بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Jumat, 24 Oktober 2025

Tadabbur Al Quran hal. 430

Tadabbur Al-Quran Hal. 430
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Saba' ayat 15 :

لَقَدْ كَانَ لِسَبَاٍ فِيْ مَسْكَنِهِمْ اٰيَةٌ  ۚجَنَّتٰنِ عَنْ يَّمِيْنٍ وَّشِمَالٍ ەۗ كُلُوْا مِنْ رِّزْقِ رَبِّكُمْ وَاشْكُرُوْا لَهٗ  ۗبَلْدَةٌ طَيِّبَةٌ وَّرَبٌّ غَفُوْرٌ

Sungguh, bagi kaum Saba’ ada tanda (kebesaran Tuhan) di tempat kediaman mereka yaitu dua buah kebun di sebelah kanan dan di sebelah kiri, (kepada mereka dikatakan), “Makanlah olehmu dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kepada-Nya. (Negerimu) adalah negeri yang baik (nyaman) sedang (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun.”

- Asbabun Nuzul Saba' ayat 15-17 :

Diriwayatkan oleh Ihnu Abi Hatim yang bersumber dari 'Ali bin Rabah, bahwa Farwah bin Masik Al-Ghathafani menghadap kepada Rasululah Saw. Dan berkata: "Ya Nabiyullah! Di Zaman jahiliyah kaum Saba' merupakan kaum yang gagah dan kuat dan aku takut sekiranya mereka menolak masuk Islam. Apakah aku boleh memeranginya". Rasulullah Saw. Bersabda: "Akku tidak diperintah apa-apa yang berkenaan dengan mereka". Maka turunlah ayat ini (suart saba: 15-17) yang melukiskan keadaan kaum Saba' yang sesungguhnya.

- Tafsir AlI Muyassar Saba' ayat 15 :

Kabilah Saba' di Yaman memiliki tempat tinggal yang membuktikan kuasa Kami, dua kebun di kanan dan kiri. Makanlah dari rizki Rabb kalian dan bersyukurlah atas nikmat-nikmat-Nya atas kalian, karena negeri kalian bertanah subur dan berhawa bagus, sedangkan Rabb kalian Maha Pengampun terhadap kalian.

- Asmä'ul Husnā :

Terkadang nama ini dibarengi dengan yang Mahatinggi, yang melampaui kesempurnaan di atas kesempurnaan. Allah Swt. mempunyai nama Hafidhuun artinya adalah Yang Maha Mengetahui, Maha Memperhatikan dan Maha dekat dengan makhluk-Nya. Tidak ada yang terlewatkan-walau sebesar biji sekalipun-dalam kerajaan-Nya. Dia Yang Maha Menjaga amalan setiap manusia dan jin, dan para malaikat pencatat mendapat kehormatan untuk menjaganya. Dialah Yang Maha Menjaga, artinya menjaga pendengaran, penglihatan, dan kulit segenap makhluk, untuk menjadi saksi atas mereka sendiri di hari kiamat nanti. Dialah yang Maha Menjaga dari setiap kejelekan, kejahatan dan bencana terhadap orang yang dikehendaki-Nya. Dialah Yang Maha Menjaga keimanan bagi hamba-Nya yang berhak, memelihara mereka dari kejelekan hawa nafsu dan syubhat-syubhat setan, yang menghalangi antara seseorang dengan hatinya agar tidak terjerumus ke dalam jurang kemaksiatan, kemudian mempersiapkan segala sebab dan akibat yang sesuai dengan ketaatan dan keimanan. Dialah Yang Maha Menjaga segenap makhluk-Nya, menetapkan mereka untuk satu tujuan, kemudian mengatur keterkaitan antara sebab dan akibatnya. Seorang muslim yang mengesakan Allah dengan nama ini, hendaklah yakin bahwa Allah Maha Berkuasa untuk menjaganya dengan dua hal, yaitu Kauny takdir yang tidak ada kuasa bagi manusia untuk ikut campur-dan yang kedua adalah Diny. Syari', di situ manusia ada kemampuan untuk berusaha. Manusia senantiasa diuji dengan kedua hal ini. Sikap manusia selalu ada di antara dua hal ini. Artinya, dalam hal yang pertama, ia harus percaya terhadap takdir Allah dan kekuasaan-Nya yang meliputi segalanyasebelum makhluk itu sendiri diciptakan-kemudian Maha Menentukan apa yang akan terjadi setelah kematiannya. Tidak ada kehendak seorang hamba kecuali dengan taufik dan kehendak Allah. Adapun yang kedua, artinya seorang hamba dijaga oleh syariat dan pengurusan Allah, dengan satu keyakinan bahwa hal itu adalah satu-satunya jalan untuk menggapai kebahagiaan dunia dan akhirat. Singkatnya, siapa yang menjaga syariat-Nya, maka Allah akan menjaganya dalam hal Kauny, Allah akan menjaganya dalam kondisi bergerak maupun diam. Anda akan mendapatkan orang yang mengesakan Allah akan senantiasa tegak, kontinyu dalam ketaatan, menjaga hukum-hukum ibadah, tidak akan menyia-nyiakan kewajiban, tidak pula amalan sunnah, dan tidak akan pernah mendekati kejahatan, tidak pula akan melewati batasan-batasan-Nya. Dia hanya akan
menjaga petunjuk Rasulullah Saw., dengan segala kecintaan, semangat dan ketulusan niat. (Dr. Mahmūd Abdurrazāk Ar-Ridwāni, Ad-Du'āu bil Asmāil Husnā, 2005:73)

