بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Selasa, 23 September 2025

Tadabbur Al Quran hal. 428

Tadabbur Al-Quran Hal. 428
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- Saba' ayat 6 :

وَيَرَى الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ الَّذِيْٓ اُنْزِلَ اِلَيْكَ مِنْ رَّبِّكَ هُوَ الْحَقَّۙ وَيَهْدِيْٓ اِلٰى صِرَاطِ الْعَزِيْزِ الْحَمِيْدِ

Dan orang-orang yang diberi ilmu (Ahli Kitab) berpendapat bahwa (wahyu) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dari Tuhanmu itulah yang benar dan memberi petunjuk (bagi manusia) kepada jalan (Allah) Yang Mahaperkasa, Maha Terpuji.

- Tafsir Al Muyassar Saba' ayat 6 :

Orang-orang yang diberi ilmu mengetahui bahwa Al Qur'an yang diturunkan kepadamu dari sisi Rabb-mu adalah hag. la membimbing ke jalan Allah yang Mahaperkasa yang tidak terkalahkan dan tidakbterhalangi, sebaliknya Dia mengalahkan segala sesuatu dan mengunggulinya. Dzat Yang Maha Terpuji dalam firman-firman, perbuatan-perbuatan dan syariat-Nya.

- Riyadus Salihin Saba' ayat 6 :

Dari Abu Hurairah Ra. dari Nabi Saw beliau bersabda, "Sesungguhnya agama  itu mudah, dan tidaklah seseorang mempersulit agama kecuali dia akan dikalahkan (Semakin berat dan sulit). Maka berlaku luruslah kalian, mendekatlah (kepada yang benar), berilah kabar gembira dan minta tolonglah dengan A-Gadwah (berangkat di awal pagi) dan Ar-Ruhah (berangkat setelah duhur) dan sesuatu dari Ad-Dulah (berangkat di waktu malam)". (Dr Mustatā Sa id Al-Khin, Nuzhatul Muttaqna Syarhu Riyädis Sālihina, luz 1, 1407 H987 T681)

- Tazkiyyatun Nafs :

