بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Kamis, 18 Januari 2024

Tadabbur Al-Quran Hal. 355

Tadabbur Al-Quran Hal. 355
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.

- An-Nur ayat 39 :

وَالَّذِيْنَ كَفَرُوْٓا اَعْمَالُهُمْ كَسَرَابٍۢ بِقِيْعَةٍ يَّحْسَبُهُ الظَّمْاٰنُ مَاۤءًۗ حَتّٰٓى اِذَا جَاۤءَهٗ لَمْ يَجِدْهُ شَيْـًٔا وَّوَجَدَ اللّٰهَ عِنْدَهٗ فَوَفّٰىهُ حِسَابَهٗ ۗ وَاللّٰهُ سَرِيْعُ الْحِسَابِ ۙ

Dan orang-orang yang kafir, amal perbuatan mereka seperti fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi apabila (air) itu didatangi tidak ada apa pun. Dan didapatinya  ketetapan) Allah baginya. Lalu Allah memberikan kepadanya perhitungan (amal-amal) dengan sempurna dan Allah sangat cepat perhitungan-Nya. [566]

- [566] Orang-orang kafir, karena amal-amal mereka tidak didasarkan atas iman, maka di akhirat tidak mendapat balasan dari Allah, walaupun di dunia mereka mengira akan mendapatkan balasan atas amal mereka itu.

- Tafsir Al Muyassar An-Nur ayat 39 :

Orang-orang yang kufur kepada Rabb mereka dan mendustakan para Rasul-Nya, semua amalan mereka seperti silaturrahim, membebaskan tawanan dan amalan lainnya yang mereka anggap akan bermanfaat bagi mereka nanti di akhirat laksana fatamorgana. Yakni apa yang terlihat seperti air yang ada di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang sedang dahaga, tetapi bila didatanginya dia tidak mendapatkan air tersebut.

Orang-orang kafir menyangkan semua amalannya bisa bermanfaat namun ternyata pada hari kiamat ia tidak mendapatkan pahalanya. la mendapati Allah Maha Mengawasi dirinya lalu Dia memberikan balasan amalnya dengan sempurna kepadanya. Dan Allah adalah Dzat yangMaha cepat perhitungan-Nya, maka hendaknya orang yang bodoh tidak mengira bahwa ancaman ini adalah lambat karena ia pasti akan mendatanginya.

- Tafsir Ibnu Kasir :

Allah Swt. menerangkan bahwa dengan Qudrah (Kekuasaan)-Nya Dia menggiring awan, padahal awan itu lemah. { ... Kemudian Dia mengumpulkan bagian-bagiannya... } Dia mengumpulkannya setelah terpisah-pisah. { ...Kemudian menjadikannya bertindih-tindih... }, Yaitu, saling bertumpuk dan tersusun satu di atas yang lainnya. { ...Maka kelihatanlah olehmu hujan... }, Yakni Al-Matar (hujan). { ...Keluar dari celah-celahnya.. } Yakni min Khilālihi (celah-celahnya). Firman-Nya, { ..Dia menurunkan (butiran-butiran) es dari langit, (yaitu) dari (gumpalan-gumpalan awan seperti) gunung-gunung... }  Maknanya adalah bahwasanya di langit itu terdapat gunung-gunung es yang Allah Swt. turunkan darinya butiran-butiran es. Firman Allah Swt., { ...Maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran es) itu kepada siapa yang Dia kehendaki dan dihindarkan-Nya dari siapa yang Dia kehendaki.. }, Dimungkinkan bahwa yang dimaksud oleh lafaz "fa Yusibu bihi (maka ditimpakan dengannya)."
Yaitu, dengan apa yang telah diturunkan dari langit dari dua macam, berupa hujan dan es. Maka jadilah lafaz, .Maka ditimpakan-Nya (butiran-butiran es) itu kepada siapa yang Dia kehendaki.. adalah rahmat bagi mereka. 

{ ...Dan dihindarkanNya dari siapa yang Dia kehendaki... }, yaitu hujan tersebut diakhirkan dari mereka. Dimungkinkan pula yang dimaksud dengan lafaz fa Yuşibu bihi (maka ditimpakan dengannya)." yaitu dengan butiran-butiran es sebagai kemurkaan atas orang yang dikehendaki-Nya. Dengan butiran-butiran es itu buah-buahan menjadi berguguran dan benih-benih serta pohon-pohon mereka menjadi rusak. { ...Dan dihindarkan-Nya dari siapa yang Dia kehendaki..} , yaitu sebagai rahmat bagi mereka.

