بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Jumat, 21 November 2025

Tadabbur Al Quran hal. 434

Tadabbur Al-Quran Hal. 434
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Saba' ayat 52 :

وَّقَالُوْٓا اٰمَنَّا بِهٖۚ وَاَنّٰى لَهُمُ التَّنَاوُشُ مِنْ مَّكَانٍۢ بَعِيْدٍۚ

dan (ketika) mereka berkata, “Kami beriman kepada-Nya.” Namun bagaimana mereka dapat mencapai (keimanan) dari tempat yang jauh? [705]

- [705] Setelah mereka melihat kedahsyatan azab pada hari kiamat, maka mereka baru mau beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, padahal tempat beriman itu sudah jauh yaitu di dunia.

- Tafsir Al Muyassar Saba' ayat 52 :

Orang-orang kafir berkata manakala mereka melihat azab di akhirat: Kami beriman kepada Allah, kitab-kitab-Nya dan utusan-utusan-Nya. Bagaimana mungkin mereka menggapai iman di akhirat sementara jarak mereka dengan iman sangatlah jauh? Mereka dihalang-halangi dari iman, karena tempat iman adalah dunia, sementara di sana mereka mengingkarinya.

- Asma'ul Husnā :

Allah Swt. mempunyai nama Al Qoribnya Dia Yang Mahadekat dengan hamba-Nya, dengan kemauan-Nya dan dengan cara yang Dia kehendaki. Dia bersemayam di atas Arsy-Nya, Mahadekat dengan hamba-Nya, bahkan lebih dekat dari urat lehernya sekalipun. Segenap makhluk bagi Allah menjadi sangat dekat, disebabkan sangat kecilnya hamba jika dibandingkan dengan keagungan Zat dan sifat-Nya. Tidak ada yang mampu melingkupi jauhnya jarak antara Arsy dan bumi. Namun Allah Maha Mendengar, Maha Melihat, sedangkan Dia bersemayam di atas 'Arsy-Nya. Dialah Yang Mahadekat dan Maha Mengetahui terhadap segala rahasia yang tersembunyi. Allah Swt. Mahadekat dengan ilmu-Nya Yang Maha Meliputi, dan kekuasaan-Nya terhadap segala sesuatu arti yang berkaitan dengan segenap makhluk. Dia Sangat dekat dengan kasih sayang, kelembutan dan pertolongan. Tentunya, hal ini khusus bagi orang-orang yang beriman. Barangsiapa dari hamba-Nya yang mendekat kepada Allah sejengkal, maka Allah akan lebih mendekat kepadanya sedepa, dan barangsiapa yang mendekat kepada-Nya sedepa, maka Allah akan mendekat kepada-Nya sehasta. Allah Swt. juga Mahadekat kepada hamba, sedekat para malaikat yang Allah berikan karunia untuk memperhatikan ucapan dan perbuatan mereka dari semua hal, yang kecil maupun yang besar. Seorang muslim yang mengesakan Allah dengan nama ini, hendaknya terpatri dalam dirinya untuk berusaha mendekatkan diri kepada Tuhannya dan tetap konsisten dengan setiap amalan yang bisa menyampaikannya kepada keridaan dan kecintaan-Nya. Segera bertobat, hati dan perilakunya menjadi tenang, lunak, mudah dan dekat. Menegakkan hukum-hukum Allah terhadap orang yang dekat atau yang jauh. Mengetahui bahwa kedekatan yang hakiki ada pada ketaatan dan keimanan. Allah Swt. berfirman, Dan bukanlah harta atau anak-anakmu yang mendekatkan kamu kepada Kami; melainkan orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan, mereka itulah yang memperoleh balasan yang berlipat ganda atas apa yang telah mereka kerjakan; dan mereka aman sentosa di tempat-tempat yang tinggi (dalam surga). (QS Saba', 34: 37). (Dr. Mahmūd Abdurrazāk Ar-Ridwāni, Ad-Du'ầu bil Asmai'l Husnā, 2005: 68). 

