بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Sabtu, 27 Januari 2024

Tadabbur Al-Quran Hal.356

Tadabbur Al-Quran Hal. 356
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- An-Nur ayat 48 :

وَاِذَا دُعُوْٓا اِلَى اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ لِيَحْكُمَ بَيْنَهُمْ اِذَا فَرِيْقٌ مِّنْهُمْ مُّعْرِضُوْنَ

Dan apabila mereka diajak kepada Allah [1045] dan Rasul-Nya, agar (Rasul) memutuskan perkara di antara mereka, tiba-tiba sebagian dari mereka menolak (untuk datang).

- [1045] Maksudnya ialah, dipanggil untuk bertahkim kepada Kitabullah.

- Asbabun Nuzul An-Nur ayat 48 :

Ibnu Abi Hatim meriwayatkan dari mursal al-Hasan bahwa dahulu, kalau seseorang punya permusuhan atau persengketaan dengan orang lain, lalu ia diajak menghadap Nabi saw., dan ia berada di pihak yang benar, maka ia akan patuh dan ia tahu bahwa Nabi saw. akan memberikan haknya kepadanya. Tapi kalau ia mau berbuat zalim lalu ia diajak untuk menghadap Nabi saw., ia akan berpaling seraya mengatakan, "Pergilah menemui si Fulan!" Maka Allah menurunkan ayat ini.

- Tafsir Al Muyassar An-Nur ayat 48 :

Dan apabila mereka diajak kepada Kitabullah dan Rasul-Nya agar memberi hukum terhadap pertengkaran mereka, maka sekelompok orang dari mereka menolak dan tidak menerima hukum Allah dan Rasul-Nya, padahal hukum tersebut pasti benarnya dan tidak diragukan lagi.

- Riyāduş Şālihin :

Dari Ibnu Umar Ra., Rasulullah Saw. bersabda, "Setiap orang wajib mendengar dan taat, baik terhadap sesuatu yang dia suka atau benci, kecuali jika dia diperintahkan untuk bermaksiat, maka tidak ada kewajiban baginya untuk mendengar dan taat." (HR Muslim). Hadis di atas memberikan faedah bahwa setiap muslim berkewajiban untuk berpegang teguh atas apa yang diperintahkan atau yang dilarang oleh hakim (pemerintah muslim), baik sesuai dengan keinginan atau tidak, kecuali jika ia memerintahkan pada kemaksiatan, maka wajib untuk menolaknya karena tidak ada ketaatan pada makhluk yang bermaksiat kepada Khālik. (Dr. Muştafā Said Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis Şalihina, Juz 1, 1407 H/1987 M: 549).

- Hadiš Nabawi :

Dari Anas bin Malik Ra., ia berkata, Rasulullah Savw. bersabda, "Dengarlah dan taatilah sekalipun yang memimpin kalian adalah seorang budak habsyi, seolah-olah rambut kepalanya gimbal." (HR Bukhari, Sahihu'T Bukhāri, Juz 4, No. Hadis 7142, 1422 H:329).

- Hadis Qudsi :

Dari Abu Hurairah Ra., dia berkata, "Saya pernah mendengar Rasulullah Saw. bersabda, "Sesungguhnya manusia yang pertama kali dihisab pada hari kiamat ialah seseorang yang mati syahid, lalu diperlihatkan kepadanya kenikmatan sehingga ia mengetahuinya dengan jelas, lantas Dia bertanya, Apa yang telah kamu lakukan di dunia wahai hamba-Ku? Dia menjawab, 'Saya berjuang dan berperang demi Engkau, ya Allah, sehingga saya mati syahid. Allah Swt. berfirman, Dusta kamu, sebenarnya kamu berperang bukan karena untuk-Ku, melainkan agar kamu disebut sebagai orang yang berani. Kini kamu telah menyandang gelar tersebut. Kemudian diperintahkan kepadanya supaya dicampakkan dan dilemparkan ke dalam neraka. Dan didatangkan pula seseorang yang belajar Al-Qur'an dan mengajarkannya, lalu diperlihatkan kepadanya kenikmatan sehingga ia mengetahuinya dengan jelas, Allah Swt. bertanya, Apa yang telah kamu perbuat?' Dia menjawab, Saya telah belajar ilmu dan mengajarkannya, saya juga membaca Al-Quran demi Engkau. Allah Swt. berfirman, Kamu dusta, akan tetapi kamu belajar ilmu dan mengajarkannya serta membaca Al-Qur'an agar dikatakan seorang yang mahir dalam membaca, dan kini kamu telah dikatakan seperti itu. Kemudian diperintahkan kepadanya supaya dia dicampakkan dan ilemparkan ke dalam neraka. Dan seorang laki-laki yang diberi keluasan rezeki oleh Allah Swt. kemudian menginfakkan semua hartanya, lalu diperlihatkan kepadanya kenikmatan sehingga ia mengetahuinya dengan jelas. Allah Swt. bertanya, Apa yang telah kamu perbuat dengannya? Dia menjawab, Saya tidak meninggalkannya sedikit pun melainkan saya infakkan harta benda tersebut di jalan yang Engkau ridai." Allah Swt. berfirman, Dusta kamu, akan tetapi kamu melakukan hal itu supaya kamu dikatakan seorang yang dermawan, dan kini kamu telah dikatakan seperti itu. Kemudian diperintahkan kepadanya supaya dia dicampakkan dan dilemparkan ke dalam neraka." (HR Muslim). (Syaikh Mustafa Al- 'Adawy, Sahihu'1 Ahädisi Qudsiyyati, t.t.: 18).

- Penjelasan Surah An-Nur Ayat 44-53 :

Ayat 44 dan 45 masih menjelaskan semua ciptaan Allah diciptakan dengan sistem yang  teratur dan indah sekali seperti, pergantian  malam dengan siang, agar manusia mudah memenej aktivitas kehidupan. Allah menciptakan semua makhluk hidup itu dari air. Di antaranya ada yang berjalan dengan perutnya (ular), dua kaki dan dengan empat kaki. Semua itu diharapkan dapat menjadi pelajaran bagi orang  yang mengamatinya. Allah menciptakan apa saja yang dikehendaki-Nya dan berkuasa atas segala sesuatu. 

Ayat 46-53 menjelaskan, ditengah kekuasaan dan kebesaran Allah itu masih saja banyak manusia membangkang kepada sistem hidup yang diturunkan-Nya melalui ayat-ayat Al-Qur’an. Padahal sistem tersebut untuk kebaikan mereka.  

Kekuasaan Allah itu nyata dan ayat-ayat Al-Qur’an itu sangat jelas. Namun, kenapa banyak manusia mengakuinya hanya dengan lisan saja? Jika diajak untuk menerapkannya mereka berpaling. Jika keputusan hukum Al-Qur’an itu menguntungkan diri mereka, maka mereka datang dengan menundukkan diri. Sebenarnya dalam  hati mereka ada penyakit, atau ragu pada Al-Qur’an, atau khawatir Allah dan Rasul-Nya tidak adil. Mereka adalah orang-orang  yang zalim. 

Kaum mukmin yang sebenarnya ialah yang menaati Allah dan Rasul-Nya dengan lisan dan perbuatan dalam semua perkara. Dengan demikianlah surga dapat diraih. Tidak seperti kaum munafik yang suka bersumpah palsu, padahal dalam hati mereka berbeda dengan yang diucapkan.