Firman-Nya, { ..Kilauan kilatnya hampir-hampir menghilangkan penglihatan. } Artinya, hampir saja cahaya kilatnya yang sangat berkilau itu menyambar (menghilangkan) penglihatan, ketika (penglihatan itu) mengikuti dan melihatnya. (lbnu Kaśir, Tafsirul Qur'āni'l Azimi, Jilid 10, 1421 H/2000 M: 257-258), 

- Riyāduş Şālihin : 

Dari Abu Hurairah Ra., dia berkata, Rasulullah Saw. Bersabda, "Sesungguhnya, membaca doa, Subhānallāhi (Mahasuci Allah), wal hamdulillähi (segala puji bagi Allah), Lā llaha illallāhu wa Allāhu Akbar (tiada Tuhan selain Allah, dan Allah Mahabesar) adalah lebih aku cintai daripada segala sesuatu yang terkena oleh sinar matahari." (HR Muslim).

Hadis di atas memberikan faedah:
(a) Dorongan zikir kepada Allah Swt. dengan menyucikan, memuji, mengagungkan, memahabesarkan, dan mengesakan-Nya.
(b) Sungguh zikir-zikir di atas lebih baik daripada dunia karena yang demikian merupakan amal akhirat yang semua isinya baik.
(c) Pahala Allah tidak akan pernah hilang,  ganjaran-Nya tidak akan terputus walaupun dunia telah hilang dan binasa.

Allah Swt. berfirman, Apa yang ada disisimu akan lenyap dan apa yang ada disisi Allah adalah kekal.
(Dr. Mustafā Sa'id Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis Sālihina, Juz 2, 1407H/1987 M: 970).

- Hadis Nabawi : 

Abu Hurairah Ra. berkata, Rasulullah Saw. bersabda, "Seandainya aku memiliki emas sebesar bukit Uhud, aku tidak suka ia bersamaku lebih dari tiga hari, dan tidak ada yang tersisa bagiku kecuali yang aku siapkan untuk membayar hutang." Hadis ini juga diriwayatkan oleh Şalih dan Ugail dari Az-Zuhriy. (HR Al-Bukhāri, A-Jāmiu Sahih Bukhāri, Juz 2: 172, No. Hadis, 2389), 

- Hadis Qudsi :

Dari Abu Hurairah Ra., dia berkata, Rasulullah Saw. bersabda, "Allah Swt. berfirman, Anak Adam telah menyakiti-Ku karena suka mencela masa. Padahal Akulah masa. Aku-lah yang menggilir siang dan malam." (HR A-Bukhāri, A-Jāmi'u Sahih Bukhāri, uz 3, No. Hadis 4826: 291).

- Penjelasan Surah An-Nur Ayat 37-43 :

Ayat 37 dan 38 menjelaskan orang-orang  mukmin yang mendapat cahaya Al-Qur’an dan hatinya mencintai rumah Allah (masjid) dengan melaksanakan berbagai ibadah di dalamnya, maka mereka menjadi  orang-orang yang memiliki kepribadian yang kuat. Perniagaan dan aktivitas dunia lainnya  tidak melalaikan mereka dari zikrullah, salat dan menunaikan zakat. Mereka takut pada peristiwa kiamat yang membuat mata manusia terbelalak. Allah akan limpahkan  karunia dan rezeki-Nya kepada mereka. 

Ayat 39 dan 40 menjelaskan orang-orang yang tidak mendapat cahaya Al-Qur’an, mereka hidup dalam fatamorgana dan penuh kegelapan, sehingga tidak bisa membedakan antara hak dan batil, antara baik dan buruk, antara hama dan Tuhan Pencipta. Mereka hidup dalam kegelapan yang berlapis-lapis. Siapa yang tidak diberi Allah cahaya, maka ia akan  hidup dalam kegelapan yang gelap gulita. 

Ayat 41-43 menjelaskan kekuasaan dan kebesaran Allah di alam semesta ini. Semua yang di langit, di bumi dan burung bertasbih kepada-Nya. Tapi, manusia tidak memahami bahasa mereka. Allahlah Pemilik langit dan bumi dan kepada-Nya tempat kembali. Mengapa manusia tidak memperhatikan bagaimana Allah menciptakan proses hujan terjadi, gunung-gunung awan yang menurunkan butir-butir salju lalu Allah timpakan atau hindarkan dari orang yang dikehendaki-Nya. Kilauan kilatnya nyaris menghilangkan penglihatan.