بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Senin, 02 September 2024

Tadabbur Al Quran Hal. 393

Tadabbur Al-Quran Hal. 393
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Al-Qasas ayat 61 :

اَفَمَنْ وَّعَدْنٰهُ وَعْدًا حَسَنًا فَهُوَ لَاقِيْهِ كَمَنْ مَّتَّعْنٰهُ مَتَاعَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ثُمَّ هُوَ يَوْمَ الْقِيٰمَةِ مِنَ الْمُحْضَرِيْنَ

Maka apakah sama orang yang Kami janjikan kepadanya suatu janji yang baik (surga) lalu dia memperolehnya, dengan orang yang Kami berikan kepadanya kesenangan hidup duniawi [613] ; kemudian pada hari Kiamat dia termasuk orang-orang yang diseret (ke dalam neraka)?

- [613] Orang yang diberi kenikmatan hidup duniawi tetapi tidak dipergunakan untuk mencari kebahagiaan hidup di akhirat, karena itu di akhirat ia diseret ke dalam neraka.

- Asbabun Nuzul Al-Qasas ayat 61 :

Ibnu Jarir meriwayatkan dari Mujahid tentang firman-Nya,'"Maka apakah sama orang yang Kami janjikan kepadanya suatu janji yang baik (surga),"'ia berkata, "Ayat ini turun tentang Nabi saw. dan Abu Jahal bin Hisyam."
Ia meriwayatkan dari lain darinya bahwa ia turun tentang Hamzah dan Abu Jahal.

- Tafsir Al Muyassar Al-Qasas ayat 61 :

Apakah orang yang Kami janjikan kepadanya dengan surga atas ketaatannya, lalu dia mendapatkan dan merengkuh janji tersebut, sama dengan orang yang Kami berikan kenikmatan dunia lalu dia pun menikmatinya, dia lebih mementingkan kesenangan dunia di atas akhirat, kemudian di hari kiamat dia termasuk orang-orang yang
dihadirkan untuk dihisab dan mendapatkan balasan?
Kedua kubu tersebut tidaklah sama. Maka hendaknya orang yang berakal memilih untuk dirinya apa yang lebih
patut untuk dipilih, yaitu menaati Allah dan mencari ridha-Nya.

- Riyāduş şālihin :

Dari Jabir Ra., dia berkata, "Seorang laki-laki Arab gunung mendatangi Rasulullah Saw. seraya berkata, Wahai Rasulullah, apakah sesuatu yang mewajibkan (sesuatu yang lain?)' Beliau menjawab, Orang yang meninggal dalam keadaan tidak menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun, maka ia wajib masuk surga, dan orang yang meninggal dalam keadaan menyekutukan Allah dengan
sesuatu, maka ia wajib masuk neraka." (HR Muslim).
Hadis di atas memberikan faedah bah-
wa para ulama telah sepakat bahwa orang yang maksiat tidak akan kekal di neraka selama ia mati dalam keadaan iman, begitu pula orang kafir. (Dr. Muştafā Said Al-KhiNuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis Sālihina
Juz 1, 1407 H/1987 M: 377).

- Hadis Nabawi :

Dari Ubadah Ra., dari Nabi Saw., beliau
bersabda, "Barangsiapa bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah Yang Maha Esa dengan tidak menyekutukan-Nya dan bahwa Muhammad adalah hamba-Nya
dan utusan-Nya, serta (bersaksi) bahwa Isa adalah hamba Allah, utusan-Nya, dan firman-Nya yang Allah berikan kepada Maryam dan ruh dari-Nya, dan surga bahwa para ulama telah sepakat bahwa orang yang maksiat tidak akan kekal di neraka selama ia mati dalam keadaan iman, begitu pula orang kafir. (Dr. Muştafā Sa'id A-Khir Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis Sālihina Juz 1, 1407 H/1987 M: 377).

- Hadis Nabawi :

Dari Ubadah Ra., dari Nabi Saw., beliau
bersabda, "Barangsiapa bersaksi bahwa tidak ada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah Yang Maha Esa dengan tidak menyekutukan-Nya dan bahwa Muhammad adalah hamba-Nya
dan utusan-Nya, serta (bersaksi) bahwa Isa adalah hamba Allah, utusan-Nya, dan firman-Nya yang Allah berikan kepada Maryam dan ruh dari-Nya, dan surga adalah hag (benar adanya), dan neraka adalah hag, maka Allah akan memasukkan orang itu ke dalam surga bagaimanapun keadaan amalnya." (HR AI Bukhāri, Sahihu
Bukhari, Juz 2, No. Hadis 3435: 487).