Setiap hamba sangat memerlukan ilmu tentang apa yang membahayakannya sehingga ia bisa menjauhinya, dan tentang apa yang bermanfaat baginya sehingga ia mengusahakan dan mengerjakannya. Akhirnya, ia cinta kepada yang bermanfaat dan benci kepada yang membahayakan, sehingga cinta dan bencinya sesuai dengan kecintaan dan kebencian Allah Swt. Dan ini termasuk konsekuensi penghambaan dan kecintaan. Jika ia keluar dari hal yang demikian, maka ia akan mencintai apa yang dibenci oleh Tuhannya dan membenci apa yang dicintai-Nya, dan dengan demikian penghambaannya menjadi berkurang sesuai dengan tingkat kekurangannya. Dan dalam hal ini ada dua cara, yaitu akal dan syariat. Adapun akal, maka Allah Swt. telah meletakkan pada akal dan fitrah untuk menganggap baik kejujuran, keadilan, berbuat baik (kepada orang lain), kebajikan, iffah (menahan diri), keberanian, akhlāqul karimah, menunaikan amanat, menyambung tali silaturahim, nasihat-menasihati, menepati janji, menjaga (hak-hak) tetangga, menolong orang teraniaya, membantu memperjuangkan kebenaran, menjamu tamu, Di samping itu, Allah Swt. juga meletakkan pada akal dan fitrah untuk menganggap baik lawan dari berbagai hal di atas, kemudian mendasarkan anggapan baik dan buruk itu pada pertimbangan akal dan fitrah. Sama seperti ia menganggap baik minum air dingin saat haus, makan yang enak dan bermanfaat ketika lapar, dan memakai pakaian hangat ketika dinginan kemenanggung beban dan sebagainya. Sebagaimana tidak mungkin baginya menolak baik secara akal atau naluri untuk menganggap baik hal-hal tersebut, maka demikian pula ia tidak mungkin bisa menolak, baik secara akal atau fitrah untuk menganggap baik sifat-sifat kesempurnaan dan kemanfaatan dan untuk menganggap buruk hal-hal yang sebaliknya. Dan barangsiapa mengatakan bahwa hal itu tidak bisa diketahui melalui akal, juga tidak dengan fitrah, tetapi hanya dapat diketahui melalui wahyu, maka ini adalah perkataan batil. Metode kedua untuk mengetahui yang berbahaya dan yang bermanfaat dari berbagai hal perbuatan adalah wahyu. Metode dan cara ini lebih luas, lebih jelas dan lebih benar daripada metode dan cara yang pertama, karena begitu tersembunyinya ciri-ciri, keadaan dan dampak perbuatan. Dan yang mengetahui hal-hal tersebut secara Adapun orang yang paling benar akal, pendapat dan anggapan baiknya adalah orang yang akal, pendapat, anggapan baik serta kiasnya sesuai dengan Sunnah, seperti ucapan Mujāhid, "lbadah yang paling utama adalah pendapat yang baik, yakni mengikuti Sunnah. Sebagaimana Allah Swt. berfirman dalam surah Saba', 34: 6. Dan orang-orang yang menamakan para ahli rayi (pendapat) yang bertentangan dengan Sunnah dan apa yang dibawa oleh Rasul Saw. dalam masalah ilmu khabariyah dan hukum-hukum amaliyah, sebagai ahli syubuhat dan hawa nafsu. Sebab, pendapat yang bertentangan dengan Sunnah adalah mendetail tiada lain kecuali Rasulullah Saw. Kebodohan, bukan ilmu, hawa nafsu bukan agama. Sedangkan pelakunya termasuk orang yang mengikuti hawa nafsu dengan tanpa petunjuk, yang berakhir dengan kesesatan di dunia dan kecelakaan di akhirat. Kesesatan dan kecelakaan tidak terdapat pada orang-orang yang mengikuti petunjuk Allah Swt., yang dengannya Allah Swt. mengutus Rasul-Nyavdan menurunkan Kitab-Kitab-Nya berdasarkan firman Allah Swt. dalam surah Tahā, 20:123-124. Mengikuti hawa nafsu itu bisa dalam hal cinta atau kebencian, sebagaimana firman Allah Swt., Wahai orang-orang yang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi karena Allah Swt., walaupun terhadap dirimu sendiri atau terhadap ibu-bapak dan kaum kerabatmu. Jika dia (yang terdakwa) kaya ataupun miskin, maka Allah Swt. lebih tahu kemaslahatan (kebaikannya). Maka janganlah kamu mengikuti hawa nafsu karena ingin menyimpang dari kebenaran. Dan jika kamu memutarbalikkan (kata-kata) atau enggan menjadi saksi, maka ketahuilah Allah Swt. Maha Teliti terhadap segala apa yang kamu kerjakan. (0S An-Nisā, 4: 135) dan firman-Nya dalam surah A-Maidah, 5:8. Hawa nafsu yang dilarang untuk mengikutinya itu, bisa berupa hawa nafsu yang ada dalam dirinya, juga bisa berupa hawa nafsu orang lain. Kedua hawa nafsu itu tidak boleh diikuti, karena masing-masing darinya bertentangan dengan petunjuk Allah Swt., yang dengannya Allah Swt. mengutus para Rasul-Nya dan menurunkan Kitab-Kitab-Nya. (lbnu'l Qayyim AlJauziyyah,VIgāsatu'lLahfāni fi Masāyidi Asy-Syaitāni, Juz 2, t.t.: 849-851).

