Tadabbur Al-Quran Hal. 431
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ
- Al Qur'an Indonesia Tajwid.
- Saba' ayat 26 :
قُلْ يَجْمَعُ بَيْنَنَا رَبُّنَا ثُمَّ يَفْتَحُ بَيْنَنَا بِالْحَقِّۗ وَهُوَ الْفَتَّاحُ الْعَلِيْمُ
Katakanlah, “Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi keputusan antara kita dengan benar. Dan Dia Yang Maha Pemberi keputusan, Maha Mengetahui.”
- Tafsir Al Muyassar Saba' ayat 26 :
Katakanlah: Rabb kami yang mengumpulkan antara kami dengan kalian di hari kiamat, kemudian menetapkan keputusan di antara kita dengan adil. Dia Maha Memberi keputusan yang menetapkan hukum di antara makhluk-Nya, Maha Mengetahui apa yang seharusnya diputuskan di antara mereka, mengetahui keadaan makhluk-Nya, tiada sesuatu pun yang samar bagi-Nya.
- Mu'jam Saba' ayat 26 :
الْفَتَّاحُ
Al Fattätu berarti menghilangkan atau membuka sesuatu yang tertutup, ataupun membuka jalan keluar sesuatu masalah. Dan pengertiannya ada dua macam, pertama. yang dapat dilihat dengan mata biasa seperti mernbuka pintu dan sebagainya, ataupun membuka kunci dan barang- barang lainnya. Dan kedua, yang hanya dapat dilihat dengan mata hati seperti menghilangkan kegundahan Dan makna ini juga terdiri dari beberapa macam, pertama yang berkaitan dengan urusan dunia. seperti dihilangkannya suatu kesulitan dalam hidup, atau dilancarkannya kemiskinan dengan pemberian harta dan sebagainya. Dan yang kedua,
terbukanya masalah-masalah ilmu yang tadinya tertutup rapat, seperti ucapan si fulan telah membukakan satu pintu yang tarkunci  dari ilmu (Ar Fagib AtAşfahani Mu jau Mufri Afaz A-Quran 1431 HI2010 2 279)
- Asmā'ul Husnā :
Allah Swt. mempunyai nama 
الْفَتَّاحُ
artinya bahwa hanya Dia yang membuka pintu-pintu rahmat dan rezeki bagi segenap hambaNya, yang membuka pintu cobaan dan ujian untuk menguji orang-orang yang beriman, sebagai pembeda dengan orang-orang yang musyrik pendusta. Dialah Yang Maha Membuka dengan keluasan rahmat dan karunia-Nya, sehingga manusia dengan akal pikirannya mulai berpikir untuk memakmurkan bumi Allah. Manusia memperoleh petunjuk untuk menjadi khalifah berdasar wahyu dan syariat-Nya. Manusia menjadi beriman akan ketuhanan dan melaksanakan ibadah kepada-Nya. Dialah Yang Maha Membuka apa yang Dia kehendaki atas manusia dengan hikmah-Nya, dan atas apa yang Allah tetapkan pada setiap makhluk dengan takdir dan
kekuasaan-Nya. Makna Yang Maha Pembuka juga adalah hanya Dia yang menetapkan hukum atas para hamba-Nya kelak di hari kiamat, tentang segala yang diperselisihkan.
Seorang muslim yang mengesakan Allah dengan nama ini, hendaknya bersandar kepada Tuhannya sebelum memulai segala sesuatu, hendaknya memohon dariNya kunci-kunci rezeki, bertawakal secara sebaik-baiknya, tunduk kepada-Nya, berhati-hati ketika dunia menghampirinya. Karena kunci seluruh kebaikan ada pada pengesaan Allah dan mengikuti nabi-Nya. (Dr. Mahmud Abdurrazāk Ar-Ridwāni, Ad-Du 'āu bi'l Asmāi'l Husnā, 2005: 75).
