بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Jumat, 24 Oktober 2025

Tadabbur Al Quran hal. 430

Tadabbur Al-Quran Hal. 430
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Saba' ayat 15 :

لَقَدْ كَانَ لِسَبَاٍ فِيْ مَسْكَنِهِمْ اٰيَةٌ  ۚجَنَّتٰنِ عَنْ يَّمِيْنٍ وَّشِمَالٍ ەۗ كُلُوْا مِنْ رِّزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوْا لَهٗ  ۗبَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَّرَبٌّ غَفُوْرٌ

Sungguh, bagi kaum Saba’ ada tanda (kebesaran Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri, (kepada mereka dikatakan), “Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik (nyaman) sedang (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun.”

- Asbabun Nuzul Saba' ayat 15-17 :

Diriwayatkan oleh Ihnu Abi Hatim yang bersumber dari 'Ali bin Rabah, bahwa Farwah bin Masik Al-Ghathafani menghadap kepada Rasululah Saw. Dan berkata: "Ya Nabiyullah! Di Zaman jahiliyah kaum Saba' merupakan kaum yang gagah dan kuat dan aku takut sekiranya mereka menolak masuk Islam. Apakah aku boleh memeranginya". Rasulullah Saw. Bersabda: "Akku tidak diperintah apa-apa yang berkenaan dengan mereka". Maka turunlah ayat ini (suart saba: 15-17) yang melukiskan keadaan kaum Saba' yang sesungguhnya.

- Tafsir AlI Muyassar Saba' ayat 15 :

Kabilah Saba' di Yaman memiliki tempat tinggal yang membuktikan kuasa Kami, dua kebun di kanan dan kiri. Makanlah dari rizki Rabb kalian dan bersyukurlah atas nikmat-nikmat-Nya atas kalian, karena negeri kalian bertanah subur dan berhawa bagus, sedangkan Rabb kalian Maha Pengampun terhadap kalian.

- Asmä'ul Husnā :

Terkadang nama ini dibarengi dengan yang Mahatinggi, yang melampaui kesempurnaan di atas kesempurnaan. Allah Swt. mempunyai nama Hafidhuun artinya adalah Yang Maha Mengetahui, Maha Memperhatikan dan Maha dekat dengan makhluk-Nya. Tidak ada yang terlewatkan-walau sebesar biji sekalipun-dalam kerajaan-Nya. Dia Yang Maha Menjaga amalan setiap manusia dan jin, dan para malaikat pencatat mendapat kehormatan untuk menjaganya. Dialah Yang Maha Menjaga, artinya menjaga pendengaran, penglihatan, dan kulit segenap makhluk, untuk menjadi saksi atas mereka sendiri di hari kiamat nanti. Dialah yang Maha Menjaga dari setiap kejelekan, kejahatan dan bencana terhadap orang yang dikehendaki-Nya. Dialah Yang Maha Menjaga keimanan bagi hamba-Nya yang berhak, memelihara mereka dari kejelekan hawa nafsu dan syubhat-syubhat setan, yang menghalangi antara seseorang dengan hatinya agar tidak terjerumus ke dalam jurang kemaksiatan, kemudian mempersiapkan segala sebab dan akibat yang sesuai dengan ketaatan dan keimanan. Dialah Yang Maha Menjaga segenap makhluk-Nya, menetapkan mereka untuk satu tujuan, kemudian mengatur keterkaitan antara sebab dan akibatnya. Seorang muslim yang mengesakan Allah dengan nama ini, hendaklah yakin bahwa Allah Maha Berkuasa untuk menjaganya dengan dua hal, yaitu Kauny takdir yang tidak ada kuasa bagi manusia untuk ikut campur-dan yang kedua adalah Diny. Syari', di situ manusia ada kemampuan untuk berusaha. Manusia senantiasa diuji dengan kedua hal ini. Sikap manusia selalu ada di antara dua hal ini. Artinya, dalam hal yang pertama, ia harus percaya terhadap takdir Allah dan kekuasaan-Nya yang meliputi segalanyasebelum makhluk itu sendiri diciptakan-kemudian Maha Menentukan apa yang akan terjadi setelah kematiannya. Tidak ada kehendak seorang hamba kecuali dengan taufik dan kehendak Allah. Adapun yang kedua, artinya seorang hamba dijaga oleh syariat dan pengurusan Allah, dengan satu keyakinan bahwa hal itu adalah satu-satunya jalan untuk menggapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Singkatnya, siapa yang menjaga syariat-Nya, maka Allah akan menjaganya dalam hal Kauny, Allah akan menjaganya dalam kondisi bergerak maupun diam. Anda akan mendapatkan orang yang mengesakan Allah akan senantiasa tegak, kontinyu dalam ketaatan, menjaga hukum-hukum ibadah, tidak akan menyia-nyiakan kewajiban, tidak pula amalan sunnah, dan tidak akan pernah mendekati kejahatan, tidak pula akan melewati batasan-batasan-Nya. Dia hanya akan
menjaga petunjuk Rasulullah Saw., dengan segala kecintaan, semangat dan ketulusan niat. (Dr. Mahmūd Abdurrazāk Ar-Ridwāni, Ad-Du'āu bil Asmāil Husnā, 2005:73)

- Riyāduş şalihin :

Dari Ibnu Abbas Ra., ia berkata, Nabi Saw. bersabda, "Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau mendapati-Nya di hadapanmu. ingatlah Dia di waktu lapang, niscaya Dia akan ingat kepadamu di waktu sempit. Jika engkau meminta, maka mintalah kepada Allah, dan jika engkau memohon pertolongan, maka mohonlah pertolongan kepada Allah. Telah kering pena dengan apa yang telah terjadi. Seandainya seluruh makhluk hendak memberi manfaat kepadamu dengan sesuatu yang Allah tidak menetapkan padamu, niscaya mereka tidak akan mampu memberikan manfaat kepadamu. Dan seandainya mereka hendak mencelakakan dirimu dengan sesuatu yang Allah tidak menetapkan padamu, niscaya mereka tidak akan mampu mencelakakanmu. Dan ketahuilah bahwa di dalam kesabaran terhadap hal yang engkau benci terdapat banyak kebaikan. Bahwa pertolongan itu (datang) setelah kesabaran, dan kelapangan itu (datang) setelah kesempitan serta bahwa kemudahan tu (datang) setelah kesulitan." (HR Ahmad).
Hadis di atas memberikan faedah:
(a) Diharamkan memohon kepada selain Allah sesuatu yang hanya Allah semata yang berkuasa untuk melakukannya, seperti rezeki, kesembuhan, magfirah, pertolongan, dan lain-lain. Adapun meminta sesuatu yang sudah terbiasa dilakukan oleh manusia karena mampu dilakukannya, maka tidak terlarang, seperti meminta pinjaman dan meminta bimbingan.
(b) Apa yang ada dalam ilmu Allah Swt. atau perkara yang telah ditetapkanNya dalam Al-Quran semuanya bersifat abadi, tidak akan berubah, dan sesuatu yang akan terjadi semuanya telah diketahui oleh Allah, karena tidak tejadi sesuatu selain dengan ilmu Allah.
(Dr. Mustafā Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis Sālihina, Juz 1, 1407 H/1987 M: 94-96). 

- Hadis Nabawi :

Dari lbnu Umar Ra., ia berkata, "Rasulullah Saw. tidak pernah melewatkan doa-doa berikut, baik ketika masuk waktu sore maupun waktu pagi, "Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikan dalam agama, dunia, keluarga, dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku, dan amankahlah perasaan-perasaan takutku. Ya Allah, Jagalah aku, baik dari depan maupun dari belakangku, sebelah kanan dan kiriku, dan dari sebelah atasku, aku berlindung dengan keagungan-Mu agar aku tidak teperdaya dari bawahku..." (Sahih Al-Jāmi, 1274).

- Hadis Motivasi QS 34: 19 :

Dari Sa'ad bin Abi Waqqash i dia berkata. Rasulullah bersabda: "Aku kagum dengan seorang mukmin. Jika dia mendapatkan kebaikan, dia memuji Allah den bersyukur. Jika mendapatkan musibah, dia memuji Allah dan bersabar. Orang mukmin akan diberi pahala pada setiap urusannya sampai suapan makanan yang dia angkat ke mulut istrinya. (HR Ahmad, 1495)

- HADIS NIAGA QS Saba, 34: 15 :

Makan dari Hasil Usaha Sendiri

Dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah bersabda: "Wahai manusia, sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali sesuatu yang baik. Allah memerintahkan kaum mukmin seperti yang telah diperintahkan kepada para utusan Nya, lalu Allah berfirman: Wahai para rasul! Makanlah dari (makanan) yang baik-baik dan kerjakanlah kebajikan. Sungguh, Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjəkan. (QS Al-Mu'minūn, 23: 51). Allah juga berfirman: "Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepada kamu' (QS Al-Baqarah, 2: 172). Kemudian beliau menyebutkan seorang musafir yang rambutnya berantakan sedang mengangkat tangannya ke langit dan berdoa, "Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku," padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan sumber makanannya haram. Bagaimana mungkin doanya dikabulkan? (HR Mustim, 1015)

AMAL NIAGA :

Jauhilah usaha yang haram. 

