Tadabbur Al-Quran Hal. 357
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
- Al Qur'an Indonesia Tajwid.
- An-Nur ayat 55 :
وَعَدَ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْ وَعَمِلُوا الصّٰلِحٰتِ لَيَسْتَخْلِفَنَّهُمْ فِى الْاَرْضِ كَمَا اسْتَخْلَفَ الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِهِمْۖ وَلَيُمَكِّنَنَّ لَهُمْ دِيْنَهُمُ الَّذِى ارْتَضٰى لَهُمْ وَلَيُبَدِّلَنَّهُمْ مِّنْۢ بَعْدِ خَوْفِهِمْ اَمْنًاۗ يَعْبُدُوْنَنِيْ لَا يُشْرِكُوْنَ بِيْ شَيْـًٔاۗ وَمَنْ كَفَرَ بَعْدَ ذٰلِكَ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْفٰسِقُوْنَ
Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebajikan, bahwa Dia sungguh, akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh, Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridai. Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu apa pun. Tetapi barangsiapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.
- Asbabun Nuzul An-Nur ayat 55 :
Al-Hakim dan ath-Thabrani meriwayatkan dari Ubai bin Ka'ab bahwa ketika Rasulullah dan para sahabatnya tiba di Madinah dan ditampung kaum Anshar, seluruh bangsa Arab bersatu memusuhi mereka. Kaum muslimin ketika itu tidak tidur tanpa membawa senjata, dan tidak bangun kecuali memegang senjata. Maka mereka berkata, "Kalian lihat kapan kita hidup dan tidur dengan aman, tidak takut kecuali kepada Allah?!" Maka turunlah ayat, "Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman...".lbnu Abi Hatim meriwayatkan dari al-Bara', dia berkata, "Ayat ini turun tentang kami tatkala kami berada dalam ketakutan yang hebat."
- Tafsir Al Muyassar An-Nur ayat 55 :
Allah telah berjanji akan memberi kemenangan kepada orang-orang yang beriman dan beramal shalih di antara kalian. Yakni mereka akan mendapatkan bumi tempat orang-orang musyrik, dan menjadikan mereka sebagai khalifah di bumi seperti apa yang telah Allah berikan kepada para pendahulu mereka yang beriman kepada Allah dan para Rasul-Nya. Dia akan menjadikan agama yang diridhai-Nya untuk mereka, yakni agama Islam sebagai agama yang mulia dan kokoh. Allah akan mengganti keadaan mereka dari rasa takut dengan rasa aman, jika mereka hanya beribadah kepada Allah semata, dan istiqomah di dalam menaati-Nya, serta tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Barangsiapa yang kufur terhadap nikmat yang telah diberikan oleh Allah setelah diberikan kepemimpinan, rasa aman, ketenangan, kekuasaan yang sempurna, maka mereka termasuk orang-orang yang keluar dari ketaatan kepada Allah.
- Riyāduş şālihin :
Dari Sa'ad bin Abu Waggās Ra., dia berkata, "Pada suatu hari seorang Arab baduy datang kepada Rasulullah Saw. seraya berkata, Ya Rasulullah, ajarkanlah kepada saya suatu bacaan yang layak untuk saya baca! 'Rasulullah Saw. berkata, 'Ucapkanlah, Lã llaha llə Allahu Wahdahū lā Syarika lahu Allahu Akbar Kabiran wa'l Hamdu liLāhi Kaśiran Subhānalläahi Rabbi'l 'Ālamina lā Haula walā Quwwata illa bilLähi'l 'Azizi'l Hakim. (Tiada tuhan selain Allah, Yang Maha Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya. Allah Mahabesar, sebesar-besarnya, segala puji bagi-Nya, sebanyak-banyaknya. Maha suci Allah, Tuhan alam semesta. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah Yang Mahaperkasa dan Mahabijaksana). Orang Arab Baduy itu berkata, Ya Rasulullah Saw. bukankah itu bacaan yang ditujukan untuk Allah, lalu apa bacaan untuk diri saya? Rasulullah Saw. bersabda, 'Allähumma'gfir li warhamni wahdini warzugni. (Ya Allah, ampunilah aku, kasihilah aku, tunjukilah aku, dan anugerahkanlah aku rezeki). (HR Muslim).
