بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Senin, 14 Juli 2025

Mengambil faidah dari keterangan Ustadz Firanda, M.A.

Tematik (220)
---------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Mengambil faidah dari keterangan Ustadz Firanda, M.A., 

berikut beberapa kasus yang membolehkan sang istri melakukan gugat cerai,

1.Jika sang suami sangat nampak membenci sang istri, akan tetapi sang suami sengaja tidak ingin menceraikan sang istri agar sang istri menjadi seperti wanita yang tergantung.

2. Akhlak suami yang buruk terhadap sang istri, seperti suka menghinanya atau suka memukulnya.

3. Agama sang suami yang buruk, seperti sang suami yang terlalu sering melakukan dosa-dosa, seperti minum khomr, berjudi, berzina, atau sering meninggalkan sholat, suka mendengar musik, dll

4. Jika sang suami tidak menunaikan hak utama sang istri, seperti tidak memberikan nafkah kepadanya, atau tidak membelikan pakaian untuknya, dan kebutuhan-kebutuhan primer yang lainnya, padahal sang suami mampu.

5. Jika sang suami ternyata tidak bisa menggauli istrinya dengan baik, misalnya jika sang suami cacat, atau tidak bisa melakukan hubungan biologis, atau tidak adil dalam mabit (jatah menginap), atau tidak mau atau jarang memenuhi kebutuhan biologisnya karena condong kepada istri yang lain.

6. Jika sang wanita sama sekali tidak membenci sang suami, hanya saja sang wanita khawatir tidak bisa menjalankan kewajibannya sebagai istri sehingga tidak bisa menunaikan hak-hak suaminya dengan baik. Maka boleh baginya meminta agar suaminya meridoinya untuk khulu’, karena ia khawatir terjerumus dalam dosa karena tidak bisa menunaikan hak-hak suami.

7. Jika sang istri membenci suaminya bukan karena akhlak yang buruk, dan juga bukan karena agama suami yang buruk. Akan tetapi sang istri tidak bisa mencintai sang suami karena kekurangan pada jasadnya, seperti cacat, atau buruknya suami.

(Silahkan lihat Roudhotut Toolibiin 7:374, dan juga fatwa Syaikh Ibn Jibrin rahimahullah)

Jika data yang Anda sampaikan benar, insya Allah wanita itu berhak melakukan gugat cerai. Terutama karena sang suami tidak mau shalat. Dia bisa melaporkan ke PA (Pengadilan Agama) untuk menyampaikan semua aduhannya. Jika pihak PA menyetujui, maka sang istri bisa lepas dari ikatan pernikahan dengan suaminya yang pertama.
Allahu a’lam

Dijawab oleh ustadz Ammi Nur Baits

Sabtu, 12 Juli 2025

Begini Urutan Tanda Kiamat Besar di Akhir Zaman

Tematik (219)
---------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
 
Begini Urutan Tanda Kiamat Besar di Akhir Zaman

Para ulama menyebutkan bahwa tanda-tanda besar hari kiamat ada 10, sebagaimana yang datang dalam hadits dari sahabat Hudzaifah Al-Ghifari, beliau berkata,

اطَّلَعَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَيْنَا وَنَحْنُ نَتَذَاكَرُ، فَقَالَ: مَا تَذَاكَرُونَ؟ قَالُوا: نَذْكُرُ السَّاعَةَ، قَالَ: ” إِنَّهَا لَنْ تَقُومَ حَتَّى تَرَوْنَ قَبْلَهَا عَشْرَ آيَاتٍ – فَذَكَرَ – الدُّخَانَ، وَالدَّجَّالَ، وَالدَّابَّةَ، وَطُلُوعَ الشَّمْسِ مِنْ مَغْرِبِهَا، وَنُزُولَ عِيسَى ابْنِ مَرْيَمَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَيَأَجُوجَ وَمَأْجُوجَ، وَثَلَاثَةَ خُسُوفٍ: خَسْفٌ بِالْمَشْرِقِ، وَخَسْفٌ بِالْمَغْرِبِ، وَخَسْفٌ بِجَزِيرَةِ الْعَرَبِ، وَآخِرُ ذَلِكَ نَارٌ تَخْرُجُ مِنَ الْيَمَنِ، تَطْرُدُ النَّاسَ إِلَى مَحْشَرِهِمْ

“Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam datang kepada kami, sedangkan kami sedang berbincang-bincang. 
Maka beliau bertanya, ‘Apa yang kalian perbincangkan?’ Para sahabat berkata, ‘Kami sedang membincangkan tentang hari kiamat.’ 
Beliau bersabda, ‘(Ketahuilah) bahwasanya hari kiamat tidak akan tegak sampai kalian melihat sebelumnya sepuluh tanda (besar).’ 

Maka beliau menyebutkan: 
Dukhan (asap), Dajjal, Dabbah (hewan yang bisa berbicara), terbitnya matahari dari barat, turunnya nabi ‘Isa bin Maryam ‘alaihissalam, keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, tiga pembenaman (amblasnya bumi): amblasnya bumi di bagian timur, amblasnya bumi di bagian barat, amblasnya bumi di Jazirah Arab dan tanda terakhirnya adalah keluarnya api dari Yaman yang menggiring manusia menuju mahsyar’.” 
(HR. Muslim no. 2901)

Hanya saja para ulama berselisih pendapat tentang urutannya secara kronologis, karena hadits di atas demikian pula hadits-hadits yang lain tidak secara jelas dan gamblang menjelaskan urutan tanda-tanda kiamat. 

Urutan yang ada di dalam hadits sama sekali tidak mengandung arti urutan yang sebenarnya dalam kronologis, bahkan antara satu dalil dengan dalil lainnya datang dalam urutan yang berbeda. 
Bisa jadi yang paling pertama terjadi adalah terbitnya matahari dari barat, atau munculnya dukhan, atau kejadian lainnya.

Oleh karena itu, sikap kita adalah tawaqquf dan tidak perlu menyimpulkan secara pasti urutan-urutan tersebut. 

Secara umum para ulama menyatakan bahwa keluarnya Dajjal, turunnya Nabi Isa ‘alaihissalam dan keluarnya Ya’juj dan Ma’juj terjadi dalam satu masa. Sebelum itu, kemunculan Imam Mahdi telah mendahuluinya.

Berdasarkan riwayat-riwayat yang ada:

1. Ketika Imam Mahdi bersama pasukannya tengah bersiap berperang melawan Dajjal

2. Turunlah Nabi Isa ‘alaihissalam ke bumi. 

3. Di tangan Nabi Isa-lah Dajjal terbunuh. 

4. Setelah itu, Ya’juj Ma’juj keluar untuk membuat kerusakan di muka bumi. Ketika mereka berada di puncak kesombongannya, Allah mengirimkan pasukannya untuk memusnahkan mereka dari muka bumi.

Setidaknya empat fenomena tersebut yang disebutkan oleh para ulama terjadi secara berurutan. 

Adapun kejadian sebelum dan setelahnya diperselisihkan oleh para ulama dengan perselisihan yang kuat.

Banyak ulama yang menyebutkan bahwa tanda terakhir adalah keluarnya angin yang mencabut ruh orang beriman. 

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

إِذْ بَعَثَ اللهُ رِيحًا طَيِّبَةً، فَتَأْخُذُهُمْ تَحْتَ آبَاطِهِمْ، فَتَقْبِضُ رُوحَ كُلِّ مُؤْمِنٍ وَكُلِّ مُسْلِمٍ، وَيَبْقَى شِرَارُ النَّاسِ، يَتَهَارَجُونَ فِيهَا تَهَارُجَ الْحُمُرِ، فَعَلَيْهِمْ تَقُومُ السَّاعَةُ

“Tiba-tiba Allah mengirimkan angin yang baik, lalu angin tersebut masuk ke bawah ketiak-ketiak orang-orang beriman, lalu mengambil ruh dari setiap orang yang beriman dan setiap muslim. Yang tersisa adalah orang yang paling buruk, mereka berbuat kerusakan layaknya keledai, di tengah-tengah merekalah hari kiamat terjadi.” 
(HR. Muslim no. 2937)

Jumat, 11 Juli 2025

Tadabbur Al Quran Hal. 422

Tadabbur Al-Quran Hal. 422
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Al-Ahzab ayat 35 :

اِنَّ الْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمٰتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنٰتِ وَالْقٰنِتِيْنَ وَالْقٰنِتٰتِ وَالصّٰدِقِيْنَ وَالصّٰدِقٰتِ وَالصّٰبِرِيْنَ وَالصّٰبِرٰتِ وَالْخٰشِعِيْنَ وَالْخٰشِعٰتِ وَالْمُتَصَدِّقِيْنَ وَالْمُتَصَدِّقٰتِ وَالصَّاۤىِٕمِيْنَ وَالصّٰۤىِٕمٰتِ وَالْحٰفِظِيْنَ فُرُوْجَهُمْ وَالْحٰفِظٰتِ وَالذَّاكِرِيْنَ اللّٰهَ كَثِيْرًا وَّالذَّاكِرٰتِ اَعَدَّ اللّٰهُ لَهُمْ مَّغْفِرَةً وَّاَجْرًا عَظِيْمًا

Sungguh, laki-laki dan perempuan muslim, laki-laki dan perempuan mukmin, laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa, laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.