1. Zakat dan sedekah dari hasil usaha yang haram tidak akan diterima di sisi Allah.
2. Pastikanlah tidak ada makanan haram yang masuk ke dalam perut Anda karena makanan haram akan menjadi penghalang terkabulnya doa.

Kamis, 09 Oktober 2025

Tadabbur Al Quran hal. 429

Tadabbur Al-Quran Hal. 429
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Saba' ayat 12 :

وَلِسُلَيْمٰنَ الرِّيْحَ غُدُوُّهَا شَهْرٌ وَّرَوَاحُهَا شَهْرٌۚ وَاَسَلْنَا لَهٗ عَيْنَ الْقِطْرِۗ وَمِنَ الْجِنِّ مَنْ يَّعْمَلُ بَيْنَ يَدَيْهِ بِاِذْنِ رَبِّهٖۗ وَمَنْ يَّزِغْ مِنْهُمْ عَنْ اَمْرِنَا نُذِقْهُ مِنْ عَذَابِ السَّعِيْرِ

Dan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya pada waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya pada waktu sore sama dengan perjalanan sebulan [693] (pula) dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. Dan sebagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. Dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala.

- [693] Bila Nabi Sulaiman mengadakan perjalan dari pagi hingga tengah hari, maka jarak yang ditempuh beliau sama dengan jarak perjalanan unta yang cepat selama sebulan. Begitu pula jika beliau mengadakan perjalanan dari tengah hari hingga sore hari, maka kecepatannya sama dengan jarak perjalanan sebulan.

- Tafsir AlI Muyassar Saba' ayat 12 :

Dan Kami tundukkan angin untuk Sulaiman, ia berhembus dari pagi sampai tengah hari sejarah perjalanan satu bulan, dan dari tengah hari sampai malam sejarah perjalanan satu bulan, yaitu menurut perjalanan pada umumnya. Dan Kami menurunkan tembaga untuknya sebagaimana air mengalir, dia menggunakan sesukanya. Dan Kami menunjukkan untuknya jin untuk bekerja kepadanya dengan izin Rabb-nya. Barangsiapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami yang telah Kami tetapkan, yaitu mereka harus menaati Sulaiman, maka Kami akan menimpakan kepadanya siksa api neraka yang terus menerus.

- Kisah Nabi & Rasul :

Dia adalah Dāud bin Isyai bin Obeż bin Baiz bin Salmun bin Nahaos bin Aminadab bin Ram bin Hesran bin Pered bin Yahuda bin Ya'qub bin Ishag. Dia seorang yang berpostur tidak terlalu tinggi, dengan bola mata berwarna biru, dan rambut yang tidak terlalu tebal. Tatkala Talut terbunuh datanglah bani Israil kepada Dāud, mereka memberikan kepadanya gudang-gudang pembendaharaan Talut dan menjadikan raja bagi mereka. Tatkala Bani Israil menjadikan Dāud sebagai raja mereka, maka Allah menetapkan baginya kerajaan dan kenabian. Allah menurunkan kepadanya kitab Zabur, mengajarkan kepadanya bagaimana cara membuat baju besi, dilunakkan baginya besi dan memerintahkan kepada gunung-gunung dan burung-burung untuk bertasbih bersamanya kepada Allah ketika ia bertasbih kepada-Nya. Dan Allah pun menganugerahkan kepadanya suara yang sangat indah yang tidak diberikan sebelumnya kepada orang lain. Bila ia membaca kitab Zabur, mendekatlah binatang-binatang kepadanya hingga ia mengusap-usap tengkuk binatang-binatang tersebut. Dan pastilah binatang-binatang itu akan berhenti ketika mendengar suara-nya yang begitu indah. Dāu merupakan seorang yang kuat dalam berjihad, banyak beribadah dan menangis, senantiasa bangun malam (untuk beribadah kepada Allah), melaksanakan saum, dan tidaklah ia makan kecuali dari hasil kasabnya sendiri. Dalam masa kerajaannya, telah terjadi suatu peristiwa pengubahan orang-orang Aelah (sebuah tempat yang berada di pesisir pantai laut merah) menjadi kera. Penyebabnya adalah ketika hari sabtu datanglah kepada mereka ikan laut yang sangat melimpah. Tetapi selain hari tersebut tidak ada satu pun ikan laut yang bisa mereka tangkap. Maka mereka pun berlomba-lomba membuat semacam kolam yang sangat besar lalu mereka alirkan air laut ke dalamnya. Jumat menjelang sore hari, air laut memenuhi kolam tersebut dan ikan-ikan pun masuk kedalam kolam hingga tidak bisa keluar. Kemudian mereka mengambilnya pada hari ahad. Melihat kejadian itu sebagian dari mereka ada yang melarang perbuatan itu, namun tetap saja mereka tidak mau menghentikannya. Karena itu, Allah mengubah mereka menjadi kera, dan mereka tidak mampu hidup kecuali hanya tiga hari saja, selanjutnya mereka semua binasa. (Ibnul ASir Al-Jazari, Al-Kāmil fit Tārikhi, Jilid 1: 169).

- Riyāduş şālihin :

Dari Al-Miqdad bin Ma'diykariba Ra., ia berkata, Rasulullah Saw. bersabda, "Tidaklah seseorang memakan makanan yang lebih baik daripada makanan yang diperoleh dari usahanya sendiri, dan sungguh Nabi Allah Swt., Dāud As., makan dari hasil usahanya sendiri. (HR AI-Bukhāri). Hadis di atas memberikan faedah bahwa makanan yang terbaik dan lebih membahagiakan kehidupan ialah yang diperoleh melalui jerih payah dan usaha maksimal. ( Dr. Muştafā Sa'id A-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis Şālihina, Juz1, 1407 H/1987 M: 471).

- Hadis Nabawi :

Nabi Saw. bersabda, "Telah dimudahkan bagi Nabi Dāud As. (membaca) Al-Qur'an (Kitab Zabur). Dia pernah memerintahkan agar pelana hewan-hewan tunggangannya disiapkan, maka dia selesai membaca Kitab tersebut sebelum pelana hewan tunggangannya selesai disiapkan, dan dia tidak memakan sesuatu kecuali dari hasil usaha tangannya sendiri." (HR Bukhāri, Sahih Bukhāri, Jilid 2, No. Hadis 3417, 1400 H: 481).

- Nasihat & Pelajaran :

Dāud adalah salah seorang nabi yang diberi kekuatan. la mempergunakan kekuatan yang diberikan itu dalam ketaatan kepadaNya. Allah telah menundukkan baginya besi dan telah memudahkannya. Firman Allah, <Dan sungguh, telah Kami berikan kepada Dāud karunia dari Kami. (Kami berfirman),) "Wahai gunung-gunung dan burung-burung! Bertasbihlah berulang-ulang bersama Dâud," dan Kami telah melunakkanbesi untuknya. Hasan AI-Basri berkata, "Allah telah melunakan besi untuk Dāud hingga ia dapat memilin besi itu dengan tangannya. Dan ia tidak membutuhkan api dan alat (semacam palu) untuk memilinnya." Dāud pun termasuk salah seorang yang tidak memasukkan makanan ke dalam perutnya kecuali hasil kasabnya sendiri. Hal itu sebagaimana sabda Rasul Saw., "Sebaik- baik makanan seseorang adalah dari hasil kasabnya sendiri, karena nabi Allah Dãud, makan dari hasil kasab tangannya sendiri. (Abdurrahmān An-Najdi, Taisirùl Manān fi Qasasil Qurān, 1429: 276-277),

- Hadis Motivasi QS 34: 13 :

Dari Al-Miqdam dari Rasulullah beliau bersabda: "Tidak ada seseorang yang memakan satu makanan pun yang lebih baik dari makanan hasil usaha tangannya sendiri. Dan sesungguhnya, Nabi Allah Daud memakan makanan dari hasil usahanya sendiri." (HR Bukhari. 1966)

- HADIS NIAGA QS Saba', 34: 12 :

Berusaha dengan Kedua Tangan untuk Memberi Manfaat

Dari Abu Musa Al-Asy'ari dia mengatakan bahwa Nabi bersabda: "Wajib bagi setiap muslim untuk bersedekah." Kemudian, para sahabat bertanya, "Bagaimana jika dia tidak dapat melaksanakannya?" Beliau bersabda: "Berusaha dengan tangannya sehingga dia bisa memberi manfaat untuk dirinya dan bersedekah." Mereka bertanya, "Bagaimana jika dia tidak dapat melakukannya?" Beliau bersabda: "Menolong orang yang sangat memerlukan bantuan." Mereka bertanya lagi, "Bagaimana jika dia tidak bisa melakukannya juga?" Beliau bersabda: "Menyuruh untuk melakukan kebaikan." Mereka berkata, "Bagaimana jika dia tidak dapat melakukannya?" Beliau bersabda: "Menahan diri dari kejahatan karena hal itu adalah sedekah baginya." (HR Bukhari,  6022; Muslim, 1008)

- AMAL NIAGA :

1. Jadikanlah perniagaan Anda sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan Anda danbersedekahlah kepada orang-orang yang membutuhkan.
2. Bekerja atau berniagalah sehingga Anda terjaga dari perbuatan mengemis.
3. Bersedekahlah Anda dengan berbagai cara meskipun dengan cara menahan diri dari kejahatan.