- Riyāduş Şālihin :

Dari Abu Musa Al-Asy'ariy Ra., ia berkata, "Kami bepergian bersama Rasulullah Saw. dan apabila menaiki bukit, kami bertahlil (mengucapkan Lā-llāha-illallāh) dan bertakbir dengan suara yang keras. Lalu Nabi Saw. bersabda, "Wahai sekalian manusia, rendahkanlah diri kalian! Karena kalian tidak menyeru kepada Zat yang tuli dan juga bukan Zat yang jauh. Dia selalu bersama kalian dan Dia Maha Mendengar lagi Mahadekat." (HR Al-Bukhāri-Muslim).

Hadis tersebut memberikan faedah bahwa terlarang zikir dengan mengeraskan Suara secara berlebihan, karena Allah Maha-dekat kepada manusia. Dia Maha Mendengar, Melihat, dan Mengetahui. Adapun zikir dengan suara yang tidak berlebihan, maka sangat dianjurkan apabila selamat dari sikap riya dan tidak mengganggu orang yang sedang tidur atau salat. (Faisal bin Abdul Aziz Ali Mubārak, Tatrizu Riyādis Şālihina, Juz 2, t.t.: 74).

- Hadiš Nabawi :

Dari Yazid bin Nu'aim, ia berkata, "Aku mendengar Abu Žar berkata saat ia berdiri khutbah di atas mimbar di Kota Fustat, Aku mendengar Nabi Saw. bersabda, 'Barangsiapa mendekat kepada Allah satu jengkal, maka Allah akan mendekat padanya satu hasta, barangsiapa mendekat kepada Allah satu hasta, maka Allah akan mendekat padanya satu depa, dan barangsiapa menemui Allah dengan berjalan, maka Allah akan menemuinya dengan berlari. Sungguh Allah Mahatinggi lagi Mahamulia. Sungguh Allah Mahatinggi lagi Maha mulia. Sungguh Allah Mahatinggi lagi Mahamulia." (HR Ahmad, Musnadul Imām Ahmad Bin Hanbal, Jilid 35, No. Hadis, 21374. 1420 H/1999 M: 301).

- Hadis Motivasi QS 35: 1 :

Dari Abu Hurairah yang Rasulullah menyampaikan kepadanya. beliau bersabda: "Jika Alliah memutuskan suatu keputusan di langit maka malaikat akan mengepak-ngepakkan sayapnya karena tunduk pada keputusan-Nya, seolah-olah kepakan sayapnya seperti rantai di atas batu licin." (IR Bukhari, 7043)

- AMAL NIAGA :

1. Bacalah zikir setiap Anda selesai melaksanakan salat fardu karena bacaan tersebut mengandung lafaz ketauhidan bagi Allah .
2. Zat Yang Maha Memberi hanyalah Allah Oleh karena itu, mintalah kepada-Nya dan janganlah menoleh kepada sesuatu selain-Nya.

- Tadabbur Surah Saba' Ayat 49-54

Penjelaskan kebenaran Al-Qur’an itu perlu ditegakkan agar kebatilan itu musnah. Pentunjuk itu hanya yang terkandung dalam wahyu Allah. Orang-orang yang menolak Al-Qur’an itu akan merasakan ketakutan yang dahsyat pada hari kiamat dan berharap menjadi mukmin. Namun sudah terlambat karena mereka di dunia tidak yakin.

Tadabbur Surah Fatir Ayat 1-3 :

1. Ayat 1-3 surat Fathir menjelaskan kekuasaan Allah menciptakan langit, bumi dan para malaikat sebagai utusan-Nya yang memiliki sayap dua, tiga dan empat. Allah berkuasa penuh menambah ciptaan-Nya. Tidak ada yang bisa menghambat atau menahan rahmat-Nya. 
2. Karena Allah Mahaperkasa lagi Mahabijaksana. Oleh sebab itu, manusia sepantasnya mengingat nikmat-nikmat Allah atas mereka. Adakah Tuhan Pencipta selain Allah? Dia yang memberi rezki mereka dari langit dan bumi melaui hujan dan tumbuh-tumbuhan yang sangat banyak macamnya. Maka tauhidkanlah Allah dan jangan sekali-kali menyimpang dari agama Tauhid ini (Islam). 

