بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Sabtu, 17 Februari 2024

Tadabbur Al Quran Hal. 359

Tadabbur Al-Quran Hal. 359
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- An-Nur ayat 63 :

لَا تَجْعَلُوْا دُعَاۤءَ الرَّسُوْلِ بَيْنَكُمْ كَدُعَاۤءِ بَعْضِكُمْ بَعْضًاۗ قَدْ يَعْلَمُ اللّٰهُ الَّذِيْنَ يَتَسَلَّلُوْنَ مِنْكُمْ لِوَاذًاۚ فَلْيَحْذَرِ الَّذِيْنَ يُخَالِفُوْنَ عَنْ اَمْرِهٖٓ اَنْ تُصِيْبَهُمْ فِتْنَةٌ اَوْ يُصِيْبَهُمْ عَذَابٌ اَلِيْمٌ

Janganlah kamu jadikan panggilan Rasul (Muhammad) di antara kamu seperti panggilan sebagian kamu kepada sebagian (yang lain). Sungguh, Allah mengetahui orang-orang yang keluar (secara) sembunyi-sembunyi di antara kamu dengan berlindung (kepada kawannya), maka hendaklah orang-orang yang menyalahi perintah Rasul-Nya takut akan mendapat cobaan atau ditimpa azab yang pedih.

- Asbabun Nuzul An-Nur ayat 63 :

Abu Nu'aim meriwayatkan dalam ad-Dalaa'il dari adh-Dhahhak dari Ibnu Abbas bahwa mereka dahulu memanggil, "Hai Muhammad, hai Abul Qasim!" Maka Allah menurunkan ayat ini. Maka mereka memanggil, "Wahai Nabi, Wahai Rasulullah!"

- Tafsir A Muyassar An-Nur ayat 63 :

Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kalian ketika memanggil Rasulullah dengan panggilan: Walhai Muhammad, dan juga jangan: Wahai Muhammad bin Abdullah, sebagaimana panggilan sebagian kalian kepada sebagian yang lain. Namun, mulakanlah Rasulullah dan panggillah: Wahai Nabiyullah, wahai Rasulullah.

Sesungguhnya Allah telah mengetahui orang-orang munafik yang pergi dari majelis Nabi dengan sembunyi-sembunyi dan tanpa izin. Yang satu bergandengan dengan yang lain. Hendaknya orang yang menyelisihi perintah Rasulullah takut akan ditimpa cobaan dan keburukan, atau akan ditimpa musibah berbentuk azab yang sangat pedih dan menyakitkan di akhirat nanti.

- Sirah Nabawi :

Bani Quraizah terikat perjanjian dengan Rasulullah Saw. Di tengah peperangan tersebut, pemimpin Bani An-Nadir yang bernama Huyay bin Akhtab mendatangi Ka'ab bin Asad, pemimpin Bani Quraizah untuk merayunya agar berkhianat melanggar perjanjian.

Ka'ab akhirnya melanggar perjanjian, lalu membantu kaum Quraisy dan kaum musyrikin lainnya. Bani Quraizah mengambil tempat di sebelah selatan Madinah, sedangkan kaum muslimin berada di utara Madinah. Dengan demikian, tidak ada seorang pun yang menghalangi Bani Quraizah dari kaum wanita dan anak-anak kaum muslimin. Bahaya besar sedang mengancam mereka. Kabar mengenai hal itu sampai kepada Rasulullah Saw. Beliau mengutus Maslamah bin Aslam Ra. bersama 200 orang dan Zaid bin Harišah Ra. bersama 300 orang untuk melindungi orang-orang lemah dan kaum muslimin. Kemudian Rasulullah Saw. mengutus Sa'ad bin Mu'aż dan Sa'ad bin Ubadah bersama beberapa orang dari golongan Anşar untuk mengetahui kabar yang sebenarnya terjadi. Ternyata tindakan kaum Yahudi lebih buruk dari gambaran semula. Orang-orang Yahudi secara terang-terangan mencela dan melontarkan permusuhan. Bahkan mereka juga mengejek Rasulullah Saw., "Siapa itu Rasulullah? Tidak ada perjanjian antara kami dengan Muhammad dan tidak ada ikatan apa-apa," Kemudian para utusan itu kembali dan berkata kepada beliau, "Adal dan Qarah." Maksudnya, orang-orang Bani Quraizah itu melakukan pengkhianatan seperti orang-orang Bani Adal dan Qarah terhadap para sahabat beliau pada tragedi Ar-Raji'.

Meskipun para utusan itu berusaha menyembunyikan kenyataan sebenarnya, sebagian kaum muslimin memahami bahwa keadaannya benar-benar gawat dan mereka pun dilanda ketakutan hebat. Sebagaimana firman Allah Swt., Yaitu) ketika mereka datang kepadamu dari atas dan dari bawahmu, dan ketika tidak tetap lagi penglihatan (mu) dan hatimu naik menyesak sampai ke tenggorokan dan kamu menyangka terhadap Allah dengan bermacam-macam persangkaan. Di situlah diuji orang-orang mukmin dan digoncangkan (hatinya) dengan goncangan yang hebat. (QS Al-Ahzāb, 33: 10-11).