- Tadabbur Surah Saba' Ayat 8-14 :

1. Ayat 8 dan 9 menjelaskan bahwa Rasulullah saw. itu tidak mengada-ada tentang Allah dan  tidak pula gila. kaum kafir itu sedang berada dalam kesesatan yang jauh dan pasti mendapatkan azab di akhirat. Orang-orang kafir tidak dapat pelajaran dari kecanggihan penciptaan langit. Allah mampu menenggelamkan mereka ke dalam bumi atau Allah timpakan kepada mereka kepingan benda-benda langit. Namun, yang dapat mengambil pelajaran hanya hamba-Nya yang berharap kembali kepada-Nya. 
2. Ayat 10-14 menjelaskan karunia besar yang Allah berikan kepada Nabi Daud dan Sulaiman. Kepada Nabi Daud Allah berikan suara yang sangat indah sehingga setiap ia bertasbih maka  gunung-gunung dan burung-burung bertasbih pula bersamanya dan kemampuannya membentuk kepingan besi menjadi berbagai peralatan seperti baju besi tanpa dipanaskan dan dilebur.  
3. Allah berikan kepada Nabi Sulaiman angin  sebagai kendaraan super cepat. Dengan beberapa saat saja sama dengan perjalanan satu bulan, cairan tembaga dan pasukan jin. Pasukan  jin tersebut mampu membangun gedung-gedung yang indah dan berbagai peralatan raksasa. Semuanya bekerja sesuai sistem Allah. Kalau menyimpang, Allah menindak mereka.  Allah tidak berikan ilmu tentang ghaib sehingga tidak mengetahui kematian Sulaiman kecuali setelah ia tersungkur dari tempat berdiri. 

Selasa, 23 September 2025

Tadabbur Al Quran hal. 428

Tadabbur Al-Quran Hal. 428
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Saba' ayat 6 :

وَيَرَى الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ اِلَيْكَ مِنْ رَّبِّكَ هُوَ الْحَقَّۙ وَيَهْدِيْٓ اِلٰى صِرَاطِ الْعَزِيْزِ الْحَمِيْدِ

Dan orang-orang yang diberi ilmu (Ahli Kitab) berpendapat bahwa (wahyu) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu itulah yang benar dan memberi petunjuk (bagi manusia) kepada jalan (Allah) Yang Mahaperkasa, Maha Terpuji.

- Tafsir Al Muyassar Saba' ayat 6 :

Orang-orang yang diberi ilmu mengetahui bahwa Al Qur'an yang diturunkan kepadamu dari sisi Rabb-mu adalah hag. la membimbing ke jalan Allah yang Mahaperkasa yang tidak terkalahkan dan tidakbterhalangi, sebaliknya Dia mengalahkan segala sesuatu dan mengunggulinya. Dzat Yang Maha Terpuji dalam firman-firman, perbuatan-perbuatan dan syariat-Nya.

- Riyadus Salihin Saba' ayat 6 :

Dari Abu Hurairah Ra. dari Nabi Saw beliau bersabda, "Sesungguhnya agama  itu mudah, dan tidaklah seseorang mempersulit agama kecuali dia akan dikalahkan (Semakin berat dan sulit). Maka berlaku luruslah kalian, mendekatlah (kepada yang benar), berilah kabar gembira dan minta tolonglah dengan A-Gadwah (berangkat di awal pagi) dan Ar-Ruhah (berangkat setelah duhur) dan sesuatu dari Ad-Dulah (berangkat di waktu malam)". (Dr Mustatā Sa id Al-Khin, Nuzhatul Muttaqna Syarhu Riyädis Sālihina, luz 1, 1407 H987 T681)

- Tazkiyyatun Nafs :

Setiap hamba sangat memerlukan ilmu tentang apa yang membahayakannya sehingga ia bisa menjauhinya, dan tentang apa yang bermanfaat baginya sehingga ia mengusahakan dan mengerjakannya. Akhirnya, ia cinta kepada yang bermanfaat dan benci kepada yang membahayakan, sehingga cinta dan bencinya sesuai dengan kecintaan dan kebencian Allah Swt. Dan ini termasuk konsekuensi penghambaan dan kecintaan. Jika ia keluar dari hal yang demikian, maka ia akan mencintai apa yang dibenci oleh Tuhannya dan membenci apa yang dicintai-Nya, dan dengan demikian penghambaannya menjadi berkurang sesuai dengan tingkat kekurangannya. Dan dalam hal ini ada dua cara, yaitu akal dan syariat. Adapun akal, maka Allah Swt. telah meletakkan pada akal dan fitrah untuk menganggap baik kejujuran, keadilan, berbuat baik (kepada orang lain), kebajikan, iffah (menahan diri), keberanian, akhlāqul karimah, menunaikan amanat, menyambung tali silaturahim, nasihat-menasihati, menepati janji, menjaga (hak-hak) tetangga, menolong orang teraniaya, membantu memperjuangkan kebenaran, menjamu tamu, Di samping itu, Allah Swt. juga meletakkan pada akal dan fitrah untuk menganggap baik lawan dari berbagai hal di atas, kemudian mendasarkan anggapan baik dan buruk itu pada pertimbangan akal dan fitrah. Sama seperti ia menganggap baik minum air dingin saat haus, makan yang enak dan bermanfaat ketika lapar, dan memakai pakaian hangat ketika dinginan kemenanggung beban dan sebagainya. Sebagaimana tidak mungkin baginya menolak baik secara akal atau naluri untuk menganggap baik hal-hal tersebut, maka demikian pula ia tidak mungkin bisa menolak, baik secara akal atau fitrah untuk menganggap baik sifat-sifat kesempurnaan dan kemanfaatan dan untuk menganggap buruk hal-hal yang sebaliknya. Dan barangsiapa mengatakan bahwa hal itu tidak bisa diketahui melalui akal, juga tidak dengan fitrah, tetapi hanya dapat diketahui melalui wahyu, maka ini adalah perkataan batil. Metode kedua untuk mengetahui yang berbahaya dan yang bermanfaat dari berbagai hal perbuatan adalah wahyu. Metode dan cara ini lebih luas, lebih jelas dan lebih benar daripada metode dan cara yang pertama, karena begitu tersembunyinya ciri-ciri, keadaan dan dampak perbuatan. Dan yang mengetahui hal-hal tersebut secara Adapun orang yang paling benar akal, pendapat dan anggapan baiknya adalah orang yang akal, pendapat, anggapan baik serta kiasnya sesuai dengan Sunnah, seperti ucapan Mujāhid, "lbadah yang paling utama adalah pendapat yang baik, yakni mengikuti Sunnah. Sebagaimana Allah Swt. berfirman dalam surah Saba', 34: 6. Dan orang-orang yang menamakan para ahli rayi (pendapat) yang bertentangan dengan Sunnah dan apa yang dibawa oleh Rasul Saw. dalam masalah ilmu khabariyah dan hukum-hukum amaliyah, sebagai ahli syubuhat dan hawa nafsu. Sebab, pendapat yang bertentangan dengan Sunnah adalah mendetail tiada lain kecuali Rasulullah Saw. Kebodohan, bukan ilmu, hawa nafsu bukan agama. Sedangkan pelakunya termasuk orang yang mengikuti hawa nafsu dengan tanpa petunjuk, yang berakhir dengan kesesatan di dunia dan kecelakaan di akhirat. Kesesatan dan kecelakaan tidak terdapat pada orang-orang yang mengikuti petunjuk Allah Swt., yang dengannya Allah Swt. mengutus Rasul-Nyavdan menurunkan Kitab-Kitab-Nya berdasarkan firman Allah Swt. dalam surah Tahā, 20:123-124. Mengikuti hawa nafsu itu bisa dalam hal cinta atau kebencian, sebagaimana firman Allah Swt., Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah Swt., walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu-bapak dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah Swt. lebih tahu kemaslahatan (kebaikannya). Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka ketahuilah Allah Swt. Maha Teliti terhadap segala apa yang kamu kerjakan. (0S An-Nisā, 4: 135) dan firman-Nya dalam surah A-Maidah, 5:8. Hawa nafsu yang dilarang untuk mengikutinya itu, bisa berupa hawa nafsu yang ada dalam dirinya, juga bisa berupa hawa nafsu orang lain. Kedua hawa nafsu itu tidak boleh diikuti, karena masing-masing darinya bertentangan dengan petunjuk Allah Swt., yang dengannya Allah Swt. mengutus para Rasul-Nya dan menurunkan Kitab-Kitab-Nya. (lbnu'l Qayyim AlJauziyyah,VIgāsatu'lLahfāni fi Masāyidi Asy-Syaitāni, Juz 2, t.t.: 849-851).