Hadis di atas memberikan faedah;
(a) Dianjurkan memperbanyak doa karena itu adalah perkataan yang paling baik dan dicintai oleh Allah Swt. Berdoa berarti memuji Allah, mengukuhkan keesaan, dan menyucikan-Nya dari perkara yang tidak layak.
(b) Dianjurkan bagi setiap orang berdoa untuk dirinya sendiri dengan doa yang terbaik agar memberi pengaruh untuk kebaikan dunia dan akhirat, disertai semangat pada urusan agama yang akan membawa pada rida Allah Swt. dan pada perkara dunia yang penuh dengan rezeki sebagai penopang hidup dan terhindar dari meminta-minta.
(Dr. Muştafā Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttagina Syarhu Riyādis Salihina. Juz 2 1407 H/1987 M: 972).
- Tafsir lbnu Kasir :
Ayat ini merupakan janji Allah Swt. kepada rasul-Nya Saw., bahwasanya Dia akan menjadikan umatnya sebagai khalifah di muka bumi, yaitu pemimpin dan pemerintah bagi manusia, negeri mereka menjadi baik, dan para hamba akan tunduk kepada mereka.
Allah Swt. akan menggantikan rasa takut mereka kepada manusia dengan rasa aman dan memberikan kekuasaan kepada mereka. Sungguh Allah Swt. berbuat demikian dan hanya milik Allah segala pujian dan karunia, karena Nabi Saw. tidak wafat sebelum terjadinya Fathu (Penaklukan) Makkah, Khaibar, Al-Bahrain, seluruh jazirah Arab, dan segenap negeri Yaman dengan kesempurnaannya.
Kemudian mengambil jizyah (upeti) dari orang Majusi Hajar, serta dari sebagian penjuru Syam. Beliau mendakwahi Heraclius Raja Romawi, Magauqis penguasa Mesir dan Alexandria, Raja 'Amman, dan Najasyi Raja Habasyah (Ethiopia) -semoga Allah merahmati dan memuliakannya- yang berkuasa setelah raja Aşamah. Ketika Rasulullah Saw. wafat -dan Allah memilihkan baginya kemuliaan yang dimilikinya- maka Abu Bakar Aş-Şiddiq Ra. menjadi khalifah setelahnya. Namun, sebelum meninggal, beliau Saw. telah menundukkan dan menaklukkan Jazirah Arab, mengutus pasukan Islam ke Persia yang dipimpin oleh Khalid bin Walid Ra., dan berhasil membuka sebagiannya. Firman Allah Swt. {... Sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa.. } . Ini serupa dengan firman Allah Swt. mengenai Musa As. dalam ayat yang lain (QS Al-'Arāf, 7: 129), dan firman-Nya yang lain (QS Al-Qaşaş, 28: 5-6).
Firman Allah Swt., {..Mereka (tetap) menyembah-Ku dengan tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu pun....} Imam Ahmad meriwayatkan dari Anas bahwa Mu'aż bin Jabal Ra. bercerita kepadanya, "Suatu ketika aku membonceng Rasulullah, tidak ada tempat lain antara aku dan Rasulullah selain ujung tunggangan. Kemudian beliau bersabda, "Hai Mu'aż! Aku menjawab, Ya, wahai Rasulullah! Kemudian beliau berjalan sesaat dan bersabda, 'Hai Mu 'aż!". Aku menjawab, Ya, wahai Rasulullah!' Kemudian beliau jalan sesaat dan bersabda, 'Hai Mu 'až!" Aku menjawab, Ya, wahai Rasulullah!" Kemudian beliau jalan sesaat dan bersabda, 'Hai Mu 'aż!" Aku menjawab, Ya, wahai Rasulullah!' Rasulullah Saw. bersabda, Apa hak Allah atas manusia? Aku menjawab, 'Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.' Rasulullah Saw. bersabda, 'Hak Allah atas manusia adalah mereka berkewajiban menyembah-Nya dan tidak menyekutukanNya dengan sesuatu pun...} Hadis ini diriwayatkan oleh AI-Bukhāri dan Muslim melalui Qatādah.
Firman-Nya, { ..Tetapi barangsiapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. Yaitu siapa yang keluar dari ketaatan-Ku setelah itu, sungguh ia telah fasik dari perintah Tuhannya, maka cukup dengan hal itu dosanya sudah sangat besar.} (Ibnu Kašir, Tafsirul Qur'ānil Azimi, Jilid 10, 1421 H/2000 M:263-268).