Dalam situasi tersebut, kemunafikan orang-orang munafik muncul ke permukaan. Sebagian di antara mereka berkata, "Muhammad menjanjikan kita bahwa kita akan menikmati harta simpanan Kisra (Persia) dan Kaisar (Romawi). Sementara saat ini, tidak ada seorang pun yang dirinya merasa aman, bahkan untuk pergi buang hajat sekalipun." Sementara yang lain berkata, "Wahai penduduk Yasrib, tidak ada tempat bagi kalian, maka kembalilah!" Segolongan orang dari mereka berusaha untuk melarikan diri dengan meminta izin kepada Nabi Muhammad Saw. Orang-orang yang bersiasat itu berkata, ..Sesungguhnya rumah-rumah kami terbuka (tidak ada penjaga).. (Q5 A-Ahzāb, 33:13). Padahal rumah-rumah mereka tidaklah terbuka. Ketika mengetahui pengkhianatan kaum Bani Quraizah Rasulullah Saw. sempat merasa cemas. Beliau menenangkan diri dengan menggelar kain, lalu berbaring dan diam dalam waktu yang lama. Kemudian beliau bangkit, terbersit secercah harapan. Rasulullah Saw. bersabda, "Allahu Akbar! Bergembiralah wahai orang-orang Islam dengan kemenangan dan pertolongan Allah." (Syaikh Şafiyyurrahmān Al-Mubārakfūri, Ar Rahiq Al-Makhtūm: 202),

- Riyāduş Şālihin :

Dari Abdullah bin Amr bin Al-As, dia berkata, Rasulullah Saw. bersabda, "Ada empat perkara, barangsiapa yang empat perkara tersebut ada pada dirinya, maka dia menjadi orang munafik sejati, dan apabila salah satu sifat dari empat perkara tersebut ada pada dirinya, maka pada dirinya terdapat satu sifat dari kemunafikan hingga dia meninggalkannya: jika berbicara, selalu bohong. jika diberi amanat, berkhianat; jika berjanji, selalu ingkar; dan jika berselisih, licik." (HR AI-Bukhari-Muslim).

Hadis di atas memberikan faedah:
(a) Akhlak mulia mempunyai ikatan yang kuat dengan keimanan.
(b) Munafik menghinakan tabiat sehingga mengantarkan pada kerusakan baik kepada pribadi atau kepada masyarakat.
(Dr. Mustafā Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis Sālihina, Juz 1, 1407 H/1987 M: 568).

- Nasihat & Pelajaran :

Sikap istigamah Nabi Saw. dan kebersihan nama baiknya pada masa muda lebih mempercepat beliau meraih keberhasilan dalam dakwah Islam, memperbaiki budi pekerti, dan memerangi kemungkaran. Karena jauh sebelum beliau berdakwah, tidak ada seorang pun yang menjelek-jelekkan dan meragukan kepribadian beliau. (Mustafā As-Siba'i, As-Sirah An-Nabawiyyah, Durūs wa lbar: 39).

- Penjelasan Surah An-Nur Ayat 62-64 :

Ayat 62-64 dari surah An-Nur ini menjelaskan sebagian kriteria orang-orang beriman: 

Beriman kepada Allah dan Rasul Muhammad Saw. 

Jika bersama Rasul Saw. dalam suatu urusan atau majelis, maka ia tidak meninggalkan beliau begitu saja sebelum meminta izin. Minta izin kepada Rasul saw. itu bukti keimanan pada Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah Saw. berhak mengizinkan siapa yang diinginkannya.  

Panggilan Rasul saw. itu tidak sama dengan panggilan manusia lainnya, karena mengandung hukum dalam Islam. Sebab itu, setiap panggilannya harus didengar dan tidak boleh menghindar. Karena sikap demikian itu menyalahi perintahnya dan akan menyebabkan  turunnya musibah dan azab dari Allah. 

Semua ucapan, perbuatan dan sikap kita akan dicatat Allah dan akan diperlihatkan kepada kita di akhirat kelak. Karena Allah Maha Mengetahui atas segala sesuatu.    


- Penjelasan Surah Al-Furqan Ayat 1-2 :

Ayat 1 dan 2 dari surah Al-Furqan ini menjelaskan bahwa Al-Qur’an (Al-Furqan) itu diturunkan oleh Allah yang Mahaberkah. Sebab itu, Al-Qur’an itu penuh berkah. Membacanya melahirkan keberkahan kepada pembacanya, apalagi memahami dan mengamalkannya, maka hidup akan dipenuhi berkah.  

Al-Qur’an itu diturunkan untuk menjadi peringatan bagi seluruh jin dan manusia, agar mereka memahami konsekuensi hidup yang menyimpang dari Al-Qur’an. Diturunkan Allah yang memiliki langit dan bumi, tidak memiliki anak, tidak ada sekutu bagi-Nya dan menciptakan segala sesuatu dan menentukan ukuran atau kadarnya.