- Riyāduş Şālihin :

Dari Abu Hurairah Ra., dari Nabi Saw., beliau bersabda, "Sesungguhnya agama itu mudah, dan tidaklah seseorang mempersulit agama kecuali dia akan dikalahkanb(semakin berat dan sulit). Maka berlakubluruslah kalian, mendekatlah (kepada yang benar), berilah kabar gembira dan minta tolonglah dengan Al-Gadwah (berangkat di awal pagi) dan ArRuhah (berangkat setelah zuhur) dan sesuatu dari Ad-Duljahb(berangkat di waktu malam)". (Dr. Mustafā Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis Şālihina, Juz 1, 1407 H/1987 M:168).

- Medical Hadiš :

Dari Abu Sa'id Al-Khudriy Ra., dari Nabi Saw., beliau bersabda, "Sebaik-baik minyak wangi ialah kesturi." (HR Muslim). Dari Aisyah Ra., ia berkata, "Aku memakaikan harum-haruman kepada Rasul sebelum beliau berihram dan pada hari Nahr sebelum beliau tawaf di Baitullah, yakni dengan harum-haruman yang bercampur dengan kesturi." (HR AI-Bukhāri dan Muslim). (bnu'l Qayyim A-Jauziyyah, At-Tibbun Nabawi, t.t.: 308).

- Tibbun Nabawi :

Khasiat Misk (Minyak Kesturi)

Kesturi adalah raja dari segala macam minyak wangi. paling mulia dan paling bagus. la menjadi permisalan dan perumpamaan bagí benda lain, dan ia merupakan lembah di surga. Sifatnya panas dan kering pada tingkatan kedua, membuat jiwa menjadi senang dan menguatkannya, menguatkan organ dalam jika diminum dan dicium, menguatkan organ luar jika dioleskan. la sangat baik untuk orang lanjut usia dan orang yang kedinginan, apalagi pada musim dingin, baik pula untuk menyadarkan orang yang pingsan, gemetaran dan lemas, karena ia membangkitkan panas yang alami, mengkilapkan bagian putih pada mata dan mengeringkan kelembabannya, mengeluarkan angin dari seluruh organ tubuh, menawarkan daya kerja racun, menangkal sengatan ular dan binatang berbisa, dan lain sebagainya. (bnu'l Qayyim Al-Jauziyyah, Zãdu'l Ma ādi fi Hadyi Khayril Tbādi, Juz 4, t.t.. 395).

- Hadis Motivasi QS 34: 4 :

Dari Asma binti Abi Bakar . dia berkata. Rasulullah melewatiku. sedangkan aku baru menghitung sesuatu dan menakarnya. Beliau bersabda: "Wahai Asma. janganlah kamu menghitung-hitungnya sehingga Allah akan menghitungmu." Asma berkata, "Maka aku tidak pernah menghitung sesuatu pun, baik yang keluar dariku maupun masuk kepadaku setelah (mendengar) sabda Rasulullah . Tidaklah rezeki Allah hilang dariku kecuali Allah akan menggantinya." (HR Ahmad, 26430)

- HADIS NIAGA QS Saba', 34: 4 :

Ampunan Allah bagi Orang yang Membeli Sumur untuk Kepentingan Umum

Dari Umar bin Jawan, Usman berkata, "Aku bertanya dan bersumpah dengan namabAllah, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Dia. Apakah kalian mengetahui bahwa Rasulullah bersabda: "Barang siapa membeli Sumur Rümah, Alah akan mengampuninya." Kemudian, aku datang kepada Rasulullah dan mengatakan, 'Aku telah membelinya.' Beliau bersabda: "Jadikanlah untuk memberi minum orang-orang musiim dan pahalanya untukmu." Mereka mengatakan, "Ya." Usman berkata lagi, "Aku bertanya dan bersumpah dengan nama Allah, tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Dia. Apakah kalian mengetahui bahwa Rasulullah pernah bersabda: "Barang siapa mempersiapkan pasukan A-Usrah (Perang Tabuk), Allah akan mengampuninya." Aku kemudian mempersiapkan mereka hingga mereka tidak kehilangan satu tali unta dan satu tali kendali pun." Mereka menjawab, 'Ya.' Usman lalu berkata, Ya Allah, saksikanlah. Ya Allah, saksikanlah. Ya Allah, saksikanlah," (HR Nasa'i, 3606)

- AMAL NIAGA :

Satu di antara bentuk jihad adalah jihad dengan harta di jalan kebaikan dan kemaslahatan umat. Bersedekahlah Anda dengan sebagian harta di jalan yang Anda anggap dapat mengangkat kebaikan umat.