- Asbabun Nuzul Al-Ahzab ayat 35 :

Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi dari 'Ikrimah yang bersumber dari Ummu 'Imarah Al-Anshari, dikemukakan bahwa Ummu 'Imarah Al-Anshari (seorang muslimah) menghadap Rasulullah Saw. Dan berkata: "Selalu kulihat segala sesuatu yang ada ini hanya untuk laki-laki saja, dan tidak pernah wanita disebut-sebut". Maka turunlah ayat ini sebagai penegasan bahwa segala sesuatu yang dijanjikan oleh Allah untuk pria dan wanita yang Mukmin dan Muslim

Diriwayatkan oleh Ath-Thabrani yang bersumber dari Ibnu Abbas dan telah diterangkan pula dalam hadits Ummu Salamah di Surat Ali Imram ayat 195. Dikemukakan bahwa para wanita berkata: ":Ya Rasulullah! Mengapa yang disebut-sebut itu hanya Mukmin saja dan tidak disebut Mikminat?". Maka turunlah ayat ini yang menegaskan bahwa sebenarnya berlaku bagi pria ataupun wanita. (dengan sanad yang dianggap memadai)

Diriwayatkan oleh Ibnu Sa'd yang bersumber dari Qatadah, bahwa ketika disebut dalam Al-Qur'an istri-istri Rasulullah Saw. Berkata wanita-wanita: "Jika disediakan kebaikan bagi kaum wanita tentu akan disebut di dalam Al-Qur'an. Ayat ini turun berkenaan dengan peristiwa diatas.

- Tafsir AI Muyassar Al-Ahzab ayat 35 :

Sesungguhnya orang-orang yang tunduk pada perintah-perintah Allah, baik laki-laki maupun perempuan, orang-orang yang membenarkan, baik laki-laki maupun perempuan, orang-orang yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya, baik laki-laki maupun perempuan, orang-orang yang benar dalam kata-kata dan perbuatan mereka, baik laki-laki maupun perempuan, orang-orang yang sabar dalam menahan hawa nafsu, sabar di atas ketaatan dan sabar di atas musibah, baik laki-laki maupun perempuan, orang-orang yang takut kepada Allah, baik laki-laki maupun perempuan, orang-orang yang bersedakah wajib dan sunnah, baik laki-laki maupun perempuan, orang-orang yang berpuasa wajib dan sunnah, baik laki-laki maupun perempuan, orang-orang yang menjaga kehormatannya dari zina dan mukadimahnya dan tidak membuka auratnya baik laki-laki maupun perempuan, orang-orang yang banyak mengingat Allah dengan hati dan lisan mereka baik laki-laki maupun perempuan, Allah akan menyiapkan untuk mereka ampunan bagi dosa-dosa mereka dan pahala yang besar, yaitu surga.

- Mu'jam QS Al-Ahzāb, 33:35 :

فُرُوْجَهُمْ

Al-Farju dan A-furjatu berarti belahan di antara dua benda, seperti belahan (retakan) pada dinding Al-Farju juga dipahami sebagai celah yang ada di antara dua kaki, dan kemudian digunakan untuk menyebut aurat. Dan karena lebih banyak dipakai untuk menunjukkan aurat, maka kata Al-Farju lebih dipahami sebagai kemaluan. Al faraju juga bisa berarti terbukanya jalan keluar dari suatu masalah: Dikatakan, semoga Allah memberimu jalan keluar. (Ar-Rāgib A-Aşfahāni, Mujam Mufradāti Alfazit Qur'ani, 1431 H/2010 M: 283).

- Riyāduş şälihin :

Dari Abu Hurairah Ra., ia berkata, "Pernah datang para fuqara (orang-orang fakir) kepada Nabi Savw. seraya berkata, "Orang-orang kaya dengan harta benda mereka mendapatkan kedudukan yang tinggi. juga kenikmatan yang abadi. Karena mereka melaksanakan salat seperti juga kami melaksanakan salat. Mereka şaum sebagaimana kami juga şaum. Namun mereka memiliki kelebihan disebabkan harta mereka, sehingga mereka dapat menunaikan ibadah haji dengan harta tersebut, juga dapat melaksanakan umrah bahkan dapat berjihad dan bersedekah." Lalu beliau bersabda, "Maukah aku ajarkan kepada kalian sesuatu yang apabila kalian ambil (sebagai amal ibadah), kalian akan dapat melampaui (derajat) orang-orang yang sudah mengalahkan kalian tersebut, dan tidak akan ada yang dapat mengalahkan kalian dengan amal ini sehingga kalian menjadi yang terbaik di antara kalian dan di tengah-tengah mereka kecuali bila ada orang yang mengerjakan seperti yang kalian amalkan ini. Yaitu kalian membaca tasbih (Subhānallāh), membaca tahmid (Alhamdulillāh) dan membaca takbir (Alähu Akbar) setiap selesai salat sebanyak (masing-masing) tiga puluh tiga kali. Tidak lama kemudian para fuqara' Muhajirin kembali ke Rasulullah Saw. dan berkata, "Ternyata teman-teman kami yang banyak harta telah mendengar apa yang kami kerjakan tersebut, lalu mereka mengerjakan seperti itu. Rasulullah Saw. bersabda, "Itu adalah keutamaan Allah yang diberikan kepada siapa saja yang dikehendak-Nya." (HR Al-Bukhāri-Muslim).
Hadis tersebut memberikan faedah :
(a) Dorongan kepada para sahabat untuk berbuat kebaikan dan berlomba-lomba dalam melaksanakannya.
(b) Bentuk kebaikan itu sangat banyak, dan banyak pula jalan untuk meraih pahala Allah Swt.
(Dr. Muştafā Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis Sālihina, Juz 1, 1407 H/1987 M: 492-493).

- Hadiš Nabawi :

Dari Abu Hurairah Ra., Rasulullah Saw., bersabda, "Saum itu benteng, maka (orang yang melaksanakannya), janganlah berbuat Rafaš (kotor) dan jangan pula berbuat bodoh. Apabila ada oräng yang mengajaknya berkelahi atau menghinanya, maka katakanlah aku sebut, lalu mereka mengerjakan seperti itu. Rasulullah Saw. bersabda, "ltu adalah keutamaan Allah yang diberikan kepada siapa saja yang dikehendak-Nya." (HR Al-Bukhāri-Muslim).
Hadis tersebut memberikan faedah:
(a) Dorongan kepada para sahabat untuk berbuat kebaikan dan berlomba-lomba dalam melaksanakannya.
(b) Bentuk kebaikan itu sangat banyak, dan banyak pula jalan untuk meraih pahala Allah Swt.
(Dr. Muştafā Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis Sālihina, Juz 1, 1407 H/1987 M: 492-493).

- Hadis Nabawi :

Dari Abu Hurairah Ra., Rasulullah Saw. bersabda, "Saum itu benteng, maka (orang yang melaksanakannya), janganlah berbuat Rafas (kotor) dan jangan pula berbuat bodoh. Apabila ada orang yang mengajaknya berkelahi atau menghinanya, maka katakanlah aku seiman dan nafsu syahwatnya karena Aku. saum itu untuk-Ku dan Aku sendiri yang akan membalasnya, dan setiap satu kebaikan dibalas dengan sepuluh kebaikan yang serupa." (HR Al-Bukhāri, Sahihul Bukhāri, Juz 2, No. Hadis 1894, 1403 H: 29).

- Hadiš Qudsi :

Dari Abu Hurairah Ra., ia berkata, Rasulullah Saw. bersabda, "Setiap amal anak Adam dilipatgandakan pahalanya. Satu macam kebaikan diberi pahala sepuluh hingga tujuh ratus kali lipat. Allah Swt. berfirman, "Kecuali saum, karena saum itu adalah bagi-Ku dan Akulah yang akan memberinya pahala. Sebab, ia telah meninggalkan nafsu syahwatnya dan makannya karena-Ku. Dan bagi orang yang saum ada dua kebahagiaan; kebahagiaan ketika ia berbuka dan kebahagiaan ketika ia bertemu dengan Rabb-nya. Sesungguhnya bau mulut orang yang saum lebih wangí di sisi Allah daripada wangi kesturi." ('Isāmuddin Aş-Sabābati, Jāmiul Ahādisi) Qudsiyyati, Juz 1, t.t: 302).

- Hadis Motivasi QS 33: 33 :

Dari Abdullah dari Rasulullah beliau bersabda: "Salat seorang perempuan di rumahnya lebih utama baginya daripada salatnya di kamarnya dan salat seorang perempuan di rumahnya yang kecil lebih utama baginya daripada di rumahnya." (HR Abu Dawud. 570)

- HADIS NIAGA QS AI-Ahzāb, 33: 35 :

Kejujuran dan Kejelasan dalam Jual-Beli

Dari Hakim bin Hizam, dia mengatakan bahwa Nabi bersabda: "Penjual dan pembeli mempunyai hak untuk memilih (khiyār) selama keduanya belum berpisah. Jika mereka berlaku jujur dan mau menerangkan (barang yang diperjual-belikan), mereka akan mendapat berkah dalam jual-belinya. Sebaliknya, jika mereka berbohong dan menutup-nutupi (hal-hal yang seharusnya diterangkan mengenai barang yang diperjualbelikan), berkah dalam jual-beli itu akan dihapus (hilang)." (HR Bukhari, 2079; Muslim, 1532) 

- AMAL NIAGA :

1. Mintalah kepada Allah & agar Dia menganugerahi Anda kejujuran dalam ucapan dan perbuatan. Kejujuran akan mengantarkan Anda kepada kebaikan, sedangkan kebaikan akan membawa Anda ke surga Allah.
2. Jika Anda seorang pedagang, perlihatkanlah barang dagarngan yang cacat, jangan menyembunyikannya dari pembeli.
3. Hindari perilaku dusta dalam jual-beli karena ia merupakan penyebab hilangnya keberkahan.