- Hadis Nabawi :
Dari Jabir bin Samürah Ra., dia berkata, Nabi Saw. bersabda, "Sungguh perkara (kepemimpinan) ini akan senantiasa kuat sampai berlalu dari mereka dua belas khalifah."
Jabir berkata, 'Kemudian beliau Saw. mengucapkan kata-kata yang tidak bisa aku tangkap, maka aku bertanya kepada ayahku, 'Apa yang dikatakan beliau? Dia menjawab, Mereka semua dari bangsa Quraisy. (HR Muslim, Sahih Muslim, Juz 3: 1453).
- Hadis Qudsi :
Dari Abu Sa'id Al-Khudri Ra., ia berkata, Rasulullah Saw. bersabda, "Pada hari kiamat, Nuh akan dipanggil (Allah Swt.) dan ia akan menjawab, Aku jawab, aku penuhi panggilan-Mu, wahai Tuhan-Ku! Lalu Allah Swt. bertanya, Apakah telah kau sampaikan pesan Kami? Nuh As. menjawab, Ya'. Kemudian Allah Swt. bertanya kepada bangsa (umat) Nuh As., Apakah ia telah menyampaikan pesan Kami untuk kalian?" Mereka berkata, 'Tidak ada yang memberikan peringatan kepada kami. Maka Allah Swt. bertanya, Siapa yang menjadi saksimu? Nuh As. menjawab, Muhammad Saw. dan para pengikutnya.' Maka mereka (umat muslim) akan bersaksi bahwa Nuh As. telah menyampaikan pesan (Allah Swt.). Kemudian Rasul (Muhammad Saw,) akan menjadi saksi untukmu sekalian dan itulah maksud dari firman Allah Swt., Demikianlah Kami jadikan kalian sebagai umat yang adil supaya kamu menjadi saksi atas manusia. Dan Rasul menjadi saksi atas kalian. (Qs Al-Baqarah, 2: 143). (HR A-Bukhāri). (Syaikh Mustafa Al-Adawy, Sahihu'l Ahādisil Qudsiyyati: 146).
- Hadis Sahih An-Nur ayat 55 :
Dari Jabır bin Samurah Ra. dia berkata, "Nabi Saw. bersabda, 'Sungguh perkara (kepemimpinan) ini akan senantiasa kuat sampai berlalu dari mereka dua belas khalifah. Jabir berkata, 'Kemudian beliau Saw mengucapkan kata-kata yang tidak. Biasa aku tangkap, maka aku bertanya kepada ayahku, Apa yarng dikatakan beliau Dia menjawab, Mereka semua dari bangsa Quraisy (HR Musim, Sahih Musim, Juz 3: 1453).
- Penjelasan Surah An-Nur Ayat 54-58
Ayat 54-57 menjelaskan lima prinsip berikut:
1. Taat kepada Allah dan Rasul Saw. adalah kewajiban manusia dan ketaatan itu adalah syarat mendapat hidayah Allah.
2. Tugas Rasulullah Saw. adalah menyampaikan Al-Qur’an dengan sempurna. Jika manusia tidak mau menerimanya, maka tugas beliau sudah selesai dan manusia akan ditanya di akhirat kelak kenapa mereka menolaknya.
3. Allah menjanjikan kepada Nabi Muhammad dan umatnya yang mukmin menjadi pemimpin manusia. Hanya dengan kepemimpinan kaum mukmin Islam bisa eksis, dunia ini aman dan kemusyrikan terkikis. Janji Allah ini sudah terbukti selama 13 abad lamanya umat Islam memimpin dunia.
4. Menegakkan salat, menunaikan zakat dan menaati Rasul Saw. adalah jalan meraih rahmat Allah.
5. Orang-orang kafir tidak akan bisa lolos dari azab Allah di dunia. Di akhirat mereka akan ditempatkan di neraka. Itulah tempat yang paling buruk.
Ayat 58 menjelaskan aturan masuk kamar orang tua bagi anak-anak yang belum dewasa dan hamba sahaya. Ada tiga waktu di mana mereka tidak boleh masuk kecuali meminta izin terlebih dahulu, yaitu: a) Sebelum salat Subuh. b) Setelah Zuhur. c) Setelah salat Isya. Ketiga waktu tersebut biasanya orang tua membuka aurat mereka. Sebab itu, diharuskan bagi anak-anak mereka yang belum dewasa meminta izin jika mereka ingin masuk ke kamar atau ruang orang tua mereka.