- Tadabbur Surah Saba' Ayat 1-7 :

1. Ayat 1-7 dari suat Saba’ ini menjelaskan, memahamai kekuasaan dan ilmu Allah adalah faktor yang melahirkan iman kepada kiamat dan akhirat. Sebaliknya, tidak memahami kekuasaan dan ilmu-Nya menyebabkan kufur (penolakan) pada kiamat dan akhirat. Sedangkan Iman yang dilandasi pengetahuan atas kekuasaan dan ilmu Allah melahirkan pengagungan kepada-Nya. Sebab itu, apa saja yang Allah beritakan dalam wahyu-Nya diterima dan diyakini sebagai sebuah kebenaran mutlak yang tidak ada sedikitpun keraguan padanya. 

2. Untuk memahami kekuasaan, ilmu dan keagungan Allah bisa dibuktikan bahwa langit, bumi dan apa saja yang ada pada keduanya adalah ciptaan dan milik-Nya. Allah menciptakan semuanya berdasarkan hikmah dan ilmu-Nya sangat teliti. Sebab itu, Allah mengetahui apa saja yang masuk dan keluar dari bumi dan apa saja yang turun dan naik ke langit. Semuanya  didasari Kasih Sayang-Nya. Mengetahui semua yang ghaib dan tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya suatu apapun kendati sebesar inti atom atau lebih kecil dari itu. 

3. Sebab itu, tidak logis jika orang-orang kafir  tidak percaya pada kiamat dan akhirat. Balasan yang pantas bagi orang yang menantang kebenaran Al-Qur’an, kiamat, akhirat dan memperolok-olokan Rasul saw. adalah neraka. Adapun orang yang meyakini dan memahami Al-Qur’an akan mengetahui kebenaran kiamat dan akhirat dan mendapat petunjuk meniti jalan Allah. 

Senin, 15 September 2025

Tadabbur Al Quran hal. 427

Tadabbur Al-Quran Hal. 427
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.
- Al-Ahzab ayat 72 :

اِنَّا عَرَضْنَا الْاَمَانَةَ عَلَى السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِ وَالْجِبَالِ فَاَبَيْنَ اَنْ يَّحْمِلْنَهَا وَاَشْفَقْنَ مِنْهَا وَحَمَلَهَا الْاِنْسَانُۗ اِنَّهٗ كَانَ ظَلُوْمًا جَهُوْلًاۙ

Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung; tetapi semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir tidak akan melaksanakannya (berat), lalu dipikullah amanat [1234] itu oleh manusia. Sungguh, manusia itu sangat zalim dan sangat bodoh,

- [1234] Yang dimaksud dengan amanah disini ialah tugas-tugas keagamaan.

- Tafsir Al Muyassar Al-Ahzab ayat 72 :

Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat (yang Allah amanatkan kepada para mukallaf agar mereka menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya) kepada langit dan bumi serta gunung, namun mereka semuanya menolak untuk memikulnya. Lalu manusialah yang memikulnya dan menanggungnya sekalipun dia lemah. Sesungguhnya manusia itu sangat zalim dan bodoh terhadap dirinya sendiri.