Senin, 10 November 2025

Tadabbur Al Quran hal. 433

Tadabbur Al-Quran Hal. 433
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Saba' ayat 46 :

۞ قُلْ اِنَّمَآ اَعِظُكُمْ بِوَاحِدَةٍۚ اَنْ تَقُوْمُوْا لِلّٰهِ مَثْنٰى وَفُرَادٰى ثُمَّ تَتَفَكَّرُوْاۗ مَا بِصَاحِبِكُمْ مِّنْ جِنَّةٍۗ اِنْ هُوَ اِلَّا نَذِيْرٌ لَّكُمْ بَيْنَ يَدَيْ عَذَابٍ شَدِيْدٍ

Katakanlah, “Aku hendak memperingatkan kepadamu satu hal saja, yaitu agar kamu menghadap Allah (dengan ikhlas) berdua-dua atau sendiri-sendiri; [702] kemudian agar kamu pikirkan (tentang Muhammad). Kawanmu itu tidak gila sedikit pun. Dia tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan bagi kamu sebelum (menghadapi) azab yang keras.”

- [702] Berdua-dua atau sendiri-sendiri maksudnya ialah, dalam menghadap Allah, kemudian merenungkan keadaan Muhammad sallallahu alaihi wa sallam sebaiknya dilakukan dalam keadaan suasana tenang dan ini tidak dapat dilakukan dalam keadaan beramai-ramai.

- Tafsir Al Muyassar Saba' ayat 46 :

Katakanlah (wahai Rasul) kepada orang-orang yang mendustakan lagi menentang itu: Aku hanya menasihatkan satu perkara kepada kalian: Hendaknya kalian menegakkan ketaatan kepada Allah, dua dua dan satu satu, kemudian renungkanlah keadaan teman kalian, Rasulullah dan apa yang dituduhkan kepadanya. Ternyata dia tidak gila, karena dia hanya pemberi peringatan kepada kalian, yang mengingatkan kalian terhadap azab Jahanam sebelum kalian mencicipi panasnya.

- Asmaul Husna :

Allah Swt. mempunyai nama Isysyahiid  artinya Dialah Yang Maha Memperhatikan makhluk dimana saja mereka berada dan dalam kondisi apapun. Dialah Yang Mahaada, menyaksikan, dan lebih dekat dengan mereka dibanding dengan urat leher mereka sendiri. Dia mendengar dan melihat. Dialah yang Maha Melihat dari ketinggian dan bersemayam di atas Arsy-Nya. Hati mampu mengenali-Nya, namun akal tak akan mampu memahami-Nya. Kesaksian-Nya terhadap makhluk adalah kesaksian Yang Maha Melihat, mencakup ilmu, penglihatan, pengurusan dan kekuasaan. Saksi bagi Allah hanyalah Diri-Nya sendiri, dengan keesaan dan keadilan. Kesaksian-Nya adalah hukum, ketetapan dan pengetahuan. Allah juga menjadi saksi atas kejujuran orang-orang beriman ketika mereka mengesakan-Nya, menjadi saksi atas para rasul dan malaikat-Nya terhadap apa yang mereka bawa dan mereka sampaikan. Kesaksian-Nya terhadap Diri-Nya dengan pengesaan berada di atas segala kesaksian. Dia bersumpah akan menemui para hambaNya selepas kematian dan ketika dibangkitkan kembali. Seorang muslim yang mengesakan Allah dengan nama ini adalah cerminan kesaksiannya terhadap kebenaran, walau seluruh makhluk memusuhinya. Kesaksian yang paling agung dan paling hebat adalah kesaksian atas keesaan tanpa disertai kemusyrikan. Itu adalah kesaksian yang paling agung yang disaksikan oleh Tuhan Yang Mahakuat dan Mahagagah, kesaksian para malaikat, para nabi, orang-orang yang berilmu dan para wali Allah. Rasulullah Saw. harus berhijrah oleh karena itu. Beliau juga harus memusuhi kaumnya. Sama halnya dengan Ibrāhim As. yang berlepas diri dari kekufuran ayahnya. Orang yang mengesakan Allah dengan nama ini hendaknya senantiasa memperbaharui keimanannya dengan selalu membaca dan memperbanyak zikir. Jika kematian menjemputnya, hendaknya ia mati dengan keyakinan itu. (Dr. Mahmūd Abdurrazāk Ar-Ridwān, Ad-Du'ầu bil AsmāiI Husnā, 2005: 75).

