بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيم

Selasa, 12 Desember 2023

Tadabbur Al-Quran Hal. 351

Tadabbur Al-Quran Hal. 351
----------------------------------------------
بِسْمِ اللّٰهِ الرَّحْمٰنِ الرَّحِيْمِ

- Al Qur'an Indonesia Tajwid.
- An-Nur ayat 11 :

اِنَّ الَّذِيْنَ جَاۤءُوْ بِالْاِفْكِ عُصْبَةٌ مِّنْكُمْۗ  لَا تَحْسَبُوْهُ شَرًّا لَّكُمْۗ بَلْ هُوَ خَيْرٌ لَّكُمْۗ لِكُلِّ امْرِئٍ مِّنْهُمْ مَّا اكْتَسَبَ مِنَ الْاِثْمِۚ وَالَّذِيْ تَوَلّٰى كِبْرَهٗ مِنْهُمْ لَهٗ عَذَابٌ عَظِيْمٌ

Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita bohong itu adalah dari golongan kamu (juga). Janganlah kamu mengira berita itu buruk bagi kamu bahkan itu baik bagi kamu. Setiap orang dari mereka akan mendapat balasan dari dosa yang diperbuatnya. Dan barangsiapa di antara mereka yang mengambil bagian terbesar (dari dosa yang diperbuatnya), dia mendapat azab yang besar (pula). [560]

- [560] Berita bohong ini mengenai Aisyah radhiallahu anha, sehabis berperang dengan Bani Mushthaligq di bulan Sya'ban tahun ke 5 Hijrah. Peperangan itu dikuti oleh kaum munafik, dan turut pula Aisyah bersama Nabi Muhammad dengan undian yang diadakan diantara isteri-isteri beliau. Dalam perjalanan mereka ketika kembali dari peperangan, mereka berhenti pada suatu tempat. Aisyah keluar dari sekedupnya untuk suatu keperluan, dan ketika kembali ke sekedupnya dia merasa bahwa kalungnya hilang, lalu dia kenmbali lagi mencarinya. Sementara itu, rombongan berangkat membawa sekedup itu dengan persangkaan bahwa Aisyah masih berada di dalam sekedupnya. Setelah Aisyah mengetahui bahwa sekedupnya telah berangkat, maka dia duduk di tempatnya dan berharap orang-orang akan kembali menjemputnya. Kebetulan, lewat di tempat itu seorang sahabat Nabi yaitu Shafwan bin Mu'aththal. Dia terkejut melihat seseorang yang sedang tidur sendirian seraya mengucapkan "Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un, istri Rasulullah!". Maka Aisyah pun terbangun. Lalu dia dipersilakan oleh Shafwan untuk mengendarai untanya sedangkan Shafwan berjalan di depan menuntun untanya hingga mereka sampai di Madinah. Orang-orang yang melihat mereka., membicarakan hal ini menurut pendapat mereka masing-masing. Maka mulailah timbul desas-desus lalu kemudian kaum munafik membesar-besarkannya sehingga tuduhan atas Aisyah semakin menyebar dan menimbulkan kegoncangan di kalangan kaum muslimin.

- Tafsir Al Muyassar An-Nur ayat 11 :

Sesungguhnya orang-orang yang membawa berita terbohong. yakni tuduhan terhadap Ummul Mukminin Aisyah dengan perbuatan zina, mereka adalah dari golongan yang dinisbatkan kepada kalian (wahai kaum muslimin). Janganlah kalian mengira bahwa perkataan mereka itu buruk bagi kalian, bahkan ia adalah baik bagi kalian. Karena dalam peristiwa itu terdapat penetapan tentang bebasnya Ummul Mukminin dari tuduhan tersebut, kesuciannya, diagungkan penyebutannya, mengangkat derajatnya, dan menghapus keburukannya.

Setiap orang dari mereka yang mengabarkan kabar dusta tersebut akan mendapat balasan dari dosa yang mereka kerjakan. Yang paling besar tanggungannya adalah Abdullah bin Ubay bin Salul, mudah-mudahan Allah melaknatnya. la merupakan pembesar kaum munafik. Dia akan mendapatkan azab yang sangat pedih nanti di akhirat. Yaitu berada di kerak neraka yang paling dalam selama-lamanya.

- Asmā'ul Husnā :

Allah Swt. mempunyai nama Ar-Rouf artinya, hanya Dia yang Maha lemah-lembut terhadap hamba-hamba-Nya yang beriman. Dialah yang menjaga pendengaran, penglihatan, gerak, dan diam mereka dalam bertauhid dan taat kepada-Nya. Inilah kesempurnaan kasih sayang terhadap orang-orang yang benar. Juga mengandung makna Maha lemah-lembut terhadap orang-orang yang durhaka kepada-Nya. Dia membukakan bagi mereka kesempatan untuk bertobat selama nyawa belum terlepas dari kerongkongannya atau matahari terbit dari sebelah barat.