- Riyāduş Şālihin :

Dari Abu Hurairah Ra., dari Nabi Saw., beliau bersabda, "Sesungguhnya agama itu mudah, dan tidaklah seseorang mempersulit agama kecuali dia akan dikalahkanb(semakin berat dan sulit). Maka berlakubluruslah kalian, mendekatlah (kepada yang benar), berilah kabar gembira dan minta tolonglah dengan Al-Gadwah (berangkat di awal pagi) dan ArRuhah (berangkat setelah zuhur) dan sesuatu dari Ad-Duljahb(berangkat di waktu malam)". (Dr. Mustafā Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis Şālihina, Juz 1, 1407 H/1987 M:168).

- Medical Hadiš :

Dari Abu Sa'id Al-Khudriy Ra., dari Nabi Saw., beliau bersabda, "Sebaik-baik minyak wangi ialah kesturi." (HR Muslim). Dari Aisyah Ra., ia berkata, "Aku memakaikan harum-haruman kepada Rasul sebelum beliau berihram dan pada hari Nahr sebelum beliau tawaf di Baitullah, yakni dengan harum-haruman yang bercampur dengan kesturi." (HR AI-Bukhāri dan Muslim). (bnu'l Qayyim A-Jauziyyah, At-Tibbun Nabawi, t.t.: 308).

- Tibbun Nabawi :

Khasiat Misk (Minyak Kesturi)

Kesturi adalah raja dari segala macam minyak wangi. paling mulia dan paling bagus. la menjadi permisalan dan perumpamaan bagí benda lain, dan ia merupakan lembah di surga. Sifatnya panas dan kering pada tingkatan kedua, membuat jiwa menjadi senang dan menguatkannya, menguatkan organ dalam jika diminum dan dicium, menguatkan organ luar jika dioleskan. la sangat baik untuk orang lanjut usia dan orang yang kedinginan, apalagi pada musim dingin, baik pula untuk menyadarkan orang yang pingsan, gemetaran dan lemas, karena ia membangkitkan panas yang alami, mengkilapkan bagian putih pada mata dan mengeringkan kelembabannya, mengeluarkan angin dari seluruh organ tubuh, menawarkan daya kerja racun, menangkal sengatan ular dan binatang berbisa, dan lain sebagainya. (bnu'l Qayyim Al-Jauziyyah, Zãdu'l Ma ādi fi Hadyi Khayril Tbādi, Juz 4, t.t.. 395).

- Hadis Motivasi QS 34: 4 :

Dari Asma binti Abi Bakar . dia berkata. Rasulullah melewatiku. sedangkan aku baru menghitung sesuatu dan menakarnya. Beliau bersabda: "Wahai Asma. janganlah kamu menghitung-hitungnya sehingga Allah akan menghitungmu." Asma berkata, "Maka aku tidak pernah menghitung sesuatu pun, baik yang keluar dariku maupun masuk kepadaku setelah (mendengar) sabda Rasulullah . Tidaklah rezeki Allah hilang dariku kecuali Allah akan menggantinya." (HR Ahmad, 26430)

- HADIS NIAGA QS Saba', 34: 4 :

Ampunan Allah bagi Orang yang Membeli Sumur untuk Kepentingan Umum

Dari Umar bin Jawan, Usman berkata, "Aku bertanya dan bersumpah dengan namabAllah, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Dia. Apakah kalian mengetahui bahwa Rasulullah bersabda: "Barang siapa membeli Sumur Rümah, Alah akan mengampuninya." Kemudian, aku datang kepada Rasulullah dan mengatakan, 'Aku telah membelinya.' Beliau bersabda: "Jadikanlah untuk memberi minum orang-orang musiim dan pahalanya untukmu." Mereka mengatakan, "Ya." Usman berkata lagi, "Aku bertanya dan bersumpah dengan nama Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Dia. Apakah kalian mengetahui bahwa Rasulullah pernah bersabda: "Barang siapa mempersiapkan pasukan A-Usrah (Perang Tabuk), Allah akan mengampuninya." Aku kemudian mempersiapkan mereka hingga mereka tidak kehilangan satu tali unta dan satu tali kendali pun." Mereka menjawab, 'Ya.' Usman lalu berkata, Ya Allah, saksikanlah. Ya Allah, saksikanlah. Ya Allah, saksikanlah," (HR Nasa'i, 3606)

- AMAL NIAGA :

Satu di antara bentuk jihad adalah jihad dengan harta di jalan kebaikan dan kemaslahatan umat. Bersedekahlah Anda dengan sebagian harta di jalan yang Anda anggap dapat mengangkat kebaikan umat.

- Tadabbur Surah Saba' Ayat 1-7 :

1. Ayat 1-7 dari suat Saba’ ini menjelaskan, memahamai kekuasaan dan ilmu Allah adalah faktor yang melahirkan iman kepada kiamat dan akhirat. Sebaliknya, tidak memahami kekuasaan dan ilmu-Nya menyebabkan kufur (penolakan) pada kiamat dan akhirat. Sedangkan Iman yang dilandasi pengetahuan atas kekuasaan dan ilmu Allah melahirkan pengagungan kepada-Nya. Sebab itu, apa saja yang Allah beritakan dalam wahyu-Nya diterima dan diyakini sebagai sebuah kebenaran mutlak yang tidak ada sedikitpun keraguan padanya. 

2. Untuk memahami kekuasaan, ilmu dan keagungan Allah bisa dibuktikan bahwa langit, bumi dan apa saja yang ada pada keduanya adalah ciptaan dan milik-Nya. Allah menciptakan semuanya berdasarkan hikmah dan ilmu-Nya sangat teliti. Sebab itu, Allah mengetahui apa saja yang masuk dan keluar dari bumi dan apa saja yang turun dan naik ke langit. Semuanya  didasari Kasih Sayang-Nya. Mengetahui semua yang ghaib dan tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya suatu apapun kendati sebesar inti atom atau lebih kecil dari itu. 

3. Sebab itu, tidak logis jika orang-orang kafir  tidak percaya pada kiamat dan akhirat. Balasan yang pantas bagi orang yang menantang kebenaran Al-Qur’an, kiamat, akhirat dan memperolok-olokan Rasul saw. adalah neraka. Adapun orang yang meyakini dan memahami Al-Qur’an akan mengetahui kebenaran kiamat dan akhirat dan mendapat petunjuk meniti jalan Allah. 

Senin, 15 September 2025

Tadabbur Al Quran hal. 427

Tadabbur Al-Quran Hal. 427
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.
- Al-Ahzab ayat 72 :

اِنَّا عَرَضْنَا الْاَمَانَةَ عَلَى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَالْجِبَالِ فَاَبَيْنَ اَنْ يَّحْمِلْنَهَا وَاَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْاِنْسَانُۗ اِنَّهٗ كَانَ ظَلُوْمًا جَهُوْلًاۙ

Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanat [1234] itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh,

- [1234] Yang dimaksud dengan amanah disini ialah tugas-tugas keagamaan.

- Tafsir Al Muyassar Al-Ahzab ayat 72 :

Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat (yang Allah amanatkan kepada para mukallaf agar mereka menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya) kepada langit dan bumi serta gunung, namun mereka semuanya menolak untuk memikulnya. Lalu manusialah yang memikulnya dan menanggungnya sekalipun dia lemah. Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan bodoh terhadap dirinya sendiri.