- Tadabbur Surah Al-Ahzab Ayat 31-35 :

1. Ayat 31-34 meneruskan ayat sebelumnya  terkait dengan isteri-isteri Rasul saw. Kemuliaan dan keistimewaan yang Allah berikan kepada isteri-isteri dan keluarga Rasulullah  saw. dengan syarat jika mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya dan beramal saleh. Balasannya, maka mereka dapat pahala dua kali lipat dan masuk surga bersama Rasul saw. Kedudukan seperti ini tidak akan didapati oleh wanita-wanita muslimah lain, namun dengan syarat jika mereka bertakwa pada Allah. Mereka harus berkata tegas agar tidak bangkit nafsu orang yang ada penyakit dalam hatinya penyakit dan harus berkata dengan perkataan yang baik. Mereka harus menetap di rumah, tidak boleh berhias seperti wanita-wanita jahiliyah, menegakkan salat, membayar zakat, taat pada Allah dan Rasul-Nya. Begitulah cara Allah menghapus dosa Ahlul Bait (keluarga Rasul saw.) dan menjaga kesuciannya. Mereka harus mengingat nikmat Allah yang amat  besar pada mereka dimana di rumah mereka Allah turunkan ayat-ayat Al-Qur’an dan hikmah (Sunnah Rasul saw.) Sungguh Allah itu Mahalembut dan Mahateliti. 

2. Adapun ayat 35 menjelaskan 10 sifat yang harus dimiliki oleh setiap umat Nabi Muhammad saw., yang sudah mengucap dua kalimat syahadat (laa ilaaha illahllah, Muhammad Rasulullah), baik lelaki maupun perempuan. Ke 10 sifat tersebut ialah, Islam (tunduk dan patuh pada semua ajaran Islam), Iman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para rasul-Nya, hari akhirat, qada (keputusan) baik dan buruk-Nya, jujur, sabar, khusyuk, bersedekah, puasa, menjaga kemaluan dan berzikir kepada Allah dengan banyak. Bila 10 sifat ini diterapkan dalam diri muslim dan muslimah, maka Allah menjanjikan kepada mereka  ampunan dan pahala yang besar, yakni surga. 

Kamis, 10 Juli 2025

Kitab Suci Al Qur'an

Rubrik AI (52) | @KitabulSalaf
------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Kitab Suci Al Qur'an

1. Al-Qur'an: Kitab suci yang diwahyukan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW melalui malaikat Jibril.
2. Jumlah surat: 114 surat.
3. Jumlah ayat: 6.236 ayat.
4. Bahasa: Arab.
5. Penulisan: Dimulai pada tahun 610 M dan selesai pada tahun 632 M.

Jumlah ayat Al-Qur'an berdasarkan versi.

Versi Resmi
1. Versi Utsmani (Resmi): 6.236 ayat.
2. Versi Madinah: 6.240 ayat.
3. Versi Mekah: 6.211 ayat.

Versi Tafsir
1. Tafsir Ibnu Abbas: 6.236 ayat.
2. Tafsir Al-Tabari: 6.240 ayat.
3. Tafsir Al-Qurtubi: 6.236 ayat.

Versi Bahasa Lain
1. Terjemahan Al-Qur'an bahasa Indonesia (Departemen Agama RI): 6.236 ayat.
2. Terjemahan Al-Qur'an bahasa Inggris (Muhsin Khan): 6.236 ayat.

Perbedaan Jumlah Ayat
Perbedaan jumlah ayat disebabkan oleh:

1. Perbedaan penulisan dan pengumpulan.
2. Perbedaan tafsir dan penafsiran.
3. Perbedaan versi dan edisi.

Pembawa Kitab Suci

1. Nabi Muhammad SAW: Pembawa kitab suci Al-Qur'an dan penutup para nabi.
2. Menerima wahyu dari Allah SWT melalui malaikat Jibril.
3. Menyampaikan ajaran Islam kepada umat manusia.

Riwayat Penulisan Al-Qur'an

1. Wahyuan.

Proses penurunan wahyu dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW.

2. Penulisan oleh para penulis.

Wahyu ditulis oleh para penulis seperti Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Abbas, dan lain-lain.

3. Pengumpulan.

Al-Qur'an dikumpulkan oleh Khalifah Abu Bakar (632-634 M) dan Utsman bin Affan (644-656 M).

4. Penyusunan.

Al-Qur'an disusun berdasarkan urutan turunnya wahyu.

Macam Kitab Suci Al-Qur'an.

1. Al-Qur'an: Kitab suci utama yang diwahyukan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW.

2. Hadits: Kumpulan ucapan, perbuatan, dan persetujuan Nabi Muhammad SAW.

3. Sunah: Kumpulan perbuatan dan tradisi Nabi Muhammad SAW.

4. Tafsir: Penjelasan tentang makna Al-Qur'an.

Jenis Kitab Suci Al-Qur'an.

1. Al-Qur'an:
- Surat Makkiyah (surat yang diturunkan di Mekah).
- Surat Madaniyah (surat yang diturunkan di Madinah).
- Surat Mufassal (surat yang memuat penjelasan detail).

2. Hadits:
- Hadits Sahih (hadits yang valid dan terpercaya).
- Hadits Hasan (hadits yang baik dan dapat dipercaya).
- Hadits Dhaif (hadits yang lemah dan tidak terpercaya).

Riwayat Pembawa Kitab Suci Al-Qur'an

1. Nabi Muhammad SAW dilahirkan: Tahun 570 M di Mekah.
2. Menerima wahyu pertama: Tahun 610 M di Gua Hira.
3. Menyampaikan ajaran Islam: Tahun 613-632 M.
4. Wafat: Tahun 632 M di Madinah.

Riwayat Penulisan Al-Qur'an

1. Wahyuan: Proses penurunan wahyu dari Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW.

2. Penulisan oleh para penulis: Wahyu ditulis oleh para penulis seperti Zaid bin Tsabit, Abdullah bin Abbas, dan lain-lain.

3. Pengumpulan: Al-Qur'an dikumpulkan oleh Khalifah Abu Bakar (632-634 M) dan Utsman bin Affan (644-656 M).

4. Penyusunan: Al-Qur'an disusun berdasarkan urutan turunnya wahyu.

Kitab-Kitab Suci Lain

1. Hadits: Kumpulan ucapan, perbuatan, dan persetujuan Nabi Muhammad SAW.

2. Sunah: Kumpulan perbuatan dan tradisi Nabi Muhammad SAW.

3. Tafsir: Penjelasan tentang makna Al-Qur'an.

Peran Kitab Suci dalam Islam

1. Sumber hukum dan pedoman hidup.
2. Dasar akidah dan keimanan.
3. Sumber ilmu pengetahuan dan hikmah.
4. Pedoman moral dan etika.
5. Sumber inspirasi dan motivasi.

Sumber

1. Al-Qur'an dan Tafsirnya.
2. Hadits Shahih Bukhari dan Muslim.
3. Kitab "Sejarah Al-Qur'an" oleh Imam Ibnu Abbas.
4. Kitab "Sejarah Hadits" oleh Imam Ibnu Hajar Al-Asqalani.
5. Fatwa-fatwa ulama kontemporer.

Siksa Kubur Dihentikan di Bulan Ramadhan?

Alam Kubur (09)
---------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

Siksa Kubur Dihentikan di Bulan Ramadhan?

Pertama, bahwa adanya adzab kubur merupakan bagian dari aqidah kaum muslimin ahlus sunah. Allah berfirman menceritakan adzab yang diberikan kepada Fir’aun di alam kubur,

النَّارُ يُعْرَضُونَ عَلَيْهَا غُدُوًّا وَعَشِيًّا وَيَوْمَ تَقُومُ السَّاعَةُ أَدْخِلُوا آلَ فِرْعَوْنَ أَشَدَّ الْعَذَابِ
Kepada mereka (Fir’aun & bala tentaranya) dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras“. (QS. Ghafir: 46).

Dinampakkan neraka kepada Fir’aun dan pengkikutnya termasuk adzab di alam kubur bagi mereka dan itu terjadi sebelum kiamat.

Disamping itu, terdapat banyak hadis shahih yang menyatakan adanya adzab kubur. Hingga sebagian ulama menegaskan bahwa hadis tentang adzab kubur termasuk mutawatir ma’nawi.

Kedua, apakah adzab kubur diberika terus-menerus, ataukah ada jeda?

Dalam kitab Syarh Aqidah Thahawiyah, Ibnu Abil Iz menjelaskan,
وهل يدوم عذاب القبر أو ينقطع ؟ جوابه أنه نوعان:
منه ما هو دائم، كما قال تعالى: {النار يعرضون عليها غدوا وعشيا ويوم تقوم الساعة أدخلوا آل فرعون أشد العذاب}. وكذا في حديث البراء بن عازب في قصة الكافر: «ثم يفتح له باب إلى النار فينظر إلى مقعده فيها حتى تقوم الساعة»، رواه الإمام أحمد في بعض طرقه. والنوع الثاني: أنه مدة ثم ينقطع، وهو عذاب بعض العصاة الذين خفت جرائمهم، فيعذب بحسب جرمه، ثم يخفف عنه

Apakah adzab kubur ditimpakan terus-menerus ataukah bisa terputus?

Jawabannya bahwa adzab kubur ada 2 macam:

1. Adzab kubur yang diberikan terus-menerus. Sebagaimana firman Allah, yang artinya, ” Kepada mereka (Fir’aun & bala tentaranya) dinampakkan neraka pada pagi dan petang, dan pada hari terjadinya kiamat. (Dikatakan kepada malaikat): “Masukkanlah Fir’aun dan kaumnya ke dalam azab yang sangat keras.”

