بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Senin, 03 Maret 2025

Tadabbur Al Quran Hal 413

Tadabbur Al-Quran Hal. 413
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.
- Luqman ayat 27 :

وَلَوْ اَنَّ مَا فِى الْاَرْضِ مِنْ شَجَرَةٍ اَقْلَامٌ وَّالْبَحْرُ يَمُدُّهٗ مِنْۢ بَعْدِهٖ سَبْعَةُ اَبْحُرٍ مَّا نَفِدَتْ كَلِمٰتُ اللّٰهِ ۗاِنَّ اللّٰهَ عَزِيْزٌ حَكِيْمٌ

Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan lautan (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh lautan (lagi) setelah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat-kalimat Allah [651]. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa, Mahabijaksana.

- [651] lImu-Nya dan hikmah-Nya, artinya semua itu tidak cukup untuk menuliskan kalimat Allah.

- Asbabun Nuzul Luqman ayat 27 :

Ibnu Jarir meriwayatkan dari Ikrimah bahwa kaum Ahli Kitab bertanya kepada Rasulullah tentang ruh, maka Allah menurunkan, "Dan mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang roh. Katakanlah, 'Roh itu termasuk urusan Tuhanku, sedangkan kamu diberi pengetahuan hanya sedikit." Orang-orang itu lalu mengatakan, "Kamu bilang kami tidak dikaruniai ilmu kecuali hanya sedikit, padahal kami telah diberi Taurat, yang merupakan al-hikmah, dan barangsiapa diberi hikmah berarti ia telah diberi karunia yang besar!?" Maka turunlah ayat, "Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjàdi pena dan lautan (menjadi tinta)." Ibnu Ishaq meriwayatkan dari Atha bin Yasar bahwa ayat ini turun di Mekah. Lalu setelah beliau hijrah ke Madinah, beliau didatangi pendeta-pendeta Yahudi yang mengatakan, "Kami dengar kamu mengatakan, 'Dan tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit.' Kami yang kamu maksud, atau kaummu?" Beliau menjawab, "Aku maksud semua." Kata mereka, "Tapi kamu membaca bahwa kami telah diberi Taurat yang di dalamnya terdapat penjelasan mengenai segala hal?!" Rasulullah bersabda, "Ia, dibanding ilmu Allah, adalah sedikit." Maka Allah menurunkan ayat, "Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan lautan (menjadi tinta),..." Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dengan lafazh ini dari Sa'id atau Ikrimah dari Ibnu Abbas. Abusy Syaikh (dalam kitab al-'Azhamah) dan Ibnu Jarir meriwayatkan dari Qatadah bahwa orang-orang musyrik berkata, "ibi hanyalah kalimat yang tidak lama lagi akan habis." Maka turunlah ayat, "Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan lautan (menjadi tinta).

- Tafsir Al Muyassar Luqman ayat 27 :

Seandainya pohon di bumi ini dijadikan sebagai pena, sedangkan tintanya adalah lautan yang ditambah dengan tujuh lautan lagi, lalu pena-pena dan tinta-tinta itu digunakan untuk menulis kalimat-kalimat Allah yang mencakup ilmu dan hukum-Nya, apa yang Dia wahyukan kepada para malaikat dan para utusan-Nya, niscaya pena-pena itu akan patah dan tinta-tinta itu akan habis, namun tidak dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna di mana tidak seorang pun meliputinya. Sesungguhnya Allah Mahaperkasa dalam menimpakan hukuman terhadap siapa yang mempersekutukan-Nya dengan sesuatu, Maha Bijaksana dalam tatanan-Nya atas makhluk-Nya. Ayat ini menetapkan sifat kalam bagi Allah secara hakiki sesuai dengan keagungan dan kesempurnaan-Nya.

- Riyāduş Şālihin :

Dari Abu Hurairah Ra., ia berkata, Nabi Saw. bersabda, 'Allah Swt. berfirman, Aku sesuai dengan prasangka hamba-Ku dan Aku selalu bersamanya jika ia mengingatKu. Demi Allah, Allah Swt. sangat gembira menerima tobat salah seorang di antara kamu melebihi kegembiraan seseorang yang menemukan kembali barangnya yang hilang di suatu tempat yang luas. Barangsiapa mendekat kepada-Ku sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta. Apabila ia mendekat kepada-Ku sehasta, maka Aku akan mendekat kepadanya sedepa. Apabila ia datang kepada-Ku dengan berjalan, maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari." (HR AI-Bukhāri-Muslim).
Hadiš di atas memberikan faedah berupa dorongan untuk berbaik sangka kepada Allah Swt. dan mengharapkan rahmat-Nya serta bergegas untuk bertobat dan memperbanyak amal saleh. (Dr. Muşțafā Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttagina Syarhu Riyādis sālihina, Juz 1, 1407 H/1987M: 397-398).