- Hadiš Nabawi :

Dari Rifa' ah bin Rafi' Az Zuraqiy Ra., ia berkata, "Jibril As. datang kepada Nabi Saw. lalu berkata, 'Siapakah di antara kalian yang kamu siapkan untuk pasukan Badar? Beliau menjawab, Mereka adalah kalangan muslim yang terbaik. Atau kalimat serupa itu. Maka Jibril berkata, "Begitu juga yang ikut (syahida) perang Badar dari kalangan malaikat." (HR AI-Bukhari). (Faisal bin Abdul 'Aziz Ali Mubārak, Tatrizu Riyādis Sālihina, Juz 3, t.t.:1). 

- Riyāduş şālihin :

Dari Umar bin Khattab Ra., ia berkata, "Ketika terjadi perang Khaibar, maka sejumlah sahabat menghadap Nabi Saw. seraya berkata, Fulan mati syahid, fulan mati syahid,' Maka Rasulullah Saw bersabda, Tidak demikian, sungguh aku melihatnya di neraka dalambpakaian atau mantel yang dia ambil (sebelum dibagi)." (HR Muslim).
Hadis di atas memberikan faedah bahwa:
(a) Dosa yang paling besar adalah khianat pada harta umat dan amanat pedih siksaannya.
(b) Mati syahid di jalan Allah tidak menghapus atau meniadakan hak-hak orang lain yang terzalimi olehnya.
(Dr. Muştafā Sa'id AI-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis Şālihina, Juz 1, 1407H/1987 M: 240-241)

- Hadis Motivasi QS 34: 40 :

Dari Jabir dia berkata. Rasulullah bersabda: "Manusia akan dikumpulkan sesuai dengan niat mereka masing-masing." (HR Ibnu Majah. 4230)

- HADIS NIAGA QS Saba', 34: 47 :

Menerima Upah sebagai Amil Zakat

Dari lbnu As-Saidi, dia berkata, "Umar bin Khathab amil yang mengumpulkan sedekah (zakat). Ketika aku menyelesaikan pekerjaan itu dan menyampaikan kepadanya, dia memerintahkan untuk memberikan upah kepadaku. Aku pun berkata, 'Aku mengerjakannya karena Allah dan ganjaranku hanya dari Allah.' Dia berkata, 'Ambillah yang aku berikan kepadamu karena sesungguhnya aku telah mengerjakan pekerjaan ini pada zaman Rasulullah dan beliau memberiku upah. Ketika itu, aku mengatakan seperti yang engkau katakan. Namun, Rasulullah bersabda: "Jika engkau diberi sesuatu tanpa memintanya, makanlah dan sedekahkanlah." (HR Abu Dawud, 1647).

- AMAL NIAGA :

1. Apabila Anda ditunjuk oleh pemerintah untuk menjadi amil zakat yang bertugas mengumpulkan dan mendistribusikan zakat maka Anda diperbolehkan untuk menerima bagian zakat.
2. Sebagai pengusaha muslim, hendaklah Anda mengeluarkan sedekah dari harta atau hasil perniagaan Anda dengan mengharapkan manfaat dan keberkahan di dunia dan akhirat.

- Tadabbur Surah Saba' Ayat 40-48 :

Ayat 40-48 menjelaskan beberapa hal berikut:
1. Di padang Mahsyar nanti para Malaikat bersaksi bahwa sebenarnya kaum musyrikin itu menyembah setan (jin kafir) dan mengikuti perintah-perintahnya. Pada hari itu, mereka tidak bisa lagi saling  membantu atau menjerumuskan. Mereka semuanya dimasukkan ke dalam neraka agar merasakan azab neraka yang mereka tolak kebenarannya waktu masih hidup di dunia.  
2. Mereka juga menuduh Rasul saw. mengada-ada untuk menghambat mereka dari tradisi ketuhanan nenek moyang mereka dan tukang sihir. Penolakan seperti ini juga terjadi pada Rasul-Rasul Allah sebelumnya. Merekapun diazab Allah. 
3. Allah perintahkan Rasul saw. agar menyampaikan masalah Tauhid. Ia bukanlah gila, akan tetapi pemberi kabar takut sebelum azab Allah  tiba. Rasul saw. juga dilarang meminta upah dari dakwah Tauhid karena Allah yang akan membalasanya dan memberinya wahyu.