- Mu'jam Al-Ahzab ayat 72 :

وَاَشْفَقْنَ

Asy Syafaqu ialah bercampurnya cahaya slang dengan kegelapan malamn pada saat mataharı tenggelam, Dan AHisytag ialah perhatian yang bercampur dengan rasa khawatir, karena orang yang khawatr itu menyayangi orang yang dikhawatirkannya, sehingga ia takut jika ada hal-hal buruk yang akan menimpanya Dan apabila kata isyfag didahului dengan min, maka sisi rasa takut atau khawatir yang terkandung di dalamnya menjadi letih menonjol. Sedangkan jika di dahulu dengan fi maka sisi perhatiannya yang menjadi lebih menonjol. (Ar-Rāgib AŁ Asfahan, Mu jamu Mufradãti Aitäzi A Qurani t431 H2010M 198)

- Tazkiyyatun Nafs :

Allah Swt. menyebutkan dalam beberapa surah AI-Qur'an bahwa kebaikan yang datang pada giliran kedua merupakan pahala atas kebaikan pertama. Sedangkan maksiat kedua dapat juga sebagai hukuman bagi kemaksiatan yang pertama. Mengenai kebaikan kedua sebagai pahala atas kebaikan pertama adalah firman Allah Swt. dalam surah An-Nisā, 4: 66-68 dan firman-Nya dalam surah Al-Ankabūt, 29: 69, juga firman-Nya dalam surah Al-Maidah, 5: 16, dan surah Muhammad, 47: 4-5. Firman Alah Swt. di atas tidak termasuk dalam pengertian sebelumnya. Pemberian petunjuk itu adalah di akhirat menuju jalan surga, yang demikian itu sebagai balasan atas terbunuhnya mereka dalam berjuang di jalan-Nya. Setelah itu Allah Swt. memberitahukan suatu berita mengenai diri mereka, yaitu bahwa Dia akan memberikan petunjuk kepada mereka serta memperbaiki keadaan mereka, karena Dia mengetahui bahwa mereka akan terbunuh di jalan-Nya dan mereka telah mengorbankan jiwa raga mereka untuk-Nya. Allah Swt. juga telah berfirman dalam surah Yūsuf, 12: 24 dan Al-Qaşaş, 28: 14. Selain itu Allah Swt. juga berfirman dalam surah yang lain, Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kamu kepada Allah Swt. dan ucapkanlah perkataan yang benar, niscaya Allah Swt. akan memperbaiki amal amalmu dan mengampuni dosa-dosamu. Dan Barangsiapa menaati Allah Swt. dan Rasul-Nya, maka sungguh, dia menang dengan kemenangan yang agung. (QS Al-Ahzāb, 33: 70-71). Demikian juga firman-Nya, Katakanlah, "Taatlah kepada Allah Swt. dan taatlah kepada Rasul, jika kamu berpaling, maka sesungguhnya kewajiban Rasul (Muhammad Saw) itu hanyalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu hanyalah apa yang dibebankan kepadamu. Jika kamu taat kepadanya, niscaya kamu mendapat petunjuk. Kewajiban Rasul hanyalah menyampaikan (amanat Allah Swt.) dengan jelas. (QS An-Nūr, 24: 54). Selain itu, Allah Swt. juga berfirman, { Kemudian Kami telahmemberikan kepada Musa As. Kitab (Taurat) untuk menyempurnakan (nikmat Kami) kepada orang yang berbuat kebaikan, untuk menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat, agar mereka beriman akan adanya petemuan dengan Tuhannya. (QS Al-An ām, 6: 154). Yang demikian merupakan balasan ketaatan dengan ketaatan pula. Sedangkan pembalasan kemaksiatan dengan kemaksiatan adalah seperti firman Allah Swt., ... Maka ketika mereka berpaling (dari kebenaran), Allah Swt. memalingkan hati mereka. (QS As-Saff, 61: 5). Demikian juga firman-Nya, {Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah Swt., sehingga Allah Swt. menjadikan mereka lupa akan diri sendiri. Mereka itulah orang-orang fasik (QS Al-Hasyr, 59: 19). Hal seperti itu cukup banyak terdapat di dalam Al-Quran. Dengan demikian, terdapat dua macam Sayyi'āt (kejelekan), yaitu yang berupa musibah dan aib. Dan ada juga kejahatan dari dalam diri manusia. Keduanya telah melalui takdir Allah Swt. Nabi Saw. sendiri pernah bersabda dalam sebuah khutbahnya yang sangat terkenal, "Kami berlindung kepada Allah Swt. dari kejahatan diri kita dan dari keburukan amal perbuatan kami. Dengan demikian, kejahatan diri itu terdapat dua macam, yang berupa sifat dan amal perbuatan. Amal perbuatan berawal dari sifat, sedangkan sifat dipertegas dan diperkuat dengan amal perbuatan. Masing-masing dari keduanya saling mendukung dan melengkapi. Dan keburukan amal perbuatan itu sendiri terbagi menjadi dua macam, yang keduanya telah ditafsirkan oleh sebuah hadis. Salah satunya adalah berbagai macam keburukan dan kejelekannya. Dan yang kedua adalah yang memperburuk pelakunya akibat hukuman yang timbul dari perbuatan tersebut. Permohonan perlindungan yang dimaksudkan dalam hadiš itu mencakup perlindungan dari perbuatan buruk pertama, dan sekaligus perbuatan buruk kedua yang merupakan hukuman bagi yang pertama. Dengan demikian, permohonan perlindungan itu mencakup tiga hal: perlindungan dari azab, perlindungan dari faktor penyebab timbulnya dan dari penyebab sifat perbuatan." (bnu'l Qayyim Al-Jauziyyah, Syifä ul Alil fi Masā ilil Qadāi wa'l Qadari wa'l Hikmati wat Ta lili, 1398 H/1978M: 85-88).