Demikian pula hadis Barra bin Azib tentang kisah mayit orang kafir, dinyatakan dalam hadis: ”Kemudian dibukakan untuk orang kafir pintu neraka, sehingga dia melihat tempatnya dneraka, sampai terbit matahari.” Hadis riwayat Imam Ahmad

2. Adzab kubur ditimpakan selama rentang waktu tertentu, kemudian terputus. Ini adalah adzab yang diberikan kepada sebagian tukang maksiat yang banyak dosanya. Dia dihukum sesuai tingkat dosanya, kemudian diringankan. (Syarh Aqidah Thahawiyah, 1/269)

Kemudian, bisa juga adzab kubur diringankan oleh Allah karena doa orang lain, atau amal jariyah yang dimilikinya, atau karena Allah mengampuninya langsung.

Ketiga, apakah ada keringanan adzab kubur kerika ramadhan?

Adzab kubur termasuk perkara ghaib. Dan masalah ghaib hanya diketahui oleh Allah dan makhluk yang bersangkutan. Yang bisa kita lakukan hanyalah meyakini apa yang disebutkan dalam dalil al-Quran dan hadis shahih. Dan kita tidak boleh berkomentar tanpa sumber yang benar. Allah meningatkan,
وَلَا تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ إِنَّ السَّمْعَ وَالْبَصَرَ وَالْفُؤَادَ كُلُّ أُولَئِكَ كَانَ عَنْهُ مَسْئُولًا
Janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati, semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya. (QS. Al-Isra: 36)

Apakah adzab kubur dihentikan selama ramadhan?

Sebagian lembaga fatwa menegaskan bahwa mereka tidak pernah menjumpai adanya dalil mengenai hal ini. Diantaranya lembaga Fatwa Syabakah Islamiyah,
فإن عذاب القبر ونعيمه من الأمور التي اتفق أهل السنة على إثباتها لقيام الدليل عليها من الكتاب والسنة الصحيحة، ولم نطلع على ما يدل على أنه يرفع في رمضان
Sesungguhnya adzab kubur dan kenikmatan keberadaannya disepakati ahlus sunah. Berdasarkan dalil dari al-Quran dan sunah yang shahih. Dan kami tidak menjumpai adanya dalil yang menunjukkan bahwa adzab kubur dihentikan selama ramadhan. (Fatawa Syabakah Islamiyah, no. 152793)

Kemudian al-Hafidz Ibnu Rajab menjelaskan bahwa bisa jadi adzab kubur dihentikan di bulan-bulan mulia. Hanya saja, beliau menegaskan bahwa hadis yang menyebutkan hal ini statusnya lemah. Dalam bukunya ahwal al-Qubur, beliau mengatakan,
وقد يرفع عذاب القبر في بعض الأشهر الشريفة فقد روي بإسناد ضعيف عن أنس بن مالك أن عذاب القبر يرفع عن الموتى في شهر رمضان
Adzab kubur bisa saja dihentikan pada bulan-bulan mulia. Diriwayatkan dengan sanad lemah dari Anas bin Malik bahwa adzab kubur untuk orang mati dihentikan pada bulan ramadhan. (Ahwal al-Qubur, hlm. 105)

Hanya saja, ada beberapa kitab fikih yang menyebutkan tentang penundaan adzab kubur di bulan ramadhan, hanya saja tidak disebutkan dalilnya.

Allahu a’lam

Minggu, 06 Juli 2025

Tadabbur Al Quran Hal. 421

Tadabbur Al-Quran Hal. 421
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Al-Ahzab ayat 23 :

مِنَ الْمُؤْمِنِيْنَ رِجَالٌ صَدَقُوْا مَا عَاهَدُوا اللّٰهَ عَلَيْهِ ۚ فَمِنْهُمْ مَّنْ قَضٰى نَحْبَهٗۙ وَمِنْهُمْ مَّنْ يَّنْتَظِرُ ۖوَمَا بَدَّلُوْا تَبْدِيْلًاۙ

Di antara orang-orang mukmin itu ada orang-orang yang menepati apa yang telah mereka janjikan kepada Allah. Dan di antara mereka ada yang gugur, dan di antara mereka ada (pula) yang menunggu-nunggu [673] dan mereka sedikit pun tidak mengubah (janjinya),

- [673] Menunggu apa yang telah dijanjikan Allah kepadanya.

- Asbabun Nuzul Al-Ahzab ayat 23 :

Diriwayatkan oleh Muslim dan At-Tirmidzi dan yang lainnya bersumber dari Anas, bahwa Anas An-nadhir (paman Anas bin Malik) tidak ikut serta dalam perang Badar bersama Rasulullah. Ia merasa sangat berdosa karenanya dan berkata: "Dalam peperangan Rasulullah yang pertama aku tidak dapat ikut. Sekiranya Allah menakdirkan aku dapat menyaksikan peperangan bersama Rasulullah Saw. Allah akan menyaksikan apa yang akan kuperbuat". Ia pun turut berjihad dalam Perang Uhud dan gugur sebagai Syahid. Dibadannya terdapat lebih dari delapan puluh luka bekas pukulan, tusukan tombak dan bekas panah. Ayat ini turun berkenaan dengan peristiwa tersebut sebagai pujian terhadap orang yang menunaikan janjinya.

- Tafsir Al Muyassar Al-Ahzab ayat 23 :

Di antara orang-orang mukmin ada orang-orang yang memenuhi janji mereka kepada Allah, bersabar di atas kesulitan, kesempitan dan pada saat perang. Di antara mereka ada yang telah memenuhi janjinya dan gugur sebagai syahid di jalan Allah, atau mati di atas kebenaran dan telah memenuhi janji. Di antara mereka ada yang menunggu satu dari dua kebaikan, kemenangan atau syahadah. Mereka tidak merubah perjanjian Allah, tidak menggantinya dan tidak membatalkannya sebagaimana yang dilakukan oleh orang-orang munafik.

- Sirah Nabawi :

Lalu Abu Sufyan mengirimkan delegasi kepada Bani Quraizah untuk mengajak mereka berperang besok. Mereka menjawab, "Sesungguhnya hari ini adalah hari Sabtu, yaitu ketika kami tidak mengerjakan apapun di dalamnya. Pernah ada sebagian dari kami melanggar sesuatu pada hari tersebut, kemudian dia mendapatkan musibah. Kami tidak akan ikut bersama kalian memerangi Muhammad hingga kalian memberi kami jaminan, agar kalian tidak begitu saja meninggalkan kami, lalu pergi ke negeri kalian." Kaum Quraisy dan Gațafan menyatakan, "Demi Allah! Sesungguhnya apa yang dikatakan Nu'aim bin Mas'ud tentang kalian adalah benar." Kemudian kaum Quraisy mengirim utusan kepada kaum Yahudi Bani Quraizah untuk mengatakan, "Kami tidak akan memberi jaminan kepada kalian, tidak satu pun dari tokoh-tokoh kami. Jika kalian ingin berperang, keluarlah dan berperang!" Orang-orang Bani Quraizah berkata, "Demi Allah! Apa yang dikatakan Nu'aim benar adanya. Dengan demikian, semangat kedua belah pihak yang semula berencana untuk bekerja sama pun akhirnya melemah, dan mereka pun saling meninggalkan. Sementara itu, kaum muslimin berdoa, Ya Allah tutuplah kelemahan kami dan amankanlah rasa gundah kami." Rasulullah Saw. pun juga berdoa kepada Allah, "Ya Allah Yang Menurunkan A-Kitab dan Yang Mahacepat perhitungan-Nya, kalahkanlah golongan-golongan yang bersekutu. Ya Allah, kalahkanlah mereka dan guncangkanlah mereka." Allah Swt. kemudian mengirimkan angin puting beliung dan pasukan malaikat yang memporak-porandakan pasukan kaum kafirin, dan memasukkan ketakutan dalam hati mereka. Angin meluluh-lantakkan perbekalan dan logistik serta menghancurkan kemah-kemah mereka. Angin dingin yang sangat menusuk juga menambah kesulitan mereka, hingga memaksa mereka untuk bersiap kembali pulang. Selanjutnya Rasulullah Saw. mengirim Huzaifah bin Al-Yaman Ra. untuk menemui orang-orang Quraisy dan kembali dengan membawa kabar tentang keadaan mereka. Ketika orang-orang Quraisy merasakan cuaca dingin yang sangat ekstrim, Huzaifah sama sekali tidak merasakannya. Bahkan, dia seakan-akan sedang berada di kamar mandi tempat pemandian air panas. Ketika kembali, dia mengabarkan tentang rencana kepulangan kaum Quraisy, lalu tidur. (Syaik Şafiyyurrahmān Al-Mubārakfūri, Ar-Rahiq AL Makhtüm: 205-206).

- Syamāil Muhammadiyyah :

Baju Besi Rasulullah Saw. (4)

Dari As-Saib bin Yazid, ia berkata, "Sesungguhnya Rasulullah Saw. pada waktu perang Uhud memakai dua baju besi. Sungguh, beliau memakai keduanya secara rangkap." (HR At-Tirmiżi). (Abu Isa At-Tirmiżi, Asy-Syamā ilul Muhammadiyyatu, 1413 H/1993 M: 102).