Sabtu, 08 November 2025

Tadabbur Al Quran hal. 432

Tadabbur Al-Quran Hal. 432
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.
- Saba' ayat 34 :

وَمَآ اَرْسَلْنَا فِيْ قَرْيَةٍ مِّنْ نَّذِيْرٍ ِالَّا قَالَ مُتْرَفُوْهَآ  ۙاِنَّا بِمَآ اُرْسِلْتُمْ بِهٖ كٰفِرُوْنَ

Dan setiap Kami mengutus seorang pemberi peringatan kepada suatu negeri, orang-orang yang hidup mewah (di negeri itu) berkata, “Kami benar-benar mengingkari apa yang kamu sampaikan sebagai utusan.”

- Asbabun Nuzul Saba' ayat 34 :

Diriwayatkan oleh Ibnul Mundzir dan Ibnu Abi Hatim dari Sufyan dari 'Ashim yang bersumber dari Ibnu Razin, salah seorang dari dua orang yang berserikat didalam dagangnya pergi ke Syam dan seorang lagi menetap di Mekkah. Ketika ia mendengar berita diutusnya seorang Nabi, ia menulis surat kepada temannya menanyakan berita itu. Ia menerima jawaban bahwa tak seorangpun dari golongan Quraisy yang mengikutinya, kecuali orang-orang hina dan miskin. Setelah menerima surat jawaban itu, ia meninggalkan dagangannya dan meminta kepada temannya untuk mengantarkan kepada Nabi, karena ia pernah membaca beberapa kitab tentang kenabian. Menghadaplah ia kepada Nabi Saw. Sambil berkata: "Kepada apakah engkau mengajak kami?". Rasulullah Saw. Menjelaskannya. Berkatalah orang itu: "Asyhadu annaka Rasulullah (Aku percaya bahwa engkau adalah Rasulullah)". Rasulullah bertanya: "Dengan pengetahuan apa engkau berbuat demikian?". Ia menjawab: "Tidak akan diutus seorang Nabi kecuali pengikutnya adalah orang-orang hina dan orang-orang yang miskin". Dengan turunnya ayat ini Rasulullah Saw. Mengutus seseorang untuk menyampaikan berita tersebut kepada orang itu, bahawa ucapannya dibenarkan oleh wahyu Allah.

- Tafsir Al Muyassar Saba' ayat 34 :

Dan Kami tidak mengutus di sebuah perkampungan seorang Rasul yang mengajak kepada tauhid Allah dan mengesakan-Nya dalam ibadah, kecuali orang-orang dari penduduknya yang tenggelam dalam hawa nafsu dan syahwat berkata: Sesungguhnya kami (wahai para Rasul) mengingkari apa yang kalian bawa.

- Riyāduş Sälihin :

Dari Abdullah bin Mas'ud Ra., dari Nabi Saw., beliau bersabda, "Tidak akan masuk surga orang yang di dalam hatinya terdapat kesombongan seberat biji sawi." Seorang laki-laki bertanya, "Sungguh seseorang menyukai apabila baju dan sandalnya bagus (apakah ini termasuk kesombongan)?" Beliau menjawab, "Sesungguhnya Allah itu bagus menyukai yang bagus. Kesombongan itu menolak kebenaran dan meremehkan manusia." (HR Muslim).

Hadis tersebut memberikan faedah:
(a) Keharaman bersikap sombong dan ancaman berat terhadap orang yang bersikap sombong.
(b) Keindahan dan kecantikan apabila motifnya bukan kesombongan, namun memperlihatkan kenikmatan Allah, maka tidak termasuk dosa besar.
(Faisal bin Abdul Aziz Ali Mubārak, Tatrizu Riyādis Sālihina, Juz 1, t.t.:416). 