- Riyāduş Şālihin :

Dari Abu Hurairah Ra., dia berkata, Rasulullah Saw. bersabda, "Sesungguhnya Allah Swt. tidak melihat kepada rupa dan harta kalian, tetapi Allah Swt. melihat kepada hati dan amal kalian. (HR Muslim).(Dr. Mustafā Said Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis Sālihina, Juz 2, 1407 H/1987 M: 1080).

- Medical Hadiš :

Dari Abu Zar Ra., ia berkata, "Aku tinggal di Mekah selama tiga puluh hari, siang malam tanpa adanya makanan kecuali air zam-zam. Oleh karena itu, tidaklah mengherankan jika kala itu tubuh saya menjadi gemuk dan perut saya agak gendut tanpa adanya rasa lapar." Lalu Abu Zar bertemu dengan Nabi Saw. maka Nabi Saw. bertanya, "Sejak kapan engkau berada di tempat ini, hai saudaraku?" Abu Zar menjawab, "Sudah tiga puluh hari lamanya saya berada di sini, ya Rasulullah." Rasulullah Saw. bertanya lagi, "Siapakah yang memberimu makan?" Abu Zar menjawab, "Tidak ada makanan untuk saya kecuali air zamzam. Oleh karena itu, maka saya terlihat gemuk dan perut saya sedikit gendut serta tidak merasa lapar." Rasulullah bersabda, "Air Zam-zam memang penuh dengan keberkahan dan lebih banyak mengandung protein daripada makanan biasa." (HR Muslim),. (Ibnul Qayyim Al-Jauzi-yyah, At-Tibbun Nabawi, t.t.. 306).

- Tibbun Nabawi :

Khasiat Air Zamzam

Air Zamzam adalah pemimpin semua air, yang paling mulia, paling baik, paling disukai jiwa. Kendati mahal harganya, air ini juga dianggap air paling bernilai. Air Zamzam merupakan hasil galian Jibril As. dan minuman lsma'il As. Diterangkan dalam hadis bahwa 'Aisyah Ra. membawa air Zamzam dalam botol, dan Rasulullah Saw. membawvanya dalam kantong kulit dan geriba, pernah sekali beliau menyiramkan air itu kepada orang sakit." (HR AI-Bukhāri dalam At-Tārikhu'l Kabir, Juz 3: 189, Ibnu'l Qayyim Al-Jauziyyah, Zādu'l Ma'adi fi Hadyi Khayril lbadi, Juz 4, t.t.: 392).