- Asbābun Nuzūl :

Firman Allah Swt. Di antara orang-orang yang beriman, ada sekelompok laki-laki. (QS Al-Ahzāb, 33: 23). Diriwayatkan dari Imam Muslim, At-Tirmiži, dan selain mereka, dari Anas bin Malik Ra. berkata, "Pamanku-Anas bin An-Nadr-tidak sempat ikut dalam perang Badar. Hal itu terasa berat baginya, sehingga dia berkata, "Aku tidak hadir dalam pertempuran pertama yang dihadiri oleh Rasulullah Saw. Jika Allah memperkenanku untuk ikut peperangan bersama Rasulullah Saw., maka Allah pasti akan melihat apa yang akan aku perbuat saat itu.." Kemudian dia ikut dalam perang Uhud. Dia pun ikut berperang. sampai kemudian terbunuh. Ketika ditemukan, di sekujur tubuhnya terdapat lebih dari delapan puluh luka menganga, antara bekas sabetan pedang, tusukan tombak atau tembakan panah. Maka Allah Swt. menurunkan ayat ini, ...sebagian lelaki yang jujur dengan janjinya kepada Allah.. (QS Al-Ahzāb, 33: 23) (Jalāl Al-Din As.-Suyūti, Lubāb A-Nugāl fi Asbābi A-Nuzūl: 171), m

- Nasihat & Pelajaran :

Di antara hal yang menentukan kemaslahatan para pengikut Nabi Saw. di setiap situasi adalah mengadopsi segala yang baik dari umat-umat lain, sesuatu yang berguna, serta tidak bertentangan dengan hukum dan kaidah syari'at umum. Penolakan terhadap semua itu berarti jumud alias kolot, yang tidak sejalan dengan karakter Islam. Hal itu sebagaimana tertulis dalam peraturann-Nya yang abadi, <Sebab itu sampaikanlah berita itu kepada hamba-hamba-Ku yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. (QS Az-Zumar: 17-18). (Musta-fā As-Sibā'i, As-Sirah An-Nabawiyyah: Durūs wa bar: 130).

- Hadis Motivasi QS 33: 23 :

Dari Anas bin Malik dia berkata, Orang-orang jahiliah mempunyai dua hari dalam setiap tahun untuk bermain-main. Setelah Rasulullah datang ke Madinah. beliau bersabda: "Kalian dahulu mempunyai dua hari untuk bermain-main. Sungguh. Allah telah menggantinya dengan yang lebih baik dari keduanya. yakni hari (raya) Fitri dan harl (raya) Adha (Kurban)." (HR Nasa'l. 1556)

- HADIS NIAGA QS AI-Ahzāb, 33: 25 :

Memohon Doa Kebaikan dari Unta yang Dibeli

Dari Abdullah bin Amir bin Ash, dia berkata, Nabi bersabda: "Jika seseorang dari kalian menikahi seorang perempuan atau membeli seorang pembantu, hendaklah dia berdoa, 'Ya Allah, aku meminta kepada-Mu kebaikannya dan yang Engkau ciptakan dari akhlaknya dan aku berlindung kepada-Mu dari kejelekannya dan dari kejelekan yang Engkau ciptakan atasnya. Jika salah seorang dari kalian membeli unta, hendaklah dia menaiki puncak punuknya kemudian berdoa dengan doa ini." (HR Abu Dawud, 2160) 

- Tadabbur Surah Al-Ahzab Ayat 23-30 :

Ayat 23-30 menjelaskan: 
1. Orang-orang mukmin yang menepati janji dengan Allah itulah orang yang benar imannya. Mereka hanya menghadapi salah satu dari dua alternatif; mati syahid di jalan Allah atau mati biasa. Allah membalas mereka dengan balasan yang sempurna dan mengazab mereka dengan azab yang amat pedih.  
2. Allah menghalau kaum kafir sehingga tidak mendapatkan keuntungan yang mereka  harapkan. Cukuplah Allah Penolong bagi kaum mukmin dalam peperangan itu, karena Dia Mahakuat lagi Mahaperkasa. Allah memasukkan  rasa takut ke dalam hati orang-orang Bani Quraizhah sehinga turun dari benteng-benteng  mereka, maka sebagiannya dibunuh dan sebagian lain ditawan kaum mukmin. Begitulah  cara Allah untuk mewariskan tanah, negeri,  harta mereka kepada kaum mukmin dan tanah  lain yang belum pernah mereka injakkan kaki  mereka ke sana. Hal tersebut terjadi, karena  Allah itu Mahakuasa atas segala sesuatu. 
3. Allah mengingatkan Rasul saw. agar istri-istrinya tidak materialistik. Kalau mereka pilih dunia dan perhiasannya, mereka harus diceraikan dengan baik. Jika mereka memilih Allah  dan Rasul-Nya, maka Allah siapkan bagi mereka surga. Siapa di antara mereka melakukan zina, maka Allah timpakan azab dua kali lipat di dunia dan di akhirat. Hal tersebut bagi Allah mudah saja.

Jumat, 27 Juni 2025

Tadabbur Al Quran Hal. 420

Tadabbur Al-Quran Hal. 420
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Al-Ahzab ayat 20 :

يَحْسَبُوْنَ الْاَحْزَابَ لَمْ يَذْهَبُوْا ۚوَاِنْ يَّأْتِ الْاَحْزَابُ يَوَدُّوْا لَوْ اَنَّهُمْ بَادُوْنَ فِى الْاَعْرَابِ يَسْاَلُوْنَ عَنْ اَنْۢبَاۤىِٕكُمْ ۖوَلَوْ كَانُوْا فِيْكُمْ مَّا قٰتَلُوْٓا اِلَّا قَلِيْلًا ࣖ

Mereka mengira (bahwa) golongan-golongan (yang bersekutu) itu belum pergi, dan jika golongan-golongan (yang bersekutu) itu datang kembali, niscaya mereka ingin berada di dusun-dusun bersama-sama orang Arab Badui, sambil menanyakan berita tentang kamu. Dan sekiranya mereka berada bersamamu, mereka tidak akan berperang, melainkan sebentar saja.

- Asbabun Nuzul Al-Ahzab ayat 20 :

Permintaan Rasulullah Saw saat perang Ahzäb kepada Nu'aim bin Mas'ud Ra. untuk mengadu domba antar kelompok sekutu menurut kemampuannya, mengindikasikan bahwa strategi tipu daya ketika melawan musuh dilegalkan, kalau hal itu mengantarkan pada kemenangan. Setiap strategi encapai kemenangan dan kemerdekaan dengan kekerasan (mengalirkan darah) diterima dalam pandangan Islam, asal bukan pelanggaran janjı dan pengkhianatan, Ini adalah sebagian dari kebijakan politik dan militer Rasulullah Saw yang tidak menafikan prinsip- prinsip etika Islami (Mustatà As-Sibai, As Sirah An Nabawlyyah, Durüs wa bar: 128).

- Tafsir Al Muyassar Al-Ahzab ayat 20 :

Orang-orang munafik menyangka bahwa pasukan Ahzab yang Allah kalahkan dengan kekalahan terburuk tersebut belum pergi karena ketakutan dan sifat pengecut mereka yang sangat. Seandainya pasukan Ahzab itu kembali ke Madinah, niscaya orang-orang munafik itu berharap bila mereka tidak tinggal di Madinah, tetapi tinggal bersama orang-orang Arab Badui di pedalaman. Selanjutnya mereka akan mencari-cari kabar kalian dan bertanya-tanya tentang berita kalian dari jauh. Seandainya mereka berada diantara kalian, niscaya mereka tidak akan berperang bersama kalian kecuali sedikit, karena mereka sangat takut, lemah dan tidak memiliki keteguhan.

- Sirah Nabawi :

Allah Swt. mengatur seluruh perkara para hamba-Nya. Di tengah situasi genting tersebut, datanglah Nu'aim bin Mas'ud Al-Asyja'i Ra. yang berasal dari kabilah Gatafan. Dia berteman baik dengan kabilah Quraisy dan Yahudi. Ketika itu, Nu'aim Ra. berkata, "Wahai Rasulullah! Sesungguhnya aku telah masuk Islam. Sementara kaumku tidak mengetahui keislamanku. Maka perintahkanlah kepadaku apa pun yang engkau kehendaki." Saw. berkata, "Engkau adalah orang satu-satunya (yang sudah masuk Islam). Apa saja yang bisa engkau lakukan, lemahkan kekuatan mereka menurut kesanggupanmu, karena sesungguhnya perang adalah siasat" Rasulullah Lalu Nu'aim berangkat menemui Bani Quraizah. Ketika Nu'aim Ra. datang, mereka pun memuliakannya. Dia berkata, "Kalian mengetahui kecintaanku kepada kalian, khususnya antara diriku dengan kalian. Sesungguhnya aku akan mengatakan suatu perkataan kepada kalian, maka rahasiakan aku." Mereka berkata, Ya.' Nư'aim Ra. melanjutkan, Kalian telah mengetahui apa yang terjadi pada Bani Qainuga' dan Bani An-Nadir. Kalian telah menampakkan dukungan kepada Quraisy dan Gatafan, padahal mereka tidak sama dengan kalian. Negeri ini adalah negeri kalian. Di sini terdapat harta benda, anak-anak dan istri-istri kalian. Kalian tidak akan memberikannya kepada yang lain. Sesungguhnya orang-orang Quraisy dan orang-orang Gatafan datang untuk memerangi Muhammad dan sahabat-sahabatnya. Sementara negeri, harta benda, dan istri-istri mereka (Gațafan dan Quraisy) berada jauh dari sini. Apabila mereka mendapatkan kesempatan, mereka pasti akan mengambilnya (harta benda). Jika tidak, mereka pun akan kembali ke negeri mereka dan meninggalkan kalian bersama Muhammad yang akan membalas dendam kepada kalian sekehendaknya.' Mereka bertanya, 'Lalu apa yang sebaiknya dilakukan? Nu'aim menjawab, Kalian tidak perlu berperang bersama mereka, kecuali setelah mereka memberikan jaminan-jaminan." Mereka menanggapi, Engkau telah memberikan pendapat yang tepat. Setelah itu, Nu'aim Ra. bergerak menemui kaum Quraisy dan berkumpul bersama para pemuka mereka. Dia berkata, 'Kalian mengetahui kecintaanku kepada kalian dan aku ingin menyampaikan nasihat kepada kalian. Mereka berkata, Ya benar. Kami akan merahasiakannya." Nu'aim Ra. pun memaparkan, "Sesungguhnya kaum Yahudi telah menyesal karena mereka telah melanggar perjanjian dengan Muhammad. Mereka khawatir kalian akan kembali dan meninggalkan mereka bersama Muhammad (yang isinya) bahvwa mereka hendak membawa jaminan dari kalian, lalu jaminan itu akan mereka serahkan kepadanya (Muhammad). Tentu saja mereka akan berpaling dari kalian dan Muhammad pun merelakan itu. Maka berhati-hatilah terhadap mereka. Apabila mereka meminta jaminan kepada kalian, kalian jangan memberinya." Lalu Nu'aim pergi menemui Gatafan. Dia mengatakan hal yang sama kepada mereka. Melalui strategi yang demikian, jiwa-jiwa pasukan sekutu Quraisy pun menjadi penuh keraguan, sehingga menimbulkan perpecahan. (Syaikh Safiyyurrahmān Al-Mubārakfūri, Ar-Rahiq A-Makhtūm; 204-205).

