Tadabbur Al-Quran Hal. 361
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
- Al Qur'an Indonesia Tajwid.
- Al-Furqan ayat 20 :
وَمَآ اَرْسَلْنَا قَبْلَكَ مِنَ الْمُرْسَلِيْنَ اِلَّآ اِنَّهُمْ لَيَأْكُلُوْنَ الطَّعَامَ وَيَمْشُوْنَ فِى الْاَسْوَاقِۗ وَجَعَلْنَا بَعْضَكُمْ لِبَعْضٍ فِتْنَةً ۗ اَتَصْبِرُوْنَۚ وَكَانَ رَبُّكَ بَصِيْرًا ࣖ ۔
Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu (Muhammad), melainkan mereka pasti memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. Dan Kami jadikan sebagian kamu sebagai cobaan bagi sebagian yang lain. Maukah kamu bersabar? Dan Tuhanmu Maha Melihat.
- Asbabun Nuzul Al-Furqan ayat 20 :
Al-Wahidi meriwayatkan dari Juwaibir dari adh-Dhahhak dari Ibnu Abbas bahwa ketika kaum musyrikin menyindir Rasulullah miskin dengan mengatakan, "Mengapa rasul ini memakan makanan dan berjalan-jalan di pasar?" Rasulullah merasa sedih. Maka turunlah ayat ini. Ibnu Jarir meriwayatkan hal senada dari Sa'id dan Ikrimah dari Ibnu Abbas.
- Tafsir Al Muyassar Al-Furqan ayat 20 :
Wahai Rasul! Kami tidak mengutus Rasul-Rasul sebelum dirimu melainkan mereka adalah manusia biasa. Mereka memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. Wahai sekalian manusia! Kami jadikan sebagian kalian cobaan dan ujian bagi sebagian yang lain yakni dengan petunjuk dan kesesatan, kekayaan dan kemiskinan, sehat dan sakit, apakah kalian akan bersabar dan tetap menjalankan kewajiban yang telah diwajibkan Allah atas kalian. Serta mensyukurinya sehingga Maula kalian (Allah) akan memberikan pahala kepada kalian? Atukah kalian tidak bersabar sehingga kalian berhak mendapatkan hukuman? Wahai Rasul! Rabb-mu melihat mana orang yang putus asa dan mana orang yang sabar, mana orang yang kufur dan mana orang yang bersyukur.
- Tazkiyyatun Nafs :
Nabi Saw. bersabda, "Jangan kalian jadikan kuburanku (sebagai tempat) berhari raya." (HR Abu Dawud, Sahih A-Jāmi, no. 7266).
Menjadikan kuburan sebagai tempat berhari raya (perayaan) adalah termasuk hari rayanya orang-orang musyrik sebelum kedatangan Islam, dan Nabi Saw. telah melarang hal tersebut dilakukan pada kuburannya yang paling mulia sebagai bentuk peringatan agar juga tidak dilakukan pada kuburan-kuburan yang lain.
Menurut Syaikhu'l Islam, Ibnu Taimiyah, "Maksudnya, bahwa kuburan Rasulullah Saw adalah kuburan paling utama di muka bumi.
Namun demikian, beliau melarang menjadikan kuburannya sebagai tempat perayaan, apalagi terhadap kuburan lain selain kuburan beliau." Menjadikan kuburan sebagai tempat perayaan dapat menimbulkan kerusakan yang amat besar. Adapun bentuk kerusakan itu adalah ia membuat orang salat kepada kuburan, tawaf mengelilinginya, menciumnya, mengusapnya, membedaki wajah dengan debu dan tanahnya, menyembah para penghuninya, meminta pertolongan kepada mereka, memohon kemenangan rezeki dan kesehatan kepada mereka, juga memohon agar dilunaskan dari utang dibebaskan dari kesusahan, diangkat dari kelengahan, serta berbagai bentuk permohonan lainnya. Hal yang juga sama diminta oleh para penyembah
berhala kepada berhala-berhala mereka.
Apa yang dilakukan oleh orang-orang musyrik itu menyakiti para penghuni kubur.