- Hadis Nabawi :

Imam Muslim berkata, dari Abu Hurairah Ra., Nabi Saw. bersabda, "Api kalian ini yang dinyalakan oleh anak cucu Adam adalah satu bagian dari tujuh puluh bagian panasnya neraka Jahanam." Para sahabat berkata, "Wahai Rasulullah! Demi Allah Swt., sesungguhnya api dunia pun cukup untuk menyiksa para pelaku maksiat. Beliau bersabda, "Sesungguhnya api neraka itu ditambahi 69 bagian, masing-masing bagian itu sama panasnya." (HR Muslim, Sahihu Muslim, Juz 4, No. Hadis 2843, 1412 H/1991 M: 2184). 

- Hadiš Qudsi :

Dari Abu Sa'id Al-Khudri Ra., dari Nabi Saw., beliau bersabda, "Ahli surga telah masuk ke surga dan ahli neraka telah masuk ke neraka. Lalu Allah Swt. berfirman, "Keluarkanlah dari neraka siapa yang di dalam hatinya ada keimanan sebesar biji sawi, maka mereka keluar dari neraka dalam kondisi yang telah menghitam gosong, kemudian dimasukkan ke dalam sungai kehidupan. Lalu mereka tumbuh bersemi seperti tumbuhnya benih di tepi aliran sungai. Tidakkah kamu perhatikan bagaimana dia keluar dengan warna kekuningan." (HR Al-Bukhāri). (Mustafā bin Adawi, As Sahihul Musnad minal Ahādisil Qudsiyyati, t.t: 32).

- HADIS NIAGA QS Saba', 34: 39 :

Keutamaan Memberi Nafkah kepada Keluarga

Dari Abu Hurairah dia mengatakan bahwa Rasulullah bersabda: "Satu dinar yang engkau nafkahkan di jalan Allah, satu dinar yang engkau nafkahkan untuk memerdekakan budak, satu dinar yang engkau berikan kepada orang-orang miskin, dan satu dinar yang engkau nafkahkan kepada keluargamu, maka yang paling besar pahalanya, yaitu satu dinar yang engkau nafkahkan kepada keluargamu." (HR Muslim, 995)

AMAL NIAGA :

1. Bersyukurlah kepada Allah ketika Anda dapat memberi nafkah kepada keluarga. Hal tersebut merupakan infak terbaik di sisi Allah.
2. Jika Anda diberi kelapangan rezeki, lakukan infak-infak lainnya, seperti berinfak memberi bekal untuk pasukan perang di jalan Allah serta berinfak untukmembantu orang-orang fakir dan miskin.
3. Imam An-Nawawi berkata, "Nafkah kepada keluarga lebih utama dari sedekah yang hukumnya sunah." Maka, bersemangatlah Anda dalam mencari nafkah untuk keluarga Anda tanpa melupakan hak-hak Allah.

- Tadabbur Surah Saba' Ayat 32-39 :

1. Ayat 32 dan 33 meneruskan kisah sebelumnya. Kaum yang menindas menjawab : Sebenarnya bukan kami yang menjauhkan kalian dari petunjuk Al-Qur’an. Akan tetapi, kalian adalah kaum penjahat. Kaum yang ditindas membalasnya: Kalian melakukan makar siang dan malam demi menyuruh kami kafir pada Allah dan membuat tandingan-tandingan bagi-Nya. Semua mereka menyesali kekufuran mereka terhadap Al-Qur’an saat melihat azab neraka sudah didepan mata. Lalu leher-leher mereka dirantai dan digiring ke neraka. Itulah balasan yang setimpal bagi orang-orang yang kafir pada Allah. 
2. Ayat 34 dan 39 menjelaskan di setiap negeri yang diutus Rasul pasti ada kelompok elite yang berani terang-terangan kafir padanya. Alasannya, Rasul itu miskin dan persepsi yang keliru terhadap sistem Allah. Padahal Pemberi rezeki itu adalah Allah. Ia berikan kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Sayang, kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.  
3. Harta dan anak itu bukan bukti kasih sayang Allah pada seseorang. Melainkan iman dan amal saleh yang bisa meraih ridha Allah. Kaum mukmin yang beramal saleh akan diberikan balasan yang berlipat ganda dan di  surga mendapatkan rumah-rumah yang tinggi dan tenteram. Sebaliknya, orang-orang yang berupaya menghambat manusia dari jalan Allah dan Rasul-Nya, bagi mereka azab neraka.  Allahlah melapangkan dan membatasi rezeki kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Apa yang diinfakkan di jalan Allah, pasti Dia ganti, karena  Allah sebaik-baik Pemberi rezeki. 