- Syamāil Muhammadiyyah :

Baju Besi Rasulullah Saw. (3)

Dari As-Sāib bin Yazid Ra., ia berkata, "Sesungguhnya Rasululullah Saw. mempunyai dua baju besi ketika pada perang Uhud beliau memakainya salah satu di antara keduanya. (Abu Isa At-Tirmiżi, Asy-Syamā ilu'l Muhammadiyyatu, 1413 H/1993 M: 101).

- Nasihat & Pelajaran :

(a) Di antara sarana perang yang digunakan oleh kaum muslimin dalam peperangan ini ialah penggalian parit. Perang dengan menggali parit ini merupakan peperangan yang pertama kali dikenal dalam sejarah bangsa Arab dan Islam. Karena taktik dan teknik peperangan seperti ini biasanya dikenal oleh bangsa Ajam (non-Arab). Seperti telah diketahui bahwa orang yang mengusulkan cara ini dalam perang Ahzab ialah Salman Al-Farisi. Nabi Saw, sendiri mengagumi usulan ini dan segera mengajak para sahabatnya untuk melaksanakannya.
(b) Kerja para sahabat bersama Rasulullah Saw. dalam menggali parit merupakan suatu pelajaran besar yang menjelaskan hakikat persamaan yang ditegakkan oleh masyarakat islam di antara seluruh anggotanya. la juga bukan sekadar slogan yang menarik untuk mengelabui masyarakat. Tetapi merupakan asas yang benar-benar memancarkan semua nilai dan prinsip Islam baik secara lahiriah maupun batiniah.
(Muhammad Sa'id Ramadan Al-Buti, Fiqhus Sirati, 1990 M: 218).

- Asbābun Nuzūl :

Permintaan Rasulullah Saw. saat perang Ahzab kepada Nu'aim bin Mas'ud Ra. untuk mengadu domba antar kelompok sekutu menurut kemampuannya, mengindikasikan bahwa strategi tipu daya ketika melawan musuh dilegalkan, kalau hal itu mengantarkan pada kemenangan. Setiap strategi mencapai kemenangan dan kemerdekaan dengan kekerasan (mengalirkan darah) diterima dalam pandangan Islam, asal bukan pelanggaran janji dan pengkhianatan. Ini adalah sebagian dari kebijakan politik dan militer Rasulullah Saw. yang tidak menafikan prinsip-prinsip etika Islami. (Mustafā As-Sibāi, As-Sirah An-Nabawiyyah, Durūs wa lbar: 128)

- Hadis Motivasi QS 33: 19 :

Dari Aisyah dia berkata, "Apabila Rasulullah diberi pilihan dari dua urusan atau pekerjaan yang salah satunya lebih mudah daripada yang lainnya, beliau memilih yang termudah selama yang termudah itu tidak mengandung dosa. Jika perkara itu mengandung dosa. beliau adalah orang yang paling menjauhkan diri darinya." (HR Muslim. 2327)

- HADIS NIAGA QS A-Ahzāb, 33: 19 :

Perintah Menjauhi Sifat Kikir

Dari Jabir bin Abdullah dia berkata, Rasulullah bersabda: "Hindarilah kezaliman karena kezaliman adalah kegelapan pada hari Kiamat kelak. Jauhilah kekikiran karena kekikiran telah mencelakakan (menghancurkan) orang-orang sebelum kalian yang menyebabkan mereka menumpahkan darah dan menghalalkan yang diharamkan." (HR Muslim, 2578)

- AMAL NIAGA :

1. Jauhilah segala bentuk kezaliman karena kezaliman termasuk dosa besar yang membuat pelakunya mendapat kesulitan dan siksa yang berat pada hari Kiamat. Selain itu, dia tidak akan memiliki teman setia dan penolong dibakhirat kelak.
2. Berlaku adillah dalam segala urusan, termasuk dalam aktivitas jual-beli yang Anda jalani. Jauhi perbuatan zalim saat melakukan transaksi, baik saat Anda menjadi penjual maupun pembeli.
3. Hindarilah sikap tamak dan bakhil karena biasanya kedua hal tersebut akan mendorong Anda dalam perbuatan keji dan mungkar.

- Tadabbur Surah Al-Ahzab Ayat 16-22 :

1. Ayat 16-20 menjelaskan, Allah memerintahkan Rasul saw. untuk memberi tahu kaum munafik bahwa lari dari peperangan itu tidak akan bermanfaat bagi upaya menghindari kematian atau terbunuh. Mereka hanya diberi kesempatan hidup sedikit saja. Tidak akan ada yang bisa menghalangi jika Allah memberi mereka mudarat atau rahmat. Tidak akan ada Pelindung dan Penolong selain Allah.  
2. Allah mengetahui orang-orang yang menghalang-halangi orang lain berperang dan mengajak teman dan saudaranya utuk tinggal di rumah dan mengurusi urusan dunia. Sebenarnya mereka rakus terhadap ghanimah (harta  hasil perang) dan sangat penakut. Kalau rasa takut sudah hilang, mereka mencaci kaum mukmin dengan ucapan yang tajam. Mereka sebenarnya belum beriman, maka Allah batalkan semua amal mereka dan bagi Allah mudah saja. Mereka mengira pasukan Ahzab masih ada. Sekiranya pasukan Ahzab itu datang kembali ke  Madinah mereka ingin tinggal bersama orang-orang Badui sambil mencari-cari berita kaum  mukmin. Kalaupun mereka ikut berperang hanya sebentar saja. 
3. Ayat 21 dan 22 menjelaskan, dalam diri Rasul saw. terdapat teladan yang baik bagi orang yang berharap bertemu dengan Allah dan akhirat dan banyak berzikir pada Allah. Kaum mukmin itu saat melihat pasukan Ahzab berkata: inilah apa yang dijanjikan Allah dan Rasul-Nya. Benarlah Allah dan Rasulnya. Kondisi itu hanya  menambah iman dan kepasrahan pada Allah.

Selasa, 17 Juni 2025

Tadabbur Al Quran Hal. 419

Tadabbur Al-Quran Hal. 419
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Al-Ahzab ayat 9 :

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اذْكُرُوْا نِعْمَةَ اللّٰهِ عَلَيْكُمْ اِذْ جَاۤءَتْكُمْ جُنُوْدٌ فَاَرْسَلْنَا عَلَيْهِمْ رِيْحًا وَّجُنُوْدًا لَّمْ تَرَوْهَا ۗوَكَانَ اللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرًاۚ

Wahai orang-orang yang beriman! Ingatlah akan nikmat Allah (yang telah dikaruniakan) kepadamu ketika bala tentara datang kepadamu, lalu Kami kirimkan kepada mereka angin topan dan bala tentara yang tidak dapat terlihat olehmu [670]. Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan.

- [670] Ayat ini menerangkan kisah Ahzab, yaitu golongan-golongan yang dihancurkan pada perang Khandaq karena menentang Allah dan Rasul-Nya. Yang dimaksud dengan tentara yang tidak dapat kamu lihat ialah malaikat yang diturunkan Allah untuk menghancurkan musuh-musuh Allah itu.

- Asbabun Nuzul Al-Ahzab ayat 9 :

Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam kitab Ad-Dalail yang bersumber dari Hudzaifah, dikemukakan bahwa pada waktu peperangan Al-Ahzab pada malam yang sangat gelap gulita para sahabat Rasulullah bersiap-siap menantikan pasukan musuh. Terlihatlah pasukan yang dipimpin Abu Sufyan berada diatas pasukan kaum Muslimin (diatas bukit), sedangkan orang-orang Yahudi Bani Quraizhah (sekutu Abu Sufyan) berada di bagian bawah (lembah-lembah). Dikhawatirkan mereka akan mengganggu keluarga dan anak kaum muslimin. Pada malam itu angin terasa berhembus dengan sangat kencang, sehingga kaum munafikin meminta kepada Nabi untuk meninggalkan tempat itu dengan alasan rumah mereka kosong, padahal sebenarnya mereka akan melarikan diri. Setiap orang meminta izin kepada Nabi Saw. Diizinkannya mereka dan mereka terus lari bersembunyi. Ketika Nabi memeriksa pasukan kaum muslimin, seorang-seorang sampailah kepada Hudzaifah, dan bersabda: "Cobalah sellidiki keadaan musuh". Hudzaifah pun berangkat dan melihat angin menghantam perkemahan musuh, sehingga tidak ada sejengkal pun perkemahan yang luput dari serangan angin itu, dan juga mendengar kemah-kemah dan barang-barang terlempar batu yang dibawa angin dan mereka berteriak mengajak kawannya mundur. Kemudian Hudzaifdah menghadap kepada Rasulullah dan melaporkan hal ihwal musuh. Maka turunlah ayat ini sebagai perintah untuk selalu mengingat akan nikmat yang diberikan oleh Allah Swt.

