بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Sabtu, 11 Januari 2025

Tadabbur Al Quran Hal.410

Tadabbur Al-Quran Hal. 410
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Ar-Rum ayat 55 :

وَيَوْمَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ يُقْسِمُ الْمُجْرِمُوْنَ ەۙ مَا لَبِثُوْا غَيْرَ سَاعَةٍ ۗ كَذٰلِكَ كَانُوْا يُؤْفَكُوْنَ

Dan pada hari (ketika) terjadinya Kiamat, orang-orang yang berdosa bersumpah, bahwa mereka berdiam (dalam kubur) hanya sesaat (saja). Begitulah dahulu mereka dipalingkan (dari kebenaran). [646]

- [646] Sebagaimana mereka berdusta dalam perkataan mereka ini, seperti itu pulalah mereka selalu berdusta di dunia.

- Tafsir Al Muyassar Ar-Rum ayat 55 :

Saat Kiamat tiba, Allah membangkitkan makhluk-makhluk dari kubur mereka, saat itu orang-orang musyrik bersumpah bahwa mereka tidak tinggal di bumi kecuali dalam waktu yang pendek. Mereka berdusta dalam sumpah mereka sebagaimana mereka juga telah berdusta di dunia, dan mereka mengingkari kebenaran yang di bawa para Rasul kepada mereka.

- Asmā'ul Husnā :

Yang dimaksud dengan bagi Allah adalah hanya Allah-lah yang menguasai dan mengatur terlaksananya segala macam ketetapan serta menciptakannya berdasar atas apa yang telah ditetapkan sebelumnya. Tingkatan Qadar ada empat yaitu ilmu, pencatatan, kehendak, dan kekuasaan yang dengan ini tercipta segala sesuatu. Tingkatan yang keempat ini meneguhkan bahwa Allah Yang Mahakuasa. Penamaan yang berkuasa bagi Allah adalah hanya Allah-lah yang menetapkan segala sesuatu dalam ukuran-ukuran dalam ilmu-Nya atau hanya Dialah yang telah menetapkan segala sesuatu sebelum dibentuk dan diciptakan, mengatur segala urusan makhluk sebelum ada dan tercipta, artinya penamaan yang berkuasa menunjukkan kepada takdir pada Adapun takdir yang menunjukkan kepada kekuasaan dan terwujudnya sesuatu tingkatannya yang pertama. yang telah ditetapkan dan diukur berada pada tingkatan yang keempat, maka yang Mahakuasa artinya adalah yang Maha Men-
ciptakan sesuai dengan yang telah di tetapkan sebelumnya. Arti Qadar terbentuk dari takdir dan kekuasaan menyatu secara bersamaan, jadi permulaannya adalah pada takdir dan ujungnya adalah pada kekuasaan dan terjadinya sesuatu yang telah ditetapkan tersebut. Seorang muslim yang mengesakan Allah dengan nama ini hendaknya terpatri keyakinan bahwa Qada dan Qadar adalah sebuah kenyataan yang jelas akan terjadi. Namun begitu, bukan berarti dia tidak berdaya dan dipaksa, akan tetapi dia berada dalam lingkup kebebasan untuk memilih dalam perbuatannya sebagai sebuah ujian dan akan dihisab atas setiap dosa yang dilakukan. Ujian itu mempunyai dua bentuk: Pertama, bentuk yang berkaitan dengan kekuasaan Allah dan perbuatan-Nya kepada kita; dan kedua, bentuk yang berkaitan dengan pekerjaan kita terhadap perbuatan Allah, sejauh mana kita konsisten terhadap perintah dan dalam menjalankan syariat-Nya. Jika seorang hamba meyakini hal itu, akan muncullah dampak keimanan dalam setiap pergerakannya. Dia tidak akan pernah sekali-kali menentang terhadap Qadar atas dosa dan maksiatnya disebabkan keyakinannya bahwa takdir yang telah ditetapkan mestilah mendahului penciptaan alam semesta ini sendiri, juga bahwa Allah Swwt. telah menetapkan tujuan bagi segenap makhluk, Allah telah menetapkan dalam Lauhul Mahfüz segala macam sebab dan llatnya, karena selamanya bangunan penciptaan tidak akan pernah berubah terkecuali setelah sempurna, selamanya segala macam ketetapan dalam kerajaan-Nya tidak akan pernah berubah terkecuali dengan berdirinya sebuah kesempurnaan, dan itulah kehendak Allah atas ciptaanNya. (Dr. Mahmūd Abdurrazāk Ar-Ridwāni, Ad-Du'au bil Asmail Husnā, 2005: 39).