Senin, 03 November 2025

Tadabbur Al Quran hal. 431

Tadabbur Al-Quran Hal. 431
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Saba' ayat 26 :

قُلْ يَجْمَعُ بَيْنَنَا رَبُّنَا ثُمَّ يَفْتَحُ بَيْنَنَا بِالْحَقِّۗ وَهُوَ الْفَتَّاحُ الْعَلِيْمُ

Katakanlah, “Tuhan kita akan mengumpulkan kita semua, kemudian Dia memberi keputusan antara kita dengan benar. Dan Dia Yang Maha Pemberi keputusan, Maha Mengetahui.”

- Tafsir Al Muyassar Saba' ayat 26 :

Katakanlah: Rabb kami yang mengumpulkan antara kami dengan kalian di hari kiamat, kemudian menetapkan keputusan di antara kita dengan adil. Dia Maha Memberi keputusan yang menetapkan hukum di antara makhluk-Nya, Maha Mengetahui apa yang seharusnya diputuskan di antara mereka, mengetahui keadaan makhluk-Nya, tiada sesuatu pun yang samar bagi-Nya.

- Mu'jam Saba' ayat 26 :

الْفَتَّاحُ

Al Fattätu berarti menghilangkan atau membuka sesuatu yang tertutup, ataupun membuka jalan keluar sesuatu masalah. Dan pengertiannya ada dua macam, pertama. yang dapat dilihat dengan mata biasa seperti mernbuka pintu dan sebagainya, ataupun membuka kunci dan barang- barang lainnya. Dan kedua, yang hanya dapat dilihat dengan mata hati seperti menghilangkan kegundahan Dan makna ini juga terdiri dari beberapa macam, pertama yang berkaitan dengan urusan dunia. seperti dihilangkannya suatu kesulitan dalam hidup, atau dilancarkannya kemiskinan dengan pemberian harta dan sebagainya. Dan yang kedua,
terbukanya masalah-masalah ilmu yang tadinya tertutup rapat, seperti ucapan si fulan telah membukakan satu pintu yang tarkunci  dari ilmu (Ar Fagib AtAşfahani Mu jau Mufri Afaz A-Quran 1431 HI2010 2 279)

- Asmā'ul Husnā :

Allah Swt. mempunyai nama 
الْفَتَّاحُ
artinya bahwa hanya Dia yang membuka pintu-pintu rahmat dan rezeki bagi segenap hambaNya, yang membuka pintu cobaan dan ujian untuk menguji orang-orang yang beriman, sebagai pembeda dengan orang-orang yang musyrik pendusta. Dialah Yang Maha Membuka dengan keluasan rahmat dan karunia-Nya, sehingga manusia dengan akal pikirannya mulai berpikir untuk memakmurkan bumi Allah. Manusia memperoleh petunjuk untuk menjadi khalifah berdasar wahyu dan syariat-Nya. Manusia menjadi beriman akan ketuhanan dan melaksanakan ibadah kepada-Nya. Dialah Yang Maha Membuka apa yang Dia kehendaki atas manusia dengan hikmah-Nya, dan atas apa yang Allah tetapkan pada setiap makhluk dengan takdir dan
kekuasaan-Nya. Makna Yang Maha Pembuka juga adalah hanya Dia yang menetapkan hukum atas para hamba-Nya kelak di hari kiamat, tentang segala yang diperselisihkan.

Seorang muslim yang mengesakan Allah dengan nama ini, hendaknya bersandar kepada Tuhannya sebelum memulai segala sesuatu, hendaknya memohon dariNya kunci-kunci rezeki, bertawakal secara sebaik-baiknya, tunduk kepada-Nya, berhati-hati ketika dunia menghampirinya. Karena kunci seluruh kebaikan ada pada pengesaan Allah dan mengikuti nabi-Nya. (Dr. Mahmud Abdurrazāk Ar-Ridwāni, Ad-Du 'āu bi'l Asmāi'l Husnā, 2005: 75).

