rasulullah Saw. berdoa, Ya Allah, Zat yang memalingkan hati, palingkanlah hati kami kepada ketaatan beribadah kepadaMu!" (HR Muslim).
Hadis ini memberi faedah:
(a) Hati semua manusia itu berada di antara dua jari dari sekian jari Allah Yang Maha Pemurah. Allah Swt. akan memalingkan hati manusia menurut kehendak-Nya.
(b) Seyogyanya seorang hamba itu meminta pertolongan kepada Allah Swt. dalam menggapai hidayah dan istiqamah serta tidak ragu-ragu.
(c) Seorang hamba apabila menyandarkan segala urusan kepada dirinya sendiri, pasti binasa.
(d) Hamba yang beriman akan mencari keselamatan dan menempuh jalannya dengan meminta tolong kepada Allah Swt. yang semua kunci-kunci segala sesuatu itu ada dalam kekuasaan-Nya.
(Abu Usamah Salim bin 'idul Hilali, Bahjatun Nāzirina Syarhu Riyādis Sālihina, Jilid 2, t.t:544).
- Hadiš Qudsi :
Dari Anas bin Malik, ia berkata, "Suatu ketika kami pernah bersama Rasulullah Saw. Beliau tertawa, lalu bertanya, "Tahukah kalian apa yang membuatku tertawa?"
la (Anas) berkata, kami menjawab, Allah dan Rasul-Nya lebih tahu. Beliau bersabda, "Aku tertawa karena percakapan seorang hamba dengan Rabbnya. la berkata, Wahai Rabb, bukankah Engkau telah menghindarkanku dari kezaliman" Dia
menjawab, Ya la berkata,"Sesungguhnya aku tidak mengizinkan jiwaku kecuali untuk menjadi saksi atas diriku sendiri."
Beliau meneruskan, "Allah berfirman, Kalau begitu pada hari ini cukuplah jiwamu yang menjadi saksi atas dirimu dan juga para malaikat yang mulia yang mencatat amalmu.' Beliau meneruskan, "Lalu dibungkamlah mulut dan dikatakan kepada anggota badannya, Bicaralah.' Maka anggota badannya pun mengungkap semua
amal perbuatan yang dilakukannya." Beliau meneruskan, "Kemudian dilepaskanlah antara ia dan ucapannya hingga ia berkata, "Celakalah kalian, bukankah aku dulu membelamu?" (HR Muslim).
(IsamuddinAş-Sababați, Jämiul Ahadisi Qudsiyyati, Jilid 2, t.t: 346-347).
- Hadis Nabawi :
Dalam hadis yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah Ra., Rasulullah Saw. pernah bersabda, "Ruh-ruh itu bagaikan prajurit prajurit yang berkelompok-kelompok. Apabila masing-masing saling mengenal di antara mereka, maka mereka akan menjadi sahabat-sahabat yang sangat akrab, dan apabila masing-masing saling bermusuhan di antara mereka, maka mereka akan saling bermusuhan pula."
(HR Bukhāri dan Muslim). (Syaikh Ahmad Mustafa Al-Maraghi, Tafsir Al-Maraghi, Juz 9: 110).
- Penjelasan Surah Al-Kahfi Ayat 5-15 :
Ayat 5-8 meneruskan ayat 4 sebelumnya. Tuduhan kaum musyrik dan Ahlul Kitab bahwa Allah memiliki anak itu tidak didasari ilmu, hanya mengikuti warisan nenek moyang saja. Amat besar murka Allah atas tuduhan tersebut. Allah menegur Rasul Saw. agar tidak terlalu sedih jika kaum kafir itu tidak juga beriman. Allah jadikan kenikmatan dunia ini sebagai hiasan untuk mengetahui siapa yang beriman dan beramal saleh. Allah Maha Kuasa menghancurkan semua tumbuh-tumbuhan yang ada di atas bumi dan menjadikannya tandus kering kerontang.
Ayat 8-15 menjelaskan kisah para penghuni gua (Ashabul Kahfi) yang sangat unik sebagai mukjizat dan kebesaran Allah. Sedangkan Al-Qur’an itu jauh lebih besar mukjizat dan keagungannya dari pada kisah tersebut.
Mereka adalah beberapa anak muda yang kuat iman pada Allah. Mereka lari dari kejahatan penguasa zalim di negeri mereka. Lalu Allah tidurkan mereka dalam gua. Mereka selalu meminta rahmat dan jalan lurus dari Allah. Allah teguhkan hati mereka dalam keimanan dan tauhid, kendati kaum dan penguasa negeri mereka menyekutukan Allah. Manusia yang paling zalim ialah yang mengada-ada tentang Allah dengan kebohongan.