- Tafsir Al Muyassar Al-Ahzab ayat 9 :

Wahai orang-orang mukmin seluruhnya, ingatlah nikmat Allah yang telah Dia berikan kepada kalian di Madinah di hari-hari pernag Ahzab, yaitu perang Khandaq, saat orang-orang musyrikin di luar Madinah bersatu-padu dengan orang-orang Yahudi, ditambah dengan orang-orang munafik di dalam Madinah dan sekitarnya, lalu mereka semua mengepung kalian. Maka Kami mengirimkan angin yang kencang kepada mereka, yang menerbangkan tenda-tenda mereka dan melemparkan bejana-bejana mereka. Dan Kami mengirimkan malaikat dari langit yang tidak kalian lihat, maka ketakutan menyergap hati mereka. Allah Maha Melihat apa yang kalian perbuat, tidak ada sesuatu pun yang samar dari semua itu.

- Riyāduş Şalihin :

Dari Anas Ra., dia berkata, "Tidak lama setelah Rasulullah Saw. wafat, Abu Bakar berkata kepada Umar, Ikutlah dengan kami menuju ke rumah Ummu Aiman untuk mengunjunginya sebagaimana Rasulullah Saw. selalu mengunjunginya. Dan ketika kami telah sampai di tempatnya, Ummu Aiman pun menangis. Lalu mereka berdua berkata kepadanya, "Kenapa kau menangisi beliau, bukankah apa yang ada di sisi Allah itu lebih baik bagi Rasul-Nya Saw.?' la menjawab, "Bukanlah aku menangis karena aku tidak tahu bahwa apa yang ada di sisi Allah itu lebih baik bagi Rasul-Nya, akan tetapi aku menangis karena dengan wafatnya beliau berarti wahyu dari langit telah terputus. Ummu Aiman pun membuat mereka berdua bersedih dan akhirnya mereka berdua pun menangis bersamanya." Ummu Aiman adalah Mawla (sahaya yang dimerdekakan) Rasulullah Saw., namanya Barakah. Dia adalah ibu Usamah bin Zaid. Nabi Saw. memuliakannya. Kedudukan Ummu Aiman itu bagaikan anak Nabi Saw. (Faisal bin Abdul 'Aziz Ali Mubārak, Tatrizu Riyādis Sālihina Juz 1, t.t.: 253).

- Hadis Nabawi :

Dari Abdullah bin Umar Ra., sesungguhnya Zaid bin Harišah Ra. mantan budak Rasulullah Saw. biasa kami panggil dengan Zaid bin Muhammad, hingga Allah Swt. menurunkan ayat, <Panggillah mereka (anak angkat itu) dengan (memakai) nama bapak-bapak mereka; itulah yang adil di sisi Allah.. (HR Al-Bukhāri, Sahihu'l Bukhāri, Juz 3, No. Hadis 4782, 1422 H: 276).

Hadiš Qudsi :

Dari Anas, ia berkata, Rasulullah Saw., bersabda, "Allah Swt. berfirman, Orang yang berjihad fi sabilillah jadi tanggungan-Ku, jika Aku pegang (cabut) ruhnya, maka akan Aku masukkan ke dalam surga, dan jika Aku kembalikan, maka Aku kembalikan ia dengan membawa pahala dan ganimah." (HR At-Tirmizi). (Işāmuddin As-Sabābati, Jāmiu'l Ahadisil Qudsiyyati, Jilid 2, t.t: 395).

- Hadis Motivasi QS 33: 13 :

Dari Bahz bin Hakim, dari bapaknya, dari kakeknya. dia berkata. Aku bertarıya, "Wahal Rasulullah. tentang aurat kani, siapakah yang boleh kami perlihatkan dan siapa yang tidak boleh?" Beliau menjawab: "Jagalah auratmu kecuall kepada istri atau budak yang kamu miliki." Dia berkata, Aku bertanya. "Wahai Rasulullah. bagaimana dengan suatu kaum yang saling bercampur dalam satu tempat (yang mereka saling melihat aurat antara satu dengan yang laini)?" Beliau menjawab: "Jika kamu mampu maka jangan sampai ada seorang pun yang melihatnya." Dia berkata, Aku bertanya, "Wahal Rasulullah, bagairmana jika salah seorang dari kani sedang sendiri?" Beliau menjawab: "Allah lebih berhak untuk kamu malu dari Nya daripoda manusia." (HR Abu Dawud, 4017)

- HADIS NIAGA QS AI-Ahzãb, 33: 7 :

Perjanjian dalam Jual-Beli

Dari Jabir dia berkata, Aku pernah bepergian dengan menunggangi unta yang sudah lemah. Lalu Nabi lewat di hadapanku dan memukul unta tersebut serta mendoakannya hingga unta itu berjalan tidak seperti biasanya. Kemudian Nabi bersabda: "Juallah unta itu kepadaku dengan empat puluh dirham." Aku berkata, "Aku tidak mau." Kemudian beliau bersabda lagi: "Juallah kepadaku dengan empat puluh dirham." Aku pun menjualnya dengan syarat aku boleh menungganginya sampai aku pulang ke rumah keluargaku. Ketika kami telah sampai, aku memberikan unta tersebut kepada beliau dan beliau memberiku uang pembayarannya. alu aku pergi. Namun, beliau mengikutiku dan bersabda: "Aku tidak akan mengambil untamu. Ambillah untamu dan itu menjadi hartamu." (HR Bukhari, 2718; Muslim, 715)

- AMAL NIAGA :

1. Jika Anda terikat dalam sebuah perjanjian jual-beli, patuhilah perjanjian tersebut selama tidak bertentangan dengan syariat.
2. Mengingkari janji termasuk ciri orang munafik. Berlindunglah kepada Allah dari kemunafikan dan para pelakunya.

- Tadabbur Surah Al-Ahzab Ayat 7-15 :

1. Ayat 7 dan 8 menjelaskan, Allah mengambil  janji yang kuat bagi para Nabi-Nya, khususnya bagi Nabi Muhammad saw. Nuh, Ibrahim, Musa dan Isa Ibnu Maryam untuk berpegang teguh pada wahyu yang diturunkan kepada mereka dan konsisten menyampaikannya kepada umat mereka. Yang beriman akan diuji kebenaran iman mereka dan siapa yang kafir, Allah  sediakan bagi mereka azab neraka. 
2. Ayat 9-15, Allah mengingatkan kaum mukmin agar selalu mengingat nikmat dan kebaikan Allah pada mereka. Di antaranya saat dikepung oleh kaum Quraisy, Bani Qathfan dan Bani Quraizhah waktu perang Khandak tahun ke  5 H. Suasana saat itu sangat sulit, seakan nafas kaum mukmin seakan sudah di tenggorokan  dan mengalami kegoncangan yang berat. Lalu Allah kirimkan para Malaikat-Nya untuk menolong mereka sehingga mereka menang. 
3. Sedangkan kaum munafik mengatakan janji Rasul saw. akan kemenangan itu adalah tipuan belaka. Ada lagi yang mengajak penduduk Madinah yang ikut berjaga di Khandak untuk  kembali ke rumah mereka agar tidak dimasuki musuh. Sebagian mereka meminta izin kepada Nabi saw. untuk pulang dengan alasan di rumah mereka hanya kaum wanita. Itu hanya alasan belaka. Sebenarnya mereka ingin lari berperang. Kalau disuruh berbuat kerusakan mereka segera melakukannya. Padahal mereka  bersumpah sebelumnya untuk tidak lari saat  berperang. Allah pasti menuntut janji mereka. 

Jumat, 06 Juni 2025

Audio Singkat Kajian Sunnah

Sumber : https://www.pakdenono.com/ceramah-singkat.htm

 

Abdullah Taslim MA

Judul Ceramah Singkat / Ceramah Pendek:

Bertamasya Ke Syurga Dunia - Bingkisan Bagi Perindu Surga - Bunga Keimanan - Cahaya di Atas Cahaya - Ibadah Yang Sesungguhnya - Indahnya Syariat Allah (Poligami) - Keistimewaan Hati - Kenikmatan Memandang Wajah Allah - Kesempurnaan Diatas Kesempurnaan - Mengapa Kita Membutuhkan Hidayah - Mengimani Takdir Allah - Orang Yang Terbelenggu Hatinya - Penyejuk Hati - Pilihan Allah Yang Terbaik - Rahasia Kebahagiaan Bersama Al-Qur'an - Ramadhan Terakhir - Rindu Kepada Allah - Sebab Sempurnanya Iman - Siapa Yang Pantas Kita Cemburui - Solusi Fitnah di Internet - Sumber Bahagia Dunia Akhirat - Tamasya ke Surga


Ammi Nur Baits

Judul Ceramah Singkat / Ceramah Pendek:

Anak Sisa - Anda Haus Berita - Andai Rokok Ada di Zaman Nabi - Antara Angan dan Ajal - Bahagia Ketika Sakit - Cara Allah Membagi Rezeki - Di Balik Doa Nabi IbrahimDibela Malaikat - Tentang Hati dan Cara Menjaga Kesehatan Hati - Ikut Syariat Kenapa Melarat - Jadikan Shalat Anda Berdalil - Makanan Lambang Kedzaliman Wanita - Melawan Budaya Kuliner - Ternyata Salaman Tak Membatalkan Wudhu - Tips Belajar Ilmu Agama - Ustadz Hanyalah Motivator - HARAM... Itu Juga Solusi - Su'udzon pada Allah - Budak Dunia - Antara Bani Israel (Yahudi) dan Umat Muhammad