- Riyāduş Şālihin :

Dari Abu Hurairah Ra., dia berkata, Rasulullah Saw. bersabda, "Barangsiapa membebaskan seorang mukmin dari suatu kesulitan dunia, maka Allah akan membebaskannya dari suatu kesulitan pada hari kiamat. Barangsiapa memberi kemudahan kepada orang yang berada dalam kesulitan, maka Allah akan memberikan kemudahan di dunia dan akhirat. Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka Allah akan menutup aibnya di dunia dan akhirat. Allah akan selalu menolong hamba-Nya selama hamba tersebut menolong saudaranya sesama muslim. Barangsiapa menempuh jalan untuk mencari ilmu, maka Allah akan memudahkan jalan ke surga baginya. Tidaklah sekelompok orang berkumpul di suatu masjid (rumah Allah) untuk membaca Al Quran, melainkan mereka akan diliputi ketenangan, rahmat, dan dikelilingi para malaikat, serta Allah
akan menyebut-nyebut mereka pada malaikat-malaikat yang berada di sisi-Nya. Barangsiapa yang ketinggalan amalnya, Hadis di atas memberikan beberapa faedah:
(a) Menolong orang yang sangat membutuhkan pertolongan dan melapangkan kesulitan merupakan wasilah mendapatkan rahmat Allah pada hari kiamat.
(b) Pertolongan seseorang terhadap saudaranya yang muslim merupakan wasilah mendapatkan pertolongan Allah pada maka nasabnya tidak juga meninggikannya.
(c) Merupakan dorongan agar menuntut ilmu syariat sebagai wasilah mendapatkan keridaan Allah, yang dengan keridaan-Nya itulah kita masuk surga.
(d) limu yang paling utama ialah memelihara Kitab Allah dengan membaca, mempelajari, memahami serta mentadaburinya.
(e) Tercapainya kebahagiaan yang abadi hanyalah dengan amal saleh bukan dengan kedudukan maupun keturunan.
(Abu Usamah Sālim bin lidul Hilāli, Bahjatun Nazirina, Syarhu Riyādis Şālihina, Juz 1, t.t.: 332-333)

- Hadis Motivasi QS 34: 30 :

Dari Jabir dia berkata. Saya mendengar Nabi bersabda: "Sesungguhnya, pada waktu malam terdapat suatu saat. Tidaklah seorang muslim mendapati saat itu lalu dia memohon kebaikan kepada Allah baik kebaikan dunia maupun akhirat, kecuali Allah memperkenankannya. Demikian itu terjadi pada setiap malam." (HR Muslim. 757)

- Tadabbur Surah Saba' Ayat 23-31 :

Ayat 23-31 menjelaskan beberapa hal berikut : 
1. Tidak ada yang bisa memberi syafaat (pertolongan) kecuali orang yang diizinkan Allah. Bila Allah memutuskan suatu perkara, atau menurunkan suatu wahyu, maka para malaikat di langit bertasbih dan langit pun bergetar karena takut pada Allah. 
2. Nabi Muhammad saw. diperintahkan Allah untuk menjelaskan bahwa yang memberi manusia rezeki dari langit itu adalah Allah. Orang kafir dan musyrik itu berada dalam kesesatan sedangkan Muhammad saw. dan para pengikutnya dalam petunjuk. Kejahatan orang-orang kafir tidak dimintakan pertanggungjawabannya pada Rasul saw. dan apa yang dilakukan Beliau tidak akan diminta pertanggungjawabannya pada orang-orang kafir. Allah akan himpunkan semuanya dan memutuskan perkaranya dengan benar.  
3. Nabi saw. diutus untuk seluruh manusia,  memberi kabar gembira dan kabar takut. Namun kebanyakan manusia tidak mengetahuinya. Bahkan mereka menantang Beliau untuk menjelaskan kapan kiamat itu terjadi, jika Beliau benar seorang Rasulullah. Kiamat itu pasti terjadi pada waktunya, tidak akan diundurkan atau dimajukan kendati sesaat. 
4. Orang-orang kafir pada Al-Qur’an dan Kitab-Kitab sebelumnya nanti di hadapan Allah saling menyalahkan. Kaum yang tertindas menuduh kaum penindas sebagai penyebab mereka tidak beriman dan tersesat.