- Hadiš Nabawi :

Dari Aisyah, dia berkata, "Pernah terjadi gerhana matahari pada zaman Nabi Saw. Kemudian beliau mendirikan salat bersama orang banyak. Saat beliau selesai melaksanakan salat, matahari telah tampak kembali. Kemudian beliau menyampaikan khutbahnya dengan memuji Allah Swt. dan mengagungkan-Nya, lalu bersabda, Sesungguhnya matahari dan bulan adalah satu tanda dari tanda-tanda kebesaran Allah, dan tidak akan mengalami gerhana disebabkan karena mati atau hidupnya seseorang. Sa kalian melihat gerhana, maka banyaklah berdoa kepada Allah, bertakbirlah, dirikan salat dan bersedekahlah." Kemudian beliau meneruskan sabdanya, "Wahai umat Muhammad! Demi Allah, tiada seorang pun yang cemburu melihat hamba sahaya laki-laki atau perempuannya berbuat zina melebihi kecemburuan Allah (ketika melihat hamba-Nya berbuat maksiat), wahai ummat Muhammad! Demi Allah, seandainya kalian mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan lebih banyak menangis." (HR AI-Bukhāri, Sahihu'T Bukhāri, Juz 1, No, Hadis 1044, 1400 H: 328).

- Hadiš Qudsi :

Dari Abu Hurairah Ra., Rasulullah Saw. bersabda, "Apakah kalian tahu apa yang dikatakan Rabb kalian? Dia berfirman, 'Tidaklah Aku beri nikmat kepada hamba-hamba-Ku, kecuali ada sekelompok orang dari mereka yang kufur dengannya, mereka berkata, Sesungguhnya nikmat ini karena bintang ini dan bintang itu..." (Syaikh Mustafa Al-Adawy, Sahihu'l Ahādisi'l Qudsiyyati, No Hadis 11).

- HADIS NIAGA QS Luqmãn, 31: 21 :

Setan Hadir dalam Aktivitas Jual-Beli

Dari Qais bin Abi Gharazah, dia berkata, Suatu ketika, Rasulullah menemui kami. Saat itu, kami para pedagang biasa dipanggil as-samāsirah (para makelar). Lalu beliau berseru: "Wahai tujjār (para pedagang). sesungguhnya setan dan dosa selalu menghadii jual-beli. Campurlah sedekah dalam jual-beli kalian." (HR Tirmizi, 1208)

- AMAL NIAGA :

1. Perbanyaklah berdoa dengan memohon perlindungan kepada Allah dari godaan setan yang terkutuk.
2. "Ya Allah, peliharalah aku dari muka, belakang, kanan, kiri, dan atasku. Aku berlindung dengan kebesaran-Mu agar tidak disambar dari bawahku." Bersedekahlah dengan sebagian harta Anda. Mudah-mudahan Alah mengampuni dosa-dosa Anda melalui amal tersebut.

- Tadabbur Surah Luqman Ayat 20-28 :

Ayat 20-28 menjelaskan tiga masalah penting: 
1. Allah telah tundukkan sistem langit dan bumi untuk kepentingan manusia dan menyempurnakan nikmat-Nya yang lahir dan batin pada mereka. Namun demikian, tak sedikit manusia yang mendebat tentang Allah tanpa landasan ilmu, petunjuk dan kitab yang  mencerahkan pikiran. Bahkan, apabila mereka diajak untuk mengikuti wahyu Allah (Al-Qur’an) mereka tidak mau dan mencukupkan apa yang mereka terima dari pemikiran dan tradisi nenek moyang. Padahal, mengikuti pemikiran dan tradisi nenek moyang yang sesat itu adalah seruan setan yang akan menjerumuskan mereka di akhirat nanti ke Neraka Sa’ir. 
2. Siapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah sedangkan ia berbuat baik, seperti yang dijelaskan pada ayat 5 dan 5 sebelumnya, maka ia berada pada jalan yang lurus dan pegangan yang amat kuat. Allah akan berikan balasan yang amat baik di akhirat. Siapa yang masih tetap kafir, maka tidak perlu disedihkan kekafirannya, karena ia akan kembali kepada Allah, diperlihatkan semua amalannya, diberi sedikit nikmat dunia kemudian akan dipaksa masuk neraka. 
3. Syirik itu bukan berarti menolak Allah sebagai Pencipta alam semesta, tetapi, mengakui Allah Tuhan Pencipta, pada waktu yang sama menolak ibadah dan sistem hidup yang Allah ciptakan untuk manusia. Tidak ada alasan manusia menyekutukan Allah, karena langit, bumi dan apa saja di antara keduanya adalah ciptaan dan milik-Nya, termasuk manusia.