- Riyāduş şalihin :

Dari Ibnu Abbas Ra., ia berkata, Nabi Saw. bersabda, "Jagalah Allah, niscaya Dia akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engkau mendapati-Nya di hadapanmu. ingatlah Dia di waktu lapang, niscaya Dia akan ingat kepadamu di waktu sempit. Jika engkau meminta, maka mintalah kepada Allah, dan jika engkau memohon pertolongan, maka mohonlah pertolongan kepada Allah. Telah kering pena dengan apa yang telah terjadi. Seandainya seluruh makhluk hendak memberi manfaat kepadamu dengan sesuatu yang Allah tidak menetapkan padamu, niscaya mereka tidak akan mampu memberikan manfaat kepadamu. Dan seandainya mereka hendak mencelakakan dirimu dengan sesuatu yang Allah tidak menetapkan padamu, niscaya mereka tidak akan mampu mencelakakanmu. Dan ketahuilah bahwa di dalam kesabaran terhadap hal yang engkau benci terdapat banyak kebaikan. Bahwa pertolongan itu (datang) setelah kesabaran, dan kelapangan itu (datang) setelah kesempitan serta bahwa kemudahan tu (datang) setelah kesulitan." (HR Ahmad).
Hadis di atas memberikan faedah:
(a) Diharamkan memohon kepada selain Allah sesuatu yang hanya Allah semata yang berkuasa untuk melakukannya, seperti rezeki, kesembuhan, magfirah, pertolongan, dan lain-lain. Adapun meminta sesuatu yang sudah terbiasa dilakukan oleh manusia karena mampu dilakukannya, maka tidak terlarang, seperti meminta pinjaman dan meminta bimbingan.
(b) Apa yang ada dalam ilmu Allah Swt. atau perkara yang telah ditetapkanNya dalam Al-Quran semuanya bersifat abadi, tidak akan berubah, dan sesuatu yang akan terjadi semuanya telah diketahui oleh Allah, karena tidak tejadi sesuatu selain dengan ilmu Allah.
(Dr. Mustafā Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis Sālihina, Juz 1, 1407 H/1987 M: 94-96). 

- Hadis Nabawi :

Dari lbnu Umar Ra., ia berkata, "Rasulullah Saw. tidak pernah melewatkan doa-doa berikut, baik ketika masuk waktu sore maupun waktu pagi, "Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepada-Mu kebaikan dalam agama, dunia, keluarga, dan hartaku. Ya Allah, tutupilah auratku, dan amankahlah perasaan-perasaan takutku. Ya Allah, Jagalah aku, baik dari depan maupun dari belakangku, sebelah kanan dan kiriku, dan dari sebelah atasku, aku berlindung dengan keagungan-Mu agar aku tidak teperdaya dari bawahku..." (Sahih Al-Jāmi, 1274).

- Hadis Motivasi QS 34: 19 :

Dari Sa'ad bin Abi Waqqash i dia berkata. Rasulullah bersabda: "Aku kagum dengan seorang mukmin. Jika dia mendapatkan kebaikan, dia memuji Allah den bersyukur. Jika mendapatkan musibah, dia memuji Allah dan bersabar. Orang mukmin akan diberi pahala pada setiap urusannya sampai suapan makanan yang dia angkat ke mulut istrinya. (HR Ahmad, 1495)

- HADIS NIAGA QS Saba, 34: 15 :

Makan dari Hasil Usaha Sendiri

Dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah bersabda: "Wahai manusia, sesungguhnya Allah itu baik dan tidak menerima kecuali sesuatu yang baik. Allah memerintahkan kaum mukmin seperti yang telah diperintahkan kepada para utusan Nya, lalu Allah berfirman: Wahai para rasul! Makanlah dari (makanan) yang baik-baik dan kerjakanlah kebajikan. Sungguh, Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjəkan. (QS Al-Mu'minūn, 23: 51). Allah juga berfirman: "Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah dari rezeki yang baik yang Kami berikan kepada kamu' (QS Al-Baqarah, 2: 172). Kemudian beliau menyebutkan seorang musafir yang rambutnya berantakan sedang mengangkat tangannya ke langit dan berdoa, "Wahai Tuhanku, wahai Tuhanku," padahal makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan sumber makanannya haram. Bagaimana mungkin doanya dikabulkan? (HR Mustim, 1015)

AMAL NIAGA :

Jauhilah usaha yang haram. 

1. Zakat dan sedekah dari hasil usaha yang haram tidak akan diterima di sisi Allah.
2. Pastikanlah tidak ada makanan haram yang masuk ke dalam perut Anda karena makanan haram akan menjadi penghalang terkabulnya doa.