Para penghuni kubur itu sangat benci terhadap perbuatan mereka, sebagaimana Isa Al-Masih As. membenci terhadap apa yang dilakukan orang-orang Nasrani terhadap kuburannya. Demikian pula halnya dengan para nabi, wali, dan syaikh. Mereka merasa disakiti dengan apa yang dilakukan dikuburan mereka, karena hal itu menyerupai perlakuan orang-orang Nasrani. Pada hari kiamat mereka berlepas diri dari orang-orang tersebut. Sebagaimana firman Allah Swt., Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Allah Swt. mengumpulkan mereka bersama apa yang mereka sembah selain Allah Swt. lalu Dia berfirman (kepada yang disembah), "Apakah kamu yang menyesatkan hamba-hamba-Ku itu, atau mereka sendirikah yang sesat darijalan (yang benar)?" Mereka (yan disembah itu) menjawab, Mahasuci Engkau, tidaklah pantas bagi kami mengambil pelindung selain Engkau, tetapi Engkau telah memberi mereka dan nenek moyang mereka kenikmatan hidup, sehingga mereka melupakan peringatan, dan mereka kaum yang binasa. (QS A-Furqān, 25: 17-18).
Selanjutnya, Allah Swt. berfirman kepada orang-orang musyrik, «Maka sungguh, mereka (yang disembah itu) telah mengingkari apa yang kamu katakan, maka kamu tidak akan dapat menolak (azab) dan tidak dapat (pula) menolong (dirimu), dan barangsiapa di antara kamu berbuat zalim, niscaya Kami timpakan kepadanya rasa azab yang besar. (Q5 AI-Furqān, 25: 19) Allah Swt. juga berfirman tentang Isa Al-Masih As., <Dan (ingatlah) ketika Allah Swt. berfirman, "Wahai 'isa putra Maryam! Engkaukah yang mengatakan kepada orang-orang, jadikanlah aku dan ibuku sebagai dua tuhan selain Allah Swt.?" (sa As) menjawab, "Mahasuci Engkau, tidak patut bagiku mengatakan apa yang bukan. hakku. Jika aku pernah mengatakannya, tentulah Engkau telah mengetahuinya. Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada-Mu. Sungguh, Engkau-lah Yang Maha Mengetahui segala yang gaib. (0S A-Māidah, 5: 116).
Firman-Nya tentang para malaikat, Dan (ingatlah) pada hari (ketika) Allah Swt. mengumpulkan mereka semuanya kemudian Dia berfirman kepada para malaikat, "Apakah kepadamu mereka inibdahulu menyembah?" Para malaikat itu menjawab, "Mahasuci Engkau. Engkaulah pelindung kami, bukan mereka, bahkan mereka telah menyembah jin, kebanyakan mereka beriman kepada jin itu. (QS Saba 34: 40-41) (Ibnu't Qayyim Al-Jauziyyah, lgāšatu'lLahfāni fi Masayidi Asy-Syaitāni, Juz 2.
- Riyāduş Şalihin :
Dari Abu Hurairah Ra., ia berkata, Rasulullah Saw. bersabda, "Janganlah kalian jadikan rumah-rumah kalian sebagai kuburan, dan jangan kalian jadikan kuburanku sebagai id (hari raya), dan bersalawatlah kepadaku, sesungguhnya salawat kalian akan sampa kepadaku di manapun kalian berada." (HR Abu Dāwud, dengan sanad yang Sahih, Sahih Al-Jāmi, No. 7266).
- Hadis di atas mengandung beberapa faedah, antara lain:
(a) Larangan untuk melakukan sesuatu yang akan merusak adab ketika berziarah ke makam Nabi Saw. berupa hiburan dan gemerlap perhiasan, karena hal itu akan menjerumuskan kepada pemujaan berhala sebagaimana terjadi pada umat-umat sebelumnya.
(b) Dianjurkan untuk menziarahí masjid Nabi Saw. dan berşalawat di hadapan kuburannya sesuai dengan adab Islam tanpa merusak atau menyalahi sunnah dan petunjuk beliau.