- Hadiš Nabawi :

Dari Abdullah bin Mas'ud, Rasulullah Saw. bersabda, "Sesungguhnya setiap kamu telah dikumpulkan proses kejadiannya di dalam perut ibunya selama empat puluh hari, kemudian berada di sana seperti tadi dalam bentuk segumpal darah, selanjutnya masih berada di sana seperti tadi (empat puluh hari) dalam bentuk segumpal daging. Setelah itu Allah mengutus malaikat yang diperintahkan untuk menulis empat kalimat, yaitu tentang ajalnya, rezekinya, pekerjaannya, dan nasibnya (hidup susah atau senangnya), kemudian ditiupkan kepadanya roh". (HR A-Bukhāri, Muslim, Abu Dāwud, At-Tirmiżi, dan lbnu Mājah).

- Riyāduş Şälihin :

Dari Al-Mugirah bin Syu'bah Ra., ia berkata, "Rasulullah Saw. apabila selesai dari salat wajib beliau berdoa, Lã llāha illalāh Wahdahu Lã Syarika lahu, lahul Mulku wa lahul Hamdu wa Huwa 'ala Kulli Syai'in Qadir Allähumma Lā Mānia limā A'taita wa Lã Mu'tiya limā Manata wa Lā Yanfa'u Žal Jaddi minkal Jaddu (Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Alah, yang Tunggal dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Milik-Nya segala kerajaan, dan milik-Nya segala pujian. Dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang dapat menahan dari apa yang Engkau berikan dan dan tidak ada yang dapat memberi dari apa yang Engkau tahan. Dan tidak bermanfaat kekayaan orang yang kaya di hadapan-Mu sedikit pun)." (HR AI-Bukhāri-Muslim). 
Hadis di atas mengandung beberapa faedah:
(a) Anjuran memelihara doa di atas setelah salat wajib untuk menyifatkan kesempurnaan dan keesaan Allah Swt.
(b) Petunjuk dari Nabi Saw. untuk bergantung pada Allah Swt. dan tunduk pada aturan-Nya.
(Dr. Muştafā Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis Şālihina, Juz 2, 1407 H/1987 M: 973-974).

- Hadis Motivasi QS 30: 51 :

Dari Abu Hurairah dia berkata, Rasulullah bersabda: "Janganlah kalian mencela angin karena sesungguhnya angin membawa rahmat dan siksa, tetopi hendakloh kalian meminta kebaikannya kepada Allah darn berlindunglah dari keburukannya." (HR Ahmad, 9346)

- HADIS NIAGA QS Ar-Rüm, 30: 60 :

Bersabar dalam Menjalani Aktivitas Bisnis

Dari Abu Hurairah dia mengatakan bahwa Rasulullah bersabda: "Bencana akan terus menimpa seorang mukmin laki-laki dan perempuan, yakni menimpa pada jiwa, anak, atau hartanya hingga dia bertemu Allah tanpa memiliki kesalahan." (HR Tirmizi, 2399)

AMAL NIAGA QS (Al-Baqarah, 2: 155) :

1. Janganlah larut dalam kesedihan mendalam ketika mendapat musibah karena hal itu bisa jadi merupakan kabar gembira bagi Anda, sebagaimana disebutkan dalam firman Allah "Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah katbar gembira kepada orang-orang yang sabar.
2. Anda pasti pernah diuji dengan musibah. Sebagai seorang mukmin, bersabarlah saat Anda mendapatkan ujian dari Allah&, baik yang berkenaan dengan diri, keluargà, maupun pekerjaan Anda. Dengan begitu dosa-dosa Anda akan dihapuskan.

- Tadabbur Surah Ar-Rum Ayat 51-60 :

Ayat 51-60 menjelaskan hal-hal berikut : 
1. Manusia tidak suka mengalami kerugian  dalam usaha. Kerugian bisa menyebabkan kekufuran. 
2. Orang yang sudah mati hatinya,  tuli telinganya dan berpaling dari Al-Qur’an  serta terlalu lama dalam kesesatan, sulit sekali  mendapatkan hidayah. Orang yang bisa mendapat hidayah itu ialah orang yang menyerahkan dirinya kepada Allah. 
3. Allah mengingatkan manusia bahwa mereka diciptakan dari lemah, kemudian menjadi kuat, kemudian menjadi lemah dan beruban. 
4. Pada hari kiamat nanti, orang kafir mengatakan mereka hidup sebentar saja. 
5. Orang yang diberi Allah ilmu dan Iman menjawab bahwa kalian itu sudah ada sejak mereka diciptakan sampai hari kebangkitan. Pada hari kiamat tidak ada lagi permintaan maaf dan tidak pula ada taubat. 
6. Allah telah membuat setiap perumpamaan dalam Al-Qur’an. Kendati Rasul saw. membawa mukjizat, orang-orang yang kafir itu tetap saja menuduh Beliau membawa kebatilan. 
7. Allah mengunci mati hati orang-orang yang  tidak mau memahami Al-Qur’an. 
8. Kunci sukses menghadapi mereka adalah kesabaran. Karena janji Allah itu benar. Sebab itu jangan merasa dilecehkan oleh orang-orang yang tidak yakin pada Allah dan akhirat itu.