Seorang muslim yang mengesakan Allah dengan nama ini, hatinya penuh dengan belas kasih terhadap sesama muslim secara umum dan khusus. Namun belas kasih ini ditempatkan pada tempatnya karena ia merupakan salah satu akhlak terpuji dan sifat yang agung. Walaupun kadang bersikap keras dan tegas bermanfaat di sebagian kondisi-seperti diberlakukannya hukum had, serta memerangi orang-orang yang berbuat kerusakan dan aniaya di saat nasehat dan lemah lembut tidak berlaku dan tidak bermanfaat bagi mereka. (Dr. Mahmūd Abdurrazāk Ar-Ridwāni, Ad-Du äu bil Asmāil Husnā, 2005 M: 104).

- Riyāduş Şālihin :

Dari lbnu 'Umar Ra., Rasulullah Saw. bersabda, "Seorang muslim adalah saudara bagi muslim lainnya, dia tidak menzaliminya dan tidak membiarkannya untuk disakiti. Siapa yang membantu kebutuhan saudaranya, maka Allah akan membantu memenuhi kebutuhannya. Siapa yang menghilangkan satu kesusahan seorang muslim, maka Allah akan menghilangkan satu kesusahan baginya dari kesusahan-kesusahan hari kiamat. Siapa yang menutupi (aib) seorang muslim, maka Allah akan menutupi aibnya pada hari kiamat." (HR AI-Bukhāri-Muslim).

Hadis di atas memberikan beberapa faedah:

(a) Melapangkan kesulitan dan menutupi aib orang lain merupakan kebaikan di antara makhluk Allah dan Allah Swt. mencintai kebaikan yang dimiliki keluarganya.

(b) Haram menzalimi muslim dan membiarkannya dizalimi orang lain.

(c) Berikhtiar untuk menutupi kebutuhan hidup muslim dan melapangkan kegelisahannya.

(Dr. Muştafā Sa'lid Al-Khin, Nuzhatul Muttaqina Syarhu Riyādis Salihina, Juz 1, 1407H/1987 M: 250).

- Hadiš Nabawi :

Dari Al-Bara' Ra., sesungguhnya Rasulullah Saw. salat dengan menghadap ke Baitul Magdis selama enam belas atau tujuh belas bulan. Beliau menyukai jika kiblatnya menghadap ke arah Ka'bah. Kemudian beliau pun Salat asar bersama sekelompok sahabat dengan menghadap ke arah kiblat. Setelah itu salah seorang dari sahabat tersebut keluar dan melewati kaum muslimin di sebuah masjid yang pada waktu itu mereka sedang rukuk. Sahabat tadi berkata, "Aku bersaksi kepada Allah, sungguh aku telah salat bersama Nabi Saw. dengan menghadap kiblat." Mereka pun segera berputar dalam keadaan salat menghadap ke arah kiblat.

Ada beberapa orang yang telah meninggal dengan menghadap ke arah kiblat pertama yang kami tidak tahu apa yang harus kami katakan mengenai hukumnya bagi mereka tersebut. Maka Allah pun menurunkan ayat {..Dan Allah tidak akan menyia-nyiakan ke imanan kalian, sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia. } (QS Al-Baqarah, 2: 143). (HR A Bukhārí, Sahihu'l Bukhāri, Juz 6, No. Hadis 4486, 1400 H: 25).

- Penjelasan Surah An-Nur Ayat 11-20 :

Ayat 11-20 terkait dengan peristiwa yang menimpa keluarga Rasul Saw. sehingga sempat menggoncangkan kehidupan rumah tangga Rasul Saw. Kisahnya bermula dari kaum munafik yang diketuai Abdullah Bin Ubai Bin Salul menuduh Aisyah berzina dengan sahabat Shafwan dan menyebarkan berita bohong itu sampai tersebar di kalangan masyarakat Madinah. Sebagian kaum muslimin sempat terpengaruh saking dahsyatnya berita bohong yang disebarkan kaum munafikin itu. Ini adalah cobaan berat bagi Rasul saw. 

Berita bohong tersebut beredar dikalangan masyarakat Madinah selama satu bulan sampai  Allah turunkan ayat-ayat ini untuk menjelaskan Aisyah bersih dari tuduhan itu. Berita bohong itu tidak akan berdampak buruk kepada Rasulullah saw. dan keluarganya, melainkan mengandung kebaikan. Dengan demikian terbuka tabir siapa sebenarnya Abdullah Bin Ubai Bin Salu dan kawan-kawanya dan pada waktu yang sama menambah kecintaan para sahabat terhadap Rasul saw. dan keluarganya.

Sungguh tipu daya kaum munafik itu sangat dahsyat. Kalaulah bukan karena karunia dan rahmat Allah, kehidupan  kaum mukmin saat itu kacau. Allah mengancam orang yang menyebarkan berita keji itu dengan azab yang pedih di dunia dan akhirat.