- Mu'jam Al-Ahzab ayat 72 :

وَاَشْفَقْنَ

Asy Syafaqu ialah bercampurnya cahaya slang dengan kegelapan malamn pada saat mataharı tenggelam, Dan AHisytag ialah perhatian yang bercampur dengan rasa khawatir, karena orang yang khawatr itu menyayangi orang yang dikhawatirkannya, sehingga ia takut jika ada hal-hal buruk yang akan menimpanya Dan apabila kata isyfag didahului dengan min, maka sisi rasa takut atau khawatir yang terkandung di dalamnya menjadi letih menonjol. Sedangkan jika di dahulu dengan fi maka sisi perhatiannya yang menjadi lebih menonjol. (Ar-Rāgib AŁ Asfahan, Mu jamu Mufradãti Aitäzi A Qurani t431 H2010M 198)

- Tazkiyyatun Nafs :

Allah Swt. menyebutkan dalam beberapa surah AI-Qur'an bahwa kebaikan yang datang pada giliran kedua merupakan pahala atas kebaikan pertama. Sedangkan maksiat kedua dapat juga sebagai hukuman bagi kemaksiatan yang pertama. Mengenai kebaikan kedua sebagai pahala atas kebaikan pertama adalah firman Allah Swt. dalam surah An-Nisā, 4: 66-68 dan firman-Nya dalam surah Al-Ankabūt, 29: 69, juga firman-Nya dalam surah Al-Maidah, 5: 16, dan surah Muhammad, 47: 4-5. Firman Alah Swt. di atas tidak termasuk dalam pengertian sebelumnya. Pemberian petunjuk itu adalah di akhirat menuju jalan surga, yang demikian itu sebagai balasan atas terbunuhnya mereka dalam berjuang di jalan-Nya. Setelah itu Allah Swt. memberitahukan suatu berita mengenai diri mereka, yaitu bahwa Dia akan memberikan petunjuk kepada mereka serta memperbaiki keadaan mereka, karena Dia mengetahui bahwa mereka akan terbunuh di jalan-Nya dan mereka telah mengorbankan jiwa raga mereka untuk-Nya. Allah Swt. juga telah berfirman dalam surah Yūsuf, 12: 24 dan Al-Qaşaş, 28: 14. Selain itu Allah Swt. juga berfirman dalam surah yang lain, Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah Swt. dan ucapkanlah perkataan yang benar, niscaya Allah Swt. akan memperbaiki amal amalmu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Barangsiapa menaati Allah Swt. dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia menang dengan kemenangan yang agung. (QS Al-Ahzāb, 33: 70-71). Demikian juga firman-Nya, Katakanlah, "Taatlah kepada Allah Swt. dan taatlah kepada Rasul, jika kamu berpaling, maka sesungguhnya kewajiban Rasul (Muhammad Saw) itu hanyalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu hanyalah apa yang dibebankan kepadamu. Jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Kewajiban Rasul hanyalah menyampaikan (amanat Allah Swt.) dengan jelas. (QS An-Nūr, 24: 54). Selain itu, Allah Swt. juga berfirman, { Kemudian Kami telahmemberikan kepada Musa As. Kitab (Taurat) untuk menyempurnakan (nikmat Kami) kepada orang yang berbuat kebaikan, untuk menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat, agar mereka beriman akan adanya petemuan dengan Tuhannya. (QS Al-An ām, 6: 154). Yang demikian merupakan balasan ketaatan dengan ketaatan pula. Sedangkan pembalasan kemaksiatan dengan kemaksiatan adalah seperti firman Allah Swt., ... Maka ketika mereka berpaling (dari kebenaran), Allah Swt. memalingkan hati mereka. (QS As-Saff, 61: 5). Demikian juga firman-Nya, {Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah Swt., sehingga Allah Swt. menjadikan mereka lupa akan diri sendiri. Mereka itulah orang-orang fasik (QS Al-Hasyr, 59: 19). Hal seperti itu cukup banyak terdapat di dalam Al-Quran. Dengan demikian, terdapat dua macam Sayyi'āt (kejelekan), yaitu yang berupa musibah dan aib. Dan ada juga kejahatan dari dalam diri manusia. Keduanya telah melalui takdir Allah Swt. Nabi Saw. sendiri pernah bersabda dalam sebuah khutbahnya yang sangat terkenal, "Kami berlindung kepada Allah Swt. dari kejahatan diri kita dan dari keburukan amal perbuatan kami. Dengan demikian, kejahatan diri itu terdapat dua macam, yang berupa sifat dan amal perbuatan. Amal perbuatan berawal dari sifat, sedangkan sifat dipertegas dan diperkuat dengan amal perbuatan. Masing-masing dari keduanya saling mendukung dan melengkapi. Dan keburukan amal perbuatan itu sendiri terbagi menjadi dua macam, yang keduanya telah ditafsirkan oleh sebuah hadis. Salah satunya adalah berbagai macam keburukan dan kejelekannya. Dan yang kedua adalah yang memperburuk pelakunya akibat hukuman yang timbul dari perbuatan tersebut. Permohonan perlindungan yang dimaksudkan dalam hadiš itu mencakup perlindungan dari perbuatan buruk pertama, dan sekaligus perbuatan buruk kedua yang merupakan hukuman bagi yang pertama. Dengan demikian, permohonan perlindungan itu mencakup tiga hal: perlindungan dari azab, perlindungan dari faktor penyebab timbulnya dan dari penyebab sifat perbuatan." (bnu'l Qayyim Al-Jauziyyah, Syifä ul Alil fi Masā ilil Qadāi wa'l Qadari wa'l Hikmati wat Ta lili, 1398 H/1978M: 85-88).

- Riyāduş Şālihin :

Dari Abu Hurairah Ra., dia berkata, Rasulullah Saw. bersabda, "Sesungguhnya Allah Swt. tidak melihat kepada rupa dan harta kalian, tetapi Allah Swt. melihat kepada hati dan amal kalian. (HR Muslim).(Dr. Mustafā Said Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis Sālihina, Juz 2, 1407 H/1987 M: 1080).

- Medical Hadiš :

Dari Abu Zar Ra., ia berkata, "Aku tinggal di Mekah selama tiga puluh hari, siang malam tanpa adanya makanan kecuali air zam-zam. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika kala itu tubuh saya menjadi gemuk dan perut saya agak gendut tanpa adanya rasa lapar." Lalu Abu Zar bertemu dengan Nabi Saw. maka Nabi Saw. bertanya, "Sejak kapan engkau berada di tempat ini, hai saudaraku?" Abu Zar menjawab, "Sudah tiga puluh hari lamanya saya berada di sini, ya Rasulullah." Rasulullah Saw. bertanya lagi, "Siapakah yang memberimu makan?" Abu Zar menjawab, "Tidak ada makanan untuk saya kecuali air zamzam. Oleh karena itu, maka saya terlihat gemuk dan perut saya sedikit gendut serta tidak merasa lapar." Rasulullah bersabda, "Air Zam-zam memang penuh dengan keberkahan dan lebih banyak mengandung protein daripada makanan biasa." (HR Muslim),. (Ibnul Qayyim Al-Jauzi-yyah, At-Tibbun Nabawi, t.t.. 306).

- Tibbun Nabawi :

Khasiat Air Zamzam

Air Zamzam adalah pemimpin semua air, yang paling mulia, paling baik, paling disukai jiwa. Kendati mahal harganya, air ini juga dianggap air paling bernilai. Air Zamzam merupakan hasil galian Jibril As. dan minuman lsma'il As. Diterangkan dalam hadis bahwa 'Aisyah Ra. membawa air Zamzam dalam botol, dan Rasulullah Saw. membawvanya dalam kantong kulit dan geriba, pernah sekali beliau menyiramkan air itu kepada orang sakit." (HR AI-Bukhāri dalam At-Tārikhu'l Kabir, Juz 3: 189, Ibnu'l Qayyim Al-Jauziyyah, Zādu'l Ma'adi fi Hadyi Khayril lbadi, Juz 4, t.t.: 392).

- Hadis Motivasi QS 33: 67 :

Dari Abu Bakrah dia berkata, Aku mendengar Nabi di atas mimbar bersabda. Ketika itu. A-Hasan ada di samping beliau. Sesekali, beliau melihat ke arah orang banyak dan sesekali melihat kepadanya: "Sesungguhnya, anakku ini adalah sayid (pemimpin) dan dengan perantaraannya Allah akan mendamaikan dua kelompok besar kaum muslim." (HR Bukhari, 3536)

- HADIS NIAGA QS Al-Ahzäb, 33: 64 :

Laknat Allah kepada Orang-Orang yang Terlibat dalam Riba

Dari Jabir dia mengatakan bahwa Rasulullah melaknat orang yang memakan hasil riba, orang yang mewakilkannya, penulisnya, dan kedua orang saksinya. Setelah itu, Rasulullah juga bersabda: "Mereka semua sama." (HR Muslim, 1597)

- AMAL NIAGA :

1. Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa dalam hadis ini terdapat penegasan perihal haramnya mencatat transaksi riba dan menjadi saksi atasnya. Selain itu, hadis ini menunjukkan haramnya saling menolong dalam kebatilan.