- Hadis Qudsi :

Abdullah bin Amru bin A-Ash Ra. berkata, Rasulullah Saw. bersabda, "Sesungguhnya Allah akan menyelamatkan seorang laki-laki dari umatku di hadapan manusia pada
hari kiamat, lalu dia membuka buku catatan besar di hadapannya, setiap buku catatan besar lebarnya seperti sepanjang mata memandang, kemudian Dia berfirman, Apakah kamu mengingkari sesuatu dari ini?
Apakah para penulisku yang menjaga (amal manusia) menzalimimu? Dia menjawab, Tidak wahai Rabbku.' Allah Swt. bertanya, Apakah kamu mempunyai alasan dalih (bagi amal burukmu)? Dia menjawab, Tidak,
wahai Rabbku. Allah Swt. berfirman, Tidak demikian, sesungguhnya kamu mempunyai kebaikan di sisi Kami, karena itu tidak ada kezaliman atasmu pada hari ini.' Lalu keluarlah kartu amal kebaikan, yang di dalamnya
tercatat bahwa, 'Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah Swt. dan Aku bersaksi bahwa Muhammad Saw. adalah hamba-Nya dan Rasul-Nya.
Lalu Allah Swt. berfirman, Hadirkan amal timbanganmu! Dia berkata, Wahai Rabbku, apa (artinya) satu kartu amal ini (bila) dibandingkan buku catatan besar ini? Allah Swt. berfirman, 'Sesungguhnya kamu tidak
akan dizalimi. Nabi Saw. melanjutkan diletakkanlah buku catatan besar pada sisi, sedangkan kartu diletakkan pada sisi lainnya, maka buku catatan besar itu ringan (timbangannya) sedangkan kartu itu berat maka tidak ada sesuatu pun yang lebih berat dibandingkan nama Allah Swt. (HAt-Tirmiži, Sunan At-Tirmiżi, Juz 5, No. Hadis 2639: 24). Dişahihkan oleh Syaikh Al-AIbäry
dalam Sahih wa Daif Sunan At-Tirmiži no 2639.

- Hadis Motivasi QS 28: 60 :

Dari lbnu Abbas dia berkata.
"Semoga Allah melaknat polan. Mereka sengaja pergi pada nusim haji yang mulia lalu menghilangkan hiasannya. Hiasan haji adalah talbiah." (HR Ahmad, 27845)

- HADIS NIAGA QS AI-Qasas, 28: 60 :

Pasangan Hidup yang Saling Mendukung

Dari Abdullah bin Amr bahwasanya Rasulullah bersabda: "Dunia merupakan perhiasan dan sebaik-baik perhiasan dunia adalah perempuan yang salehah." (HR Muslim, 1467)

- AMAL NIAGA :

1. Manfaatkanlah keuntungan dari perniagaan yang Anda jalani. Hal itu
merupakan karunia dan kesenangan dunia yang dihalalkan. Namun, jangan
lupa untuk mengeluarkan sedekah dari keuntungan yang Anda peroleh.
2. Jangan menjadikan keuntungan materi sebagai tujuan utama. Niatkanlah semata untuk menjadi manusia yang berguna. Balasan Allah akan jauh lebih menguntungkan daripada kenikmatan dunia.
3. Cita-cita tertinggi seorang niagawan tentu ingin perniagaannya untung
sehingga bisa memberikan limpahan materi berupa perhiasan (kesenangan)
duniawi. Perlu diketahui bahwa sebaik-baik perhiasan di dunia adalah
pasangan yang salehah yang dapat mendukung suami dalam perniagaannya.

- Tadabbur Surah Al-Qashash Ayat 60-70 :

Ayat 60-67 menjelaskan beberap hal:

1. Apa saja bentuk harta yang diperoleh, tidak lebih dari kenikmatan hidup dunia dan hiasannya. Pahala yang ada di sisi Allah jauh lebih baik dan kekal. Mengapa kita tidak paham juga?

2. Sangat jauh perbedaan antara orang-orang mukmin yang dijanjikan Allah surga dengan kaum  kafir dan musyrik yang  Allah berikan kenikmatan hidup dunia saja. 

3. Di akhirat nanti, Allah akan bertanya kepada kaum kafir dan musyrik itu: Mana tuhan-tuhan yang kalian sembah di dunia? Tiba-tiba para setan dan teman-teman mereka dari kalangan manusia berkata: Ya Allah. Mereka itu adalah korban penyesatan kami. Mereka sesat sebagaimana kami sesat. Hari ini kami berlepas diri dari mereka. Sebenarnya mereka tidaklah menyembah kami. Saat itu neraka sudah berada di hadapan mata mereka. Mereka menyesal sekali dan mengharapkan sekiranya dahulu mereka di dunia mendapat hidayah. Adapun orang-orang yang beriman pada  Allah, Rasul saw. dan Al-Qur’an dan mereka  beramal saleh yang banyak, maka mereka tenang-tenang saja karena yakin akan sukses masuk surga dan selamat dari api neraka.


Ayat 68-70 menjelaskan Allah menciptakan dan menetapkan apa saja Ia kehendaki. Manusia tidak punya kemampuan menentukan yang hak atau yang batil. Allah bersih dari tuhan-tuhan yang mereka jadikan sekutu dengan-Nya. Allah Maha Mengetahui semua rahasia hati manusia dan apa saja yang mereka nampakkan.  Dialah Allah. Tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Allah. Bagi-Nya segala puja dan puji di dunia dan akhirat. Bagi-Nya jua segala keputusan  dan kepada-Nya manusia dikembalikan.