- Riyāduş Şālihin :
Dari Abu Hurairah Ra., dia berkata, Rasulullah Saw. bersabda, "Barangsiapa membebaskan seorang mukmin dari suatu kesulitan dunia, maka Allah akan membebaskannya dari suatu kesulitan pada hari kiamat. Barangsiapa memberi kemudahan kepada orang yang berada dalam kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan selalu menolong hamba-Nya selama hamba tersebut menolong saudaranya sesama muslim. Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan jalan ke surga baginya. Tidaklah sekelompok orang berkumpul di suatu masjid (rumah Allah) untuk membaca Al Quran, melainkan mereka akan diliputi ketenangan, rahmat, dan dikelilingi para malaikat, serta Allah
akan menyebut-nyebut mereka pada malaikat-malaikat yang berada di sisi-Nya. Barangsiapa yang ketinggalan amalnya, Hadis di atas memberikan beberapa faedah:
(a) Menolong orang yang sangat membutuhkan pertolongan dan melapangkan kesulitan merupakan wasilah mendapatkan rahmat Allah pada hari kiamat.
(b) Pertolongan seseorang terhadap saudaranya yang muslim merupakan wasilah mendapatkan pertolongan Allah pada maka nasabnya tidak juga meninggikannya.
(c) Merupakan dorongan agar menuntut ilmu syariat sebagai wasilah mendapatkan keridaan Allah, yang dengan keridaan-Nya itulah kita masuk surga.
(d) limu yang paling utama ialah memelihara Kitab Allah dengan membaca, mempelajari, memahami serta mentadaburinya.
(e) Tercapainya kebahagiaan yang abadi hanyalah dengan amal saleh bukan dengan kedudukan maupun keturunan.
(Abu Usamah Sālim bin lidul Hilāli, Bahjatun Nazirina, Syarhu Riyādis Şālihina, Juz 1, t.t.: 332-333)
- Hadis Motivasi QS 34: 30 :
Dari Jabir dia berkata. Saya mendengar Nabi bersabda: "Sesungguhnya, pada waktu malam terdapat suatu saat. Tidaklah seorang muslim mendapati saat itu lalu dia memohon kebaikan kepada Allah baik kebaikan dunia maupun akhirat, kecuali Allah memperkenankannya. Demikian itu terjadi pada setiap malam." (HR Muslim. 757)
- Tadabbur Surah Saba' Ayat 23-31 :
Ayat 23-31 menjelaskan beberapa hal berikut : 
1. Tidak ada yang bisa memberi syafaat (pertolongan) kecuali orang yang diizinkan Allah. Bila Allah memutuskan suatu perkara, atau menurunkan suatu wahyu, maka para malaikat di langit bertasbih dan langit pun bergetar karena takut pada Allah. 
2. Nabi Muhammad saw. diperintahkan Allah untuk menjelaskan bahwa yang memberi manusia rezeki dari langit itu adalah Allah. Orang kafir dan musyrik itu berada dalam kesesatan sedangkan Muhammad saw. dan para pengikutnya dalam petunjuk. Kejahatan orang-orang kafir tidak dimintakan pertanggungjawabannya pada Rasul saw. dan apa yang dilakukan Beliau tidak akan diminta pertanggungjawabannya pada orang-orang kafir. Allah akan himpunkan semuanya dan memutuskan perkaranya dengan benar.  
3. Nabi saw. diutus untuk seluruh manusia,  memberi kabar gembira dan kabar takut. Namun kebanyakan manusia tidak mengetahuinya. Bahkan mereka menantang Beliau untuk menjelaskan kapan kiamat itu terjadi, jika Beliau benar seorang Rasulullah. Kiamat itu pasti terjadi pada waktunya, tidak akan diundurkan atau dimajukan kendati sesaat. 
4. Orang-orang kafir pada Al-Qur’an dan Kitab-Kitab sebelumnya nanti di hadapan Allah saling menyalahkan. Kaum yang tertindas menuduh kaum penindas sebagai penyebab mereka tidak beriman dan tersesat.