2. Rasulullah pernah menyampaikan bahwa dosa paling ringan dari riba sama seperti dosa berzina dengan ibu kandung. Oleh karena itu, jauhilah perbuatan yang berhubungan dengan riba, seperti memakan, menuliskan, dan menjadi saksi atasnya.

3. Buatlah satu tulisan yang mengingatkan orang-orang tentang bahaya riba bagi para pelakunya dan bagi kaum muslim.

- Tadabbur Surah Al-Ahzab Ayat 63-73 :

Ayat 63-73 menjelaskan tiga hal penting : 
1. Orang-orang kafir itu tidak beriman kepada peristiwa kiamat kecuali kalau mereka  mengetahui waktunya. Sedangkan yang mengetahuinya hanya Allah. Sebab itu, Allah melaknat mereka dan menyiapkan bagi mereka neraka. Mereka kekal di dalamnya dan tidak  akan ada yang melindungi dan menolong mereka. Wajah mereka dibolak-balikkan di dalam  api neraka. Saat itu, mereka akan menyesal  kenapa dahulu di dunia tidak mentaati Allah dan Rasul saw. dan mau saja mengukuti para pemimpin dan para pembesar yang telah menyesatkan mereka. Ketika itu mereka memohon kepada Allah agar ditimpakan kepada para pempin dan pembesar itu azab dua kali lipat dan laknat yang besar. 

2. Allah melarang kaum mukmin agar tidak seperti kaum Bani Israel yang menyakiti Musa dengan tuduhan-tuduhan kebohongan dan ucapan-ucapan yang menyakitkan. Allah membelanya dari ucapan-ucapan tersebut, karena Musa itu memiliki kedudukan terhormat di sisi Allah. Sebab itu, kaum mukmin harus bertakwa kepada Allah dan berkata yang benar, agar Allah perbaiki perilaku mereka dan mengampuni dosa-dosa mereka. Siapa saja yang mentaati 

3. Allah dan Rasul-Nya maka ia pasti meraih sukses besar, yakni surga Allah. 

4. Pertama kali Allah menawarkan agama-Nya (Islam yang menjadi sistem hidup) kepada langit, bumi dan gunung-gunung. Mereka menolaknya karena tidak mungkin mampu disebabkan tidak memiliki fasilitas pendukung seperti akal dan sebagainya. Lalu amanah tersebut dipikul manusia karena mereka memilikinya. Dengan amanah tersebut akan diketahui siapa di anara manusia yang munafik,  musyrik, kafir dan Mukmin dan akan diberikan balasan yang setimpal.

Rabu, 20 Agustus 2025

Tadabbur Al Quran hal. 426

Tadabbur Al-Quran Hal. 426
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Al-Ahzab ayat 59 :

يٰٓاَيُّهَا النَّبِيُّ قُلْ لِّاَزْوَاجِكَ وَبَنٰتِكَ وَنِسَاۤءِ الْمُؤْمِنِيْنَ يُدْنِيْنَ عَلَيْهِنَّ مِنْ جَلَابِيْبِهِنَّۗ ذٰلِكَ اَدْنٰىٓ اَنْ يُّعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَۗ وَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا

Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, “Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya [690] ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.

- [690] Jilbab ialah sejenis baju kurung lebar yang dapat menutup kepala, wajah, dan dada.

- Asbabun Nuzul Al-Ahzab ayat 59 :

Al-Bukhari meriwayatkan dari 'Aisyah, dikemukakan bahwa Siti Saudah (Istri Rasulullah) keluar rumah untuk sesuatu keperluan setelah diturunkan ayat hijab. Ia seorang wanita yang badannya tinggi besar sehingga mudah dikenal orang. Pada waktu itu Umar melihatnya, dan ia berkata: "Hai Saudah. Demi Allah, bagaimana pun kami akan dapat mengenalmu. Karenanya cobalah piker mengapa engkau keluar?" dengan tergesa-gesa ia pulang dan di saat itu Rasulullah berada di rumah Aisyah sedang memegang tulang waktu makan. Ketika masuk ia berkat: "ya Rasulullah, aku keluar untuk sesuatu keperluan, dan Umar menegurku (karena ia masih mengenalku)". Karena peristiwa itulah turun ayat ini (Surat Al-Ahzab:59) kepada RAsulullah saw. Di saat tulang itu masih di tangannya. Maka bersabdalah Rasulullah: "Sesungguhnya Allah telah mengizinkan kau keluar rumah untuk sesuatu keperluan".

Ibnu Sa'd meriwayatkan dari Hasan dan Muhammad bin Ka'b Al-Quradli, dikemukakan bahwa istri-istri Rasulullahpernah keluar malam untuk qadla hajat (buang air). Pada waktu itu kaum munafiqin mengganggu mereka dan menyakiti. Hal ini diadukan kepada Rasulullah saw. Sehingga Rasul menegur kaum munafiqin. Mereka menjawab: "Kami hanya mengganggu hamba sahaya". Turunnya ayat ini (Surat Al-Ahzab: 59) sebagai perintah untuk berpakaian tertutup, agar berbeda dari hamba sahaya. Diriwayatkan oelh Ibnu Sa'd di dalam At-Thabaqat yang bersumber dari Abi Malik.

- Tafsir Al Muyassar Al-Ahzab ayat 59 :

Wahai Nabi, katakan kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan wanita-wanita kaum mukminin agar mereka menjulurkan kain-kain mereka dari kepala ke wajah mereka untuk menutupi wajah mereka, kepala dan dada mereka. Hal ini lebih dekat kepada keterjagaan dan perlindungan sehingga mereka tidak beresiko diganggu atau dijahili. Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang di mana Dia mengampuni apa yang telah berlalu dari kalian, Dia menyayangi kalian dengan apa yang Dia jelaskan, mana yang halal dan mana yang haram.

- Hadis Sahih Al-Ahzab ayat 59 :

Dari Aisyah Ra, ia berkata, "Bahwa Asma binti Abu Bakar Ra masuk menemui Rasulullah Saw. dengan mengenakan kain yang tipis, maka Rasulullah Saw pun berpaing datinya, Beliau Saw bersabda, Wahai Asma sesungguhnya Seorang wanita ka telah balig tidak boleh terlihat dannya kecuali ini dan ini beliau menunjuk wajah darn kedua telapak tangannya. (HA Abu Dāwud, Sunan Abu Dawud, Juz 4, No. Hadis 4104, 1418 H/1997 M 23).

- Riyāduş Şālihin :

Dari Abu Hurairah Ra., ia berkata, Rasulullah Saw. bersabda, "Ada dua golongan penghuni neraka yang keduanya belum pernah aku lihat. Pertama, kaum yang memiliki cambuk seperti ekor sapi, yang dipergunakannya untuk memukul orang. Kedua, para wanita yang berpakaian tetapi sama saja dengan bertelanjang, mereka berjalan dengan berlenggak-lenggok, mudah dirayu atau malah merayu, dan rambut mereka (disasak) bagaikan punuk unta. Para wanita tersebut tidak akan masuk surga, bahkan tidak dapat mencium harum surga. Padahal harum surga itu dapat tercium dari sana dan sini." (HR Muslim). Dikatakan "berpakaian tetapi sama saja dengan bertelanjang" karena pakaiannya minim, tipis atau tembus pandang, ketat, atau pakaian yang merangsang pria karena sebagian auratnya terbuka.
Hadis tersebut mengandung beberapa faedah, di antaranya adalah peringatan dan ancaman agar berpaling dari perbuatan yang tidak bermoral dan menyimpang dari kesopanan. Juga merupakan ancaman bagi orang yang melepas hijab penutup aurat yang diperintahkan Allah terhadap wanita muslimah agar memakainya.
(Dr. Mustafā Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttagina Syarhu Riyādis Şālihina, Juz 2,1407 H/1987 M: 1122-1123).

- Hadis Nabawi :

Dari 'Aisyah Ra., ia berkata, "Sesungguhnya Asma binti Abu Bakar Ra. masuk menemui Rasulullah Saw. dengan mengenakan kain yang tipis, maka Rasulullah Saw. pun berpaling darinya." Beliau Saw. bersabda, "Wahai Asma, sesungguhnya seorang wanita jika telah balig, tidak boleh terlihat darinya kecuali ini dan ini -beliau menunjuk wajah dan kedua telapak tangannya-." (HR Abu Dāwud, Sunanu Abi Dāwud, Juz 4, No. Hadis 4104, 1418 H/1997 M: 23). 

- Hadis Qudsi :

Dari Abu Zar Ra., dari Nabi Saw., sebagaimana yang beliau riwayatkan dari Tuhannya, Dia berfirman, ".Hai hamba-Ku, kamu sekalian telanjang dan tidak mengenakan sehelai pakaian, kecuali orang yang Aku beri pakaian. Oleh karena itu, mintalah pakaian kepada-Ku, niscayà Aku akan memberimu pakaian!..." (HR Muslim, Sahihu Muslim, Juz 4, No. Hadis 2577, 1412 H/1991M: 1994).