(Dr. Muştafā Sa'id AI-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis sālihina, Juz 2, 1407 H/1987 M: 964).
- Medical Hadis. :
Dari Talhah bin Ubaidillah Ra., dia berkata, "Saya bersama Rasulullah pernah berjalan melewati orang-orang yang sedang berada di atas pohon kurma, Tak lama kemudian beliau Saw. bertanya, Apa yang dilakuka orang-orang itu?' Para sahabat menjawab, Mereka sedan mengawinkan pohon kurma dengan meletakkan benang sari pada putik agar lekas berbuah. Maka Rasulullah Saw. pun bersabda, Aku kira perbuatan mereka itu tidak ada gunanya. Talhah Ra. berkata, Kemudian mereka diberitahukan tentang sabda Rasulullah Saw. itu. Lalu mereka tidak mengawinkan pohon kurma.' Selang beberapa hari kemudian, Rasulullah Saw. diberitahu bahwa pohon kurma yang dahulu tidak dikawinkan itu tidak berbuah lagi.
Lalu Rasulullah Saw. bersabda, "Jika okulasi (perkawinan) pohon kurma itu berguna bagi mereka, maka hendaklah mereka terus melanjutkannya. Sebenarnya aku hanya berpendapat secara pribadi. Oleh karena itu, janganlah menyalahkanku karena adanya pendapat pribadiku. Tetapi, jika aku beritahukan kepada kalian tentang sesuatu dari Allah Swt., maka hendaklah kalian menerimanya. Karena aku tidak pernah mendustakan Allah Swt." (HR Muslim). (bnu'l Qayyim Al-Jauziyyah, At-Tibbun Nabawi, t.t.: 261-262).
- Tibbun Nabawi :
Khasiat Tal' (mayang kurma)
Mayang kurma terdiri atas dua macam: jantan dan betina. Proses penyerbukan dilakukan dengan memindahkan serbuk sari jantan ke betina. Mayang kurma bermanfaat untuk kekuatan air mani dan meningkatkan seksualitas. Jika serbuknya dimakan wanita sebelum berjima', dapat mempercepat proses kehamilan. la juga menguatkan perut, mengeringkannya, menstabilkan tensi darah yang disertai dengan kelembapan pencernaan. Allah Swt. menyebutkan tal (mayang kurma) dalam firman, ..dan pohon kurma yang tinggi-tinggi yang mempunyai mayang yang bersusun-susun. (QS Qāf, 50: 10) (lbnu'l Qayyim Al-Jauziyyah, Zādul Ma adifi Hadyi Khayril ibādi, Juz 4, t.t.: 338).
- Penjelasan Surah Al-Furqan Ayat 12-20 :
Ayat 12-20 meneruskan ayat sebelumnya terkait orang-orang yang ingkar pada Al-Qur’an dan hari kiamat.
1. Ketika neraka melihat orang-orang yang kafir kepada Nabi Muhammad Saw. Al-Qur’an dan hari kiamat dari kejauhan, neraka itu mengeluarkan suara kemarahan dan gemuruh. Ketika dilemparkan ke tempat yang sempit di neraka, orang-orang kafir itu berteriak-teriak meminta kemusnahan. Tidak ada gunanya meminta kemusnahan, mereka kekal di dalam neraka.
2. Allah memberikan perbandingan neraka yang menjadi tempat kaum kafir itu dengan surga yang menjadi tempat dan balasan bagi orang-orang bertakwa. Mereka di dalamnya mendapatkan apa saja yang mereka inginkan. Itulah janji baik yang Allah tepati.
3. Di akhirat nanti kaum musyrik akan dikumpulkan dengan tuhan-tuhan mereka. Lalu tuhan-tuhan tersebut ditanya apakah benar mereka yang menyesatkan manusia? Tuhan-tuhan itu tidak mengakuinya dan mengatakan merekalah yang kufur nikmat sehingga melupakan Al-Qur’an. Merekalah kaum yang binasa. Mereka mencoba berbohong, namun tidak ada gunanya.
4. Semua rasul itu manusia; mereka makan dan berjalan di pasar. Sabar adalah kunci kesuksesan mereka.