- Hadis Motivasi QS 33: 67 :

Dari Abu Bakrah dia berkata, Aku mendengar Nabi di atas mimbar bersabda. Ketika itu. A-Hasan ada di samping beliau. Sesekali, beliau melihat ke arah orang banyak dan sesekali melihat kepadanya: "Sesungguhnya, anakku ini adalah sayid (pemimpin) dan dengan perantaraannya Allah akan mendamaikan dua kelompok besar kaum muslim." (HR Bukhari, 3536)

- HADIS NIAGA QS Al-Ahzäb, 33: 64 :

Laknat Allah kepada Orang-Orang yang Terlibat dalam Riba

Dari Jabir dia mengatakan bahwa Rasulullah melaknat orang yang memakan hasil riba, orang yang mewakilkannya, penulisnya, dan kedua orang saksinya. Setelah itu, Rasulullah juga bersabda: "Mereka semua sama." (HR Muslim, 1597)

- AMAL NIAGA :

1. Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa dalam hadis ini terdapat penegasan perihal haramnya mencatat transaksi riba dan menjadi saksi atasnya. Selain itu, hadis ini menunjukkan haramnya saling menolong dalam kebatilan.

2. Rasulullah pernah menyampaikan bahwa dosa paling ringan dari riba sama seperti dosa berzina dengan ibu kandung. Oleh karena itu, jauhilah perbuatan yang berhubungan dengan riba, seperti memakan, menuliskan, dan menjadi saksi atasnya.

3. Buatlah satu tulisan yang mengingatkan orang-orang tentang bahaya riba bagi para pelakunya dan bagi kaum muslim.

- Tadabbur Surah Al-Ahzab Ayat 63-73 :

Ayat 63-73 menjelaskan tiga hal penting : 
1. Orang-orang kafir itu tidak beriman kepada peristiwa kiamat kecuali kalau mereka  mengetahui waktunya. Sedangkan yang mengetahuinya hanya Allah. Sebab itu, Allah melaknat mereka dan menyiapkan bagi mereka neraka. Mereka kekal di dalamnya dan tidak  akan ada yang melindungi dan menolong mereka. Wajah mereka dibolak-balikkan di dalam  api neraka. Saat itu, mereka akan menyesal  kenapa dahulu di dunia tidak mentaati Allah dan Rasul saw. dan mau saja mengukuti para pemimpin dan para pembesar yang telah menyesatkan mereka. Ketika itu mereka memohon kepada Allah agar ditimpakan kepada para pempin dan pembesar itu azab dua kali lipat dan laknat yang besar. 

2. Allah melarang kaum mukmin agar tidak seperti kaum Bani Israel yang menyakiti Musa dengan tuduhan-tuduhan kebohongan dan ucapan-ucapan yang menyakitkan. Allah membelanya dari ucapan-ucapan tersebut, karena Musa itu memiliki kedudukan terhormat di sisi Allah. Sebab itu, kaum mukmin harus bertakwa kepada Allah dan berkata yang benar, agar Allah perbaiki perilaku mereka dan mengampuni dosa-dosa mereka. Siapa saja yang mentaati 

3. Allah dan Rasul-Nya maka ia pasti meraih sukses besar, yakni surga Allah. 

4. Pertama kali Allah menawarkan agama-Nya (Islam yang menjadi sistem hidup) kepada langit, bumi dan gunung-gunung. Mereka menolaknya karena tidak mungkin mampu disebabkan tidak memiliki fasilitas pendukung seperti akal dan sebagainya. Lalu amanah tersebut dipikul manusia karena mereka memilikinya. Dengan amanah tersebut akan diketahui siapa di anara manusia yang munafik,  musyrik, kafir dan Mukmin dan akan diberikan balasan yang setimpal.