Abu Qatadah

Judul Ceramah Singkat / Ceramah Pendek:

Asingnya Islam Di Tengah Umat Islam - Bagaimana Ilmu Mengangkat Derajat Manusia - Hubungan Antara Iman Tauhid dengan Amal - Kewajiban Menasehati Keluarga dan Anjuran Menikah - Memahami Isi Al-Quran - Orang Yang Diberkati Allah - Salafi Wahabi - Sebab dan Hikmah Diturunkannya Adzab - Solusi Problematika Bangsa

Abdullah Zaen MA

Judul Ceramah Singkat / Ceramah Pendek:

Puasa Sejati - Wali Telanjang - Tips Mencari Pasangan dan Jodoh (Gen Bukan Segalanya) - Tenar di Langit - Tawakal Kepada Siapa - Sombongkah Kita - Petaka Sebuah Jempol - Orang yang Paling Kuat - Orang Tua Pemadam Kebakaran - Misteri Kunci Surga - Luruskan dengan Cara yang Lurus - Lemah vs Lemah Siapa yang Menang - Kaya dan Miskin Sama Saja - Jangan Durhaka Kepada Anakmu - Hakekat Dunia Seperti Sayap Seekor Nyamuk - Agar Ibadah dan Amal Tidak Sia-sia - Antara Puasa dan Korupsi - Apakah Sholat Taraweh Wajib dan Sholat Asar Sunnah - Apakah Tidurnya Orang Berpuasa Adalah Ibadah? - Bertekad Tidak Mengulangi Dosa - Celupan Yang Melupakan Segalanya - Guru Pemberani -

 

DR Syafiq Riza Basalamah MA

Judul Ceramah Singkat / Ceramah Pendek:

Benarkah Islam Merendahkan Wanita - Engkau Berhak Mendapatkan Nyawaku - Kisah Nabi Yusuf - Siapa Manusia Yang Paling Allah Cinta - Singkat Satukan Hati Umat Islam - Wahai Saudaraku, Maafkan Dirinya - Walimah - Berdoalah Sebelum Memulai - Islam Nusantara - Kunci Kebahagiaan - Yang Ngasih Wajah Cantik itu Siapa.

Koleksi Audio Kajian Sunnah Tematik

DESKRIPSI


Di halaman ini Anda bisa mendapatkan koleksi kumpulan audio kajian tematik berdasarkan asatidzah pemateri pada bagian USTADZ PEMATERI atau berdasarkan judul tematik tertentu pada bagian JUDUL TEMATIK.

📖 JUDUL TEMATIK

update 20-03-2022
Tema Jml Audio
Adzan dan Iqomah 178
al Wala' wal Baro 14
Ayat Kursi 22
Asma' wa Shifat (Nama nama dan Sifat Allah) 196
Bid'ah dan Ahli Bid'ah 337
Birrul Walidain - Berbakti Kepada Kedua Orangtua 53
Bulan Dzulhijjah 38
Cinta 136
Dajjal 35
Dakwah 273
Debat 27
Doa dan Dzikir 472
Dunia 149
Gerhana dan Shalat Gerhana 38
Ghibah 33
Haji dan Umroh 130
Hawa Nafsu 53
Hidayah dan Petunjuk 82
Hijab 19
Hijrah 37
Hikmah 72
Iblis dan Syaithon 148
Ikhlas 98
Isra Miraj 15
Istighotsah 30
Istiqomah 93
Jin 41
Jual Beli dan Perdagangan (Buyu') 217
Kebenaranal (al Haq) 149
Kehidupan 64
Khulafaur Rasyidin 134
Kisah Islami dan Siroh 424
Komunisme 47
Kuburan dan Pemakaman 128
Mahram 44
Makan dan Minum 112
Malaikat 80
Media Sosial dan Internet 49
Mujahadah 76
Munafik (Nifaq) 76
Muroqobatullah 81
Muslimah dan Wanita 325
Nasrani 33
Nikmat 115
Pakaian 104
Pekerjaan dan Nafkah 54
Pemuda dan Remaja 28
Pendidikan dan Tarbiyah Anak 319
Penguasa - Pemerintah (Ulil Amri) 165
Penyakit dan Obat 122
Penyakit Hati 31
Pernikahan 149
Perpecahan dan Perselisihan 74
Qunut 20
Qurban 147
Rezeki 21
Riba dan Bank 58
Rudud (Bantahan) 86
Ruqyah 27
Sabar 274
Safar dan Musafir 77
Sahabat Rasulullah 186
Salafiyyah 120
Shalat Berjamaah 117
Shalat Jenazah dan Shalat Ghaib 58
Sholawat 42
Sifat dan Tata Cara Shalat 304
Sihir dan Perdukunan 100
Silaturrahim 40
Sujud Sahwi 54
Syahadat 118
Syubhat 81
Syukur 50
Takdir dan Ketetapan Allah 150
Tanda Tanda Kiamat 17
Taqwa 98
Taubat 147
Tauhid 507
Tawakkal 58
Terorisme dan Radikalisme 145
Tetangga 60
Thoghut 37
Tidur 35
Tilawah al Quran 91
Ujian - Cobaan - Musibah 128
Wali Allah 37
Waris 67
Wudhu 155
Yahudi dan Bani Israil 62
Zakat 138
Zakat Fitrah 42


📖 USTADZ PEMATERI

update 15-03-2022
Pemateri Jml
Audio
Ustadz Muhammad bin Umar as Sewed 335
Ustadz Abdurrahman Lombok 355
Ustadz Abu Hamzah Yusuf 178
Ustadz Ayip Syafruddin 206
Ustadz Abdurrahman Mubarok 198
Ustadz Usamah Mahri 292
Ustadz Qomar Suaidi 221
Ustadz Muhammad Afifuddin - bagian 1 618
Ustadz Muhammad Afifuddin - bagian 2 169
Ustadz Muhammad Sarbini 254
Ustadz Ahmad Khodim 95
Ustadz Miqdad Bamajbur 21
Ustadz Abu Zakaria Khidir 30
Ustadz Abdul Hakam at Tamimi 162
Ustadz Abu Hamzah Gelumbang 46
Ustadz Abu Abdillah Amir 29
Ustadz Abu Usamah Ali 19
Ustadz Abu Hilmi Habibi 25
Ustadz Abu Syihab Amin 91
Ustadz Abu Ukasyah Harits 136
Ustadz Maimun Alyastawi 117
Ustadz Ridwanul Barri 139
Ustadz Abu Nashim Mukhtar 327
Ustadz Abdul Mu'thi Sutarman 232
Ustadz Abu Yusuf Ilham 65
Ustadz Saifullah 33
Ustadz Ismail 46
Ustadz Abu Farhan Husain 34
Ustadz Saiful Bahri 137
Ustadz Shodiqun Ambon 146
Ustadz Abu Hudzaifah Yunus 26
Ustadz Abu Abdillah Muhammad Rifa'i 85
Ustadz Abdurrouf 42
Ustadz Sirojuddin Abbas 43
Ustadz Abdullah al Jakarty 35
Ustadz Muhammad Irfan 31
Ustadz Abu Arkan Athoullah 105
Ustadz Abdul Latif 44
Ustadz Abu Yahya al Maidany 32
Ustadz Abu Dawud al Maidany 40
Ustadz Abu Ya'la 23
Ustadz Abu Ubaidah Abdurrahman 78
Ustadz Abu Ya'la Wahyu 34
Ustadz Abu Fudhail Abdurrahman 85
Ustadz Abu Amr as Sidawy 76
Ustadz Abdullah al Bughury 73
Ustadz Agus Suaidi 38
Ustadz Abu Sufyan al Musy 69
Ustadz Abul Hasan al Wonogiry 86
Ustadz Abu Zainab Abdul Mu'thi 156
Ustadz Abu Yasir Wildan 85
Ustadz Fauzi Isnaini 65
Ustadz Abu Isa Abdullah 28
Ustadz Abu Ishaq Muslim 91
Ustadz Ahmad Syaibani 198
Ustadz Muhammad Rijal 198
Ustadz Abu Ahmad Ali 132
Ustadz Abu Umar Dzulqarnain 31
Ustadz Abu Hamzah Abdul Majid 48
Ustadz Abu Abdirrahman Hamzah 48
Ustadz Abu Rufaidah Yahya 36
Ustadz Iqbal Nur Muhammad 46
Ustadz Abu Musa Hidayat 30
Ustadz Ahmad Afandi 56
Ustadz Abul Asad Rendi 27
Ustadz Syafi'i Alaydrus 113
Ustadz Muhammad Rifa'i Ngawi 93
Ustadz Muhammad Higa 28
Ustadz Abu Yusuf Klaten 28
Ustadz Abu Sholeh 59
Ustadz Salman 36
Ustadz Abul Hasan Imron 60
Ustadz Muhammad Syukran 18
Ustadz Rosyid Hamdani 78
Ustadz Abdusy Syakur 36
Ustadz Abu Yahya Muadz 105
Ustadz Abu Abdirrahman Adib 19
Ustadz Mahmud Barjib 84
Ustadz Abu Ishaq at Thubani 46
Ustadz Abu Bakar Jombang 36
Ustadz Abu Hamzah Kaswa 25
Ustadz Idral Harits 59
Ustadz Abu Yahya Muslim 25
Ustadz Fauzi Nur 14
Ustadz Abu Muhammad Farhan 29
Ustadz Abu Hafy Abdullah 37
Ustadz Abu Ruhail Taufiq 104
Akh Abu Usamah Tajuddin 56