- Hadis Motivasi QS 33: 56 :

Dari Amir bin Rabi'ah Saya mendengar Rasulullah berkhutbah dengan dia berkata: "Barang siapa yang bersalawat kepadaku satu kali, malaikat mendoakannya selama dia mengucapkon shalawat tersebut. Sekarang bergantung Anda, mau mempersedikit membacanya atau memperbanyak." (HR Ahmad, 15253)

- HADIS NIAGA QS AI-Ahzāb, 33: 55 :

Menjadi Pedagang yang Bertakwa kepada Allah

Dari Rifa'ah, dia berkata, Rasulullah bersabda: "Sesungguhnya, para pedagang akan dibangkitkan pada hari Kiamat kelak sebagai orang yang banyak melakukan kejahatan, kecuali orang yang bertakwa kepada Allah, berbuat baik, dan berkata jujur." (HR Ibnu Majah, 2146)

- AMAL NIAGA :

1. Apabila Anda telah memutuskan menjadi seorang pengusaha, jadilah pengusaha yang memelihara ketakwaan dengan melakukan aktivitas niaga yang sesuai perintah Allah dan Rasul-Nya serta menjauhi segala kezaliman.
2. Nasihatilah dengan sopan para pedagang dan pelaku bisnis agar menjaga diri dari memakan harta haram.

- Tadabbur Surah Al-Ahzab Ayat 55-62 :

1. Ayat 55 masih meneruskan adab kaum mukmin dengan Rasul saw. dan para istrinya. Tidak  ada dosa atas istri-istri Nabi berjumpa tanpa  hijab dengan bapak-bapak, anak laki-laki, saudara laki-laki, anak laki-laki dari saudara laki-laki, anak laki-laki dari saudara perempuan, perempuan-perempuan beriman dan hamba sahaya mereka. Ini bagian takwa pada Allah. 
2. Ayat 56 menjelasakan, Allah memerintahkan kaum mukmin membacakan salawat kepada Nabi Muhammad saw. sebagaimana Allah dan para malaikat-Nya bersalawat kepada Beliau. 
3. Ayat 57 dan 58 menjelaskan bahwa Allah mengancam orang-orang yang melalaikan perintah-perintah-Nya dan melanggar larangan-larangan-Nya dan menyakiti Rasul-Nya, dengan laknat di dunia dan akhirat (neraka). Dan orang-orang yang menyakiti kaum mukmin dan mukiminah tanpa kesalahan yang mereka lakukan, maka orang-orang tersebut telah melakukan kebohongan dan dosa yang nyata. 
4. Ayat 59 menjelaskan kewajiban menutup aurat bagi istri-istri Rasul saw. anak-anak wanitanya dan wanita-wanita mukminah lainnya. 
5. Ayat 60-62 menjelaskan, Allah memerintahkan Nabi saw. untuk menguasai kaum  munafik, pelaku-pelaku tindak kejahatan dan penebar-penebar berita bohong di Madinah, jika mereka tidak berhenti dan tidak boleh bertetangga dengan mereka. Inilah ketetapan Allah bagi kaum munafik sebagaimana juga  berlaku pada umat terdahulu. 

Selasa, 05 Agustus 2025

Tadabbur Al Quran hal. 425

Tadabbur Al-Quran Hal. 425
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Al Qur'an Indonesia Tajwid.

Al-Ahzab ayat 52

لَا يَحِلُّ لَكَ النِّسَاۤءُ مِنْۢ بَعْدُ وَلَآ اَنْ تَبَدَّلَ بِهِنَّ مِنْ اَزْوَاجٍ وَّلَوْ اَعْجَبَكَ حُسْنُهُنَّ اِلَّا مَا مَلَكَتْ يَمِيْنُكَۗ وَكَانَ اللّٰهُ عَلٰى كُلِّ شَيْءٍ رَّقِيْبًا ࣖ

Tidak halal bagimu (Muhammad) menikahi perempuan-perempuan (lain) setelah itu, dan tidak boleh (pula) mengganti mereka dengan istri-istri (yang lain), meskipun kecantikannya menarik hatimu kecuali perempuan-perempuan (hamba sahaya) yang engkau miliki. Dan Allah Maha Mengawasi segala sesuatu.

Asbabun Nuzul Al-Ahzab ayat 52

Diriwayatkan oleh Sa'id yang bersumber dari 'Ikrimah, bahwa setelah Rasulullah saw. Menyuruh istrinya memilih antara dunia dan segala kemewahanya dengan Allah dan Rasul-Nya, terbuktilah istri-istrinya memilih Allah dan Rasul-Nya.

Tafsir Al Muyassar Al-Ahzab ayat 52

Tidak halal bagimu menikahi wanita lain setelah para istrimu Ummahatul Mukminin, tidak halal juga bagimu untuk mentalak mereka dan menikah dengan selain mereka sebagai penganti mereka. (Hal ini sebagai penghargaan kepada Ummahatul Mukminin dan ungkapan terima kasih atas kebaikan mereka selama ini yang memilih Allah, Rasul-Nya dan alam akhirat), sekalipun kamu mengagumi kecantikan wanita lain tersebut, kecuali hamba-hamba sahaya wanita, mereka halal bagimu. Allah Maha Mengawasi segala sesuatu, tidak ada sesuatu pun yang samar bagi-Nya.

Hadis Motivasi QS 33: 53

Dari Abu Hurairah dari Rasulullah. beliau bersabda: "Perempuan itu dinikahi karena empat hal: karena hartanya, karena keturunannya, karena kecantikannya. dan karena agamanya. Maka pilihlah karena agamanya, niscaya kamu akan beruntung." (HR Bukhari. 4802)

HADIS NIAGA QS AI-Ahzāb, 33: 53

Malu ketika Berbuat Maksiat kepada Allah

Dari Abdulah bin Umar dia mengatakan bahwa Nabi pernah melewati seorang laki-laki yang tengah mencela saudaranya karena pemalu. Laki- laki itu berkata, "Sesungguhnya, kamu selalu malu hingga hal itu akan membahayakanmu." Rasulullah kemudian bersabda: "Biarkanlah dia karena sesungguhnya sifat malu itu bagian dari iman." (HR Bukhari, 24, 6118; Muslim, 36)

AMAL NIAGA

1. Milikilah rasa malu karena malu merupakan kesempurnaan iman. Seorang pemalu enggan berbuat maksiat. Rasa malu itu akan mendorongnya untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah .
2. Peliharalah rasa malu dalam diri karena malu merupakan fitrah setiap manusia. Dia akan berkembang dan bertambah baik jika Anda memegang teguh adab-adab dalam syariat. menerangkan bahwa malu bisa diperoleh dari mengenal Allah, mengenal keagungan Allah, dan merasa bahwa Allah dekat dengannya. 
3. lbnu Rajab menerangkan bahwa malu bisa diperoleh dari mengenal Allah, mengenal keagungan Allah, dan merasa bahwa Allah dekat dengannya.

Tadabbur Surah Al-Ahzab Ayat 51-54

1. Ayat 51 dan 52 masih meneruskan hukum pada ayat-ayat sebelumnya terkait Nabi Muhammad saw. dan kaum mukmin. Allah bebaskan Nabi saw. memilih wanita yang datang untuk dinikahi dan dibebaskan juga menggilir malam para istrinya. Namun demikian, Nabi saw. tetap menerapkan sistem giliran malam tersebut agar hati para istri Beliau tenteram, tidak bersedih dan ridha. Setelah ayat ini turun, Rasul saw. dilarang untuk menikah lagi, atau mengganti istrinya dengan istri yang lain kendati kecantikannya mengagumkan Beliau, kecuali hamba sahaya masih dibolehkan. 
2. Ayat 53 dan 54 menjelaskan adab kaum  mukmin terhadap Rasul saw. Di antaranya, tidak boleh masuk ke rumah Rasul saw. kecuali setelah diizinkan dan tidak boleh menunggu makanan sampai matang. Kalau diundang makan, segera bubar setelah makan dan tidak  boleh mengobrol panjang, karena mengganggu dan membuat Nabi malu. Bila meminta keperluan kepada istri-istrinya maka mintalah  dari belakang hijab dan tidak boleh menikahi  mereka karena kedudukan mereka adalah ibu  bagi kaum mukmin. Allah Mengetahui apapun  yang kita tampakkan atau sembunyikan. 

Senin, 04 Agustus 2025

Apakah Orang Kafir Akan Ditanya Di Alam Kubur?

Alam Kubur (10)
---------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Apakah Orang Kafir Akan Ditanya Di Alam Kubur?

Terdapat dalil bahwa semua mayit akan mengalami fitnah (ujian) kubur, yaitu mendapatkan pertanyaan dari malaikat di alam kubur. Apakah pertanyaan malaikat ini khusus hanya untuk setiap orang yang beriman atau juga dialami oleh orang kafir?

By Muhammad Saifudin Hakim 25 December 2014

Terdapat dalil bahwa semua mayit akan mengalami fitnah (ujian) kubur, yaitu mendapatkan pertanyaan dari malaikat di alam kubur. Apakah pertanyaan malaikat ini khusus hanya untuk setiap orang yang beriman atau juga dialami oleh orang kafir? Para ulama berbeda pendapat dalam masalah ini dan terbagi dalam dua pendapat.

Pendapat pertama, orang kafir tidak ditanya di alam kubur. Ini adalah pendapat ‘Ubaid bin ‘Umair (ulama terkemuka dari kalangan tabi’in) dan juga pendapat Ibnu Abdil Barr rahimahumullah.

‘Ubaid bin ‘Umair berkata,”Yang mendapatkan pertanyaan kubur hanya dua orang, yaitu orang mukmin dan orang munafik. Adapun orang kafir, maka mereka tidak ditanya tentang Muhammad dan mereka juga tidak mengenalnya” (Fathul Baari, 3/238).

Ibnu Abdil Barr rahimahullah berkata, “Hadis-hadis dalam masalah ini (fitnah kubur) hanyalah menunjukkan bahwa fitnah kubur tidaklah dialami kecuali hanya bagi orang beriman dan orang munafik yang ketika di dunia menisbatkan (mengaku) dirinya sebagai orang Islam yang terjaga darahnya karena mengucapkan dua kalimat syahadat. Adapun orang kafir yang ingkar, maka tidaklah termasuk orang-orang yang ditanya tentang Rabb-nya, agamanya, dan Nabi-nya. Yang ditanya tentang hal itu hanyalah orang muslim saja” (At-Tamhid, 22/251).

Pendapat ini dapat dibantah dengan mengatakan bahwa justru orang kafir itu lebih layak untuk ditanya daripada selain mereka. Allah Ta’ala memberitakan bahwa orang kafir akan ditanya pada hari kiamat,
فَلَنَسْأَلَنَّ الَّذِينَ أُرْسِلَ إِلَيْهِمْ وَلَنَسْأَلَنَّ الْمُرْسَلِين
َ
“Maka sesungguhnya Kami akan menanyai umat-umat yang telah diutus rasul-rasul kepada mereka dan sesungguhnya Kami akan menanyai (pula) rasul-rasul (Kami)” (QS. Al-A’raf [7]: 6).

Jika mereka ditanya di hari kiamat, bagaimana mungkin mereka tidak ditanya di kubur mereka?

Pendapat ke dua, orang kafir akan ditanya di kubur mereka. Pendapat ini dipilih oleh Abu Abdillah Al-Qurthubi (dalam kitab At-Tadzkirah bi Ahwalil Mauta wa Umuuril Akhiroh, 1/415), Ibnul Qayyim (dalam kitab Ar-Ruh, hal. 228), dan Ibnu Hajar Al-Asqalani rahimahumullah (dalam kitab Fathul Baari, 3/238). Mereka berdalil dengan keumuman dalil yang menunjukkan adanya pertanyaan (fitnah) kubur bagi mayit.

Pendapat yang lebih tepat (rajih) adalah pendapat kedua, bahwa orang kafir akan ditanya di alam kubur mereka. Hal ini karena beberapa alasan berikut ini:

Alasan pertama, yaitu keumuman dalil yang menunjukkan bahwa mayit akan ditanya di alam kubur dan tidak dibedakan apakah mayit tersebut muslim atau orang kafir.

Alasan ke dua, yaitu hadits yang terdapat dalam Shahih Bukhari dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ العَبْدَ إِذَا وُضِعَ فِي قَبْرِهِ وَتَوَلَّى عَنْهُ أَصْحَابُهُ، وَإِنَّهُ لَيَسْمَعُ قَرْعَ نِعَالِهِمْ، أَتَاهُ مَلَكَانِ فَيُقْعِدَانِهِ، فَيَقُولاَنِ: مَا كُنْتَ تَقُولُ فِي هَذَا الرَّجُلِ لِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَأَمَّا المُؤْمِنُ، فَيَقُولُ: أَشْهَدُ أَنَّهُ عَبْدُ اللَّهِ وَرَسُولُهُ، فَيُقَالُ لَهُ: انْظُرْ إِلَى مَقْعَدِكَ مِنَ النَّارِ قَدْ أَبْدَلَكَ اللَّهُ بِهِ مَقْعَدًا مِنَ الجَنَّةِ، فَيَرَاهُمَا جَمِيعًا، قَالَ: وَأَمَّا المُنَافِقُ وَالكَافِرُ فَيُقَالُ لَهُ: مَا كُنْتَ تَقُولُ فِي هَذَا الرَّجُلِ؟ فَيَقُولُ: لاَ أَدْرِي كُنْتُ أَقُولُ مَا يَقُولُ النَّاسُ، فَيُقَالُ: لاَ دَرَيْتَ وَلاَ تَلَيْتَ، وَيُضْرَبُ بِمَطَارِقَ مِنْ حَدِيدٍ ضَرْبَةً، فَيَصِيحُ صَيْحَةً يَسْمَعُهَا مَنْ يَلِيهِ غَيْرَ الثَّقَلَيْنِ
“Sesungguhnya seorang hamba jika telah dimakamkan di kuburnya, dan sahabat-sahabatnya (yang mengiring jenazahnya) telah pulang, maka sungguh dia akan mendengar suara langkah sandal mereka. Kemudian dua orang malaikat mendatanginya dan mendudukkannya. Dua orang malaikat tersebut berkata kepadanya,

‘Apa yang dulu Engkau katakan tentang orang ini –yaitu Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam-?’

Adapun orang beriman, maka dia akan menjawab, ’Aku bersaksi bahwa dia (Muhammad) adalah hamba dan utusan-Nya.’

Maka dikatakan kepadanya, ‘Lihatlah tempat dudukmu di neraka. Sungguh Allah telah menggantinya dengan tempat duduk di surga.’ Maka dia melihat dua-duanya sekaligus.

Adapun orang munafik dan orang kafir, maka ditanyakan kepada mereka, ‘Apa yang dulu Engkau katakan tentang orang ini –yaitu Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam-?’

Maka mereka berkata, ‘Aku tidak tahu. Aku dulu mengatakan apa yang dikatakan oleh kebanyakan manusia.’

Malaikat berkata, ‘Engkau tidak tahu dan Engkau tidak mengikuti.’ Malaikat kemudian memukulnya dengan palu dari besi, dia pun berteriak sampai-sampai didengar oleh makhluk yang berada di atasnya, selain jin dan manusia” (HR. Bukhari no. 1374).

Hadits ini tegas menunjukkan bahwa orang kafir akan ditanya di kubur mereka. Maka jelaslah bahwa pendapat yang benar adalah bahwa orang kafir akan ditanya di alam kuburnya dan orang kafir justru lebih layak ditanya daripada orang beriman. Jika telah pasti bahwa orang kafir akan ditanya pada hari kiamat, maka tidak ada penghalang bagi mereka untuk juga ditanya di alam kuburnya. [1]

Syaikh Dr. Shalih Al-Fauzan hafizahullah berkata, “Para ulama berbeda pendapat apakah pertanyaan di alam kubur bersifat umum, yaitu bagi kaum muslimin, orang munafik, dan orang kafir atau hanya khusus bagi orang muslim dan orang munafik? Ada yang berpendapat, (fitnah kubur) hanya khusus bagi muslim dan munafik dan bukan untuk orang kafir. Ada juga yang berpendapat bahwa fitnah kubur bersifat umum bagi orang kafir dan orang muslim. Pendapat inilah yang ditunjukkan oleh dalil dari Al-Kitab dan As-Sunnah, dan mengecualikan orang kafir dari fitnah kubur adalah (pendapat yang) tidak berdasar.” [2]

Wallahu a’lam.

Catatan kaki:

[1] Disarikan dari Al-Imaan bimaa Ba’dal Maut: Masaail wa Dalaail, karya Ahmad bin Muhammad bin Shadiq An-Najar, Daar An-Nashihah, cetakan pertama, tahun 1434, hal. 43-46.

[2] Dikutip dari Al-Irsyad ila Shahihil I’tiqod, karya Syaikh Dr. Shalih Al-Fauzan hafidzahullah, tahqiq: Abu Hafz Al-Atsary, Maktabah Salsabila, cetakan pertama, hal. 220.